0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan gizi yang penting bagi bayi dan balita, termasuk definisi, prinsip gizi seimbang, jenis makanan, faktor yang mempengaruhi pemberian makanan, dampak kekurangan dan kelebihan gizi, serta pemenuhan gizi pada balita. Faktor penting lainnya adalah status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan gizi yang penting bagi bayi dan balita, termasuk definisi, prinsip gizi seimbang, jenis makanan, faktor yang mempengaruhi pemberian makanan, dampak kekurangan dan kelebihan gizi, serta pemenuhan gizi pada balita. Faktor penting lainnya adalah status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan gizi yang penting bagi bayi dan balita, termasuk definisi, prinsip gizi seimbang, jenis makanan, faktor yang mempengaruhi pemberian makanan, dampak kekurangan dan kelebihan gizi, serta pemenuhan gizi pada balita. Faktor penting lainnya adalah status sosial ekonomi orang tua dan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Definisi bayi Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun. Prinsip gizi seimbang bagi bayi Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 kkal energi tiap kgbb/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgbb. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut. Macam – macam makanan bagi bayi Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu : 1. ASI (air susu ibu) Yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya. • manfaat asi bagi bayi Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin. Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen c3 dan c4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang. Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat asi akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas. Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat asi, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi. Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot. B. Komposisi ASI Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1) kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. 2) asi transisi : asi yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh. 3) asi mature : asi yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya. C. Kecukupan ASI Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari : 1) berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir minggu setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %. 2) kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat 3) bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari. 4) setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur. 5) payudara ibu terasa lunak setelah menyusui. 2. MP ASI (makanan pendamping ASI) Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.Jenis MP ASI diantaranya : A. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang ambon, pepaya , jeruk, tomat. B. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim. C. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet. Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping asi adalah : A. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang. B. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk. C. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan. D. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian mp asi : A. Perhatikan kebersihan alat makan. B. Membuat makanan secukupnya. C. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya. D. Membuat variasi makanan. E. Ajak makan bersama anggota keluarga lain F. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan G. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama. Cara pengelolaan makanan bayi Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.yaitu dengan kandungan 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Vitamin dan mineral Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Kerjasama ibu dan anak. 2. Memulai pemberian makan sedini mungkin. Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia. 3. Mengatur sendiri. Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan. 4. Peran ayah dan anggota keluarga lain. 5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi. 6. Umur. 7. Berat badan. 8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan). 9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan. 10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan). 11. Gaya hidup orang tua 12. Kemiskinan Faktor penyebab masalah gizi pada bayi Sylva, lestari (2015). Dalam penelitianya ia menyatakan bahwa ada pengaruh tentang pendapatan kepala keluarga dengan asupan makan dan status gizi pada balita. Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi, keduanya saling mempengaruhi. • Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi prinsip gizi seimbang. • Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan lingkungan. Pengaruh status gizi seimbang bagi bayi Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit. Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua. Dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada bayi Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi. Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), rakhitis (kekurangan vit.D). Jika dikaji secara mendalam penyakit kekurangan gizi disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gisi esensial. Selain itu, adanya ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan penyakit infeksi. Dampak dari penyebab semua ini akan berlanjut pada penyakit akut maupun kronik. Adapun penyakit yang dimaksud adalah: 1. Berat bayi lahir rendah (BBLR) 2. Gangguan pertumbuhan 3. Kurang energi kronis (KEK) 4. Gangguan pertahanan tubuh Pemenuhan Gizi Pada Balita 1. Pengertian balita Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun. Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian yang intensif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia adalah fondasi bagi seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik, psikis, maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak usia dibawah lima tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan. Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan. Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap.
2. Karakteristik balita Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. 3. Karakteristik usia prasekolah Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras kepala “. akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak. 4. Peran makanan bagi balita Makanan sebagai sumber zat gizi Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur. 5. Kebutuhan gii balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan kartu menuju sehat (KMS). A. Kebutuhan energi Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. B. Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. C. Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. 6. Beberapa hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut: A. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan B. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu C. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan D. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu 7. Akibat gizi yang tidak seimbang A. Kekurangan energi dan protein (KEP) Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein. 1) makanan yang tersedia kurang mengandung energy 2) nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan. 3) gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus terganggu 4) kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai. Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita terganggu. Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus. Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, kep akut derajat berat dapat dibedakan menjadi tiga bentuk. 1) marasmus Kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan. 2) kwashiorkor Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ) . edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis. 3) marasmik-kwashiorkor Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya. B. Obesitas Timbulnya obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut: 1) anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol. 2) bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat. 3) anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi. 4) anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan orangtua. 5) anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
Menu Makanan Balita Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut : agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. O Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga. Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain. Fungsi makanan selingan adalah : 1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. 2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). 3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita TERIMA KASIH