Anda di halaman 1dari 22

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

MODUL 5

DI SUSUN OLEH :

ROBIATUL ADAWIYAH
TRIA RAHAYU FEBRIANTI
UMAY LESTARI

PROGRAM STARATA  SATU PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
TERBUKA ( UT )UPBJJ
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR. Dalam
menyusun  rencana PKR ini sangat penting bagi terselenggaranya program PKR di SD. Ada
yang menegaskan bahwa rencana yang baik menjamin setidaknya tercapai 50% tujuan
program. Untuk memberikan kemudahan dalam upaya menguasai semua kemampuan
tersebut dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut :
1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan pembelajaran kelas
rangkap

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana menyusun rencana PKR ?


2. Apa yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR ?

C. Tujuan

1. Dapat menganalisis karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP ) SD


BAB II

PEMBAHASAN

A. ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR


DASAR PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS  RANGKAP
Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap
Istilah  kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara umum
di artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status dan
atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi ) pasti memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun
1994 untuk jenjang pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994.
Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan
Sekolah  Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum
masing – masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun
1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam
wadah pengembangan kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006, dengan
ditetapkannya Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas
No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara
bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari
Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan(KTSP) dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai,
kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum
dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar
yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya
kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran.
Adanya guru yang memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran. Malah ada yang menekankan peran guru sebagai kurikulum
hidup. Oleh karena itu kita sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah
Dasar. Selain itu, agar kita sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita
harus menguasai prosedur dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum
sebagai rumusan tertulis akan dapat diwujudkan menjadi proses belajar murid. Perlu kita
garis bawahi bahwa kurikulum disusun memang untuk mewujudkan tercapainya tujuan
belajar murid.
A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang
Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan No. 23
Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI)
memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Kelompok Mata Pelajaran


Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berlaku pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut.
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Masing-masing kelompok memiliki cakupan isi seperti dikutip dari Standar Isi
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006), pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1.
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata Cakupan
Pelajaran

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


dimaksudkanuntuk membentuk peserta didik menjadi
Agama dan Akhlak manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang
1
Mulia Maha Esa serta berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2 Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa
dan Kepribadian
dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan membayar
pajak, dan sikap
serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal,
menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir
Ilmu Pengetahuan ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata
3
dan Teknologi pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan, dan kemandirian kerja.

4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk


meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan kesehatan
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
Jasmani, Olahraga
5 SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk
dan Kesehatan
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap
sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya
hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku
seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam
berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial
untuk
mewabah.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar
kurikulum, ditetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite
sekolah berpedoman pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh
BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan  berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan”. Hal ini mengandung makna
bahwa pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan
kepedulian utama.
b. Beragam dan terpadu
Prinsip kedua  dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan
gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.” Hal ini mengandung makna bahwa antarsubstansi
kurikulum dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum
dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Prinsip
Ketiga  dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang
secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana
pendidikan untuk engakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan prakatek dalam
dunia ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat  dinyatakan bahwa ”Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus
bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus memberi bekal
kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di
lingkungannya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Prinsip Kelima  dinyatakan bahwa ”Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.” Hal ini mengandung makna
bahwa kurikulum harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan
menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya
memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.” Hal ini mengandung
makna bahwa isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau
belajar untuk belajar terus menerus.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan
sebagai wahana pendidikan ke-Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk
membangunpersatuan Indonesia.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya


menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini secara
operasional menuntut terlaksananya
kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara
optimal.
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima
pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami
dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d)
belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun
dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Prinsip ini secara
operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai
kualitas proses dan hasil belajar
dalam suatu keutuhan pilar belajar.
c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke- Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya
kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara
optimal sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa  ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan
peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan prinsip tut wurihandayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung
tulada (dibelakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangunsemangat dan
prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan)”Prinsip ini secara operasional
menuntut terlaksananya kurikulum yangmemungkinkan peserta didikmembangun budaya
belajar mandiri,kreatif dan mewarisi keteladanan.
e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmenggunakan
pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajardan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang
jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat danlingkungan sekitar
serta lingkungan alam semesta dijadikan sumberbelajar, contoh dan teladan).” Prinsip ini
secara operasional menuntutterlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik
mencapaiketuntasan kompetensi secara optimal dengan memanfaatkankeanekaragaman
proses, dan sumber yang tersedia dalam lingkunganterbuka.
f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum dilaksanakan denganmendayagunakan
kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerahuntuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajiansecara optimal.” Prinsip ini secara operasional
menuntut terlaksananyakurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara
efektif
dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen
kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangandiri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dankesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis
sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini secara operasional menuntutterlaksananya kurikulum
koheren atau harmonis dan sistemik/bersistem.

4. Struktur Kurikulum SD/MI

Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi


pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai Kelas I
sampai dengan Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuansebagai
berikut.
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan
pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuholeh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatankepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan dirisesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuaidengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial,belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS
Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA RENCANA


PEMBELAJARAN

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari


kata instruction  yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksionalmerupakan serapan dari kata
instructional dan kini secara bertukar-tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah
pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran. Prosedur dasar
pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975
istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sebagai suatu
prosedur disain instruksional merupakan langkah yang sistematis untuk menyusun rencana
atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional
dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis
lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-unsur
dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil
belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006, pembelajaran terkait
pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran
yang ada dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana semua unsur tersebut seharusnya
dikembangkan, kita dapat mengkaji berbagai model disain instruksional yang bersifat umum.
Dalam uraian ini kita akan mencoba memanfaatkan model yang menerapkan pendekatan
sistem yang berangkat dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum berbasis
kompetensi.
KB 2
PERUMUSAN INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR
DAN KEGIATAN KELAS RANGKAP

Perencanaan kelasrangkap (PKR) tentunya berbeda banyak hal dengan perencanaan


pembelajaran kelastunggal (PKT). Sebagaimana kita ketahui prasyarat PKR adalah seorang guru
harus melayani kelompok murid yang beraneka ragam (segi usia ,kemampuan, hubungan social,
gaya belajar,danuntjukkerjanya). dimanaseseorang guru di tuntut untuk dapat member perlakuan
atau pelayanan yang juga beraneka ragam,pelajaran di kelolah sedemikian rupa demi terciptanya
suasana tepat guna,dan bermakna (meaningful) bagi murid.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran kelasrangkap (PKR) seorang guru
harusmelakukanserangkaiankegiatan ,antara lain:
1.      Menggunakanstandarisiuntukmengembangkanindikatorpengalamanbelajar
2.      Merumuskanindikatoratasdasaranalisismuatankompetensidasar
3.      Merumuskankegiatanpembelajarankelasrangkap
4.      Meilihsumberdan media  belajaruntukmendukungkelasrangkap       

A. PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM KELAS RANGKAP


Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR maka kita harus mengetahui
standar isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tingattan tiap kelas jika kita
akan melakukan PKR untuk mata pelajaran yang sama dengan tingkatan kelas berbeda maka
pengembangan standar isi dan penjabaran muatan moral yang akan kita buat rumusan
pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk di kaji penjabarannya untuk tingkatan kelas
yang berbeda sesuai intruksionalnya sehingga tersusunlah pengalaman belajar yang kita bias
terapkan pada tingkat-tingkatan kelas.

Ada beberapaprinsipteoris yang harus di perhatikan dalam menetapkan topic pembelajran


dalam PKR yaitu:
1.      Berorientasi kepada tujuan
2.      Di sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3.      Di sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4.      Layaksarana pendukung
5.      Tidak bersipat di paksakan

KTSP SDdi Indonesia menganut model yang


berorientasikepadakompetensikeseluruhankegiatanperencanaan,pembelajarandanpenilaianhar
usbertolakdaritujuandantertujupadapencapaiantujuan yang telah di
rumuskan ,tujuanpendidikanmemilikibanyakaras(banyaktingkat)mulaidariarastertinggitujuan
pendidikannasionalsampaiketujuaninstruksionalharusmencerminkanarasdangugusprilaku ,gur
uPKRharusdapatmemilihungkapanprilaku (bentukkerjaoperasional) yang mewadahimateri
yang terkandungdalam topic sesuaidenganarasdangugusnya.
B. CARA MEMILIH SUBTANSI BELAJAR
Bajaradalahrincianmateri yang dapatberupapakta ,konsep,teori,nilai,prosedur,
dankegiatanbelajar yang di jabarkandaritujuandan topic PKR yang telah di pilih.
Untukdapatmelakukanpemilihanmateri yang memadaiadasyarat-syaratyangharus di
perhatikanantara lain:
1.      Mendukungketercapaiankompetensidasardanindikator
2.      Berkaitaneratdenganmaterisebelumnya
3.      Di dukungsaranadansumberbelajar yang tersediahataudapatdisediakan
4.      Sesuaidenganperkembangan mental murid
5.      Menjadidasarbagistudilebihlanjut.
C. CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BEALAJAR
yang di maksudrancangandisaindalamkegiatanpembelajaranadalahkerangkaberpikir yang
melakukanbentukpenataaninteraksi (model pembelajaran) guru
muridsumberbelajardalamrangkapencapaiantujaunbelajar .
ada model dasarpembelajaran yang mengaitkanseluruh model(model weil murphy dan
Mcgreal:1986) model dasrinimemiliki lima langkasebagaiberikut:
1.      Orientasiataupendahuluan (guru  menetapkantujuan,langkahdanmateri)
2.      Pengemangan (guru menjelaskankonsepatauketerampilan,mendemontrasikan
model ,danmengecekpengertianmurid )
3.      Latihanterstruktur (guru
memandukegiatankelompokmurid,memberibalikandanmuridmemberitanggapan)
4.      Latihanterbimbing (muridberlatihmemahamikonsepbaru,gurumemantau,
danselanjutnyamurid-muridberlatih di luarkelas)
5.      Latihanbebasataumandiri (guru memeriksadanmembetulkanhasillatihan di
luarkelasdanmuridmelanjutkanlatihanmandiri).
Secaraumumadaduagugus model
pembelajaranmerangkapkelasyakni,prosesbealjararahansendiri(PBAS)Dan proses
belajarmelaluikerjasama(PBMKS).

D. CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


Secarasederhana media belajarmencakupbahandanalat audio seperti I kaset audio
dansiaranradio,bahandanalat visual
sepertisiarantv,gambar,dandiagram,bendatiruandanbendaseseunggunya tang di
pilihsesuailingkungandantpatguna.
Layaklingkunganartinya media yang dipakaiitutersedah di lingkungansejitar,sehingadapat di
manfaatkanoleh guru dengansebaik-baiknya
KEGIATAN BELAJAR 3
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. CARA PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR

1. Mengecek Keterlaksanaan Jadwal


PKR Yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya anda sadar dan siap betul
kapan, di kelas mana, dan materi pembelajaran mana yang AKn diajarkan di kelas – kelas
yang di rangkap PKR Yang baik tidak bias dilaksanakan incidental artinya sewaktu-waktu
karena situasi.

2. Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di kelas-kelas yang di Rangkap


Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja yang
akan dikerjakan di kelas yang di rangkap, dan kegiatan-kegiatan apa pula yang diharapkan
dapat dilakukan oleh murid.

3. Mencatat Materi Pembelajaran yang tidak sempat diajarkan


Contohnya misalnya anda mendadak mendapat tugas lain, atau terjadi banjir atau
kejadian lain.

4. Mencatat Kegiatan Yang Tertunda,


5. Mencatat Tugas-Tugas Yang Harus Di Berikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya,
6. Mencatat Pertanyaan Murid Yang Belum Sempat Terjawab,
7. Mencatat Murid-Murid Yang Belum Banyak Terlibat Secara Baktif Dalam Belajar,
8. Menulis Hal-Hal Yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR,
9. Mencatat Hal-Hal Yang Memuaskan Dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam PKR,
10. Mengapa harus mencatat hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru lain,

B. BAGAIMANA MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN PROSES BELAJAR


MURID DALAM MEMPERBAIKI PKR
Selama ini tentu anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai hal-
hal  yang tidak diajarkan, bukan ? pernahkah anda memanfaatkan nilai ulangan murid untuk
memperbaiki PKR ? misalnya anda melaksanakan PKR dikelas III dan IV. Ternyata kelas III
cendrungmendapat nilai baik karena kelas III Dan IV Selalu dirangkap dalam satu ruangan
tanpa penyekat atau pemisah ruangan.

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIK MATA KULIAH PKR

A. PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Menetapkan Model PKR


Model PKR yang dapat anda pilih untuk kegiatan praktik PKR yang dilakukan dikelas
anda sendiri adalah model PKR 221 atau PKR 222.
2. Menyusun Rancangan PKR untuk Kegiatan Praktik dan simulasi
B. PELAKSANAAN PRAKTEK DAN SIMULASI PEMBELARAN KELAS RANGKAP

1.      Konsultasikan proses praktek PKR yang harus anda lakukan dengan kepala sekolah dan
meminta izin untuk praktek. Kemudian anda harus mencari teman sejawat sesama guru
dari tingkat kelas yang berbeda untuk diminta bantuannya sebagai mitra mengajar  ( jika
anda memilih mengajar secara tim ) di kelas pada saat praktek PKR.
2.      Anda juga harus menyiapkan siswa-siswa di kelas anda dan menerangkan scenario
praktek PKR yang akan anda lakukan serta bagaimana seharusnya para siswa anda
bersikap jika dicampur dengan kakak atau adik kelas mereka karena anda
mempratekkan  PKR.
3.      Anda juga harus membahas dan mempelajari bersama alat penilaian yang digunakan
untuk mengobservasi penampilan anda dalam PKR bersama-sama kepala sekolah/teman
sejawat sesame guru yang dimintai tolong untuk mengobservasi dan memberi penilaian
terhadap penampilan anda.
4.      Praktek PKR dikelas anda sendiri harus berlangsung sesuai dengan waktu jam pelajaran
yang sebenarnya.

C. ALAT PENILAIAN PELAKSANAAAN PRAKTEK DAN SIMULASI


PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1.      Lembar Refleksi Pelaksanaan Praktek Pembelajaran Kelas Rangkap


2.      Alat Penilaian Kemampuan Merancang Pembelajaran Kelas Rangkap ( PKR )

PENJELASAN SKALA NILAI APKG 1


LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP

1. Menentukan Bahan Pembelajaran dan Merumuskan Tujuan/Indikator

Indikator        : 1.1 Mengunakan Bahan Pembelajaran yang sesuai


dengan                             standar isi  dan kopetensi.
Penjelasan        : Standar isi dan kopetensi dapat dilihat dari
dokumen                                 badan stsndar            nasional yang dikeluarkan Badan
Standar                              Nasional Pendidikan    ( BSNP ) Depdiknas atau
silabus                                   yang dikembangkan oleh sekolah .masing-masing.
Indikator          : 1.2 Merumuskan Indikator
Penjelasan      : untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.       Rumusan Indikator Dinyatakan dengan jelas  sehingga tidak menimbulkan tafsiran
ganda.
b.      Rumusan indikator dinyatakan dengan lengkap, bila disebitkan rambu-rambu:
-          Subjek belajar ( A=audience),
-          Tingkah laku yang diharapkan dapat diamati dan diukur ( B=behavior),
-          Kondisi ( C= condition ),
-          Kriteria keberhasilan ( D= degree).
c.       Indikator berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke
yang komplek, dari yang kongret ke yang abstrak, atau dari ingatan hingga menilai.

2. Mengembangkan Dan Mengorganisasikan Materi, Media ( Alat Bantu


Pemebelajaran ), Dan Sumber Belajar.

Indikator        :2.1 mengembangkan dan mengorganisasikan Materi Untuk Model PKR 221


dan 222.
Penjelasan      :Dalam  mengembangkan dan mengorganisasikan materi untuk model  PKR
221 dan 222, guru perlu mempertimbangkan descriptor- deskriptor berikut.
Indikator        : 2.2 menentukan media (alat bantu ) pembelajaran
Penjelasan      :yang dimaksud alat bantu pembelajaran (media) adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyajikan bahan  pembelajaran sehingga memudahkan siswa
belajar   (misalnya: gambar, model, peta, dan “chart”), tidak   termasuk papan  tulis,
pengapus dan kapur.
Indikator        : 2.3 Memilih sumber belajar
Penjelasan      : Sumber belajar dapat berupa buku paket, buku pelengkap, manusia sumber,
museum, lingkungan, laboratorium, dan                           sebaginya.
3. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap,
Indikator        : 3.1 Menyusun langkah-langkah pemebelajaran kelas rangkap.
Penjelasan      : Langkah pemebelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan  inti/penyajian, dan
penutup hendaknya memenuhi kriteria berikut.
Indikatot        : 3.2 Menentukan Alokasi waktu pembelajaran kelas rangkap
Penjelasan      : Alokasi waktu pembelajaran kelas rangkap adalah   pembagian waktu untuk
setiap tahapan/jenis kegiatan dalam suatu pertemuan.
Indikator        : 3.4 menentukan cara- cara memotivasi siswa
Penjelasan      : memotivasi siswa adsalah upaya guru untuk membuat  siswa belajar secara
aktif.

4. Merancang Pengelolaan Kelas


Indikator        :Menentukan cara-cara mengorganisasian siswa agar dapat berpartisipasi
dalam pemebelajaran kelas Rangkap.
Penjelasan      :Yang dimaksud dengan pengorganisaian siswa adalah kegiatan guru dalam
menentukan pengelompokan. Meberi tugas, menata alur kerja dan cara kerja, sehingga
siswa   dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran kelas  rangkap yang
dirancang.                                                        

5. Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian,

Indikator        : 5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian


Penjelasan      : Prosedur Penilaian meliputi :
-          Penilai proses, dan penilai akhir
Jenis penilaian Meliputi :
-          Tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan.
Indikator        : 5.2 Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban
Penjelasan      : Alat penilaian dapat berbentuk pertanyaan, tugas, dan  lembar observasi,
sedangkan kunci jawaban dapat    berupa    kunci jawaban yang benar atau rambu-rambu
jawaban.

6. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran  Kelas Rangkap

Indikator         : 6.1 kebersihan dan kerapian


Penjelasan       : kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran kelasrangkap dapat dilihat
dari penampilan fisik rencana pembelajaran Kelas Rangkap.
Indikator         : 6.2 Kebersihan dan kerapian
Penjelasan       : Kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran kelas  rangkap  hendaknya
mengikuti kaidah Bahasa tulis yang  baik.

2b. Alat Penilaian Kemampuan Melaksanakan Praktek Pembelajaran Kelas   Rangkap


            Agar anda mendapatkan manfaat dari kegiatan praktek yang anda lakukan, maka teman
sejawat/kepala sekolah perlu melakukan pengamatan kekitaanda sedang melaksanakan praktek
pembelajaran kelas rangkap di kelas.
PENJELASAN SKALA NILAI APKG 2
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Melakukan Pembelajaran

a.      Indikator        : Melaksanakan tugas rutin kelas


Penjelasan      : Tugas dapat berhubungan langsung atau
tidak                                                   langsung dengan kegiatan pembelajaran.
b.      Indikator        : memulai kegiatan pembelajaran
Penjelasan      : kemampuan guru dalam memulai
pembelajaran                                           akan mempengaruhi keberhasilan
kegiatan                                                  selanjutnya.

c.       Indikator        : mengunakan ragam kegiatan yang sesuai


dengan                                         kemampuan/tujuan/indicator, siswa, situasi,
dan                                              lingkungan.
Penjelasan      : terdapat kesesuaian antara ragam kegiatan
yang                                           dipilih dan dugunakan guru
dengan                                                                       kemampuan/tujuan belajar,
siswa, serta situasi                                          yang dihadapimdan lingkungan.

d.      Indikator        : Melaksanakan kegiatan pembelajaran


secara                                                  individual, kelompok, atau klasikal.
Penjelasan      : variasi kegiatanyang bersifat individual,
kelompok,                                     dan klasikal sangat penting dilakukanagar
dapat                                        memenuhi perbedaan individual siswa.

e.       Indikator        : mengunakan sumber belajar


Penejelasan    : sumberbelajar dapat berupa buku pelajaran,
diklat,                            modul, kamus, manusia sumber,
museum,                                                       lingkungan, laboraturium, dsb.
f.       Indikator        : menggunakan media belajar
Penjelasan      : media untuk alat bantu mengajar adalah
segala                                             sesuatu yang digunakan untuk menyajikan
bahan                                             pelajaran sehingga menarik perhatian
dan                                                     memudahkan siswa dalam belajar.

g.      Indikator        : mengunakan waktu pembelajaran secara efisien .


Penjelasan      : guru dapat mengatur dan memanfaatkan waktu      belajar
secara   optimal sehingga seluruh kegiatan yang dirancang dapat terlaksana dengan baik
untuk mencapai kemampuan tujuan belajar.

h.      Indikator        : mengakhiri kegiatan pembelajaran


Penjelasan      : guru dapat mengakhiri pembelajaran dengan cara merangkum mereviu
( menunjau ulang ) meberikan penegasan  untuk hal-pembelajaran yang dilakukan.

2. Mengelola Interaksi Kelas
a.      Indikator        :  Menunjukan perhatian serta sikap
bersabat,                                                terbuka  dan  penuh pengertian terhadap
siswa           
Penjelasan      :  Indikator ini merujuk pada kemampuan
dalam                                                         bersikap dan  berperilaku  dengan siswa
           
b.      Indikator        : memicu dan memelihara keterlibatan siswa
Penjelasan      : kegiatan belajar terjadi karena apa yang dilakukan’ Siswa secara
aktif.     

c.       Indikator        : melakukan konsumsi secara efektif


Penjelasan      : guru mampu menjelaskan secara
efektif  konsep,                                          ide dan prosedur yang bertalian
dengan                                                             pembelajaran. Dengan Bahasa, lisan, tulis,
isyarat,                                  ekspresi muka, ataupun   gerakanbadan.      

3. Mendemontrasikan Kemampuan khusus dalam Pembelajaran Kelas Rangkap, ( isis lah


dengan yang sesuai dengan RP PKR Yang sedang )
a.       Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran   Bahasa Indonesia
b.      Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran Matematika
c.       Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA;
d.      Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPS;

4. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar


Kesan umum PelaksanaanPembelajan kelas rangkap.

2c. Lembar penilaian simulasi dikelas tutorial

Penjelasan/Cara Menggunakan
Lembar Penilaian Simulasi Pembelajaran  Kelas Rangkap

A. PENDAHULUAN KEGIATAN HAFAL


1. Menarik Minat /Perhatian
2 Membewerikan Acuan
3 Membuat Kaitan

B. PENYAJIAN KEGIATAN INTI

1.      Penjelasan konsep/Data/Fakta/Pri.nsip, Dengan Contoh/ilustrasi/Demontrasi


2.      Tnya – Jawab/pemberian Penguatan
3.      Pemberian Tugas /latihan secara indufidu/kelompok evaluasi/proses.

C. PENUTUP/ KEGIATAN/AKHIR

1.      Peninjauan Kembali
2.      Evaluasi Hasil Belajar/ Pemberian Tindak Lanjut
3.      Lembar Kesan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan


kepedulian utama pengembangan KTSP SD. Antarsubstansi kurikulum di SD dikembangkan
secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi. Kurikulum harus difungsikan
sebagai wahana pendidikan untuk mengakomodasi dinamika perkembangan pemikiran dan
praktek dalam dunia ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni.
KTSP SD harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus
memberi bekalk kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani
kehidupan nyata dilingkungannya. KTSP harus menjadi wahana pengembangan kompetensi
secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan
yang lainnya memiliki saling keterkaitan. Isi dan proses kurikulum harus memungkinkan
peserta didik mampu dan mau belajar untuk belajar terus menerus. Kurikulum dikembangkan
sebagai wahana pendidikan ke Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk
membangun persatuan Indonesia.
Kompetensi dasar, khususnya memiliki muatan pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan (mental/social/manual ) baik bersifat eksplisit maupun emplisit. Indikator
perilaku dan setiap muatan isi perlu dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku operasional
yang memungkinkan hasil belajarnya dapat diukur atau dideteksi ketercapaiannya. Settiap
satu indikator atau beberapa indikator, dapat dirumuskan aktivitas belajar yang memerlukan
aktivitas belajar yang memerlukan fasilitas guru agar peserta didik dapat menguasai muatan
dari KD tersebut secara optimal. Rumusan pengalaman belajar pada dasarnya harus
menjawab substansi apa yang perlu dikuasai peserta didik dan bagaimana seyogyanya peserta
didik mencapai penguasan tersebut dengan atau tanpa fasilitas guru.
Standar isi merupakan sumber utama dalam menetapkan indikator dan pengalaman
belajar PKR. Dalam menetapkan pengalaman belajar PKR guru dapat menggunakan kegiata
pemetaan topic dan sub topik menurut gugusannya. Substansi dan pengalama belajar
menunjuk pada penataan topik yang berbeda untuk tiap kelas dalam satu mata pelajaran.
Gugus atau kelompok topik merujuk pada penataan topik dan subtopik untuk berbagai mata
pelajaran. Dalam PKR orientasi pada aras dan gugus topik perlu dikombinasikan terutama
dalam merencanakan PKR kelas ganda dan mata pelajaran ganda.
Yang perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah :
1.       Keterlaksanaan jadwal harian\
2.      Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas – kelas yang dirangkap
3.      Materi pelajaran yang tidak dapat diajarkan
4.      Kegiatan yang masih tertunda
5.      Tugas – tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya
6.      Pertanyaan murid yang belum sempat di jawab
7.      Murid – murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar
8.      Hal – hal yang dirasa perly diperbaiki dalam PKR
9.      Hal –hal yang dirasakan masih mengecewakan guru
10.  Hal – hal yang dirasa perlu untuk dibicarakan dengan guru lain.

Anda mungkin juga menyukai