Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produksi ASI (Air Susu Ibu)


1. Pengertian ASI (Air Susu Ibu)
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya
(Sri 2016)
Menurut (Roesli 2018) yang dimaksud denga ASI ekslusif adalah bayi yang hanya diberi
ASI saja tanpa tambahan lain seperti cairan susu formula, jeruk, madu, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur, biskuit, dan tim. Lebih lanjut dikatakan
bahwa penyusuan ASI ekslusif dianjurkan untuk jangka waktu empat sampai enam bulan.
Depkes RI (2018) mendefinisikan ASI ekslusif adalah memberikan hanya ASI tanpa
memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia enam
bulan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan (UNICEF) sedang mempertimbangkan: Inisiatif
Menyusui dini dalam waktu 1 jam setelah lahir. setelah pengenalan suplemen nutrisi (padat)
yang tepat dan aman selama 6 bulan pertama, 6 bulan pertama ASI Eksklusif selama berbulan-
bulan dan terus menyusui hingga 2 tahun atau lebih. Namun, masih banyak bayi dan anak yang
belum mendapatkan makanan terbaik. Antara tahun 2007 dan 2014, hanya 36% bayi berusia 6
bulan di seluruh dunia yang disusui secara eksklusif (WHO 2016)

Faktor ibu yang menjadi masalah dalam pemberian ASI adalah pengeluaran ASI.
Masalah pengeluaran ASI pada hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan berkurangnya
rangsangan hormon Prolaktin dan Oksitoksin. Faktor psikologis merupakan hal yang perlu
diperhatikan setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang
mengakibatkan perubahan pada psikis. Kondisi ini dapat mempengaruhi proses laktasi, fakta
menunjukan bahwa cara kerja hormone oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikologis. Persiapan
ibu secara psikologis sebelum menyusui merupakan faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan menyusui. Stress, rasa kuatir dan cemas yang berlebihan, ketidakbahagiaan pada
ibu sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI esklusif. Saat ini terapi
nonfarmakologis untuk meningkatkan produksi ASI telah ada, namun belum banyak diterapkan
disemua pelayanan kebidanan karena keterbatasan informasi dilayanan kesehatan tentang
prosedur pelaksanaan (Masadah, 2016).

2. Jenis- jenis ASI


Jenis ASI akan membantu ibu menyadari berbagai manfaat dan fungsi dari jenis ASI
yang dihasilkan selama menyusui. ASI dibentuk secara bertahap sebagai makanan terbaik untuk
tumbuh kembang bayi, dan komposisi ASI dibentuk secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
nutrisi bayi sejak lahir. Menurut tahapan pemompaan payudara dapat dibedakan menjadi 3 jenis
(Fikawati dkk,2015)

a. Kolostrum.
Yang pertama adalah jenis ASI yang keluar pada hari pertama setelah melahirkan
(1-4 hari) dan memiliki ciri cairan berwarna kuning tua yang lebih di kenal dengan
kolostrum. Kolostrum jenis ini mengandung berbagai protein dan zat imun, seperti IgG,
IgA dan IgM. Kolostrum kaya akan zat kekebalan yang membantu melindungi kondisi
bayi yang masih dalam tahap awal kehidupan. Meskipun kandungan proteinnya tinggi
mengandung kolostrum jenis ini, ASI lebih pekat, sehingga ibu tidak perlu khawatir
konsistensi yang kental atau padat ini akan menyebabkan bayi merasa lebih kenyang
meski menyusui dalam jumlah sedikit, karena ini adalah hari pertama menyusui. Tidak
perlu makan banyak.
ASI jenis ini juga berperan penting dalam menutupi dinding usus bayi dari
bakteri, serta mengeluarkan zat-zat yang tidak perlu dari usus bayi dan menyiapkan ASI
jenis lain untuk saluran pencernaan bayi. ASI atau makanan lain. Produksi kolostrum ini
secara bertahap akan menurun dari hari ketiga hingga hari kelima (Nurima 2015).

b. ASI masa transisi atau ASI peralihan.


Masa transisi terjadi dari hari ke-4 hingga ke-10, saat sekresi ASI mulai stabil.
Pada saat ini, seiring dengan meningkatnya jumlah ASI, karbohidrat akan meningkat dan
komponen protein akan berkurang. Karena penurunan komposisi protein ini, ibu
diharapkan menambahkan protein ke dalam makanannya (Yuslena 2016).
c. ASI mature.
ASI matang adalah jenis ASI yang keluar setelah hari ke-10 setelah bayi lahir.
ASI matur ini nutrisinya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi di bawah 6 bulan.
Menurut waktu produksi susu matang, yang dapat dibagi menjadi dua jenis foremilk dan
hindmilk.
Pertama, susu matur, jenis pra-susu, adalah susu yang mengalir di awal/pertama
kali aktivitas laktasi. Selama produksi, jumlah ASI matur yang dihasilkan lebih banyak
daripada jenis susu berikutnya, yang menyebabkan rasa kenyang pada bayi. Mengenai
nutrisi. foremilk rendah lemak dan lebih tinggi protein, laktosa, dan air. Kandungan
protein laktosa dan air yang tinggi membuat susu matang tampak lebih encer
dibandingkan handmilk.

3. Komposisi nutrisi dalam ASI


ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk 6 bulan pertama. karbohidrat. Lemak,
protein, vitamin, dan air merupakan komponen ASI. Selain itu, ASI juga mengandung faktor
biologis aktif, yang dapat mencegah infeksi dan membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi
(WHO, 2017)
a. Karbohidrat.
Karbohidrat dalam ASI berupa laktosa atau gula susu. Kandungan karbohidrat
dalam ASI tidak berubah setiap hari, dan kandungannya lebih tinggi dari PASI.
Hubungan antara kandungan laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 banding 4, itulah
sebabnya ASI lebih manis daripada PASI. Karbohidrat dalam ASI berperan sangat
penting dalam pertumbuhan sel saraf. Asam laktat juga membantu menyerap kalsium dan
mineral lainnya, yang juga diperlukan untuk perkembangan otak anak pada masa bayi
(Kementerian Kesehatan RI 2015).

b. Lemak.
Kandungan lemak dalam ASI kurang lebih 2262 g/l, 50% diantaranya
mengandung kalori. Kandungan lemak "hindmilk" atau ASI akhir lebih tinggi daripada
"foremilk" atau ASI awal. Kandungan asam lemak dalam ASI lebih tinggi dari pada susu
formula. Proses pemecahan lemak yang terjadi pada ASI dilakukan melalui proses
pemecahan lipase. Lipase memecah trigliserida dalam lemak menjadi asam lemak bebas
dan gliserol. Meski sistem pencernaan bayi baru lahir belum terbentuk sempurna, proses
pemecahan lemak membuatnya lebih mudah diserap (Ambalawati dkk., 2015).

c. Vitamin.
Vitamin dalam ASI mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan bayi. Ini
termasuk vitamin D, E, dan K yang ditemukan dalam kolostrum, yang digunakan untuk
melawan sel darah merah. Vitamin K perlu bertindak sebagai katalis untuk proses
pembekuan dan berlimpah dalam ASI dan mudah diserap (Asturk 2017).
d. Mineral.
ASI mengandung mineral utuh. Meskipun kandungan mineral ASI relatif rendah,
namun dapat memenuhi kebutuhan bayi di bawah usia 6 bulan. Zat besi dan kalsium yang
terkandung dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil. Usus dapat menyerap
hingga 75% zat besi dalam ASI. Hal ini berbeda dengan kandungan zat besi dalam PASI
yang sekitar 510%. ASI mengandung mineral yang disebut selenium, yang dapat
meningkatkan pertumbuhan pada anak Anda (Kementerian Kesehatan RI 2015).

4. Manfaat ASI

Manfaat ASI eksklusif sangat penting bagi ibu untuk memproduksi ASI sebelum bayinya
berusia 2 tahun. Manfaat menyusui antara lain:

a. Manfaat untuk bayi


1) Mengandung antibody
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah ibu membentuk antibodi
ketika bayi terinfeksi, dan mendistribusikannya dengan bantuan jaringan limfosit
(Sutanto, 2018).

2) Mengurangi kejadian karises dentis


Bayi dengan susu formula memiliki insiden kerusakan gigi yang jauh lebih tinggi
daripada bayi yang diberi ASI. Kebiasaan memberi susu botol dan dot, terutama
sebelum tidur, adalah membiarkan gigi lebih banyak bersentuhan dengan susu
formula bubuk, sehingga membentuk asam yang merusak gigi (Perbup Sleman No.
38 tentang IMD dan ASI Eksklusif 2015).

3) Membantu perkembangan otak dan fisik bayi


Manfaat ASI eksklusif yang paling utama adalah mendukung dan membantu
proses perkembangan tubuh dan otak bayi. Hal ini karena pada usia 06 bulan, bayi
perlu mengkonsumsi ASI. Oleh karena itu, ASI yang diberikan kepada bayi selama 6
bulan sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan tubuh bayi (Kementerian
Kesehatan RI 2018).

Anda mungkin juga menyukai