Anda di halaman 1dari 65

MANAGEMET LAKTASI

KONSEP LAKTASI
BAB I

KONSEP LAKTASI

1. Pendahuluan

Laktasi adalah pengeluaran air susu oleh payudara.

Diperkirakan disebabkan oleh interaksi progesteron,

estrogen, prolaktin, dan oksitoksin (Ricci, 2017).

Laktasi merupakan sebuah proses menyusui atau

pemberian nutrisi dari ibu kepada bayi yang

bermanfaat bagi tumbuh kembang dan kesehatan

bayi serta meningkatkan tali kasih (bonding-

attachment) di antara keduanya (Samaria, Alita and

Marcelina, 2020).

Laktasi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi bagi bayi. Diakui bahwa menyusui bayi

secara langsung dinilai lebih unggul daripada

pemberian susu botol (Ladewig, London and

Davidson, 2014).
Unit nifas tidak boleh menghambat proses menyusui

dengan memberikan suplemen seperti air atau susu

formula kecuali jika diindikasikan dan diperintahkan

secara medis oleh penyedia layanan kesehatan.

Wanita bisa sukses dengan menyusui ketika perawat

dan spesialis laktasi memberikan pendidikan dan

dukungan sebagai ibu yang baru belajar teknik

menyusui (Linnard-Palmer and Coats, 2017).

Nutrisi yang diberikan dini memiliki dampak yang

signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan bayi

saat ini dan masa depan karena ini adalah periode

pertumbuhan dan perkembangan otak yang cepat.

Nutrisi yang baik mendorong pertumbuhan fisik dan

membantu menjaga sistem kekebalan tubuh yang

sehat.

2. Kebutuhan Gizi Bayi Baru Lahir

Berikut ini kebutuhan gizi bagi bayi yang baru lahir

(Murray et al., 2019):


 Kalori

Bayi cukup bulan membutuhkan 85 hingga 100

kilokalori per kilogram berat badan (kkal/k)

setiap hari jika disusui dan 100 hingga 110

kkal/kg jika susu formula. Bayi harus

mengonsumsi kalori yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan energi. mencegah

penggunaan simpanan tubuh, dan menyediakan

untuk pertumbuhan. ASI dan susu formula yang

digunakan untuk bayi baru lahir normal

mengandung 20 kilokalori per ons.

Selama hari-hari awal setelah lahir, bayi

mungkin kehilangan hingga 104 dari berat

lahirnya. Kehilangan ini adalah akibat dari

ekskresi normal air ekstraseluler dan mekonium

dan bayi baru lahir yang mengonsumsi kalori

lebih sedikit dari yang dibutuhkan. Bayi baru

lahir memiliki kapasitas perut yang kecil dan


mungkin tertidur sebelum cukup makan atau

mungkin tidur selama waktu makan di hari-hari

awal kehidupan.

Perawat dan penyedia layanan kesehatan

lainnya harus mempertimbangkan penurunan

berat badan dalam penilaian makan mereka,

tetapi juga harus mempertimbangkan kualitas

makanan. Perawat perlu mengamati langsung

sesi menyusui, keluaran bayi, dan faktor klinis

lainnya seperti prematuritas dan risiko ikterus.

Bayi harus dievaluasi untuk masalah makan

jika penurunan berat badan melebihi 79c dari

berat lahir, jika penurunan berat badan berlanjut

setelah usia 3 hari, atau jika berat lahir tidak

kembali pada usia 10 hari pada bayi cukup

bulan. Informasi ini harus dijelaskan kepada

orang tua.

 Nutrisi
Nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir

disediakan oleh karbohidrat, protein, dan lemak

dalam ASI atau susu formula. Neonatus cukup

bulan mencerna karbohidrat dan protein

sederhana dengan baik. Karbohidrat dan lemak

kompleks kurang dicerna dengan baik karena

kurangnya amilase dan lipase pankreas pada

bayi baru lahir. Vitamin dan mineral disediakan

oleh ASI dan susu formula.

 Air

Bayi baru lahir membutuhkan jumlah cairan

yang lebih besar dibandingkan dengan orang

dewasa karena bayi lebih mudah kehilangan air

dari kulit, ginjal, dan usus. ASI atau susu

formula memenuhi kebutuhan cairan bayi. Air

tambahan tidak diperlukan.


Diet bayi baru lahir harus menyediakan semua nutrisi

yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tepat

untuk memenuhi kecepatan pertumbuhan dan

perkembangan fisik dan neurologis bayi yang baru

lahir. Diet bayi baru lahir harus memberikan hidrasi

yang cukup dan kalori yang cukup dan termasuk

protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

ASI eksklusif dan/atau susu formula 20 kalori/ons yang

diperkaya zat besi cukup sebagai satu-satunya sumber

nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi baru lahir

sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan. Makanan padat

pelengkap diperkenalkan pada paruh kedua tahun

pertama, dan bayi terus menerima ASI dan/atau susu

formula sampai setidaknya usia 12 bulan (Ladewig,

London and Davidson, 2014).

3. Manfaat Menyusui

 Bagi Bayi
a. ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat

ideal dengan komposisi yang seimbang dan

disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan

bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling

sempurna baik kualitas maupun

kuantitasnya.melalui penatalaksanaan

menyusui yang benar, ASI sebagai makanan

tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan

tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

b. ASI sebagai kekebalan

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan

zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta,

tetapi kadar zat tersebut akan cepat sekali

menurun segera setelah bayi lahir, padahal

bayi sampai usia beberapa bulan tubuh bayi

belum dapat membentuk sendiri zat


kekebalan secara sempurna. Oleh karena itu,

kadar zat kekebalan di dalam tubuh bayi

menjadi rendah. Hal ini akan tertutupi jika

bayi menkonsumsi ASI. ASI mengandung

zat kekebalan yang akan melindungi bayi

dari bahaya penyakit dan infeksi, seperti:

diare, infeksi telinga, batuk, pilek, dan

penyakit alergi (Roesli, 2000:Depkes 2001).

Angka morbiditas dan mortalitas bayi yang

diberi ASI eksklusif jauh lebih kecil

dibanding bayi yang tidak mendapatkan ASI

eksklusif.

c. ASI meningkatkan kecerdasan bayi

Bulan-bulan pertama kehidupan bayi sampai

dengan usia 2 tahun adalah periode di mana

terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat.

Periode ini tidak akan terulang lagi selama

masa tumbuh kembang anak. Oleh karena


itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan

sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh

optimal dengan kualitas yang optimal.

Pertumbuhan otak adalah faktor utama yang

mempenmgaruhi perkembangan kecerdasan.

Sementara itu pertumbuhan otak sangat

dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan

kepada bayi baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. Nutrisi utama untuk

pertumbuhan otak antara lain: Taurin,

Lactosa, DHA, AA, Asam Omega-3, dan

Omega-6. Semua nutrisi yang dibutuhkan

untuk itu, bisa didapatkan dari ASI.

d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang

Pada waktu menyusu, bayi berada sangat

dekat dalam dekapan ibunya. Semakin

sering bayi berada dalam dekapan

ibunya,maka bayi akan semakin merasakan


kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa

aman, tentram, dan nyaman terutama karena

masih dapat mendengar detak jantung

ibunya yang telah dikenalnya sejak dalam

kandungan. Perasaan terlindungi dan

disayangi inilah yang akan menjadi dasar

perkembangan emosi bayi dan membentuk

ikatan yang erat antara ibu dan bayi.

Selain 4 manfaat pokok di atas, ada

beberapa manfaat lain pemberian ASI bagi

bayi yaitu Asi mudah dicerna karena

mengandung enzi pencernaan sehingga bayi

yang diberi ASI tidak mengalami obstipasi

(sembelit), dan ASI tidak memberatkan

fungsi saluran pencernaan dan ginjal yang

belum sempurna. ASI juga menunjang

perkembangan motorik sehingga bayi ASI

eksklusif akan lebih cepat bisa jalan,


membantu pembentukan rahang yang bagus,

meningkatkan daya penglihatan dan

kepandaianbicara, mencegah obesitas

(kegemukan) pada bayi, dan mencegah

anemia akibat kekurangan zat besi. Selain

itu, ASI mengurang risiko terkena penyakit

diabetes, kanker pada anak, dan didup,

mengurangi kemungkinan menderita

penyakit jantung.

 Manfaat Menyusui Bagi Ibu

a. Mengurangi pendarahan dan anemia setelah

melahirkan serta mempercepat pemulihan

rahim ke bentuk semula

Menyusui bayi segera setelah melahirkan

akan meningkatkan kadar oksitosin di dalam


tubuh ibu. Oksitosin berguna untuk proses

konstriksi/penyempitan pembuluh darah di

rahim schingga pendarahan akan lebih cepat

berhentisehingga kemungkinan terjadinya

perdarahan dapat berkurang. Hal ini juga

dapat mengurangi terjadinya anemia pada

ibu. Selain iru kadar oksitosin yang

meningkat juga sangat membantu

mempercepat rahim kembali mendekati

ukuran seperti sebelum hamil.

b. Menjarangkan kehamilan

Menyusui/memberikan ASI pada bayi

merupakan cara kontrasepsi alamiah yang

aman, murah, dan cukup berhasil.

c. Lebih cepat langsing kembali Menyusui

memerlukan energi yang besar. Tubuh ibu

akan mengambil sumber energi dari lemak-

lemak yang tertimbun selama hamil terutama


di bagian paha dan lengan atas, sehingga

berat badan ibu yang menyusui akan lebih

cepat kembali ke berat badan semula.

d. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa menyusui akan mengurangi

kemungkinan terjadinya kanker payudara

dan akan mengurangi risiko ibu terkena

penyakit kanker indung telur.

e. Lebih ekonomis dan murah

ASI adalah jenis makanan bermutu

yang murah dan sederhana yang tidak

memerlukan perlengkapan menyusui

sehingga dapat menghemat pengeluaran.

Bayi yang diberi ASI eksklusif mempunyai

daya tahan tubuh yang kuat, sehingga bayi

akan terhindar dari berbagai macam penyakit


dan infeksi. Hal tersebut akan menghemat

pengeluaran untuk berobat ke dokter atau

rumah sakit.

f. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI sangat mudah diberikan tanpa

harus menyiapkan atau memasak air, juga

tanpa harus mencuci botol.ASI mempunyai

suhu yang tepat sehingga dapat langsung

diminumkan pada bayi, tanpa perlu khawatir

terlalu panas atau dingin. ASI dapat

diberikan kapan saja, di mana saja dan tidak

perlu takut persediaan habis.

g. Portabel dan praktis

ASI mudah di bawa ke mana-mana

(portabel), siap kapan saja dan di mana saja

bila dibutuhkan. Pada saat berpergian tidak

perlu membawa peralatan untuk membuat

susu dan tidak perlu membawa alat listrik


untu memasak atau menghangatkan susu

serta tidak perlu takut basi karena ASI di

dalam payudara ibu tidak akan pernah basi.

h. Memberi kepuasan kepada ibu Ibu yang

berhasil memberikan ASI eksklusif akan

merasa puas, bangga dan bahagia yang

mendalam.
BAB II

ANATOMI ORGAN PAYUDARA

1. Pengertian Payudara

a) Istilah lain payudara adalah glandulla mammae

atau mammae atau susu.

b) Payudara adalah kelenjar susu yang terletak di

atas otot dada pada wanita. Payudara tersusun

atas jaringan kelenjar dan jaringan ikat yang

membentuk struktur bantalan pada dada (ACS,

2020).

2. Ada 3 bagian utama payudara, yaitu:

a. Korpus (Badan)

Korpus merupakan bagian yang paling besar.

Lorpus mammae terdiri dari parenkhim dan

stroma.

1). Parenkhim
Parenkhim merupakan suatu struktur

yang terdiri dari alveolus, lobulus, lobus,

duktulus, dan duktus laktiferus.

a) Alveolus adalah unit terkecil yang

memproduksi susu,. Bagian dari

alveolus adalah sel Aciner, jaringan

lemak, sel plasma, sel otot polos, dan

pembuluh darah.

b) Lobulus adalah kumpulan dari

alveolus

c) Lobus adalah beberapa lobulus

yangberkumpul menjadi 15 – 20 lobus

pada tiap payudara.

d) Duktulus adalah cabang dari lobus.

e) Duktus laktiferus adalah cabang dari

duktuli, terdiri dari 15 – 25 duktus

laktiferus.
2). Stroma

Stroma payudara, terdiri dari bagian –

bagian berikut ini:

 Jaringan ikat

 Jaringan lemak

 Pembuluh darah

 Saraf

 Pembuluh limfa

b. Areola

1). Areola merupakan dasar papilla

mammae/puting susu, yakni berupa

daerah kulit yang berbentuk cakram.

2). Areola merupakan bagian tengah yang

berwarna kehitaman, atau

3). Areola merupakan daerah sekitar puting

susu yang berpigmentasi lebih.

4). Areola merupakan bagian yang lebih

berpigmen di sekeliling puting.


5). Pada wanita yang belum pernah

melahirkan (nulipara), areola berwarna

merah muda.

6). Pada kehamilan berusia dua bulan, areola

mammae menjadi lebih lebar dan lebih

gelap.

7). Derajat pigmentasi berkurang setelah

laktasi, tetapi warnanya tidak pernah

kembali ke warna asal.

8). Di bawah areola ini merupakan gudang

susu yang mempunyai pengaruh terhadap

keberhasilan menyusui.

9). Gudang susu tersebut sebenarnya adalah

duktus yang melebar membentuk sinus

atau ampulla.

10). Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah

areola yang besar melebar, akhirnya


memusat ke dalam puting dan bermuara

ke luar.

11). Di dalam dinding alveolus maupun

saluran-saluran terdapat otot polos yang

bila berkontraksi dapat memompa ASI

keluar.

12). Areola mengandung sejumlah kelenjar,

misalnya:

a) Kelenjar Sebacea

Kelenjar sebacea sangat

membesar sewaktu hamil dan laktasi,

Kelenjar sebacea sebagai tuberkel

subkutaneus, yang mensekresikan

lemaknya guna pelumasan selama

laktasi.

b) Kelenjar Montgomery

Kelenjar Montgomery yang

berfungsi sebagai kelenjar minyak


yang mengeluarkan cairan agar puting

tetap lunak dan lentur. Artinya,

kelenjar Montgomery adalah kelenjar

keringat besar yang salurannya

bermuara pada areola. Kelenjar ini

mengeluarkan cairan yang berfungsi

melemaskan dan melindungi areola

sewaktu menyusui.

Selain itu pada areola juga terdapat

otot polos dan ujung-ujung serabut

saraf. Fungsi otot polos dalam puting

dan areola adalah mengurangi

permukaan areola, menonjolkan

puting dan mengosongkan sinus

laktiferus waktu menyusui.


c. Papilla (Putting)

1). Puting susu (papilla mammae)

merupakan sebuah proyeksi berbentuk

silindrik atau kerucut, di sebelah bawah

bagian tengah aspek anterior kelenjar

mammae

2). Pada perempuan yang belum pernah

melahirkan (nulipara) puting susu terletak

setinggi iga-4.

3). Puting susu berwarna merah muda, coklat

muda atau gelap.

4). Pada puting susu terdapat ujung-ujung

saraf peraba yang penting pada proses

refleks saat menyusui.

5). Puting susu mengandung otot polos yang

dapat berkontraksi sewaktu ada

rangsangan menyusu.
6). Artinya, puting mengandung ujung-ujung

saraf perasa yang sensitif, dan otot polos

yang akan berkontraksi bila ada

rangsangan. Dengan cakupan bibir bayi

yang menyeluruh pada daerah puting dan

areola, maka ASI akan dapat keluar

dengan lancar.

7). Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk

yang normal, pendek/datar (flat nipples),

panjang dan terbenam masuk ke dalam

(inverted nipples).

8). Bentuk puting tidak selalu berpengaruh

pada proses laktasi.

9). Jadi, hal yang terpenting adalah puting

susu dan areola dapat ditarik sehingga

membentuk tonjolan seperti dot ke dalam

mulut bayi.
10). Pada ujung puting susu, terdapat 15-25

muara lobus (duktus laktiferus). Dalam

hal ini, puting susu dilintasi oleh 15-25

buah muara duktus laktiferus.

11). Duktus ini memiliki pelebaran, sinus

laktiferus, tepat sebelum muaranya.

12). Puting susu/papilla mammae berisi

banyak sel miosit polos, terutama

tersusun sirkuler, dan kontraksinya

menyebabkan putting susu menjadi

tegang.

13). Serabut-serabut otot lainnya melintas

longitudinal dan mungkin membuat

retraksi papilla/puting payudara.

3. Letak payudara

Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah

kulit, di atas otot dada. Secara lebih rinci letak

payudara dapat dijelaskan sebagai berikut:


a) Pada perempuan, payudara terletak di dalam

fascia superficialis, terutama di sebelah anterior

terhadap bagian atas dada, yaitu di ventral

terhadap:

1). M. pectoralis major.

2). M. serratus anterior.

3). M. obliguus abdominis externus dan

aponeurasis.

b) Di antara muskulus/otot-otot tersebut, dengan

basis kelenjar mammae, terdapat struktur-struktur

yang berturut-turut ke arah ventral adalah:

1). Fascia pectoralis profunda.

2). Ruang rettomammary (submammary) yang

berisi jaringan penyambung di dalamnya.

3). Adanya ruang ini memungkinkan kelenjar

mammae dapat digeser pada fascia

pectoralis profunda.
4). Pada keganasan lanjut, kelenjar mammae

akan terfiksasi pada M. pectoralis major.

5). Payudara dapat meluas ke arah lateral.

6). Secara vertikal, basisnya membentang dari

tulang iga 2 sampai 6 Secara transversal,

setinggi tulang rawan iga-4. Kelenjar ini

meluas dari linea mid-axilaris.

4. Ukuran payudara

a) Diameter payudara sekitar 10 – 12 cm.

b) Pada Wanita yang tidak hamil, berat payudara

sekitar 200 gram, wanita hamil 00 gram dan

Wanita menyusui sekiatr 800 gram.

5. Bentuk Payudara

Bentuk kelenjar payudara bervariasi, yaitu

separuh bulatan, kerucut, bergelantung, buah pir,

tipis dan datar.

6. Fungsi Payudara
Fungsi utama payudara dalam kaitannya

sebagai fungsi reproduksi adalah menghasilkan air

susu untuk nutrisi bayi yang baru dilahirkan sampai

pada usia tertentu.

BAB III

PROSES PEMBENTUKAN LAKTASI

Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu

produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI

(oksitosin) merupakan suatu interaksi yang sangat

kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan

bermacam-macam hormone.

1). Produksi ASI prolaktin

Pembentukan payudara dimulai sejak embrio

berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai

menstruasi. hormon yang berperan adalah hormone


estrogen dan progesterone yang membantu

maturassi alveoli. Sedangkan hormone prolaktin

berfungsi untuk produksi ASI. Volume ASI

disesuaikan dengan kebutuhan bayi 500 - 800

ml/hari. (3000ml/ Hr ).

Selama kehamilan hormone prolaktin dari plasenta

meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh

hormone estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen

dan progesterone akan menurun pada saat hari kedua

atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi

ASI, pada proses laktasi terdapat dua refleks aliran yang

berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang

timbul akibat perangsangan puting susu akibat isapan

bayi.

a. Reflek prolaktin Akhir kehamilan hormone

prolaktin memegang peranan untuk

membuat kolostrum terbatas dikarenakan


aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen

dan progesterone yang masih tinggi. Pasca

persalinan,yaitu saat lepasnya plasenta dan

berkurangnya

fungsi korpus luteum maka estrogen dan

progesterone juga berkurang. Hisapan bayi

akan merangsang puting susu dan kalangan

payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris

yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus

melalui medulla spinalis hipotalamus dan

akan menekan pengeluaran faktor pemacu

sekresi prolaktin. Faktor pemicu sekresi

prolaktin akan meransang hipofise anterior

sehingga keluar prolaktin . hormon ini

merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi

untuk membuat air susu. Kadar prolaktin

pada ibu menyusui akan menjadi normal 3


bulan setelah melahirkan sampai penyapihan

anak dan pada saat tersebut tidak akan ada

peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi,

namun pengeluaran air susu tetap

berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak

menyusui, kadar prolaktin akan menjadi

normal pada minggu ke 23, sedangkan pada

ibu menyusui prolaktin akan meningkat

dalam keadaan seperti stress, atau pengaruh

psikis, anestesi, operasi dan rangsangan

puting susu.

b. Reflek aliran (let down refleks) Bersamaan

dengan pembentukan prolaktin oleh hipofisis

anterior,rangsangan yang berasal dari isapan

bayi dilanjutkan ke hipofisis posterior

(neurohipofisis) yang kemudian dikeluarkan

oksitosin. Melalui aliran darah, hormone ini

menuju uterus sehingga menimbulkan


kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras

air susu yang telah terbuat, keluar dari

alveoli dan masuk ke sistem duktus dan

selanjutnya mengalir melalui duktus

lactiferous masuk ke mulut bayi. Faktor-

faktor yang meningkatkan let down ialah

melihat bayi, mendengarkan suara bayi,

mencium bayi, memikirkan untuk menyusui

bayi. Faktor – faktor yang menghambat

refleks let down adalah stress, seperti

keadaan bingung/pikiran kacau, takut dan

cemas. Refleks yang penting dalam

mekanisme hisapan bayi adalah:

1). Refleks menangkap Timbul saat bayi

baru Jahir tersentuh pipinya dan bayi

akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir

bayi dirangsang dengan papilla

mammae maka bayi akan membuka


mulut dan berusaha menangkap puting

susu

2). Refleks menghisap (sucking reflex)

Refleks ini timbul apabila langit-langit

mulut bayi tersentuh oleh putting. Agar

puting mencapai palatum maka

sebagian besar areola masuk kedalam

mulut bayi. Dengan demikian sinus

laktiferus yang berada dibawah areola

tertekan antar gusi, lidah dan palatum

sehingga ASI keluar .

3). Refleks menelan swallowing reflex)

Refleks ini timbul apabila mulut bayi

terisi oleh ASI dan bayi akan

menelannya.

2). Pengeluaran ASI (oksitosin)

Apabila bayi di susui, maka gerakan menghisap

yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf


yang terdapat pada gandula pituitaria posterior

sehingga keluar hormone oksitosin. Hal ini

menyebabkan mioepitel di sekitar alveoli akan

berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam

pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin

selainbdipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh

reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus

melebar, maka secara reflektoris oksitosin

dikeluarkan oleh hipofisis.

3). Pengaruh hormonal

Hormon-hormon yang berperan dalam proses laktasi

adalah

a. Progesteron Berfungsi mempengaruhi

pertumbuhan dan ukuran alveoli, tingkat

progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah

melahirkan dan akan menstimulasi produksi

secara besar-besaran
b. Estrogen Berfungsi menstimulasi sistem saluran

ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun

saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa

bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu

menyusui menghindari KB hormonal berbasis

hormon estrogen karena dapat mengurangi

jumlah produksi ASI

c. Follicle Stimulating Hormone (FSH)

d. Luteinizing Hormone (LH)

e. Prolaktin Berperan dalam membesarnya alveoli

dalam kehamilan

f. Oksitosin
BAB VI

PERAWATAN PAYUDARA PADA ASI EKSKLUSIF

Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk

merawat payudara terutama pada masa nifas (masa

menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI.

Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah

ibu melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu

cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air

susu keluar dengan lancar. Perawatan payudara sangat


penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui.

Hal ini dikarenakan payudara merupakan satu-satu

pengahasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi

yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini

mungkin.

a. Tujuan Perawatan Payudara

a. Memelihara hygene payudara

b. Melenturkan dan menguatkan puting susu

c. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI

cukup untuk kebutuhan bayi

d. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak

perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat

berubah sehingga kurang menarik.

e. Dengan perawatan payudara yang baik puting

susu tidak akan lecet sewaktu dihisap oleh bayi.

f. Melancarkan aliran ASI


g. Mengatasi puting susu datar atau terbenam

supaya dapat dikeluarkan sehingga siap untuk

disusukan kepada bayinya.

b. Waktu Pelaksanaan

a. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah

melahirkan

b. Dilakukan minimal 2x dalam sehari

c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan

payudara adalah:

a. Potong kuku tangan sependek mungkin, serta

kikir agar hal, dan tidak melukai payudara.

b. Cuci bersih tangan dan terutama jari tangan.

c. Lakukan pada suasana santai,misalnya pada

waktu mandi sor, atau sebelum berangkat tidur.

4. Persyaratan Perawatan Payudara


a. Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis

dan teratur minimal dua kali dalam sehari.

b. Memerhatikan makanan dengan menu

seimbang

c. Memerharikan kebersihan sehari-hari

d. Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang

menyokong payudara

e. Menghindari rokok dan minuman beralkohol f.

Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang.

5. Alat yang Digunakan

a. Minyak kelapa atau baby oil

b. Handuk kering

c. Washlap

d. Baskom

e. Air hangat dan air dingin

f. Cawan

6. Teknik Perawatan Payudara


a. Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak

kelapa atau baby oil selama ±5 menit, kemudian

puting susu dibersihkan.

b. Tempelkan kedua telapak tangan di antara kedua

payudara.

c. Pengurutan dimulai ke arah atas, kesamping, lalu

kearah bawah. Dalam pengurutan posisi tangan

kiri kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah

sisi kanan.

d. Pengurutan diteruskan ke bawah, ke samping

selanjutnya melintang, lalu telapak tangan

mengurut kedepan kemudian kedua tangan

dilepaskan dari payudara,ulangi gerakan 20-30

kali.

e. Tangan kiri menopang payudara kiri, lalu tiga jari

tangan kanan membuat gerakan memutar sambil

menekan mulai dari pangkal payudara sampai

pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada


payudara kanan, lakukan dua kali gerakan pada

tiap payudara.

f. Satu tangan menopang payudara, sedangkan

tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi

kelingking dari arah tepi kearah puting susu.

Lakukan tahap yang sama pada kedua payudara.

Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.

g. Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air

hangat dan dingin bergantian selama +-5

menit,keringkan payudara dengan handuk bersih

kemudian gunakan BH yang bersih dan

menopang.
BAB V

CARA DAN POSISI MENYUSUI YANG

BENAR

A. Cara Menyusui yang Benar

Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian

ASI yang dilakukan oleh seorang ibu kepada

bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi

tersebut. Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui.

Duduklah dengan posisi yang enak atau santai,

pakailah kursi yang ada sandaran punggung dan

lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar

bayi tidak terlalu jauh dari payudara ibu.

1). Cara Memasukkan Puting Susu Ibu ke Mulut

Bayi

Bila dimulai dengan payudara kanan,

letakkan kepaada bayi pada siku bagian dalam

lengan kanan, badan bayi menghadap kebadan

ibu. Lengan kiri bayi diletakakan diseputar


pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang

pantat/paha kanan bayi, sangga payudara kanan

ibu dengan empat jari tangan kiri, ibu jari

diatasnya tetapi tidak menutupi bagian yang

berwarna hitam (areola mamae), sentuhlah

mulut bayi dengan puting payudara ibu Tunggu

sampai bayi membuka mulutnya lebar.

Masukkan puting payudara secepatnya ke

dalam mulut bayi sampai bagian yang berwarna

hitam.

2). Teknik Melepaskan Hisapan Bayi

Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10

menit, lepaskan hisapan bayi dengan cara:

a) Masukkan jari kelingking ibu yang bersih

kesudut mulut bayi

b) Menekan dagu bayi ke bawah

c) Dengan menutup lubang hidung bayi agar

mulutnya membuka
d) Jangan menarik putting susu untuk

melepaskan.

3). Cara Menyendawakan Bayi Setelah Minum ASI

a) Setelah bayi melepaskan hisapannya,

sendawanya bayi sebelum menyusukan

dengan payudara yang lainnya dengan cara:

b) Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk

punggungnya dengan pelan sampai bayi

bersendawa

c) Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil

digosok punggungnya.

B. Posisi Yang Tepat Dalam Pemberian ASI

Dalam memegang bayi pastikan ibu melakukan 4

butir kunci sebagai berikut :

1). Kepala bayi dan badan bayi harus dalam

satu garis yaitu, bayi tidak dapat menghisap


dengan mudah apabila kepalanya bergeser

atau melengkung.

2). Muka bayi menghadap payudara dengan

hidung menghadap puting yaitu seluruh

badan bayi menghadap badan ibu. Posisi ini

yang terbaik untuk bayi, untuk menghisap

payudara, karena sebagian puting sedikit

mengarah ke bawah

3). Ibu harus memegang bayi dekat pada ibu.

4). Apabila bayi baru lahir, ibu harus menopang

bokong bukan hanya kepala dan bahu

merupakan hal yang penting untuk bayi baru

lahir. Untuk bayi lebih besar menopang

bagian atas tubuhnya biasanya cukup.

Ada beberapa posisi dalam menyusui, yaitu:

1. Posisi Mengendong (The Cradle Hold)


Posisi ini disebut juga dengan posisi

menyusui klasik. Posisi ini sangat baik untuk

bayi yang baru lahir secara persalinan

normal. Adapun cara menyusui dengan

posisi Madonna (mengendong) :

a) Gunakan bantal atau selimut untuk

menopang bayi, bayi ditidurkan diatas

pangkuan ibu.

b) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi

diletakkan pada lengkung siku ibu dan

bokong bayi diletakan pada lengan.

Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau

bokong bayi ditahan dengan telapak

tangan ibu.

c) Satu tangan bayi diletakkan di belakang

badan ibu dan yang satu didepan.

d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala

bayi menghadap payudara.


e) Telinga dan lengan bayi terletak pada

satu garis lurus.

2. Posisi mengendong menyilang (Cross cradle

hold )

Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki

kesulitan menempelkan wajah bayi ke puting

susu karena payudara ibu yang besar

sementara mulut bayi kecil. Posisi ini juga

baik untuk bayi yang sedang sakit. Cara

menyusui bayi dengan posisi mengendong

menyilang:

a) Pada posisi ini tidak menyangga kepala

bayi dengan lekuk siku, melainkan

dengan telapak tangan.

b) Jika menyusui pada payudara kanan

maka menggunakan tangan kiri untuk

memegang bayi.
c) Peluk bayi sehingga kepala, dada dan

perut bayimenghadap ibu.

d) Lalu arahkan mulutnya ke puting susu

dengan ibu jari dan tangan ibu

dibelakang kepala dan bawah telinga

bayi.

e) Ibu menggunakan tangan sebelahnya

untuk memegang payudara jika

diperlukan.

3. Posisi Football (Mengepit)

Posisi ini dapat dipilih jika ibu menjalani

operasi caesar untuk menghindari bayi

berbaring di atas perut. Selain itu, posisi ini

juga dapat digunakan jika bayi lahir kecil

atau memiliki kesulitan dalam menyusui,

puting susu ibu datar (flat nipple) atau ibu

mempunyai bayi kembar. Adapun cara


menyusui bayi dengan posisi football atau

mengepit adalah:

a) Telapak tangan menyangga kepala bayi

sementara tubuh bayi diselipkan

dibawah tangan ibu seperti memegang

bola.

b) Jika menyusui dengan payudara kanan

maka memegangnya dengan tangan

kanan, demikiansebaliknya.

c) Arahkan mulut bayi ke puting susu,

mula - mula dagunya (tindakan ini

harus dilakukan dengan hati - hati,jika

ibu mendorong bayinya dengan keras

kearah payudara, bayi akan menolak

mengerakkan kepalanya atau melawan

tangan ibu).

d) Lengan bawah dan tangan ibu

menyangga bayi dan ia menggunakan


tangan sebelahnya untuk memegang

payudara jika diperlukan.

4. Posisi berbaring miring

Posisi ini baik untuk pemberian ASI

yang pertama kali atau bila ibu merasakan

lelah atau nyeri. Ini biasanya pada ibu

menyusui yang melahirkan melalui operasi

caesar. Yang harus diperhatikan dari teknik

ini adalah pertahankan jalan nafas bayi agar

tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh

karena itu, harus didampingi oleh orang lain

ketika menyusui. Pada posisi ini kesukaran

perlekatan yang lazim apabila berbaring

adalah bila bayi terlalu tinggi dan kepala

bayi harus mengarah ke depan untuk

mencapai puting. Menyusui berbaring

miring juga berguna pada ibu yang ingin

tidur sehingga ia dapat menyusui tanpa


bangun. Adapun cara menyusui dengan

posisi berbaring miring adalah :

a) Posisi ini dilakukan sambal berbaring

ditempat tidur.

b) Mintalah bantuan pasangan untuk

meletakkan bantal dibawah kepala dan

bahu serta diantara lutut. Hal ini akan

membuat panggung dan panggul pada

posisi yang lurus.

c) Muka ibu dan bayi tidur berhadapan

dan bantu menempelkan mulutnya ke

puting susu.

d) ika perlu letakkan bantal kecil atau

lipatan selimut dibawah kepala bayi

agar bayi tidak perlu menegangkan

lehernya untuk mencapai puting dan ibu

tidak perlu membungkukkan badan

kearah bayi sehingga tidak cepat lelah.


5. Posisi Menyusui dengan kondisi khusus

Posisi menyusui secara khusus adalah posisi

memyusui yang berkaitan dengan situasi

tertentu seperti menyusui pasca operasi

caesar menyusui pada bayi kembar dan

menyusui ASI yang berlimpah (penuh).

a) Posisi menyusui pasca operasi caesar.

Ada dua posisi menyusui yang dapat

digunakan yaitu posisi berbaring miring

dan posisi football atau mengepit.

b) Posisi menyusui dengan bayi kembar

1). Posisi double football atau mengepit

Posisi football atau mengepit

sama dengan ibu yang melahirkan

melalui seksio caesaria. Posisi

football juga tepatnya untuk bayi

kembar dimana kedua bayi disusui


bersamaan kiri dan kanan dengan

cara kedua tangan ibu memeluk

masing-masing satu kepala bayi,

seperti memegang bola, letakkan

tepat dibawah payudara ibu, posisi

kaki boleh dibiarkan menjuntai

keluar dan untuk memudahkan

kedua bayi dapat diletakkan pada

satu bidang datar yang memiliki

ketinggian kurang lebih sepinggang

ibu dengan demikian, ibu cukup

menopang kepala kedua bayi

kembarnya saja dan cara lain adalah

dengan meletakkan bantal diatas

pangkuan ibu.
BAB VI

PROBLEMATIKA DALAM PEMBERIAN

LAKTASI

1. Puting Susu Nyeri

Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu

awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang

setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan

puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan

hilang.

Cara menangani:

a. Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.

b. Mulailah menyusui pada puting susu yang

tidak sakit guna membantu mengurangi sakit

pada puting susu yang sakit.

c. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI

oleskan di puting susu dan biarkan payudara

terbuka untuk beberapa waktu sampai puting

susu kering.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah

rasa nyeri puting susu ketika menyusui:

a. Santai ketika menyusui, harus santai dan

tenang saat menyusu. Hal ini akan membantu

meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan

kain basah yang hangat pada payudara atau

mengambil shower hangat untuk mengguyur

payudara setelah menyusui.

b. Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi

benar-benar selesai menetek, memastikan bayi

tidak lagi menetek sebelum melepaskan dari

payudara. Untuk menghentikan bays dari anak

susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan

jari ke dalam mulutnya. Ini akan melepaskan

isapan bayi dari payudara dan dapat dengan

mudah mengangkat atau menarik bayi dari

puting susu.
c. Mencari posisi yang nyaman saat menyusui

Karena tidak nyaman saat menyusui bisa

membuat cemas, dan mengurangi atau

menghentikan aliran susu. Belajar posisi

menyusui yang nyaman dan benar.

Menggunakan salah satu jari dari posisi

tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi

tidak dalam posisi yang tepat ia mungkin

memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi

mungkin tidak mendapatkan cukup susu dan

menyedot dengan keras. Hal ini dapat

menyebabkan sakit atau mengubah bentuk

puting untuk beberapa menit.

d. Memastikan mulut bayi santai saat menyusui,

jika bayi menyusu terlalu keras maka puting

menjadi sakit, anda perlu membuat santai

mulut bayi. Untuk melakukan ini ibu perlu

memijat rahang bawah telinga bayi. Stroke


adalah gerakan untuk beristirahat dan

melebarkan mulut bayi. Ibu dapat menarik

perlahan-lahan bayi ke bawah menggunakan

jari. Hal ini memungkinkan istirahatnya lidah,

gusi dan puting susu. Tarik kepala bayi

sehingga rahangnya ada di belakang puring

susu, dengan cara ini susu dapat terjepit dan

tidak akan cukup susu mengalir keluar.

e. Menggunakan perangkat untuk menyusui

dengan benar, membaca petunjuk yang ada pada

saat menggunakan perangkat dan menjaga selalu

tetap bersih. Jika ada alat yang menyebabkan

cedera pada payudara, maka penggunaannya

harus dihentikan. Ibu mungkin memerlukan

bantuan untuk mempelajari bagaimana cara

penggunaan alat. Cedera ini meningkatkan risiko

untuk kerusakan dan infeksi puting.


2. Puting Susu Lecet

Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani

dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya

menyusui akan menyakitkan kadang-kadang

mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat

disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi

dapat pula disebabkan oleh trush (candidates)

atau dermatitis.

Cara menangani:

a. Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui

salah, candidates atau dermatitis)

b. Obati penyebab puting susu lecet terutama

perhatikan posisi menyusui

c. Kerjakan semua cara-cara menangani susu

nyeri di atas tadi

d. Ibu dapat terus memberikan ASl-nya pada

keadaan luka tidak begitu sakit


e. Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk),

jangan sekali-kali memberikan obat lain, sperti

krim, salep, dan lain-lain

f. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk

sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan

biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar

2x24 jam

g. Selama puring susu diistirahatkan, sebaiknya ASI

tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak

dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri

h. Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak

dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun

i. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada

payudara yang sakit untuk sementara untuk

memberi kesempatan lukanya menyembuh

j. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan

tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap

mempertahankan kelancaran pembentukan ASI


k. Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas

jangan menggunakan dot

l. Setelah terasa membaik, mulai menyusui

kembali mula-mula dengan waktu yang lebih

singkat

m. Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu

rujuk ke puskesmas.

3. Payudara Bengkak

Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam),

payudara sering terasa penuh dan nyeri

disebabkan bertambahnya aliran darah ke

payudara bersamaan dengan ASI mulai

diproduksi dalam jumlah banyak.

Penyebab bengkak:

a. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah

b. Produksi ASI berlebihan

c. Terlambat menyusui
d. Pengeluaran ASI yang jarang

e. Waktu menyusui yang terbatas

Perbedaan Payudara Penuh dan Bengkak

Payudara Penuh Payudara Bengkak


Rasa berat pada Payudara ocedema, sakit,
payudara, panas dan puting susu kencang,
keras. Bila diperiksa ASI kulit mengkilat walau
keluar dan tidak demam tidak merah, dan bila
diperiksa/diisap ASI
tidak keluar. Badan biasa
demam setelah 24 jam

Untuk mencegah maka


diperlukan: menyusui
dini, perlekatan yang
baik, menyusui “on
demand”. Bayi harus
lebih sering disusui.
Apabila terlalu tegang
atau bayi tidak dapat
menyusu sebaiknya ASI
dikeluarkan terlebih
dahulu, agar ketegangan
menurun.

Merangsang refleks oksitosin:


a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b. Ibu harus rileks
c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah
payudara) d. Pijat ringan pada payudara yang
bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
d. Stimulasi payudara dan puting
e. Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi
oedema
f. Memakai BH yang sesuai
g. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgerik
Cara mengatasinya:
a. Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa
jadwal dan tanpa batas waktu
b. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan
bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif
c. Sebelum menyusui untuk merangsang refleks
oksitosin dilakukan : kompres hangat untuk
mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage
leher dan punggung
d. Setelah menyusu, kompres air dingin untuk
mengurang oedema.

4. Mastitis atau Abses Payudara


Mastitis adalah peradangan pada payudara.
payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti
rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam
terasa ada masa padat (lump) dan diluarnya kulit
menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3
minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan
saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan
kurangnya ASI dusap/dikeluarkan ary pengisapan yang
tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan
payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH
Tindakan yang dapat dilakukan:
a. Kompres hangat/panas dan pemijatan  b.
Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang
tidak sakit yaitu stimulasi puting susu, pijar leher,
punggung, dan lain-lain
b. Pemberian antibiotic flucloxacilin/eryethromycin
selama 7-10 hari
c. Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat
untuk penghilang rasa nyeri
d. Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena
mungkin perlu tindakan bedah

Anda mungkin juga menyukai