Anda di halaman 1dari 12

RESUME

GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI


“ MASALAH GIZI PADA BALITA”

Dosen pengampu : Heni Heryani, SST., M.KM

Disusun Oleh :
Mila Nurmala
2202277017

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2023
A. Pengertian Balita
Balita adalah singkatan dari anak di bawah 5 tahun (umur 1-5). Masa balita harus
membutuhkan perhatian yang khusus, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, baik itu pertumbuhan fisik, psikomotorik, mental dan sosial.

B. Prinsip gizi bagi Balita


Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah terjadinya
kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-
buahan. Makan padat diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak
yang sudah punya gigi dapat belajar menguyah.
Dalam menu sehari-hari bagi balita harus mengandung 3 unsur Golongan:
1. Golongan sumber zat tenaga (karbohidrat dan lemak)
2. Golongan sumber zat pembangun (Protein)
3. Vitamin (A, D, E, K) dan mineral

Berikut angka kecukupan gizi yang harus dipenuhi pada masa Balita berdasarkan Permenkes
nomor 29 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk masyarakat
Indonesia.

Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air Yang dianjurkan (Per
orang Per hari)

Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan (per orang per hari)


C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemberian Makanan
a. Penghasilan yang kurang
b. Pengetahuan
c. Food habits, adanya pantangan
d. Lingkungan

D. Pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan fungsi tingkat sel,
organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolisme.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tumbuh
yang lebih kompleks dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil pematangan.
kekurangan gizi pada masa ini menyebabkan kerusakan yang irreversible (tidak dapat
dipulihkan).Ukuran tubuh yang pendek merupakan indikator kekurangan gizi yang
berkepanjangan pada Balita. Kekurangan gizi yang lebih fatal akan berdampak pada
perkembangan otak.
Angka Kecukupan Gizi pada Balita menurut Permenkes no 28 Tahun 2019 tentang Angka
Kecukupan Gizi
1. Energi
1-3 tahun 1350 kkal 4-6 tahun 1400 kkal Umur 1-2 tahun 20 gram umur 4-6 tahun 25
gram
2. Lemak
Umur 1-3 tahun 45 gram umur 4-6 tahun 50 gram Umur 4-6 tahun 25 gram
3. Protein
Umur 1-2 tahun 20 gram
4. Karbohidrat
Umur 1-3 tahun 215 gram umur 4-6 tahun 220 gram.

E. Masalah-Masalah Gizi pada Anak


Gizi kurang adalah kondisi berat badan anak tidak sesuai dengan umurnya, pada KMS berat
badan anak berada di lajur kuning bawah.
Gizi buruk adalah kondisi kurang gizi tingkat berat yang ditandai dengan berat badan di
bawah garis merah dan sangat kurus.
Tanda dan gejala anak kurang gizi adalah:
1. Tampak kurus
2. Rambut tampak kusam.
3. Biasanya sering nangis atau rewel.
4. Tidak gesit dan kurang ceria.
Penyebab :
1. Konsumsi makanan tidak sesuai kebutuhan dan ketidakseimbangan Konsumsi energi
dan protein.
2. Menderita penyakit infeksi karena imunisasi tidak lengkap sehingga Daya tahan
menurun.
3. Bayi tidak mendapat ASI eksklusif dan atau ASI tidak dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
Akibat:
1. Pertumbuhan fisik dan perkembangan otak terhambat
2. Rentan terhadap infeksi
3. Daya adaptasi lingkungan rendah.
4. Berisiko menderita penyakit tidak menular pada usia dewasa.
Pencegahan:
1. Ibu saat hamil dalam kondisi sehat, tidak menderita KEK dan kurang darah
2. Pemantauan berat badan anak secara teratur ke Posyandu
3. Menerapkan pesan gizi yang diterima saat konseling ASI ekslusif dan MP ASI
4. Menambahkan zat giz berupa tabur gizi yang dibubuhkan pada makanannya
Penanggulangan:
1. Pemeriksaan klinis di fasilitas kesehatan
2. Pemulihan gizi di Pusat Pemulihan gizi
3. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah pada saat awal anak terdeteksi gizi
kurang/gizi buruk dan selanjutnya 1 kapsul vitamin A Setiap bulan Februari dan
Agustus.

F. Menu Seimbang untuk Balita


Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak
balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti berjalan dan berbicara lebih lancar.
Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa.
• Umur 12-24 bulan
a. Teruskan pemberian ASI
b. Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak
c. Berikan 3 x sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur, Dan buah.
d. Beri makanan selingan kaya gizi 2 x sehari di antara waktu makan (biskuit, kue).
e. Perhatikan variasi makanan

• Umur 24 bulan atau lebih


a. Lanjutkan beri makanan orang dewasa
b. Tambahkan porsinya menjadi 1 piring
c. Berikan makanan keluarga 3 x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi makanan orang
dewasa terdiri Dari nasi, lauk paus, sayur dan buah
d. Berikan makanan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makana
e. Perhatikan jarak pemberian makanan keluarga dan makanan selingan.

G. Gizi Seimbang
Berikut gizi seimbang untuk balita berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) no. 41
tentang Pedoman Gizi Seimbang:
1. Gizi Seimbang unutk bayi dan anak usia 6-24 bulan
Pada bayi dan anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada
pada periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, mulai terpapar terhadap
infeksi dan secara gizi fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat harus dipenuhi
dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi.ibu sebaiknya
memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan
berpengaruh terhadap selera makan anak sselanjutnya.

2. Gizi Seimbang untuk anak usia 2-5 tahun


Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa
pertumbuhan cepat dan aktivitasnya semakin meningkat. Oleh karena itu jumlah dan
variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh
anak, terutama dalam memenangkan pilihan anak agar memilih makanan yang
bernutrisi seimbang

Pesan gizi seimbang untuk anak balita


1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga dalam upaya
memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara teratur
3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan malam.
2. Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein
3. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan
4. Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan berlemak.
5. Minumlah air putih sesuai kebutuhan.
6. Sajikan pada balita selagi makanan hangat, cuci tangan anak sebelum dan sesudah
makan dan gunakan peralatan makanan yang baik.
7. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari
MASALAH GIZI PADA BALITA
1. Kekurangan Energi Protein (KEP)
Malnutrisi energi protein adalah kondisi ketika tubuh kekurangan asupan makanan
sumber energi, termasuk protein. Kondisi ini sering kali terjadi pada anak-anak. Jenis
malnutrisi energi protein yang sering terjadi pada anak- anak adalah kwashiorkor dan
marasmus. Malnutrisi energi protein juga dikenal dengan sebutan kurang energi protein
(KEP). Pada anak, malnutrisi energi protein juga disebut sebagai gizi buruk.

Tanda dan gejala :


• Berat badan dan tinggi badan sangat rendah untuk usianya
• Tidak nafsu makan
• Mudah terkena penyakit infeksi
• Rambut tipis berwarna merah dan mudah rontok
• Diare kronik (terus menerus) atau susah BAK

Cara Mencegah Kekurangan Energi Protein pada Balita


• Memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
• Memberikan anak makanan yang mengandung protein seperti ikan, keju, tahu,
tempe, kacang-kacangan, dan susu.
• Memberikan anak bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral,
diperoleh dari sayuran dan buah-buahan.
• Mencukupi kebutuhan karbohidrat seperti beras, jagung, dan kentang.
• Memenuhi asupan lemak yang diperoleh dari minyak kelapa, margarin, kemiri,
dan daging.
• Melakukan pemeriksaan antropometri diantaranya penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan secara berkala sesuai program instansi kesehatan.

2. Kekurangan vitamin A (KVA)


Kekurangan vitamin A tidak hanya menimbulkan gangguan mata, tetapi juga
menyebabkan kulit kering, risiko sulit untuk memperoleh keturunan, dan masalah
kesehatan lainnya.

Dampak dari kekurangan vitamin A :


• Kulit kering
• Mudah terserang infeksi
• Risiko kangker meningkat
• Gangguan pertumbuhan pada anak
• Masalah kesuburan

Cara mencegah kekurangan vitamin A :


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melakukan program pemberian vitamin A
bagi anak usia di bawah lima tahun secara nasional, setiap bulan Februari dan Agustus.
mengonsumsi Makanan yang memiliki sumber vitamin A seperti :
• Hati
• Daging ayam dan sapi
• Ikan salmon
• Telur
• Susu dan olahannya, yaitu keju dan yoghurt
• Buah-buahan, seperti mangga, blewah, pepaya, dan aprikot
• Berbagai jenis sayuran, seperti wortel, paprika, bayam, dan ubi

3. Anemia Gizi Besi (AGB)


Anemia defisiensi besi merupakan penyebab anemia terbanyak pada anak. Zat Besi
menjadi faktor penting dalam pertumbuhan anak, tidak hanya untuk memproduksi
hemoglobin. Zat besi sangat berperan dalam metabolisme anergi, sistem oksidasi,
perkembangan dan fungsi syaraf, koneksi sistem jaringan, dan sintesis hormon. Anemia
Defisiensi Cadangan besi rendah Berpotensi pertumbuhan kognitif, menghambat
motorik, sensorik, dan sosial anak.

Menurut WHO penyebab Anemia Gizi Pada Anak diantaranya:


• Cadangan besi rendah saat lahir karena anemia pada ibu;
• Pemberian ASI non-eksklusif;
• Pengenalan makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan terlalu dini
(mengakibatkan berkurangnya asupan ASI, asupan zat besi yang tidak
mencukupi, dan peningkatan risiko infeksi usus);
• Pengenalan makanan pendamping yang tepat (kaya zat besi) terlambat;
• Jumlah zat besi tidak mencukupi dalam makanan, serta bioavailabilitas rendah
dari zat besi makanan (misalnya zat besi non-hem);

Memutus mata rantai anemia diantaranya:


• Memastikan asupan gizi seimbang dengan konsep Isi Piringku
• Membiasakan konsumsi sayur dan buah. Kalau anak tidak suka sayur, Ibu harus
kreatif dalam membuat menu makanan, sampai akhirnya Anak terbiasa makan
sayur; .
• Minum air bersih dan matang 8 Gelas setiap hari;
• Olah Raga Secara rutin, menghindarkan anak main game, agar lebih banyak
bergerak;
• Hidup bersih dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir;
• Dan Mengurangi junk food mengganti cemilan anak dengan yang lebih sehat,
misal olahan ubi, pisang rebus, dan lain-lain;
• Asupan protein hewani dikonsumsi bersama dengan unsur yang dapat
meningkatkan penyerapan zat besi.

4. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)


Yodium adalah unsur anionik esensial yang ditemukan di air laut dan tanah. Yodium
merupakan bahan baku esensial sintesis hormon tiroid yang berperan dalam stabilitas
metabolisme dan fungsi organ tubuh. Yodium juga penting untuk replikasi sel
khususnya sel otak sejak dalam uterus hingga 2 tahun pertama kehidupan.
Tanda Dan gejala :
• Benjolan di leher
• Rambut rontok
• Peningkatan berat badan tanpa Penyebab yang jelas
• Tubuh terasa lelah dan lemah
• Merasa kedinginan
• Kulit menjadi kering dan pecah-pecah
Cara mencegah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
Garam beryodium merupakan salah satu bentuk pencegahan defisiensi yodium yang
mudah diterapkan. Namun perlu diperhatikan penggunaannya untuk mendapatkan
manfaat yang maksimal dari garam beryodium. Penggunaan yang dianjurkan yaitu
untuk menambahkan garam meja beryodium setelah memasak untuk mencegah
kehilangan akibat suhu panas, serta menyimpan dalam ruangan tertutup, suhu ruangan,
dan jauh dari sinar matahari. Perhatikan juga konsumsi seimbang makanan beryodium
dan bahan pangan penghambat penyerapan Yodium seperti singkong. Penggunaan dan
konsumsi yang baik dan benar.

5. Gizi Lebih
Gizi lebih adalah kondisi yang terjadi ketika jumlah asupan makanan anak terlalu
banyak, sehingga melampaui Kebutuhan gizi hariannya. Atau dengan kata lain, energi
dari makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak sebanding dengan energi yang dipakai
untuk beraktivitas.

Tanda dan gejala :


• Ukuran lingkar pinggang dan panggul besar
• Nyeri sendi
• Mudah lelah

Cara mencegah gizi lebih :


Mengatur Pola makan
• Anak usia 0-3 tahun
Jika gizi lebih terjadi pada anak usia ini, maka asupan kalorinya tidak perlu
dikurangi. Yang terpenting pola dan porsinya diatur supaya berat badannya tidak
kian meningkat.
• Anak usia 4-6 tahun
Asupan energi diberikan sesuai kebutuhan, dengan mengembalikan pola makan
yang tepat sesuai usianya. Asupan kalori baru dikurangi jika ditemukan adanya
masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan atau sulit bergerak.
• Anak usia 7-19 tahun
Memasuki usia ini, penurunan berat badan anak obesitas sudah bisa
direncanakan. Umumnya, penurunan berat badan akan ditargetkan sekitar 1-2
kg setiap bulannya. Sementara asupan kalori akan dikurangi sekitar 300-500
kalori dari makanan harian dan dilakukan dengan cara bertahap.

Aturan asupan zat gizi dan pola makan lainnya:


• Asupan karbohidrat berkisar 50-60 % dari total kebutuhan energi.
• Asupan protein berkisar 15-20 % dari total kebutuhan energi.
• Asupan lemak kurang dari 25-30 persen dari total. Kebutuhan energi.
• Asupan vitamin dan mineral disesuaikan dengan angka kecukupan gizi (AKG)
anak.
• Asupan cairan minimal sesuai AKG.
• Frekuensi makan sebanyak 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan.

6. Stunting
Stunting adalah sebuah kondisi saat tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan
dengan standar usia akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang. Kondisi
tersebut dapat disebabkan oleh malnutrisi yang dialami oleh ibu ketika hamil ataupun
pada masa pertumbuhan anak.

Penyebab Utama Stunting


Penyebab stunting adalah malnutrisi dalam jangka waktu yang panjang atau kronis.
Kekurangan asupan gizi tersebut dapat terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan.
Hal ini dikarenakan ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan.
Tanda dan gejala :
• Anak memiliki tubuh yang lebih pendek daripada standar tinggi badan anak
seusianya.
• Berat badan anak dapat lebih rendang untuk anak seusianya.
• Pertumbuhan tulangnya lambat.
• Mudah terserang penyakit
• Mengalami gangguan belajar.
• Mengalami gangguan tumbuh kembang.
Jika menderita penyakit kronis, anak-anak yang mengalami stunting ini dapat
merasakan beberapa gejala di bawah ini.
• Tidak aktif saat bermain
• Batuk kronis, demam, dan sering berkeringat di malam hari
• Tubuh anak membiru ketika menangis
• Sering lemas
• Sesak napas
• Ujung jari berbentuk seperti tabuh
• Bayi tidak bisa menyusu dengan baik

Penanganan Stunting :
Pengobatan stunting Bisa Meliputi pengobatan penyakit penyebabnya, yakni perbaikan
nutrisi, pemberian suplemen, dan penerapan pola hidup sehat dan bersih.
beberapa tindakan yang bisa dilakukan dokter untuk menangani stunting, antara lain:
• Mengobati penyakit yang mendasarinya
• Memberikan nutrisi tambahan
• Memberikan suplemen
• Menyarankan pihak keluarga untuk memperbaiki sistem sanitasi
Menu Seharian untuk Balita

Waktu Makan Menu


• Susu
• Nasi putih
Pagi
• Telur orak Arik sayuran

Selingan • Bubung kacang ijo

• Nasi putih
Siang • Sayur Sop
• Tahu / tempe

Selingan • Pisang Goreng keju

• Nasi putih
• Tumis kangkung
Malam • Pepes ayam
• Puding

Sebelum tidur • Susu


DAFTAR PUSTAKA

• Atikah Proverawati, Erna Kusuma Wati. Illmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi
Kesehatan. Yogjakarta: Nuha Medika. 2010.
• Kemenkes RI, Gavi. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Jakarta Pusdiknakes, 2015.
• Eprints.poltekkesjogja.ac.id , masalah gizi pada balita, (diakses 20 mei 2023 jam 08.20
WIB ) diakses dari http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2729/4/Chapter2.pdf
• Alodokter.com, malnutrisi energi protein,(diakses 20 mei 2023 jam 08.34 WIB)
Diakses di https://www.alodokter.com/malnutrisi-energi-protein
• Kumparan.com, kenali tanda kekurangan energi protein (KEP) pada balita, (diakses 20
mei 2023 jam 08.37 WIB) diakses di https://kumparan.com/devita-ayu-
perwadani/kenali-tanda
• Alodokter.com ,5 Dampak Kekurangan Vitamin A dan Cara Mencegahnya (diakses 20
mei 2023 jam 08.43 WIB ) diakses di https://www.alodokter.com/seperti-ini-dampak-
kekurangan-vitami
• Aripin Ahmad, Siti Zulfah, Silvia Wagustina. Defisiensi besi dan anemia Pada anak usia
bawah dua tahun (6-23 Bulan) di kabupaten Aceh Besar. Gizi Indon 2014, 37(1):63-70
(diakses 20 mei 2023 jam 08.56 WIB ) diakses di
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/182/anemia-defisiensi-be
• Hadisaputra S, dkk, Aspek Sosial Kultural Pada Program Penanggulangan GAKY,
Badan Penerbit UNDIP, Semarang. Vol. 1, No. 1, April 2002. Jurnal GAKY Indonesia
(Indonesian Journal of IDD). (Diakses 20 mei 2023 jam 09.28 WIB) Diakses di
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1935/gaky-gangguan-aki
• Hellosehat.com,gizi lebih pada anak,(diakses 20 mei 2023 jam 09.49 WIB ) Diakses di
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/malnutrisi/gizi-l
• Naturalfarm.id, stunting,(diakses 20 mei 2023 jam 10.02 WIB ), Diakses di
https://www.naturalfarm.id/blog/stunting-adalah-penyebab-gejala-dan-c

Anda mungkin juga menyukai