Anda di halaman 1dari 32

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep ASI

1. Pengertian ASI

Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama

pada bulan-bulan pertama kehidupan. ASI merupkan sumber gizi yang

sangat ideal dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna

baik secara kualitas maupun kuantitas. Asi sebagai makanan tunggal akan

cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal dari usia empat

sampai enam bulan. [ CITATION Ais16 \l 1057 ].

ASI eksklusif adalah ASI yang yang diberikan sejak bayi dilahirkan

sampai umur bayi sekitar 4-6 bulan (tanpa susu formula atau makanan

lain). Selama itu, bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain

seperti susu formula. Air jeruk, air teh, madu, dan air putih. Selama

pemberian ASI eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan

seperi pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim. ASI eksklusif

diharapkan dapat diberikan sekurang-kurangnya selama empat bulan, dan

bila memungkinkan, sampai enam bulan. Pemberian ASI secara benar

dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan, tanpa makanan

pendamping (PASI, pendamping ASI). Melewati umur 6 bulan, bayi

memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan

sampai bayi berumur 2 tahun. [ CITATION Jur16 \l 1057 ].

8
9

Pemberian ASI Ekslusif sangat penting bagi bayi karena mengandung

antibodi untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi bakteri , virus, jamur,

dan parasit, dapat meningkatkan kecerdasan bayi, terhindar dari alergi

yang timbul karena konsumsi susu formula dan saat proses menyusui bayi

merasakan kasih sayang ibu secara langsung. Bayi yang tidak diberikan

ASI eksklusif akan lebih rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti

jantung, hipertensi, kolestrol, dan diabetes tipe 2 setelah ia dewasa serta

dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas [CITATION

TIA20 \l 1057 ].

Pemberian ASI Ekslusif mendapatkan perhatian dari pemerintah,

mengingat pentingnya ASI eksklusif untuk keberlangsungan hidup bayi,

pada tahun 2004 melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia (Kepmenkes) No.450/Menkes/SK/IV/ menetapkan target

pencapaian ASI sebesar 80% dan hingga saat ini target tersebut masih

digunakan sebagai target pencapaian cakupan ASI Ekslusif[CITATION

TIA20 \l 1057 ].

ASI eksklusif berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 33 tahun

2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan

kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan,tanpa menambahkan

dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali Obat,

Vitamin, dan Mineral). ASI juga mengandung kolostrum yang kaya akan

antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan

bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi sehingga


10

pemberian ASI Eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi

[CITATION Kem19 \l 1057 ].

Selama hamil payudara ibu mengalami perubahan untuk menyiapkan

produksi ASI tersebut sehingga jika telah tiba waktunya ASI dapat

digunakan sebagai pemenuhan nutrisi bayi, ASI juga mengandung

beberapa mikronutrien yang dapat membantu memperkuat daya tahan

tubuh bayi. Selain itu, pemberian ASI minimal selama 6 bulan juga dapat

menghindarkan bayi dari obesitas atau kelebihan berat badan karena ASI

membantu menstabilkan pertumbuhan lemak bayi[CITATION NIM19 \l

1057 ].

2. Manfaat Pemberian ASI

ASI adalah makanan terbaikuntuk bayi, ASI tidak hanya memberikan

manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk Ibu, keluarga dan negara.

a. Manfaat ASI untuk Bayi

1) Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal, namun tidak

meningkatkan risiko kegemukan.

2) Antibodi tinggi sehingga anak lebih sehat.

3) Tidak meninimbulkan alergi dan menurunkan risiko kencing

manis.

4) Menimbulkan efek psikologis untuk pertumbuhan.

5) Mengurangi risiko karies gigi.

6) Mengurngi risiko infeksi saluran pencernaan (muntah, diare)

7) Mengurangi risko infeksi saluran pernapasan dan Asma.


11

8) Meningkatkan kecerdasan.

9) Mudah dicerna, sesuai kemampuan pencernaan bayi.

10) Manfaat ASI untuk Ibu :

a) Isapan bayi merangsang terbentuknya oksitoin sehingga

meningkatkan kontraksi rahim.

b) Mengurangi jumlah pendarahan nifas

c) Mengurangi risiko karsinoma mamae

d) Mempercepat pemulihan kondisi ibu nifas

e) Berat badan lebih capat kembali normal.

f) Metode KB paling aman, kadarprolaktin meningkat sehingga

akan menekan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)

dan ovulasi.

g) Suatu kebanggaan bagi ibu jika dapat menyusui dan merasa

menjadi wanita sempurna.

b. Manfaat bagi Keluarga

1) Aspek Ekonomi dan Psikologi

Tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli susu

formula, bayi yang sehat karena diberi ASI dapat menghemat biaya

kesehatan dan mengurangi kekhawatiran keluarga.

2) Aspek Kemudahan

Lebih praktis saat berpergian karena tidak perlu membawa botol,

susu, air panas, dan segala macam perlengkapannya.


12

c. Manfaat bagi Negara

1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.

Kandungan ASI yang berupa zat protektif dan nutrien di dalam ASI

yang sesuai dengan kebutuhan Bayi, menjamin status gizi bayi

menjadi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.

2) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan

memperpendek lama rawat Ibu dan Bayi serta mengurangi

komplikasi persalianan dan infeksi nosokomial.

3) Mengurangi devisa dalam pemberian susu formula.

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu

memberikan ASI maka dapat menghemat devisa yang seharusnya

dipakai membeli susu formula.

4) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa

Anak yang mendapatkan ASI, tumbuh kembang secara optimal

sehingga akan menjamin kualitas generasi penerus

bangsa[ CITATION Yef151 \l 1057 ].

3. Komposisi Gizi dalam ASI

Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Komposisi

ASI berubah menurut stadium penyusuan. Komposisi ASI tidak dapat

ditiru dengan pemberian susu formula.


13

a. Kolostrum

Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar , berwarna

kuning keemasan, kental, dan lengket, kolostrum ini di sekresi oleh

kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari keempat persalinan.

Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi

volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas

lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300

ml/24 jam. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk

membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir

dan mempersiapkan saluran pecernaan makanan bagi bayi.

b. ASI transisi/peralihan

ASI peralihan di produksi pada hari keempat/ketujuh sampai hari

ke-10/ ke-14 setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang. Pada ASI

transisi kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi, kadar

protein dan mineral lebih rendah, serta mengandung lebih banyak

kalori.

c. ASI matur

ASI matur keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya.ASI matur akan

terlihat lebih encer dari pada susu sapi. Akan tetapi, pada tahap ini

terlihat lebih ASI banyak mengandung nutrisi yang terus berubah

disesuaikan dengan stimulus saat laktasi.


14

Komposisi ASI antara lain sebagai berikut.

1) Laktosa

Laktosa 7 g/100 ml, merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI

yang berpera penting sebagai sumber energi. Selain itu laktosa

juga akan di olah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan

dalam perkembangan sistem saraf. Zat ini membantu penyerapan

kalsium dan magnesium dimasa pertumbuhan bayi.

2) Lemak

Lemak 3,7- 4,8 g/100 ml, merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI

dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam

pengaturan suhu tubuh bayi.

3) Vitamin

Kandungan vitamin dalam ASI antara lain Vitamin E banyak

terkandung dalam kolostrum, Vitamin K berfungsi sebagai

katalisator pada proses pembekuan darah, Vitamin D berfungsi

untuk pembentukan tulang dan gigi

4) Garam dan Mineral

Jumlah zat besi dalam ASI termasuk sedikit tetapi mudah diserap

jumlah zat besi berasal dari persediaan zat besi sejak bayi lahir, dari

pemecahan sel darah merah dan zat besi yang terkandung dalam

ASI. Seng di perlukan untuk pertumbuhan perkembangan dan


15

imunitas, juga diperlukan untuk mencegah penyakit akrodermatitis

enteropatika (penyakit kulit dan sistem pencernaan).

5) Oligosakarida

Oligosakarida 10-12 g/l, merupakan komponen bioaktif di ASI

yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan

jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem

pencernaan bayi.

6) Protein

Protein 0,8-1,0 g/100 ml, merupakan komponen dasar dari protein

adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak,

beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurina, triptofan, dan

fenilalanina merupakan senyawa yang berperan dalam proses

ingatan[ CITATION Yef151 \l 1057 ].

d. ASI mengandung zat protektif

Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi

jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain :

1) Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam

asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan

sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).

2) Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat

pertumbuhan kuman.
16

3) Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti

inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk

menyerang E-Coli dan salmonela.

4) Faktor anti sterptokokus, melindungi bayi dari kuman serptokokus.

5) Antibodi

6) Tidak menimbulkan alergi.

[ CITATION Yef151 \l 1057 ]

e. Masalah dalam Pemberian ASI

1) Puting susu Nyeri

Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui.

Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI kelur. Bila posisi mulut

bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan hilang. Cara

menangani :

a) Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.

b) Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit guna

membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.

c) Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan diputing

susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai

puting susu kering.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah rasa nyeri puting

susu ketika menyusui:

(1) Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat

menyusui. Hal ini akan membantu meningkatkan aliran air


17

susu ibu. Meletekkan kain basah yang hangat pada payudara

atau mengambil shower hangat untuk mengguyur payudara

setelah menyusui.

(2) Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai

menetek, memastikan bayi tidak menetek sebelum

melepaskan dari payudara. Untuk menghentikan bayi dari

anak susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan jari

kedalam mulutnya. Ini akan melepaskan isapan bayi dari

payudara dan dapat dengan mudah mengangkat atau menarik

bayi dari puting susu.

(3) Mencari posisi yang nyaman saat menyusui, Karena tidak

nyaman saat menyusui bisa membuat cemas, dan mengurangi

atau menghentikan aliran susu. Belajar posisi menyusui yang

nyaman dan benar. Menggunakan salah satu jari dari posisi

tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam

posisi yang tepat ia mungkin memiliki masalah dalam

penghisapan. Bayi mungkin tidak mendapatkan cukup susu

dan menyedit dengan keras. Hal ini dapat menyebabkan sakit

atau mengubah bentuk puting untuk beberapa menit.

(4) Memastikan mulut bayi santai menyusui, jika bayi menyusu

terlalu keras maka puting menjadi sakit, anda perlu memijat

rahang bawah telinga bayi. Stroke adalah gerakan untuk

beristirahat dan melebarkan mulut bayi. Ibu dapat menarik


18

perlahan-lahan bayi kebawah menggunakan jari. Hal ini

memungkinkan istirahatnya lidah, gusi dan puting susu. Tarik

kepala bayi sehingga rahangnya ada di belakang puting susu,

dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan cukup

mengalir keluar.

(5) Menggunakan perangkat untuk menyusui dengan benar

membaca petunjuk yang ada pada saat menggunakan

perangkat dan menjaga selalu tetap bersih. Jika ada alat yang

menyebabkan cedera pada payudara, maka pengunaanya

harus dihentikan. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk

mempelajari bagaimana cara pengunaan alat. Cedera ini

meningkatkan resiko untuk kerusakan dan infeksi putting.

2) Puting Susu Lecet

Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan

menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang-kadang

mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi

menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush

(candidates) atau darmatitis. Cara menangani :

a) Cari penyebab puting lecet ( posisi menyusui salah, candidates

atau darmatitis)

b) Obati puting susu lecet terutama perhatikan posisi menyusui.

c) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi.


19

d) Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak

begitu sakit.

e) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-

kali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.

f) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara

waktu kurang lebih 1x24jam, dan biasanya akan sembuh sendiri

dalam waktu sekitar 2x24jam.

g) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetapn

dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat

pompa karena nyeri.

h) Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk

menggunakann sabun.

i) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang

sakit untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh.

j) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan

dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran

pembentukan ASI

k) Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan

menggunakan dot

l) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula

dengan waktu yang lebih singkat.

m) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas.

3) Payudara bengkak
20

Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4jam), payudara sering terasa

penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara

bersama dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak.

Penyebab payudara bengkak:

a) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah

b) Produksi ASI berlebihan

c) Terlambat menyusui

d) Pengeluaran ASI yang jarang

e) Waktu menyusui terbatas.

4) Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi

merah, bengkak kadang kala di ikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh

meningkat. Didalam terasa ada masa padat (lump) dan diluarnya kulit

menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu

setelah persalinan siakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang

berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan

atau pengisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan

menekan payudara dengan jari karena tekanan baju/BH.

[ CITATION Ali20 \l 1057 ]

f. Kelancaran ASI

Pengeluaran ASI akan dikatakan lancar apabila produksi ASI

berlebih yang ditandai dengan ASI akan menetes dan memancar deras saat

diisap bayi [ CITATION Ali20 \l 1057 ].


21

g. Upaya Memperbanyak ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat

dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk

tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan kebutuhannya.

Meski demikian, tidak semua Ibu mau menyusui bayinya karena

berbagai alasan. Misalnya takut gemuk, sibuk, payudara kendor dan

sebagainya. Di lain pihak ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi

mengalami kendala. Biasanya ASI tidak mau keluar atau produksinya

kurang lancar.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan

pengeluaran ASI di pengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan

oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumah produksi ASI, sedangakan

Oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan

dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisnya baik maka produksi yang

dihasilkun juga banyak.

Namun demikian, untuk mengeluarkan ASI diperlukan hormon

oksitosin yang kerjanya dipengaruhi oleh hisapan bayi. Smakin sering

puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI.

Hormon oksitosin sering disebut sebagai hormon kasih sayang. Sebab,

kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa cinta,

rasa aman, ketenangan, dan rileks

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI :

1) Makanan
22

2) Ketenangan jiwa dan pikiran

3) Penggunaan alat kontrasepsi

4) Perawatan payudara

5) Anatomis payudara

6) Faktor fisiologi

7) Pola istrahat

8) Faktor isapan anak atau frekuensi penyususnan

9) Faktor obat-obatan

10) Berat lahir bayi

11) Umur kehamilan saat melahirkan

12) Konsumsi rokok dan alkohol

[ CITATION Dam14 \l 1057 ]

h. Tanda Bayi Cukup ASI

Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai

keadaan sebagai berikut :

1) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan

ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama.

2) Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi

lebih muda pada hari kelima setelah lahir.

3) Bayoi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.

4) Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.

5) Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.

6) Warna Bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.


23

7) Pertumbuhan berat badan (BB) Bayi dan tinggi badan (TB) Bayi sesuai

dengan grafik peryumbuhan.

8) Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan

rentang usianya)

9) Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan

cukup

10) Bayi menyusui dengan kuat (Rakus), kemudian melemah dan

tertidur pulas [CITATION Dam14 \l 1057 ].

i. Penatalaksanaan Pengeluaran ASI

1) Terapi Farmakologi

Obat-obatan yang pernah digunakan untuk meningkatkan produksi

ASI antara lain metoklopramid, domperidon, sulpirid, chlorpromazin,

growth hormone, thyrotropin-releasing hormone dan oksitosin.

Galaktogogue adalah obat-obatan atau substansi lain yang dipercaya

dapat memulai, mempertahankan, atau meningkatkan produksi ASI.

Indikasi pemberian galaktogogue adalah meningkatkan suplai ASI

karena ibu atau bayi sakit atau dipisahkan. Galaktogogue yang sering

digunakan adalah metoklopramid dan domperidon.

a) Domperidon

Domperidon merupakan suatu antagonis reseptor dopamin D2.

Di Asia dan Eropa, domperidone telah lama digunakan sebeagai

prokinetik dan antiemetik. Domperidone paling direkomendasikan

karena telah terbukti efektif, belum ditemukan efek samping


24

terhadap bayi, serta efek samping yang jarang pada ibu yang

menyusu. Selain itu, berdasarkan literatur domperidone sebagai

galactogague telah banyak digunakan di berbagai negara meskipun

sebagai galactogague telah banyak digunakan di berbagai Australia,

Belanda, Belgia, Inggris, Irlandia, Italia, Jepang, dan Kanada.

Administrasi dan mekanisme kerja domperidone sebegai

galactogogue, domperidone dratiabsorpsi scara oral dengan

bioavailabilitas tinggi. Obat ini juga mengalami eliminasi lintas

pratama (first pass metabolism) saat melewati hati dan saluran cerna.

Waktu paruh (T ⁄ ) domperidone sekitar 7-12 jam dan sebagaian

besar di sebagian besar dieksresikan melslui ginjal. Pada proses

laktasi, hipotslsmus mendekresikan prolactinginhibiting hormone

(PIH) yang dikenal sebagai neurotransmitter dopamin dan prolacin-

releasing hormone (PRH). Sekresi kedua hormon tersebut

berpengaruh pada sekresi hormon prolaktin. Domperidone bekerja

sebagai antagonis reseptor dopamin. Hambatan neurotransmitter

dopamin di oatak mampu mensupresi produksi PIH, sehingga sekresi

PIH menurun san hormon proklatin meningkat. Hal tersebut

memberikan dampak positif terhadap peningakatan sekresi sel epitel

alveolar, dan merangsang peningkatan sekresi ASI[ CITATION Ali20 \l

1057 ].

Rendahnya cakupan ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain usia ibu, tingkat pendidikan, status pekerjaan,


25

pengetahuan ibu, dukungan suami/ keluarga dan dukungan petugas

kesehatan. [CITATION Eli161 \l 1057 ]. Di Indonesia ada beberapa hal

yang mengahambat pemberian ASI eksklusif yaitu kurangnya

pengetahuan ibu tentang Breast Care dan kurangnya penggunaan

Breast Care Pada perawatan Ibu nifas (Wulandari,2018) dalam

[ CITATION Yun181 \l 1057 ].

2) Terapi Nonfarmakologi

a) Breast Care (Perawatan payudara)

Breast Care merupakan cara pemeliharan payudara yang

dilakukan untuk memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada

saat menyusui dengan melakukan pemijatan. Perawatan payudara

sangat penting dilakukan baik dalam masa kehamilan ataupun

menyusui. Hal ini di karenakan payudara merupakan satu-satunya

penghasil ASI atau cairan pertama sebagai bahan makanan pokok

bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin [ CITATION

Nan201 \l 1057 ].

Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat

payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk

memperlancar pengualaran ASI. Perawatan payudara adalah

perawatan setelah ibu melahirkan dan menyusui yang merupakan

suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu

keluar dengan lancar. Perawatan payudara sangat penting dilakukan

selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini dikarenakan payudara


26

merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok

bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.

[ CITATION Pur17 \l 1057 ]

b) Kompres Hangat

Kompres hangat payudara selama dalam pemberian asi akan

dapat meningkatkan aliran ASI dari kelenjar-kelenjar penghasil ASI.

Manfaat lain dari kompres hangat payudara antara lain: stimulasi

refleks let down; mencegah bendungan pada payudara yang bisa

menyebabkan payudara bengkak; memperlancar peredaran darah

pada daerah payudara[ CITATION Ali20 \l 1057 ].

B. Konsep Ibu post partum

1. Pengertian Ibu post partum

Ibu post partum adalah keadaan ibu yang baru saja melahirkan, istilah

post partum adalah masa sesudah melahirkan atau persalinan. Post partum

adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali pada keadaan sebelum hamil. Masa post partum berlangsung

selama kira-kira 6 minggu.

2. Tahapan masa post partum

a. Immediate postpartum (setelah plasenta lahir-24 jam)

Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam, adapun masalah

yang sering terjadi pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu
27

perlu melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia,

tekanan darah dan suhu.

b. Early postpartum (24 jam - 1 minggu)

Harus dipastikan involusi uteri normal, tidak ada perdarahan,lokia

tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapat makanan dan

cairan serta ibu dapat menyusui dengan baik

c. Late postpartum (1 minggu – 6 minggu)

Tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta

konseling/pendidikan kesehatan keluarga berencana (KB)

3. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Post Partum

Pada masa post partum ibu mengalami adanya perubahan-perubahan

pada tubuh terutama pada ibu yang meliputi di antara : sistem reproduksi

yaitu adanya pengerutan pada dinding rahim (involusi), lokea, perubahan

serviks, vulva, vagina dan perinium., dan pada sistem pencernaan, terdapat

adanya pembatasan pada asupan nutrisi dan cairan yang dapat

menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit serta akan

menimbulkan keterlambatan pemulihan fungsi tubuh.

Sedangkan setelah masa post partum akan adanya perubahan pada

otot-otot uterus mulai dari berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah yang

ada antara oto-totot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
28

terjadinya pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang

terdapat pada serviks sesudah post partum yaitu pada organ serviks seperti

menganga berbentuk corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri

terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada

endometrium yaitu timbulnya berupa trombosis, degenerasi dan nekrosis

ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kir-

kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat

pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari

sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.

Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang pada

sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali

seperti sedia kala.

4. Klasifikasi Masa Ibu Post Partum

Masa ibu post partum dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

a. Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah

diperbolehkan berdiri dan berjalan

b. Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara

menyeluruh dengan lama  6-8 minggu

c. Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami

komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.

5. Komplikasi Ibu Saat Masa Post Partum


29

Berikut ini merupakan komplikasi yang terjadi pada ibu saat post partum,

yaitu:

a. Penurunan Berat badan Untuk sebagian besar pada wanita memiliki

berat badan lebih dalam 2 tahun setelah hamil dibanding wanita yang

belum pernah hamil, dan penurunan berat badan biasanya bisa terjadi

pada dalam beberapa waktu sesudah hamil dan melahirkan.

b. Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah melahirkan atau

saat ibu berada di masa nifas. Demam ini bisa terjadi setelah melahirkan

hingga kurang lebih 6 minggu setelah masa persalinan, demam nifas

biasanya yang disebabkan oleh perubahan hormon karena sebagian

besar demam nifas ini disebabkan oleh infeksi setelah masa persalinan

atau melahirkan.

c. Nyeri pada simfisis pubis nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu paska

bersalin atau masa nifas, dan nyeri tersebut akan ada setelah kondisi ibu

melahirkan bayi melalui vagina, nyeri ini diakibatkan karena adanya

lecet pada sekitar area vagina dan bekas luka jahitan pasca melahirkan.

d. Kesulitan berjalan atau kesulitan dalam hubungan seksual Kesulitan

ketika berjalan biasanya dikarenakan adanya latihan duduk dan berjalan

paska bersalin pada ibu post partum, sedangkan kesulitan dalam

hubungan seksual pada ibu post partum kemungkinan diakibatkan

karena timbulnya rasa sakit disekitar jalan lahir setelah pasca

melahirkan.
30

e. Pendarahan yang luar biasa Pendarahan pada ibu pasca melahirkan

terdapat pendarahan yang hebat yang terjadi dari adanya robekan pada

jalan lahir. Dan juga apabila ari-ari sudah lahir (keluar dari rahim)

biasanya juga mengeluarkan darah yang banyak, sedangkan rahim

masih berkontraksi dengan baik sehingga ibu post partum merasa mules

dengan adanya kontraksi tersebut, sedangkan bisa juga darah yang

keluar banyak tentunya kemungkinan terjadi karena adanya robekan

pada jalan lahir sehingga bisa terjadinya pendarahan yang luar biasa.

f. Payudara membengkak disertai kemerahan Paska persalinan setelah dua

atau tiga hari terkadang seorang ibu nifas atau post partum akan

merasakan payudaranya mulai membengkak yang disebabkan oleh

adanya bakteri Staphylococcus atau Streptococcus yang berasal dari

saluran air susu yang tersumbat (ASI mengendap dalam saluran susu),

selain itu dengan adanya penyumbatan pada sekitar area payudara akan

membuat terlihat payudara menjadi bengkak dan kemerahan.

[ CITATION Sri19 \l 1057 ]

C. Breast Care (Perawatan Payudara) untuk Melancarkan ASI

1. Pengertian

Breast Care adalah upaya untuk memberikan rangsangan pada otot-

otot payudara dengan memberikan pijatan pada payudara. Rangsangan ini

diperlukan untuk memperbanyak ASI dengan mengaktivasi kelenjar-

kelenjarnya. Otot-otot payudara terdiri dari otot-ototpolos. Dengan adanya

rangsangan, otot-otot akan berkontraksi lebih dan kontraksi ini diperlukan


31

dalam laktasi. Kegiatan ini lebih baik dilakukan pada pagi dan sore hari

sebeluim mandi dan diharapkan dapat memberikan stimulus pada kelenjar

susu ibu untuk menghasilkan ASI. Perawatan payudara dilakukan atas

berbagai indikasi, antara lain : puting tidak menonjol atau bendungan

payudara [ CITATION Sus17 \l 1057 ].

Breast Care merupakan cara pemeliharan payudara yang dilakukan

untuk memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat menyusui

dengan melakukan pemijatan. Perawatan payudara sangat penting

dilakukan baik dalam masa kehamilan ataupun menyusui. Hal ini di

karenakan payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI atau cairan

pertama sebagai bahan makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus

dilakukan sedini mungkin [ CITATION Nan201 \l 1057 ].

2. Standar Operasional Prosedur pada Perawatan Payudara

a. Tujuan Pelaksanaan Perawatan Payudara :

1) Untuk melancarkan sirkulasi darah

2) Mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga mmperlancarkan

pengeluaran ASI.

b. Peralatan :

1) Handuk besar bersih : 2 buah

2) Baskom

3) Cawan

c. Bahan :

1) Kapas bersih
32

2) Baby Oil

3) Air hangat

d. Prosedur Pelaksanaan

1) Persiapan

a) Siapkan alat dan bahan

b) Lakukan informed consent pada klien

c) Cuci tangan

d) Berdiri di belakang klien

e. Pre Interaksi

1) Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra

indikasi

2) Siapkan Alat

f. Tahap Orientasi

1) Mengucapkan salam

2) Memperkenalkan diri pada responden

g. Tahap Kerja

N
LANGKAH
O
1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
 Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes perawatan
payudara
 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan sampai klien
mengerti dan meyetujui tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan dan mendekatkan alat
 Menyiapkan dan mendekatkan alat (letakkan alat dan
bahan secara ergonomis)
Peralatan : Handuk bersih, Waslap, Cawan, Baskom
Bahan : Baby oil, Air Hangat
3. Menutup sampiran
 Menutup sampiran/ gorden
33

4. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan


 Melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan
 Mencuci tangan dengan 6 langkah
5. Memberitahu ibu untuk membuka baju dan bra
 Meminta ibu dan membantu ibu untuk membuka baju dan
Bra
6. Memasang handuk besar di bagian punggung
 Memasang handuk dibagian punggung untuk menjaga
privasi klien

7. Memasang handuk satunya dengan menutupi perut dan paha


ibu
 Memasang handuk menutupi perut dan paha untuk menjaga
privasi klien
8. Mengompres puting susu dengan kapas yang telah dibasahi
dengan baby oil selama kurang lebih 3 menit
 Mengompres sesuai, lengkap, waktu sesuai
 Puting susu dikompres supaya kenyal
9. Melepas kapas dengan gerakan memutar searah jarum jam
 Melepas kapas dengan memutar dan searah jarum jam
untuk menghindari lecet puting susu
10. Jika puting susu masuk, lakukan teknik Hoffman
 Dilakukan dengan prosedural
11. Membasahi kedua telapak tangan dengan baby oil
 membasahi kedua telapak tangan dengan maksimal dan
sempurna
 melicinkan kedua telapak tangan agar tidak menimbulkan
rasa sakit
12. Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara
 berdiri dibelakang klien untuk melakukan tinakan
13. Melakukan pengurutan pertama : kedua telapak tangan
diletakkan di antara payudara, diurut ke atas, kesamping,
kebawah menyangga payudara, dilakukan ; 15-20x
 dalam pengurutan tangsn knan kearah sisi kanan dan
tangan kiri kearah sisi kiri.
14. Teruskan pengurutan kebawah, ke samping, melintang, lalu
kedepan
 setelah pengurutan ke depan lalu kedua tangan dilepaskan
dari payudara, ulangi gerakan 20-30 kali untuk tiap
payudara
15. Lakukan pengurutan kedua : tangan kiri menyangga
payudara kiri, 4 jaritangan kanan membuat gerakan memutar
sambil menekan mulai dari pangkal keputing, bergantian
dengan payudara kanan, lakukan 15-20x
 melakukan dengan sempurna dan dengan kelembutan
34

16. Melakukan pengurutan ketiga : tangan kiri payudara kiri,


kelingking tangan kanan mengurut payudara dari atas kearah
puting, bergantian dengan satunya, masing- masing dilakukan
15-20x
 sokong payudara dengan dengan satu tangan, tangan yang
lain mengurut payudara dengan sisi kelingking
 lakukan tahap yang sama pada kedu payudara
17. Mengompres payudara dengan waslap yang telah dibasahi air
hangat selama 2 menit, lalu diganti dengan waslap yang
dibasahi air dingin selama 1 menit, dilakukan bergantian dan
diakhiri dengan waslap air hangat.
 Membersihkan payudara dari bekas minyak dengan
menggunakan waslap basah hangat
18. Membersihkan payudara dengan handuk kering
 Membersihkan kedua payudara dengan sempurna
19. Mengecek pengeluaran ASI kemudian membersihkan puting
susu dan areola dengan kapas/ kasa bersih
 Melaksanakan sampai dengan terlihat keluarnya ASI
20. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan
umpan balik
 Menanyakan yang belum jelas dan menerangkan kembali

h. Terminasi

1) Evaluasi perasaan responden setelah melakukan perawatan patudara

2) Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)

3) Simpulkan hasil kegiatan

4) Berikan umpan balik positif

5) Kontrak pertemuan selanjutnya

6) Bereskan alat-alat

i. Dokumentasi

1) Catat hasil kegiatan yang telah dilakukan

2) Catat tindakan yang dilakukan

3) Lama tindakan yang dilakukan


35

4) Reaksi setelah dilakukan perawatan payudara

5) Respon setelah dilakukan perawatan payudara

[ CITATION Mas13 \l 1057 ]

D. Kompres Hangat Untuk Kelancaran ASI

1. Pengertian Kompres Hangat

Kompres hangat merupakan tindakan dengan memberika kompres

hangat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman,

mengurangi nyeri, mencegah terjadinya spasme otot dan memberikan rasa

hangat. Kompres hangat bermanfaat untuk meningkatkan suhu kulit lokal,

melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah,

mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri, menghilangkan

sensasi rasa nyeri, serta memberikan ketenangan dan kenyamanan.

[ CITATION Ali20 \l 1057 ]

2. Tujuan Kompres Hangat

a. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan rileks

b. Mengurangi dan membebaskan nyeri

c. Mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot

d. Memberikan rasa hangat

3. Mekanisme Kerja
36

Kulit tubuh yang mendapatkan kompres hangat akan mengalami

sistem alamiah/ fisiologis tubuh, yaitu pelebaran pembuluh darah, dengan

melebarnya pembuluh darah pada kulit yang terkompres maka aliran darah

akan semakin meningkat pada bagian tersebut. Darah yang memiliki

bentuk cairan merupakan media perantara (konveksi). Panas yang terjadi

pada tubuh kita akan dihantarkan pula oleh darah dan tentunya menuju

tempat dimana pembuluh darah lebih lebar (pada tempat kompres). Karena

pembuluh darah yang melebar itu terletak pada kulit yang dekat dengan

udara luar (lebih rendah suhunya dibandingkan suhu tubuh). Maka panas

yang teralirkan oleh darah akan mudah menguap (evaporasi) pemberian

kompres hangat juga barangkali memberikan signal kepada pusat panas

tubuh yang terdapat diotak (termostat) untuk tidak menaikkan suhunya

lagi[ CITATION Ali20 \l 1057 ].

4. Standar Operasional Prosedur kompres hangat Payudara

a. Tujuan Pelaksanaan kompres hangat payudara :

1) Untuk melancarkan sirkulasi darah

2) Mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga mmperlancarkan

pengeluaran ASI.

a) Peralatan :

(1) Handuk besar bersih : 1 buah

(2) Kom

b) Bahan :

(1)Baby Oil
37

(2)Air hangat

c) Prosedur Pelaksanaan

(1)Persiapan

(a) Siapkan alat dan bahan

(b) Lakukan informed consent pada klien

(c) Cuci tangan

(d) Berdiri di belakang klien

b. Pre Interaksi

1) Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra

indikasi

2) Siapkan Alat

c. Tahap Orientasi

1) Mengucapkan salam

2) Memperkenalkan diri pada responden.

d. Tahap Kerja

1) Sikap dan Perilaku

a) Menyambut pasien, memberi salam dan memperkenalkan diri

b) Menjelaskan maksud dan tujuan

c) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

d) Menanyakan kesiapan pasien

e) Memposisikan pasien

f) Menjaga privasi pasien

2) Content/Isi
38

a) Mempersiapkan alat

(1) Kursi

(2) Handuk 1

(3) Baby oil

(4) Waslap 2 buah

(5) Kom

(6) Air hangat

b) Mencuci tangan

c) Membantu melepaskan pakaian bagian atas dan melepaskan

pakaian dalam

d) Memasang handuk melingkar dibawah payudara atau perut ibu

e) Mengurut atau mengusap ringan payudara

f) Mengoleskan sedikit minyak atau baby oil ke telapak tangan

balurkan pada payudara, pengurutan pertama lakukan pengurutan

ke arah dalam payudara secara bersamaan dengan kedua tangan.

Lakukan berulang-ulang sebanyak 20-30 kali putaran.

g) Mengompreskan kedua payudara menggunakan waslap selama 2-

3 menit, kemudian bersihkan.

h) Mengeluarkan ASI denan cara meletakan ibu jari dan jari telunjuk

didaerah luar areola lalu tekan kearah luar dari pangkal Payudara,

lalu lepaskan hingga ASI keluar

i) Tampung ASI yang sudah dikeluarkan tersebut

j) Memberitahu tindakan sudah selesai


39

k) Membantu pasien memakai pakaian dalam/BH

l) Merapikan pasien

m)Membereskan alat

n) Mencuci tangan

o) Dokumentasi

e. Terminasi

1) Evaluasi perasaan responden setelah melakukan perawatan payudara

2) Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)

3) Simpulkan hasil kegiatan

4) Berikan umpan balik positif

5) Kontrak pertemuan selanjutnya

6) Bereskan alat-alat

f. Dokumentasi

1) Catat hasil kegiatan yang telah dilakukan

2) Catat tindakan yang dilakukan

3) Lama tindakan yang dilakukan

4) Reaksi setelah dilakukan perawatan payudara

5) Respon setelah dilakukan perawatan payudara.

[ CITATION End17 \l 1057 ].

Anda mungkin juga menyukai