1. Stunting
Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
2. Wasting (kurus)
Tubuh anak termasuk kurus ketika berat badannya sangat berada di bawah
normal, atau sudah terbilang kronis. Dengan kata lain, berat badan anak
tersebut tidak sesuai dengan tinggi badan dan usianya. Terkadang, wasting
juga kerap dikenal sebagai kurang gizi akut atau berat. Hal ini bisa terjadi
ketika anak tidak memperoleh asupan zat gizi yang cukup, atau mengalami
penyakit yang mengakibatkan kehilangan berat badan, seperti diare. Gejala
yang muncul ketika anak mengalami wasting yakni tubuh tampak sangat
kurus akibat berat badan rendah.
3. Marasmus
Marasmus adalah kekurangan gizi akibat tidak tercukupinya asupan energi
dan protein. Marasmus masuk ke dalam kelompok gizi buruk, karena pasokan
gizi tidak terpenuhi dalam jangka waktu yang lama.
Selain karena kelaparan kronis, kondisi ini juga terjadi akibat anak
mengalami infeksi berulang kali sehingga tidak dapat mencerna makanan
yang masuk dengan baik.
Ciri khas yang menandakan anak mengalami marasmus yakni:
Berat badan anak yang merosot pesat
Kulit keriput seperti orang tua
Perut cekung
Cenderung cengeng
4. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah kekurangan gizi kronis akibat asupan protein harian yang
sangat rendah. Ciri khas anak dengan kwashiorkor yakni:
Perubahan warna kulit
Rambut rambut seperti jagung
Bengkak (edema) di beberapa bagian, seperti kaki, tangan, dan perut
Wajah bulat dan sembab (moon face)
Penurunan masa otot
Diare dan lemas.
Anak yang mengalami kwashiorkor sebenarnya bertubuh kurus, tapi berat
badannya biasanya tidak menurun drastis seperti marasmus.
Hal ini dikarenakan tubuh anak dengan kwashiorkor dipenuhi oleh
penumpukan cairan (edema) yang membuatnya tampak berat.
5. Marasmik-kwashiorkor
Marasmik-kwashiorkor adalah gabungan kondisi dan gejala dari marasmus
serta kwashiorkor. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kurangnya asupan
kalori dan protein. Sebanyak 60 persen berat badan dari anak dengan
marasmik-kwarshiorkor terdiri dari penumpukkan cairan aliasn edema. Anak
dengan kondisi seperti ini menandakan bahwa status gizinya sangat buruk.
11. Obesitas
Jika dilihat dari kategori status gizinya, obesitas adalah kondisi anak dengan
overweight yang tidak berhasil ditangani dengan baik. Bisa dibilang obesitas
jauh lebih buruk ketimbang kelebihan berat badan. Obesitas ditandai dengan
berat badan yang sudah jauh melebihi kategori normalnya. Anak yang sangat
gemuk memang lucu, tapi bahaya obesitas bisa berdampak hingga dewasa
kelak. Anak berisiko mengalami diabetes dan penyakit kardiovaskular, seperti
stroke dan penyakit jantung.
2) Imunisasi:
Tujuan pemeberian imunisasi adalah balita menjadi kebal terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PDI) sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu. Jeni
1. Imunisasi dasar
2. Imunisasi lanjutan
3) Kebersihan
anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat
5) Pelayanan Kesehatan
Apa itu ASAH? Kenapa Diperlukan? Anak perlu distimulasi sejak dini dan sedini
mungkin untuk mengembangkan kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara,
kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
Bagaimana caranya?
Ada beragam cara stimulasi janin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa beberapa
stimulus. Calon ibu bisa melakukannya dengan janin sendiri dalam kandungan, bisa
pula bersama suami. Peran suami penting dalam stimulasi perkembangan janin.
1. Memperdengarkan Janin dengan Musik/Murotal/suara
2. Membaca buku (diperdengarkan bacaan buku)
3. Menyentuh, memijat, mengusap perut
4. Berolahraga
5. Mengajak berbicara
Seiring dengan berjalannya pertumbuhan anak, ibu juga dapat terus melatih motik anak.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Anak Usia 0 Sampai dengan 3 Bulan
Pertama, anak yang masih berusia 0 sampai dengan usia 3 bulan, akan berusaha
tumbuh dan berkembang dalam hal kekuatan serta kemampuannya dalam melakukan
gerakan. Pada masa yang satu ini, anak akan mulai bergerak seperti menendang-
nendang dengan kakinya sendiri, mengangkat kepala, tengkurap.
2. Anak Usia 4 sampai 6 Bulan
Pada tahapan motorik anak usia 10 sampai 12 bulan yakni mulai pintar dalam hal
posisi yang berubah-ubah. Sebagai contohnya ketika bayi sedang dalam posisi
tengkurap, bayi sudah mulai berubah jadi merangkak. Setelah itu, semakin lama,
bayi akan menunjukkan bahwa ia sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri.
5. Anak usia pra sekolah
Berikut ini merupakan jenis-jenis aktivitas dan kegiatan yang dapat kamu lakukan
dengan anak untuk menstimulasi atau mengasah kinerja motorik anak
Mengajak anak menyusun permainan puzzle
Bermain media mainan yang warna-warni
Mengajak anak bermain pasir
Memperlihatkan buku yang bergambar
Mengajak anak menyusun mainan (seperti balok)
Mengajak anak bermain lilin mainan (dough)
Mengajak anak bermain bola
Mengajak anak bermain kertas
Mengajak anak melukis/gambar