MAKANAN SEHAT
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. TRIA RAHAYU FEBRIANTI 857064613
2. UMAY LESTARI 857129685
1
MODUL 4 MAKANAN SEHAT
KEGIATAN BELAJAR 1 : Kandungan Gizi dan Gizi Seimbang
Perlu diketahui adanya perbedaan antara zat makanan atau nutrien/ zat gizi dan bahan makanan. Zat
makanan atau nutrien atau zat gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan tersebut. Bahan
makanan disebut juga komoditas pangan dalam perdagangan, yaitu apa yang dibeli, dimasak dan disusun
menjadi hidangan.
Secara umum, pangan dikelompokkan menjadi dua yaitu pangan hewani dan pangan nabati. Pangan
hewani meliputi, daging, ikan, kerang, telur, susu dan hasil susu. Pangan nabati meliputi serealia, kacang-
kacangan, sayuran, biji-bijian, buah-buahan, dan pangan lain seperti madu, gula dan jamur.
Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal dengan Desire Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/
PPH) yang terdiri dari sembilan macam, yaitu padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan
lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur, dan buah. Di Indonesia juga dikenal
penggolongan makanan sesuai dengan pola makan masyarakat. Pengelompokan tersebut meliputi pangan
pokok (beras, jagung, sagu, ubi, terigu, singkong), lauk pauk (daging, ikan, telur, tempe, tahu), sayuran,
buah, dan susu.
Berdasarkan piramida gizi seimbang, makanan dibagi menjadi enam kelompok dengan proporsi berbeda-
beda.
Pada dasar piramida dengan proporsi terbesar adalah kelompok karbohidrat (roti, sereal, mi, nasi, dan
lain-lain) sebagai sumber energi atau kalori utama. Di atasnya, kelompok buah dan sayur sebagai sumber
vitamin dan mineral. Keduanya dalam kotak berbeda untuk menekankan pentingnya peran dan proporsi
tiap-tiap kelompok. Kotak sayur (sebelah kiri) sedikit lebih besar dari kotak buah di sebelah kanannya.
Artinya, jumlah atau porsi sayur yang dianjurkan untuk kita makan setiap hari sedikit lebih banyak
2
dibandingkan porsi buah. Pada lapisan ketiga dari bawah piramida, ada produk susu (mentega, keju dan
lain-lain) di kotak kanan. Proporsi kelompok makanan ini lebih kecil atau lebih sempit dibandingkan dengan
kedua kelompok di bawahnya. Artinya, jumlah atau porsi lauk pauk sebagai sumber utama protein dan
lemak lebih kecil daripada porsi untuk makanan pokok dan sayur atau buah. Di puncak piramida terdiri
dari makanan yang porsinya perlu dibatasi seperlunya saja untuk menjaga keseimbangan gizi. Kelompok
ini adalah gula, lemak, dan garam.
Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air. Karbohidrat, lemak, protein dan vitamin disebut zat organik (susunannya mengandung karbon),
sedangkan mineral dan air adalah zat anorganik. Di dalam tubuh, zat-zat tersebut berfungsi sebagai
sumber energi atau tenaga (karbohidrat, protein dan lemak), sumber zat pembangun terutama untuk
tetap tumbuh dan berkembang, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak (protein, lemak, dan vitamin).
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan zat gizi yang diperolehnya melalui konsumsi bahan makanan.
Makanan yang dikonsumsi harus mengandung semua zat gizi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan anak yang makan pagi mempunyai sikap dan prestasi sekolah lebih baik
daripada anak yang tidak sempat sarapan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa otak dan sel darah merah
bekerja memerlukan energi dari glukosa (karbohidrat). Tanpa sarapan, pada tengah hari persediaan
glukosa menurun sehingga anak kekurangan energi yang dibuthkan otak untuk dapat berkonsentrasi.
Makan pagi dapat menyumbang ¼ dari kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9
gram protein.
B. BEKAL MAKANAN
Jika tidak sempat sarapan, anak biasanya membawa bekal makanan ke sekolah. Makanan bekal dapat
menjadi tambahan makan pagi anak. Kandungan gizi makanan bekal sebaiknya sekitar 300 kalori, 5-7
gram protein. Makanan bekal dapat berupa snack atau makanan lengkap dalam porsi kecil.
C. WARUNG SEKOLAH
3
Warung/ Kantin sekolah mempunyai potensi yang menentukan perilaku siswa sehari-hari penyediaan
makanan jajanan disekolah. Karena diwarung sekolah itulah siswa memperoleh makanan diwaktu
istirahat. Ada kantin yang menyediakan makanan sehat dan ada juga yang belum. Jajanan seperti nasi
uduk, nasi goreng, mie ayam memiliki kandungan gizi yang relatif rendah. Kantin sekolah dapat
menjual makanan yang memiliki kandungan energi, lemak dan karbohidrat yang tinggi dengan vitamin,
mineral dan serat yang rendah, misalnya : ayam goreng, sosis dan meningkatkan penjualan makanan
yang mengandung sayur, buah-buahan, jus buah, buah potongn segar dan susu.
E. MENU SEIMBANG
Gizi seimbang perlu diterapkan agar tidak menimbulkan masalah kelebihan atau kekurangan gizi.
Menu adalah susunan dan urutan beberapa macam makanan yang dihidangkan pada makan pagi,
makan siang atau makan malam. Menu yang dihidangkan sebaiknya dapat memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
1. Harus memenuhi kecukupan gizi,
2. Sebaiknya mempunyai kombinasi dan keanekaragaman,
3. Sesuai dengan komposisi keluarga,
4. Sesuai dengan dana yang tersedia,
5. Menu makanan harus seimbang dan sesuai.
Pemberian nutrisi pada anak harus sangat diperhatikan sebab jumlah nutrisi yang tepat dapat
membantu pertumbuhan fisiknya serta menghindarkan dari resiko berbagai penyakit seperti
kegemukan, keropos tulang dan diabetes. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar anak memperoleh
nutrisi terbaik, yaitu :
1. Menyajika jenis makanan yang beragam;
2. Melakukan olah raga yang seimbang;
3. Memilih makanan dari jenis gandum, sayuran dan buah-buahan;
4. Memilih makanan rendah lemak dan non kolesterol;
4
5. Mengonsumsi gula dan garam secara wajar;
6. Memilih makanan dengan kadar kalsium dan zat besi yang cukup;
7. Kebiasaan dalam memilih makanan yang sehat dalam keluarga.
Terpenuhinya energi dan protein sesuai kebutuhan dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan
kegemukan pada anak. Sedangkan dengan terpenuhinya vitamin yang berasal dari sayuran, buah dan
kacang-kacangan dapat memberkan daya tahan terhadap infeksi, mencegah kebutaan dan
meningkatkan konsentrasi belajar. Kalsium yang diperoleh dari susu, ikan, kacang-kacangan serta zat
besi dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging, tempe, oncom, kacang dan sayuran hijau bisa membantu
pertumbuhan tulang dan mencegah terjadinya anemia pada anak.
5
KEGITAN BELAJAR 2 : PENILAIAN GIZI PADA MAKANAN
Bahan makanan yang mengalami kerusakan biasanya telah mengalami penyimpangan dari keadaan
normal, perubahan penyimpangan tersebut dapat terjadi pada warna, aroma yang ditimbulkan,
bentuk, kekerasan maupun cita rasa. Bila ditinjau dari penyebabnya, kerusakan bahan makanan
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu kerusakan mikrobiologis, mekanis, fisik,kimia, dan
biologis.
1. Kerusakan Mikrobiologis
Kerusakan pada makanan yang disebabkan oleh jenis-jenis mikroba yaitu bakteri, kapang, dan
khamir. Selain bahan pangan akan mengalami perubahan fisik, kerusakan mikrobiologis juga
dapat membahayakan kesehatan manusia karena racun yang dihasilkan mikroba.
Bahan pangan yang telah rusak akibat mikroba mempynyai ciri khas, seperti berikut ini :
a. Pembusukan; bahan makanan seperti sayuran yang mempunyai tekstur baik akan dirusak
struktur selnya sehinggga menjadi lunak dan berair.
b. Berlendir; pertumbuhan bakteri pada permukaan yang basah dari bahan makanan seperti
sayuran, daging dan ikan dapat menyebabkan flavour, dan bau yang menyimpang serta
pembusukan dengan permukaan yang berlendir.
c. Berlendir kental seperti tali; beberapa jenis bakteri seperti Bacillus Subtilis dan Lactobacilus
Plantarum mengeluarkan lendir kental berbentuk tali. Biasanya yang tercemar dengan bakteri
itu adalah susu dan minuman ringan.
d. Perubahan warna; beberapa bakteri menghasilkan warna pada bahan makanan yang
tercemar. Contohnya daging berwarna kehijauan karena ditumbuhi bakteri Pseudomonas
Flourescens.
Kerusakan bahan makanan yang disebabkan oleh kapang dapat terlihat dari permukaan bahan
yang berbulu, dan berwarna. Roti tawar yang disimpan beberapa hari dapat ditumbuhi kapang
berwarna hitam jenis Aspergillus. Kapang dapat mengeluarkan racun aflatoksin yang bersifat
karsinogenik (penyebab kanker).
Kerusakan bahan pangan oleh khamir atau ragi lebih sering terjadi pada bahan makanan berasam
rendah (pH 4-4,5) serta kadar gula tinggi. Saccharomyces Rouxii dan Schizosaccharomyces sering
merusak sirup, selai, manisan dan madu.
6
2. Kerusakan Mekanis
Kerusakan mekanis dapat terjadi jika ada benturan-benturan mekanis. Pada saat bahan pangan
dipanen dengan galah atau bambu lalu jatu ke tanah, atau umbi-umbian saat dipanen terpotong
oleh cangkul. Kerusakan mekanis dapat juga terjadi saat pengangkutan. Bahan makanan yang
mengalami kerusakan mekanis sangat mudah untuk terkena atau tercemar mikroba sehingga
terjadi kerusakan mikrobiologis.
Pada umumnya kerusakan fisik terjadi bersama-sama dengan berubahnya struktur kimiawi.
Adanya sinar dapat membantu terjadinya kerusakan kimiawi misalnya kerusakan vitamin A dan B
pada bahan makanan. Adanya oksigen menjadikan minyak dan bahan makanan sumber lemak
cepat menjadi tengik.
4. Kerusakan Biologis
Yang dimaksud dengan kerusakan biologis adalah kerusakan yang disebabkan oleh serangga,
binatang pengerat, dan rusak secara fisiologis. Seringkali serangga melukai permukaan bahan
makanan sehingga mudah terkontaminasi oleh mikroba. Kerusakan fisiologis meliputi kerusakan
yang disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme dalam bahan secara alami.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengonsumsi makanan diantaranya melihat
keadaan atau mutu baik, normal, tidak/ belum ada tanda-tanda kerusakan baik secara organoleptik
maupun sejara objektif. Di bawah ini beberapa kriteria bahan makanan yang dapat dipilih :
1. Serealia dan kacang-kacangan, pilihlah yang kering, tidak lembab, tidak ada kutu, tidak berlubang
dan bau apek.
2. Buah dan sayuran, pilihlah yang berwarna hijau, segar tidak berlubang, sayur akar masih muda.
3. Daging dan ikan, dapat dicirikan dengan mata yang masih bening, insang berwarna merah, sisik
melekat kuat, daging masih kenyal, tidak beraroma busuk dan lendir berlebihan.
4. Susu dan hasil olahannya, pilih susu yang homogen, tidak menggumpal, mengeras atau berlendir.
7
5. Telur ayam buras, itik, angsa, puyuh dll. Pilih telur dengan kulit masih utuh, tidak retak, tidak ada
kotoran menempel.
6. Makanan kaleng atau makanan awetan, pilihlah makanan kaleng yang tanggal
kadaluarsanyamasih jauh, bentuk kaleng normal tidak cembung atau cekung, tidak penyok dan
tidak karatan. Masaklah lagi makanan kaleng sebelum dikonsumsi.
Penangannan selanjutnya adalah pengolahan atau pemasakan yang dilakukan untuk meningkatakan
keasaman pangan yaitu mematikan mikroorganisme atau racun didalam bahan pangan. Secara
umum tujuan pengolahan adalah :
1. Meningkatkan organoleptik atau cita rasa pangan;
2. Meningatkan daya guna (penggunaan menjadi lebih beragam);
3. Meningkatkan nilai gizi dan mengurangi/ mematikan zat yang berbahaya;
4. Meningkatkan daya simpan/ lebih awet;
5. Meningkatkan nilai ekonomi pangan;
6. Mendapatkan produk pangan baru.
Secara umum proses pengolahan akan berpengaruh positif terhadap nilai gizi atau komponen pangan.
1. Protein
Dengan proses pemanasan baik itu penggorengan, perebusan atau pengukusan akan
meyebabkan terjadi denaturasi protein sehingga lebih mudah dicerna, membuat ikatan protein
lebih terbuka dan menimbulkan bau yang lebih harum.
2. Karbohidrat
Proses pemanasan akan mengubah bentuk komponen utama karbohidrat (pati) menjadi dekstrin
yang mempunyai sifat lebih mudah dicerna dan menimbulkan bau yang lebih harum. Dengan
adanya air panas, karbohidrat menjadi lebih larut dan manis.
3. Lemak
Lemak merupakan komponen yang berfungsi sebagai media untuk vitamin larut dalam lemak.
Dengan pemanasan akan memberikan bau yang harum dan sedap karena lemak rantai pendek
menguap lebih kuat.
4. Vitamin
Proses pemasakan dapat mengurangi kandungan bebebrapa vitamin yang tidak tahan panas
misalnya vitamin B1 dan C. Cara pemasakan sayur dengan cara mengukus dapat mengurangi
kehilangan vitamin dibandingkan dengana cara merebus. Kehilangan vitamin C dapat dikurangi
jika sayuran dimasak dalam air yang telah mendidih. Vitamin yang larut lemak (A, D, E, dan K)
8
relatif lebih stabil selama pemanasan dibandingkan dengan vitamin yang larut dalam air. Namun,
vitamin ini sangat sensitif terhadap oksigen dan cahaya ultraviolet.
5. Mineral
Proses pengolahan tidak menyebabkan kandungan mineral di dalamnya rusak tetapi bentuknya
berubah menjadi lebih mudah diserap oleh tubuh.
6. Zat-zat Toksik
Di dalam bahan makanan terkadang terkandung zat-zat yang merugikan tubuh, seperti HCN
(asam sianida) pada singkong, anti tripsin pada kedelai. Zat toksik tersebut dapat dihilangkan
melalui proses pengolahan baik penjemuran, perendaman dan pemanasan.
Kemajuan ilmu dan teknologi membawa dampak positif dan negatif. Dalam bidang pangan, teknologi
meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversifikasi, higiene, sanitasi, praktis
dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi
kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif berbahaya.
3. Kemasan Makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik,
meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
4. Sehat
Sehat adalah berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan
konsumen tidak hanya menilai dari cita rasa dan nilai gizinya, tetapi juga mempertimbangkan
pengaruh pangan terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh, atau menurunkan efek negatif suatu
penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan penyakit tersebut.
9
E. JENIS ZAT ADITIF DAN KEMASAN MAKANAN
1. Jenis Zat Aditif
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan
penggunaannya yaitu : 1) agen emulsi, yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecitin
2) agen penstabil dan pemikat contohnya alginat dan gliserin 3) agen penghalang kerak untuk
mencegah penggumpalan 4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin 5)agen
pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit 6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E; BHT
(Butylated Hydroxy-Toluenn) dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol) 7) agen pengembang untuk roti
dan bolu 8) agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG) 9) bahan pewarna.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung,
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD)
3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya
alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
11
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak,
energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata
baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan
tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
Indikator :
Membuat peta pikiran dari teks cerita petualangan
Menceritakan suatu peristiwa saat mengonsumsi suatu makanan
Menggali informasi dari laporan tentang makan malam yang dikonsumsi
Membuat laporan dari data kelas yang terkumpul
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca teks petualangan, siswa mampu membuat peta pikiran
tentang teks tersebut dengan benar.
Setelah membaca teks petualangan, siswa mampu menceritakan sebuah
peristiwa saat mengonsumsi suatu makanan dengan benar.
Dengan bertukar informasi, siswa mampu mengumpulkan data tentang
makanan yang dikonsumsi dengan benar.
Dengan membaca data yang terkumpul, siswa mampu menyusun laporan dari
data tersebut dengan menggunakan kosakata baku dengan benar.
Siswa mampu mengumpulkan data dengan menggunakan turus (tally) dengan
teliti.
Siswa mampu menyusun laporan kesimpulan berdasarkan data tabel atau grafik
setelah mengumpulkan data dengan benar.
Setelah mengetahui jenis makanan, siswa mampu mengelompokkan makanan
berdasarkan jenisnya dengan benar.
Setelah berdiskusi, siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan-makanan kita
berasal dari sumber daya alam dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Membaca teks
Bekerja kelompok
Mengumpulkan dan mengolah data
Membuat laporan
12
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 menit
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Makanan Sehat dan Bergizi”.
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
13
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Siswa menggunakan kata-kata yang baik dan
benar, serta dengan ekspresi wajah dan bahasa
tubuh yang sesuai.
Siswa membaca peta pikiran tentang fakta salah
satu makanan sehat yang penting bagi tubuh,
yakni wortel.
Siswa menuliskan pendapatnya tentang hal yang
harus ia lakukan setelah mengetahui beberapa
fakta ini (Mengkomunikasikan)
Siswa membuat kelompok yang terdiri atas 7-8
siswa.
Siswa mencatat makanan yang ia dan teman-
temannya santap tadi malam.
Siswa menuliskan informasi yang ditemukannya
dari pengumpulan data ini dengan menggunakan
kosakata baku.
Siswa menggabungkan data yang mereka miliki
dengan data kelompok lain.
Siswa membuat laporan tertulis tentang data yang
terkumpul berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang tersedia.
Siswa membuat kesimpulan
Siswa mengelompokkan berbagai makanan dan
minuman berdasarkan data tadi berdasarkan
jenisnya. Gunakan tabel untuk mengelompokkan-
nya. (Mengekplorasi)
Kriteria YA Tidak
Kriteria YA Tidak
1 Teliti
2 Bertanggung jawab
15
Mengetahui ........, ...................... 20....
Kepala Sekolah, Guru Kelas IV
( ___________________ ) ( ___________________ )
NIP .................................. NIP ..................................
16
17