Anda di halaman 1dari 11

A.

Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):


1) Nutrisi
Menurut WHO definisi nutrisi adalah kandungan zat gizi yang seseorang
peroleh dari sumber makanan dan minuman yang berguna untuk
kesehatan dan pembangunan sel tubuh. Harus dipenuhi sejak anak di
dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui
konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang.
a. Air Susu Ibu (ASI)
ASI merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama
pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif). Air susu ibu memberikan nutrisi ideal
untuk bayi. ASI memiliki campuran vitamin, protein, dan lemak yang
hampir sempurna untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk
tumbuh. ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula
b. Pemenuhan Gizi Seimbang
Gizi seimbang merupakan cukup secara kuantitas, cukup secara kualitas,
mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral) yang
diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak-anak), untuk menjaga kesehatan dan
untuk melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (bagi semua
kelompok umur dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi
kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan yang tidak mengandung zat gizi yang
dibutuhkan.
Akibat Nutrisi Tidak Terpenuhi:

1. Stunting
Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

2. Wasting (kurus)
Tubuh anak termasuk kurus ketika berat badannya sangat berada di bawah
normal, atau sudah terbilang kronis. Dengan kata lain, berat badan anak
tersebut tidak sesuai dengan tinggi badan dan usianya. Terkadang, wasting
juga kerap dikenal sebagai kurang gizi akut atau berat. Hal ini bisa terjadi
ketika anak tidak memperoleh asupan zat gizi yang cukup, atau mengalami
penyakit yang mengakibatkan kehilangan berat badan, seperti diare. Gejala
yang muncul ketika anak mengalami wasting yakni tubuh tampak sangat
kurus akibat berat badan rendah.

3. Marasmus
Marasmus adalah kekurangan gizi akibat tidak tercukupinya asupan energi
dan protein. Marasmus masuk ke dalam kelompok gizi buruk, karena pasokan
gizi tidak terpenuhi dalam jangka waktu yang lama.
Selain karena kelaparan kronis, kondisi ini juga terjadi akibat anak
mengalami infeksi berulang kali sehingga tidak dapat mencerna makanan
yang masuk dengan baik.
Ciri khas yang menandakan anak mengalami marasmus yakni:
 Berat badan anak yang merosot pesat
 Kulit keriput seperti orang tua
 Perut cekung
 Cenderung cengeng

4. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah kekurangan gizi kronis akibat asupan protein harian yang
sangat rendah. Ciri khas anak dengan kwashiorkor yakni:
 Perubahan warna kulit
 Rambut rambut seperti jagung
 Bengkak (edema) di beberapa bagian, seperti kaki, tangan, dan perut
 Wajah bulat dan sembab (moon face)
 Penurunan masa otot
 Diare dan lemas.
Anak yang mengalami kwashiorkor sebenarnya bertubuh kurus, tapi berat
badannya biasanya tidak menurun drastis seperti marasmus.
Hal ini dikarenakan tubuh anak dengan kwashiorkor dipenuhi oleh
penumpukan cairan (edema) yang membuatnya tampak berat.

5. Marasmik-kwashiorkor
Marasmik-kwashiorkor adalah gabungan kondisi dan gejala dari marasmus
serta kwashiorkor. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kurangnya asupan
kalori dan protein. Sebanyak 60 persen berat badan dari anak dengan
marasmik-kwarshiorkor terdiri dari penumpukkan cairan aliasn edema. Anak
dengan kondisi seperti ini menandakan bahwa status gizinya sangat buruk.

6. Failure to thrive (gagal tumbuh)


Gagal tumbuh adalah suatu kondisi yang membuat perkembangan tubuh anak
terhambat, atau bahkan terhenti.Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tidak
tercukupinya asupan nutrisi harian yang didapatkan oleh anak.Entah karena
memang si kecil tidak mau makan, mengalami masalah kesehatan tertentu,
atau jumlah kalori di dalam tubuh tidak cukup untuk mendukung
pertumbuhan.

7. Underweight (berat badan kurang)


Berat badan kurang memang sekilas hampir serupa dengan kurus. Namun
bedanya, anak dikatakan underweight ketika berat badannya cenderung di
bawah normal jika dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Biasanya
anak kurus diketahui dari indikator status gizi berat badan berdasarkan usia
(untuk anak 0-5 tahun) dan IMT berdasarkan usia (6-18 tahun).Sama seperti
wasting, ketika berat badan sang buah hati lebih rendah dari idealnya, maka
hal ini menandakan bahwa ia mengalami kekurangan asupan gizi
tertentu. Penyakit infeksi yang dialami anak juga bisa memicu berat badan
kurang.

8. Kekurangan vitamin dan mineral


Vitamin dan mineral merupakan zat gizi penting untuk mendukung
pertumbuhan tubuh anak. Jika kekurangan nutrisi tertentu, tentu akan
berakibat pada terganggunya perkembangan tubuh anak yang membuatnya
tidak dapat berkembang secara optimal.

9. Anemia defisiensi zat besi


Anemia defisiensi zat besi terjadi ketika simpanan zat besi di dalam tubuh
habis, atau persediannya telah menipis.
Kondisi ini ditandai dengan kadar hemoglobin yang berada di bawah batas
normal. Kekurangan zat besi sering dialami oleh anak usia lebih dari 6 bulan
sampai dengan balita. Ini terjadi karena setelah usia 6 bulan, kebutuhan zat
besi anak biasanya mengalami peningkatan seiring dengan semakin tingginya
kebutuhan energi. Mulai dari usia tersebut sampai dengan balita atau bahkan
menginjak 6 tahun, kebutuhan zat besi anak akan terus bertambah.

10. Overweight (kelebihan berat badan)


Overweight atau kelebihan berat badan merujuk pada kondisi yang membuat
berat badan anak berada di atas rentang normalnya. Bisa juga dikatakan tidak
setara dengan tinggi badannya, sehingga membuat anak terlihat sangat
gemuk.

11. Obesitas
Jika dilihat dari kategori status gizinya, obesitas adalah kondisi anak dengan
overweight yang tidak berhasil ditangani dengan baik. Bisa dibilang obesitas
jauh lebih buruk ketimbang kelebihan berat badan. Obesitas ditandai dengan
berat badan yang sudah jauh melebihi kategori normalnya. Anak yang sangat
gemuk memang lucu, tapi bahaya obesitas bisa berdampak hingga dewasa
kelak. Anak berisiko mengalami diabetes dan penyakit kardiovaskular, seperti
stroke dan penyakit jantung.

2) Imunisasi:
Tujuan pemeberian imunisasi adalah balita menjadi kebal terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PDI) sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu. Jeni
1. Imunisasi dasar

 Bayi baru lahir: Hepatitis B dosis 1


 Usia 1 bulan: BCG dosis 1
 Usia 2 bulan: Hepatitis B dosis 2, polio dosis 1 , DTP dosis 1, Hib dosis
1, PCV dosis 1, rotavirus dosis 1
 Usia 3 bulan: Hepatitis B dosis 2, polio dosis 2, DTP dosis 2, Hib dosis
2, rotavirus dosis 2
 Usia 4 bulan: Hepatitis B dosis 3, polio dosis 3, DTP dosis 3, Hib dosis
3, rotavirus dosis 3
 Usia 6 bulan: PCV dosis 2, rotavirus dosis 2, influenza
 Usia 9 bulan: MR dan JE

2. Imunisasi lanjutan

 Usia 12–24 bulan: PCV, varisela, hepatitis B, polio, DTP, Hib,


MR/MMR, hepatitis A
 Usia 2–3 tahun: JE
 Usia 5–7 tahun: MR/MMR
 Usia 9–14 tahun: HPV
 Usia 9–16 tahun: Dengue

3) Kebersihan

meliputi kebersihan makanan, minuman,udara, pakaian, rumah,


sekolah, tempat bermain dan transportasi

4) Bermain, aktivitas fisik, tidur

anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat

a) merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang


metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
b) merangsang pertumbuhan otot dan tulang
c) merangsang perkembangan

5) Pelayanan Kesehatan

Tujuan pemantauan yang teratur untuk mendeteksi secara dini dan


menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang,
mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
B. Kebutuhan Kasih Sayang Dan Emosi (ASIH)

Asih merupakan kebutuhan terhadap emosi. Asih merupakan ikatan yang


serasi dan selaras antara ibu dan anak. Diperlukan pada tahun pertama
kehidupan sejak dalam kandungan untuk menjamin mantapnya tumbuh kembang
fisik, mental dan psikososial anak. Asih merupakan bagaimana mempercayakan
dan mengasihi untuk memberikan rasa aman kepada anak. Lebih kepada ikatan
emosional yang terjadi antara anak dan orang tua. Kadang selalu bertindak
selaku teman dan kadang juga orang tua yang protektif. Kelembutan dan kasih
sayang adalah kunci untuk mendapatkan hati anak sehingga mereka tidak segan
untuk bercerita. Meluangkan waktu bersama untuk bermain, berjalan-jalan, dan
menikmati waktu hanya berdua saja.

1. Macam-Macam Kebutuhan Asih

- Kasih sayang orang tua


Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang
memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak merupakan
salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang
seoptimal mungkin.
Bayi yang normal biasanya akan mulai menampakkan rasa cemas bila
ditinggalkan ibunya pada umur antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan antara ibu
dan anak pada umur dua tahun pertama dalam kehidupan anak harus cukup
memberikan kepercayaan pada anak, kalau berlebihan dapat menyebabkan anak
menjadi manja. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama
kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak, baik fisik,
mental maupun sosial emosi yang disebut “ Sindrom Deprivasi Maternal”. Kasih
sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat
(bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
Kasih sayang merupakan sebuah perwujudan kebutuhan asih yang dapat
memberikan ketenteraman secara psikologis pada anak. Anak berusaha
mendapatkan cinta, kasih sayang, dan perhatian dari orang tuanya. Sumber cinta
dan kasih sayang dari seorang bayi adalah orang tuanya terutama pada ibu
melalui komunikasi dari kata-kata yang diucapkan dan perlakuan ibu pada
anaknya. Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang akan membuat perasaan anak
bahagia, tenteram, dan aman. Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang juga
tercermin dari hubungan yang terjalin dengan baik antara orang tua, keluarga,
dan lingkungan sekitar.
- Menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi
Seorang anak akan merasa diterima oleh orangtuanya apabila ia merasa
bahwa kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara
anak dan keluarganya.
Faktor lingkungan menyebabkan anak mengalami perubahan-perubahan
yang dapat membuat anak merasa terancam. Anak yang sedang berada pada
kondisi terancam mengalami ketidakpastian dan ketidakjelasan, sehingga anak
membutuhkan dukungan dari orang tua yang dapat mengurangi rasa takut yang
dihadapi anak. Rasa aman dan nyaman dapat terwujud dengan kehangatan dan
rasa cinta dari orang tua, serta kestabilan keluarga dalam mengendalikan stres.
Kebutuhan rasa aman dan nyaman juga ditunjukkan dengan penerimaan anak
oleh orang tua, pemenuhan segala kebutuhan anak, anak selalu diperhatikan,
didukung dengan hubungan yang baik dalam sebuah keluarga.
- Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam
keluarganya, keinginannya diperhatikan, apa yang dikatakannya ingin didengar
orang tua serta tidak diacuhkan. Bayi dan anak memiliki kebutuhan harga diri
dan ingin merasa dihargai. Anak selalu ingin merasa dihargai dalam tingkah
lakunya. Anak merasa berbeda dengan orang lain disekitarnya, sehingga anak
juga butuh dihargai. Anak selalu ingin mendapat tempat dihati keluarganya dan
selalu ingin diperhatikan oleh orang-orang disekelilingnya.
- Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarkan pada
perkembangan anak. Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang
melampaui kemampuannya, maka anak dapat menjadi tertekan. Anak masih
perlu bantuan untuk belajar mandiri, belajar untuk memahami persoalan,
memahami apa yang harus diperhatikan dan kesemuanya itu memerlukan waktu.
Kemandirian merupakan kemampuan untuk berusaha dan berupaya
dengan diri sendiri. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai sebuah
kemampuan untuk memikirkan, merasakan, dan melakukan sesuatu sendiri dan
tidak bergantung pada orang lain.Kemandirian terdiri dari aspek intelektual
(kemauan seseorang untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri),
aspek sosial (kemauan untuk membina hubungan dengan orang lain
disekitarnya),aspek emosi (kemauan mengelola emosinya sendiri), aspek
ekonomi(kemauan untuk mengelola kebutuhan ekonominya). Salah satu bentuk
kemandirian yang telah ditunjukkan anak adalah kemauan anak untuk
mengeksplorasi lingkungan sejak bayi.
Kemandirian anak sebagian besar dipengaruhi oleh peran pola asuh dan
lingkungan sekitarnya, bukan pengaruh faktor genetis. Anak yang mandiri
memiliki ciri khas diantaranya anak lebih senang memecahkan masalahnya
sendiri daripada mengkhawatirkan masalahnya, tidak takut mengambil risiko
atas keputusannya, percaya terhadap pemikiran sendiri sehingga anak tidak
banyak meminta bantuan pada orang lain, memiliki kontrol pada dirinya sendiri .
- Dibantu, didorong atau dimotivasi
Anak memerlukan dorongan dari orang disekitarnya apabila anak tidak
mampu menghadapi masalah/situasi kurang menyenangkan. Dorongan yang
diberikan bukan seutuhnya namun berupa langkah yang dapat diambil memberi
semangat bahwa dia dahulu dapat mengatasi dengan baik dan
sebagainya.Dukungan dan dorongan yang diberikan oleh orang tua dengan
melakukan stimulasi pada anak untuk melalui tahap perkembangannya dengan
optimal. Orang tua yang dapat memberikan dukungan pada anak akan
membentuk anak yang memiliki kepercayaan diri.
- Kebutuhan akan kesuksesan
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat
dilakukannya, dan merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang tua.
Janganlah anak dipaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya. Kesuksesan
kemungkinan dapat terjadi kegagalan, jika kegagalan terjadi berulang anak akan
merasa kecewa dan akhirnya merasa kehilangan kepercayaan dirinya. Anak akan
merasa rendah diri dari pergaulan dengan teman-temannya. Anak yang
mendapat dorongan akan mempunyai semangat untuk menghadapi situasi atau
masalah.
- Kebutuhan mendapat kesempatan dan pengalaman
Anak-anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang-orang di
sekelilingnya dengan memberikan kesempatan dan pengalaman dalam
mengembangkan sifat bawaannya.Orang tua juga perlu memberikan kesempatan
untuk anak mengeksplorasi lingkungannya. Orang tua harus belajar mengetahui
batasan tertentu untuk membiarkan anak, sehingga anak memiliki kesempatan
mengembangkan kreativitasnya dan tidak selalu dilarang oleh orang tuanya.
- Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan rasa memiliki sesuatu (betapapun kecilnya) harus
diperhatikan. Semua benda miliknya yang dianggap berharga harus dapat
dimiliki sendiri (bagi orang tua barang-barang tersebut tidak berharga sama
sekali). Orang tua harus dapat memberikan rasa memiliki pada anak.
Penghargaan orang tua pada benda milik anak sangat diperlukan anak.Bayi dan
anak memiliki kebutuhan rasa memiliki seperti halnya pada orang dewasa. Anak
merasa segala sesuatu yang telah dimilikinya harus dijaga agar tidak diambil
oleh orang lain. Rasa memiliki membuat individu untuk menggabungkan diri
dengan orang lain dan dapat diterima oleh orang lain.
Ikatan ibu anak yang erat, mesra, selaras, sedini dan sepermanen
mungkin sangatlah penting karena:
a. Turut menentukan perilaku anak di kemudian hari
b. Merangsang perkembangan otak anak
c. Merangsang perhatian anak kepada dunia luar
C. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):

Apa itu ASAH? Kenapa Diperlukan? Anak perlu distimulasi sejak dini dan sedini
mungkin untuk mengembangkan kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara,
kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.

Dasar diperperlukannya stimulasi sejak dini:

1. Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan


Kemampuan fisik, kecerdasan, dan perilaku diatur oleh bagian bagian tertentu di
otak. Pembentukan dan perkembangan otak dimulai sejak awal kehamilan.
Perkembangan dan pertumbuhan sel sel otak janin terutama terjadi pada usia 10-20
minggu. Perkembangan neurosensory terjadi pada usia sekitar 16-20 minggu. Janin
mulai dapat merasakan nyeri setelah usia 24 minggu. Menjelang usia 7 bulan, janin
mulai menunjukkan tanda tanda kepribadian, sifat dan perilaku.

2. Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak


Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru antar sel sel otak,
dimana semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak.
Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan
inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi. stimulasi mental secara dini akan
mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral,
agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas,
produktifitas, dsb

Bagaimana caranya?
Ada beragam cara stimulasi janin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa beberapa
stimulus. Calon ibu bisa melakukannya dengan janin sendiri dalam kandungan, bisa
pula bersama suami. Peran suami penting dalam stimulasi perkembangan janin.
1. Memperdengarkan Janin dengan Musik/Murotal/suara
2. Membaca buku (diperdengarkan bacaan buku)
3. Menyentuh, memijat, mengusap perut
4. Berolahraga
5. Mengajak berbicara

Seiring dengan berjalannya pertumbuhan anak, ibu juga dapat terus melatih motik anak.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Anak Usia 0 Sampai dengan 3 Bulan

Pertama, anak yang masih berusia 0 sampai dengan usia 3 bulan, akan berusaha
tumbuh dan berkembang dalam hal kekuatan serta kemampuannya dalam melakukan
gerakan. Pada masa yang satu ini, anak akan mulai bergerak seperti menendang-
nendang dengan kakinya sendiri, mengangkat kepala, tengkurap.
2. Anak Usia 4 sampai 6 Bulan

Anak akan mulai dengan menunjukkan langkahnya dengan cara keseimbangan


serta gerakan-gerakan yang mulai meningkat dari sebelumnya. Bayi akan mulai
menggulingkan badan. Tidak itu saja, saat bayi sedang telungkup, bayi sudah mulai
bisa mengangkat dada dan juga kepalanya
3. Anak Usia 7 Sampai 9 Bulan
Dalam tahap ini, bayi akan mulai menunjukkan bahwa ototnya semakin kuat. Maka
dari itu, ibu bisa membantu dan melatih anak menopang tubuh seperti latihan
duduk, atau belajar berdiri. Latihan dilakukan dengan cara bantu bayi berdiri sambil
dikenalkan untuk menopang tubuhnya.
4. Anak Usia 10 Sampai 12 Bulan

Pada tahapan motorik anak usia 10 sampai 12 bulan yakni mulai pintar dalam hal
posisi yang berubah-ubah. Sebagai contohnya ketika bayi sedang dalam posisi
tengkurap, bayi sudah mulai berubah jadi merangkak. Setelah itu, semakin lama,
bayi akan menunjukkan bahwa ia sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri.
5. Anak usia pra sekolah
Berikut ini merupakan jenis-jenis aktivitas dan kegiatan yang dapat kamu lakukan
dengan anak untuk menstimulasi atau mengasah kinerja motorik anak
 Mengajak anak menyusun permainan puzzle
 Bermain media mainan yang warna-warni
 Mengajak anak bermain pasir
 Memperlihatkan buku yang bergambar
 Mengajak anak menyusun mainan (seperti balok)
 Mengajak anak bermain lilin mainan (dough)
 Mengajak anak bermain bola
 Mengajak anak bermain kertas
 Mengajak anak melukis/gambar

Anda mungkin juga menyukai