Anda di halaman 1dari 27

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan kehidupan atau dapat disebut living
fluid yang mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dalam awal-
awal kehidupannya seperti karbohidrat, air, lemak, protein, elektrolit, mineral, dan
imunoglobulin. Pentingnya ASI bagi bayi sehingga United Nation Childrens Fund
(UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan anak
hanya diberi air susu ibu (ASI) selama enam bulan pertama. Hal tersebut juga
dipertegas dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif pada pasal 6 menyebutkan “Setiap
ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang
dilahirkannya”.1

Pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi 0-6 bulan belum


maksimal. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan pada pekan ASI tahun
2013 cakupan ASI eksklusif di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2010
yang pencapaian awal 61,3% menjadi 30,2 %.2 Berbagai upaya terus dilakukan
oleh pemerintah maupun pihak swasta dan juga masyarakat peduli ASI, karena
hasil cakupan ASI eksklusif belum mencapai target secara nasional yaitu sebanyak
80%. Salah satu faktor resiko terjadinya kegagalan pemberian ASI adalah ibu yang
bekerja. Beberapa faktor yang memengaruhi kendala tersebut diantaranya adalah
kondisi sosial ekonomi yang mengharuskan ibu untuk bekerja, jarak lokasi kerja
dengan rumah, kondisi fisik ibu, bahkan dikarenakan cuti pegawai terbatas
maksimal 3 bulan, sehingga pelaksanaan program ASI eksklusif tidak dapat
dilaksanakan dengan baik.3

Faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi ibu yang bekerja dalam


pemberian ASI bukanlah suatu alasan yang tepat untuk tidak memberikan ASI.
Hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui,

1
perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja seorang ibu yang
bekerja tetap memberikan ASI secara eksklusif karena menyusui sebenarnya
adalah proses alamiah bagi setiap ibu yang seharusnya diberikan kepada anaknya.
Seorang ibu yang mengetahui akan pentingnya ASI eksklusif akan menyimpan
ASI yang telah diperah untuk digunakan selama ibu meninggalkan bayinya.4

Bagi ibu menyusui yang harus kembali pada rutinitas kerja dapat
memberikan ASI eksklusif dengan cara ASI perah (ASIP). Hal ini merupakan cara
efektif yang dilakukan oleh ibu menyusui yang memiliki kesibukan di luar rumah.
Ibu dapat menyimpan ASI perah dengan baik agar manfaatnya tidak berkurang.
ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa bulan,
tergantung dari suhu penyimpanannya. Suhu penyimpanan yang tepat
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan memungkinkan adanya
perubahan nilai zat gizi yang terkandung dalam ASI. Perlu diingat bahwa
menghentikan proses menyusui selama satu minggu dapat mengakibatkan
penyapihan permanen karena bayi mungkin tidak mau menyusu langsung lagi
pada payudara ibu. Di sisi lain, perlu dipertimbangkan juga bahwa beberapa bayi
mungkin menolak minum dari botol, sehingga saran untuk berhenti menyusui
bukan saja tidak tepat, tapi seringkali juga tidak praktis. 5,6

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memberikan informasi


mengenai definisi, stadium, kandungan, , manfaat, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI. Selain itu referat ini juga memberikan informasi
mengenai manajemen ASI perah (ASIP).

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI)

1. Pengertian ASI

ASI adalah air susu atau emulsi yang keluar dari seorang ibu pasca
melahirkan bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu cairan
yang terdiri dari sel sel yang hidup seperti sel darah putih, antibodi, hormon,
faktor-faktor pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan
virus.7 ASI adalah yang optimal bagi bayi karena melindungi terhadap infeksi
masa kanak-kanak dan penyakit kronis dan mungkin mencegah obesitas.8
Menurut WHO ASI adalah makanan pertama yang alami bagi bayi, ASI
menyediakan energi dan nutrien yang dibutuhkan oleh bayi selama beberapa
bulan pertama kehidupan dan terus menyediakan hingga setengah atau lebih
kebutuhan nutrisi anak selama enam bulan kedua kehidupan dan hingga
sepertiga selama tahun kedua kehidupan. 1

2. Stadium ASI

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan pertama kali diskresi oleh kelenjar


payudara yang berwarna kekuning-kuningan lebih kuning dibandingkan ASI
matur. Kolostrum mengandung tissue debris dan residual material yang
terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan
setelah masa puerperium. Kolostrum di sekresi oleh kelenjar payudara dari
hari ke 1 sampai ke 3. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu
berubah dan lebih banyak mengandung protein dari ASI matur serta lebih
mengandung antibodi. Kolostrum dapat menjadi pencahar yang ideal yang
membersihkan mekonium pencernaan makanan bayi bagi makanan yang

3
akan datang. Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan
ASI matur.9

b. ASI Transisi atau Peralihan

Cairan susu yang keluar dari payudara ibu setelah masa kolostrum
hari ke 4-14 laktasi, kandungan ASI transisi adalah protein dengan
konsentrasi yang lebih rendah dari kolostrum, serta lemak dan karbohidrat
dengan konsentrasi lebih tinggi dari kolostrum. Volume ASI pada masa ini
juga meningkat.9

c. ASI Matang

Cairan yang keluar dari payudara ibu setelah masa ASI transisi.
Warnanya putih kekuning-kuningan karena kandungan garam kalsium
kasenat, riboflavin, dan karoten. ASI ini tidak mengumpal jika di panaskan,
dengan kandungan 100 g ASI, air 88 g, lemak 4-8 g, protein 1,2-1,6 g,
karbohidrat 6,5-7 g, mineral 0,2 g, kalori 77 kal/100ml ASI, dan vitamin.
Komposisi ini akan konstan sampai ibu berhenti menyusui bayinya.9

3. Kandungan ASI

ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih
telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon,
enzim, zat kekebalan, dam sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang
mempunyai keseimbangan biokimia yang tepat ini bagi suatu simfoni nutrisi
bagi pertumbuhan bayi sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia.9

a. Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda


dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu
sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak

4
terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi,
sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih
sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI
hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah
tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein
whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI.
Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan
alergi.10

Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat
dari profil asam amino. ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih
lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino
taurin yaitu asam amino yang hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di
dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan
otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada
jaringan otak yang sedang berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh
bayi prematur, karena kemampuan bayi prematur untuk membentuk protein
ini sangat rendah. Asam amino yang berperan dalam perkembangan otak
yaitu taurin, tirosin dan triptofan. Taurin adalah asam amino bebas yang
jumlahnya sangat besar di jaringan saraf, jaringan otak yang sedang
berkembang dan saraf mata. Taurin berperan sebagai neurotransmitter,
mengatur aktivitas sel saraf, menstabilkan dinding sel saraf dan antioksidan.
Noradrenalin dan dopamine dibentuk oleh tirosin sedangkan serotonin dan
melatonin adalah neurotransmitter yang dibentuk triptofan. Noradrenalin
berfungsi mengatur pola tidur-bangun, memori dan proses belajar. Dopamin
berfungsi untuk mengontrol gerakan, respon emosi, persepsi sakit dan
senang, dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Serotonin untuk
mengontrol nafsu makan, pola tidur, memori dan proses belajar10

ASI juga kaya akan nukleotida yaitu kelompok berbagai jenis senyawa
organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan

5
fosfat dibandingkan dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam
jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik
dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan
pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik
dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.10

b. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI lebih tinggi dari susu sapi. Karbohidrat pada
ASI yang utama adalah laktosa dan galaktosa yang berperan penting dalam
perkembangan otak bayi. ASI juga mengandung karbohidrat lebih tinggi
daripada susu formula yaitu 6,5-7 gram% . Laktosa adalah karbohidrat
utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak.
Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa
yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian kejadian
kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa atau
disebut intoleransi laktosa yang jarang ditemukan pada bayi yang mendapat
ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding
laktosa susu sapi atau susu formula. Karbohidrat dalam kolostrum tidak
terlalu tinggi, tetapi sangat meningkat terutama laktosa pada ASI berpindah-
pindah pada 7-14 hari setelah melahirkan. Sesudah melewati masa ini maka
kadar karbohidrat ASI relatif stabil.10

c. Lemak

Lipid merupakan sumber energi utama yang berkontribusi 44% dari


total energi yang disediakan oleh ASI. Lemak dalam ASI bentuk emulsi
yang sempurna. Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali lebih besar
dari susu sapi. asam lemak rantang panjang yang berperan dalam
perkembangan otak. Kolestrol yang diperlukan untuk susunan saraf pusat,
retina mata, dan diperkirakan juga berfungsi dalam pembentukan enzim.10

6
Keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial
docosahexaenoic acid (DHA) dan arachidonic acid (AA) yang berperan
penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai usia 1
tahun usia anak. Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99%) yang dengan
enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase
tidak hanya terdapat pada sitem pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI.
Lemak ASI mudah dicerna karna sudah dalam bentuk emulsi. Yang
merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok Omega- 3
yang dapat di ubah menjadi DHA dan Omega- 6 yang dapat menjadi AA.
Kelebihan ASI dapat terjadi karena ASI selain mengandung n-3 dan n-6, dan
juga mengandung DHA dan AA. Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0
g/100ml pada kolostrum menjadi sekitar 4 -4,5g/ 100ml pada hari 14 setelah
persalinan. Kadar lemak juga bervariasi pada saat menyusui atau fore milk
menjadi 2- 3 kali lebih tinggi pada akhir menyusui atau disebut hind milk.
Dibandingkan dengan lemak yang bervariasi kosentrasinya, asam lemak
lebih stabil. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang
seimbang dibandingkan susu sapi yang lebih banyak mengandung asam
lemak jenuh. Seperti kita tahu, konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah
banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.10

d. Mineral

Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu


mengakali oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula, oleh status
gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan
lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam
susu sapi.

Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang


mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih

7
rendah dari susu sapi, tetapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan
kalsium ini oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan
kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat
penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan otot yang lebih banyak
ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang
mendapat ASI.

Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula


sangat rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai
risiko yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibandingkan
dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi
yang berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan
hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena
dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6
bulan kekurangan zat besi ini dapat diatasi.

Mineral zinc yang dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan


mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam
tubuh. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini
adalah akrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan kulit, diare
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zinc ASI menurun cepat dalam
waktu 3 bulan menyusui. Seperti zat besi kandungan mineral zink ASI juga
lebih rendah dari formula susu, tetapi tingkat penyerapan lebih baik.
Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-
turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam
ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan cepat.

8
e. Vitamin yang Larut Dalam Lemak

1) Vitamin A

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi


untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan.
ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi
juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang
menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI dapat tumbuh dan daya
tahan tubuh yang baik.10

2) Vitamin D

ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak perlu


dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan
mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga
mempersembahkan ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi
terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit
tulang karena kekurangan vitamin D.10

3) Vitamin E

Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan


dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
kekurangan darah contohnya seperti anemia hemolitik. Keuntungan ASI
adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI
berpindah-pindah awal.10

4) Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi


sebagai pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar
dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk
terjadi perdarahan, walapun kejadian kejadian perdarahan ini kecil. Oleh

9
karena itu pada bayi baru lahir yang diberikan karena vitamin K yang
umumnya dalam bentuk suntikan.10

f. Vitamin yang Larut dalam Air

Hampir semua vitamin yang larut dalam udara seperti vitamin B,


asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu
berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan
B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12, dan asam folat
mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6
dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim saraf maka pada ibu yang
menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12
cukup di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang
menyenangi sayur-sayuran atau vegetarian.10

g. Karnitin

Karnitin ini berperan membantu proses pemesanan energi yang


diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung
kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui,
bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi
karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.10

h. Substansi Anti-Infeksi

ASI mengandung substansi anti-infeksi terhadap berbagai macam


penyakit, seperti penyakit saluran pernapasan atas diare, dan penyakit
saluran pencernaan. ASI juga disebut sebagai darah putih yang mengandung
enzim, imunoglobin, dan leukosit. Lekosit terdiri atas fagosit 90% dan
limfosit 10%, yang meskipun sedikit tetap akan memberikan protektif yang
signifikan terhadap bayi.9

10
Immunoglobin merupakan protein yang di hasilkan sel plasma
sebagai respon adanya imunogen atau antigen. Ada 5 macam Immunoglobin
antara lain IgA, IgM, IgE, IgD, dan IgG. Dari kelimanya secretory IgA
disekresi oleh makrofag dan disintesis serta disimpan dalam payudara yang
berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur limfosit. Bayi baru lahir
mempuyai cadangan IgA sedikit dan karena itulah bayi sangat memerlukan
tambahan proteksi IgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi yang mungkin
muncul di kemudian hari.9

i. Faktor Bifidus

Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik


dalam usus bayi Lactobacillus bifidus yang melawan pertumbuhan bakteri
patogen seperti Shigela Sp., Salmonella, dan E. coli yang di tandai pH
rendah sekitar 5-6 bersifat asam dari tinja bayi.9

j. Air

ASI mengandung 88% air sehingga ASI yang diminum bayi selama
pemberian ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi. ASI dengan
kandungan air yang tinggi keluar pada hari ketiga atau keempat.9

k. Substansi Lain

ASI sangat kaya akan microRNA, yang sangat potensial terlibat


dalam perlindungan dan perkembangan bayi. MicroRNA berperan dalam
pengaturan ekspresi gen pada tingkat pasca-transkripsi, memodulasi
beberapa fungsi sel seperti siklus sel, proliferasi, diferensiasi, apoptosis, dan
respon imun. ASI juga mengandung hormon yang diketahui dapat mengatur
metabolisme dan komposisi tubuh, seperti insulin, leptin, adiponektin,
ghrelin. Secara khusus, konsentrasi leptin pada ASI ditemukan berkorelasi
langsung dengan indeks massa tubuh ibu. Penelitian terbaru mengatakan ASI

11
selain memiliki kandungan sel imun, juga memiliki sel non-imun seperti
stem cell. Namun mekanisme pengeluarannya masih belum diketahui.10

4. Manfaat ASI

a. Untuk Bayi

Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama
bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang
terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi
sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI
dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi.
Bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang
tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek
penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu
dengan bayinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di
masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi
bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan. Pada bayi
prematur ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan mempercepat
pertumbuhan sel otak.9 ASI juga melindungi bayi dari penyakit kronis di
masa depan seperti diabetes melitus tipe 1. Menyusui bayi juga berhubungan
dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total, penurunan
prevalensi diabetes melitus tipe 2 dan juga obesitas saat remaja dan dewasa.
Kejadian caries dentis pada bayi dengan susu formula lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI karena dengan susu formula
bayi akan terbiasa dengan botol susu sehingga gigi pun lebih sering kontak
susu formula yang akan menyebabkan asam amino yang terbentuk akan
merusak gigi. Selain itu, dengan ASI hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk
perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan
perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.11

12
b. Untuk Ibu

Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pada pasca


bersalin berkurang. Naiknya kadar oksitosin selama menyusui akan
menyebabkan semua otot polos akan mengalami kontraksi. Kondisi inilah
yang menyebabkan uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan.
Pemberian ASI dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi sampai 6 bulan
setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang hormon prolaktin yang
menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda kesuburan. ASI juga
dapat mencegah kanker payudara, kanker ovarium, dan anemia defisiensi zat
besi.7
Ibu yang menyusui dengan ASI ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,
badan bertambah berat selain karena ada janin juga karena penimbunan
lemak pada tubuh, cadangan lemak disiapkan sebagai sumber tenaga dalam
proses produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih
banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan
tenaga akan terpakai. Logikanya jika timbunan lemak menyusui berat badan
ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. Dari aspek
psikologis keuntungan menyusui yaitu memberikan rasa bangga kepada ibu
karena merasa berjasa telah mampu memberikan ASI kepada bayinya.7

c. Untuk Keluarga

Keluarga tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli


susu formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti
keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan,
penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI, jika bayi sehat
berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI
selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai
peralatan susu ketika bepergian.9

13
d. Untuk Masyarakat dan Negara

Pemberian ASI oleh ibu kepada bayinya dapat menghemat devisa


negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya,
bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan,
karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan
hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian. ASI merupakan
sumber daya yang terus-menerus di produksi.9

5. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Produksi ASI

a. Diet Ibu

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat


tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI.
Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi.
Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui
anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air
minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan
sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan
sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin
dalam ASI.9

Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat


digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu
terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada
akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan
dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap
produksi ASI.9

b. Faktor Psikologis

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.


Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan

14
dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya. Pada seorang ibu yang hamil dikenal dua refleks yang
masing- masing berperan dalam pembentukan dan pengeluaran air susu.
Refleks prolaktin memegang peranan penting dalam proses pembuatan
kolostrum, namun jumlah kolostrumnya masih terbatas, karena aktivitas
prolaktin di hambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang
tinggi. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang fungsinya untuk
memebuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan normal
kembali setelah tiga bulan melahirkan sampai penyapihan anak.setelah anak
di sapih maka tidak akan ada peningkatan prolaktin.12

Ejeksi susu dari alveoli dan duktus susu terjadi akibat refleks let-
down. Akibat stimulus isapan, hipotalamus melepaskan oksitosin dari
hipofisis posterior. Refleks let- down dapat terjadi selama aktifitas seksual
karena oksitosin dilepas selama orgasme. Faktor- faktor yang meningkatkan
refleks let-down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium
bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.12

c. Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Mengandung Estrogen dan Progesteron

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan


kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat
digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin yaitu hormon yang
dapat merangsang produksi ASI.12

B. Air Susu Ibu Perah (ASIP)

15
1. Definisi ASIP

ASI perah (ASIP) adalah ASI yang diambil dengan cara diperah dari
payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan kepada bayi. Waktu
terbaik untuk memerah ASI adalah pada saat payudara sedang penuh sementara
ibu tidak bisa menyusui, atau bayi sudah kenyang sedangkan air susu dalam
payudara belum habis.13
2. Masalah-Masalah Mengenai ASIP

Masalah dalam pemberian ASIP seringkali berhubungan dengan


wanita karier atau ibu-ibu yang bekerja. Salah satu penyebab rendahnya
pemberian ASI di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga
dan masyarakat akan pentingnya ASI. Masalah ini diperparah dengan
gencarnya promosi susu formula dan kurangnya dukungan dari masyarakat,
termasuk institusi yang mempekerjakan perempuan yang belum memberikan
tempat dan kesempatan bagi ibu menyusui di tempat kerja. Penelitian
Sulistiyowati & Siswantara (2014) menunjukkan 64,7% ibu menyusui yang
bekerja tidak memberikan ASI eksklusif. 29,4 % ibu tetap berusaha
memproduksi ASI saat bekerja dengan cara memompa ASI, sedangkan 70,6 %
ibu tidak melakukannya dengan alasan malas, takut payudara sakit, dan belum
memahami cara memerah ASI yang benar. Demikian pula dalam penelitian lain
disebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif, yaitu ibu yang bekerja persentase pemberian ASI
eksklusif lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Penelitian di
Singapura terhadap 2149 ibu melahirkan di rumah sakit didapatkan hubungan
yang signifikan bahwa ibu yang bekerja lebih mungkin untuk berhenti
menyusui dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.12
Perasaan ibu menyusui bekerja umumnya tidak tega, merasa berat dan
bersalah telah meninggalkan bayinya. Hal ini tentu mempengaruhi kondisi
psikologis ibu menjadi tidak tenang. Beban atau tuntutan tugas yang dalam
pekerjaan juga mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis ibu. Fasilitas

16
menyusui di tempat kerja yang kurang memadai, dukungan teman kerja kurang
dan jarak rumah jauh dari tempat kerja menjadi hambatan ibu bekerja dalam
praktik pemberian ASI. Berbagai hambatan menyusui yang muncul pada ibu
bekerja mengharuskan ibu berupaya keras untuk tetap dapat memberikan ASI.
Waktu untuk menyusui pada ibu bekerja secara otomatis berkurang sehingga
beberapa ibu memutuskan memberikan susu formula saat bekerja, beberapa ibu
memilih memberikan ASI perah saat bekerja namun jika jumlahnya tidak
mencukupi akan menambah susu formula. Akibatnya bayi lebih sering
mengalami sakit dikarenakan daya tahan tubuhnya kurang baik.11
Salah satu masalah yang sering dihadapi ibu-ibu yang hendak
menabung ASIP adalah hasil perah/pumping yang kurang memuaskan. Banyak
ibu-ibu yang merasa tidak puas dengan hasil pumping dan merasa pompa (jika
menggunakan bantuan pompa) yang dibeli tidak memberikan hasil maksimal
dan bergegas ingin berganti pompa baru. Kunci utama dalam pumping adalah
bagaimana memicu let down reflex atau pelepasan ASI. Beberapa ibu
merasakan ada sensasi geli, namun sebagian lain tidak merasakan apa-apa. Hal
tersebut sering terjadi pada ibu pekerja yang baru memiliki anak pertamanya.7
Diperlukan dukungan dari berbagai elemen seperti keluarga, teman
kerja, ataupun atasan kepada ibu pekerja untuk dapat memberikan ASIP atau
ASI eksklusif kepada buah hatinya. Keluarga merupakan bagian yang sangat
penting dalam kehidupan seseorang. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
oleh seorang ibu dalam keberhasilannya memberikan ASI eksklusif, dukungan
dari keluarga akan mempengaruhi keputusan ibu dalam memberikan ASI
eksklusif. Seorang ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI
dengan jalan memberikan dukungan secara emosional dan bantuan praktis
lainnya, seperti mengganti popok atau menyendawakan bayi. Hubungan yang
unik antara seorang ayah dan bayinya merupakan faktor yang penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak di kemudian hari. Ayah perlu
mengerti dan memahami persoalan ASI dan menyusui agar ibu dapat menyusui
dengan baik. Keluarga, selain bisa menjadi faktor pendukung sekaligus justru

17
bisa menjadi faktor penghambat. Keinginan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif sebaiknya sudah didiskusikan dengan keluarga terutama orang-orang
yang akan tinggal bersama ibu saat bayi itu lahir misal suami, ibu, ibu mertua
jauh sebelum si bayi lahir atau minimal saat fase kehamilan. Tanamkan kepada
keluarga pentingnya ASI, bagaimana memberikan ASI eksklusif serta
dukungan apa yang mereka bisa berikan. Hal ini menjadi penting, karena pada
beberapa kasus, kegagalan seorang ibu dalam memberikan ASI eksklusif justru
karena pemahaman yang salah dari keluarga, misalnya diberikan air putih
supaya bayi tidak kuning, atau menambahkan bayi dengan susu formula karena
bayi menangis dan beranggapan bahwa bayi masih lapar dan saat itu si ibu bayi
kesulitan menolak atau menentang karena yang memberikan adalah ibu mertua
maupun ibu kandungnya. Peristiwa ini akan bisa diminimalisir saat ibu maupun
keluarga memiliki pengetahuan tentang ASI yang baik serta kesepakatan dan
komitmen yang kuat untuk mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif.6
Selain itu, dukungan teman selama di tempat kerja akan membuat ibu
mempunyai kesempatan untuk tetap memberikan ASI. Hasil uji bivariat pada
penelitian ini didapatkan dimana nilai p = 0,008 yang berarti bahwa di mana ibu
yang mendapatkan dukungan dari teman berpeluang memberikan ASI eksklusif
sebesar 2,8 kali (95% CI 0,98 - 7,91) dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan
dukungan dari teman kerja.6
Keberhasilan ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif juga dapat
dipengaruhi oleh faktor internal yaitu niat atau komitmen ibu serta faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri ibu seperti kebijakan instansi,
dukungan atasan. Dukungan atasan yang baik tidak serta merta akan membuat
ibu berhasil memberikan ASI eksklusif karena ada faktor yang lebih kuat yaitu
bagaimana komitmen atau niat ibu, tetapi dukungan dan kebijakan instansi yang
tidak mendukung pemberian ASI bisa dipastikan akan lebih besar ibu bekerja
yang tidak berhasil memberikan ASI.6

3. Persiapan ASIP 14,15

18
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air hangat sebelum memerah ASI. Bila
tidak tersedia dapat menggunakan hand sanitizer alkohol minimal 60%
b. Ibu dapat mengeluarkan ASI menggunakan tangan atau dengan bantuan
pompa ASI manual atau listrik

c. Pompa ASI digunakan hanya untuk 1 orang ibu saja

d. Gunakan flange pompa ASI dengan ukuran yang pas sesuai payudaranya.
Bila flange terlalu ketat maka ASI tidak akan mengalir dengan baik. Bila
flange terlalu kecil dapat menyebabkan puting payudara terluka

e. Memijat-mijat payudara sebelum memeras juga membantu melancarkan


aliran air susu dengan cara mengurut perlahan-lahan payudara ke arah bawah
dan lakukan gerakan melingkar membentuk spiral ke arah puting susu

Gambar 2.1 Posisi flange yang tepat di payudara16

4. Cara Memerah ASIP

a. Menggunakan Tangan11

1) Mencuci tangan hingga bersih

19
2) Memijat daerah areola guna mendapatkan ASI untuk membasahi areola,
karena ASI mengandung anti-bakteri
3) Menempatkan botol atau wadah yang telah disterilkan di bagian bawah
payudara untuk menampung ASI yang keluar
4) Memijat payudara secara perlahan-lahan
5) Memposisikan jari-jari membentuk huruf C di sekitar areola atau bagian
gelap di sekitar puting. Tekan secara perlahan-lahan, namun hindari untuk
menekan puting. Selain menimbulkan nyeri, tekanan pada puting justru
dapat menghalangi keluarnya ASI
6) Melepaskan tekanan, kemudian mengulangi kembali
Jika aliran ASI sudah mulai berhenti, memijat bagian lain hingga seluruh
permukaan payudara telah terpijat. Hal ini dilakukan pula pada payudara
yang satu lagi. Begitu seterusnya hingga ASI benar-benar berhenti
mengalir dan payudara sudah tidak terasa penuh. Awalnya hanya ada
sedikit cairan ASI yang keluar, namun jika dilakukan secara teratur aliran
ASI akan makin lancar dan deras.

b. Menggunakan pompa9
Ada 2 macam bentuk pompa :
1) Pompa manual / tangan. Ada beberapa tipe pompa manual antara lain :
a) Tipe silindris atau Piston
Pompa ini efektif dan mudah dipakai. Dengan gerakan piston yang
ditarik kebawah akan lebih mudah mengontrol kekuatan tekanan
isapan. ASI akan ditampung di botol yang ditempelkan di pompa.

b) Tipe kerucut /plastik dan bola karet/tipe terompet (Squeeze atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat menyakitkan
dan dapat menyebabkan kerusakan puting susu serta jaringan
payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur.

20
2) Pompa elektrik
Beberapa macam pompa elektrik sudah ada di beberapa kota besar
karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya
terbatas di rumah sakit besar.

Gambar 2.2 Beberapa Jenis Pompa ASI16

5. Cara Menyimpan ASIP


ASI perah sebaiknya di tempatkan di dalam botol kaca atau plastik
yang bebas Bisphenol-A (BPA) yang berisiko bagi bayi. Botol tersebut dikenal

21
dengan BPA free. Botol yang dipergunakan untuk menyimpan ASI perah harus
sudah disterilkan atau minimal dicuci dengan air hangat bersih. Botol khusus
penyimpan ASI tersedia toko perlengkapan bayi. Botol yang sudah terisi ASIP
diberi label pada botol yang bertuliskan jam dan tanggal ASI diperah. Apabila
ASIP ditempatkan bersamaan dengan botol ASIP balita lain, misalnya di tempat
penitipan bayi atau bersama teman sekantor, sebaiknya diberikan nama pada
labelnya. Untuk membawa ASIP ke tempat tujuan, botol yang berisi ASIP
dapat ditempatkan di dalam tas isolasi khusus atau cooler bag. Ibu-ibu pekerja
dapat memeras ASI di tempat kerja dan membawa botol-botol ASI perah
pulang ke rumah dalam tas cooler. Apabila ditempatkan dalam lemari
pendingin, botol-botol ASIP sebaiknya diletakkan pada bagian paling dingin,
yaitu di bagian paling belakang freezer. Persediaan ASIP yang paling dulu
diperas sebaiknya diberikan terlebih dahulu.11

Tabel 2.1 Guideline Penyimpanan ASI15

22
6. Cara Memberikan ASIP15

a. ASI tidak perlu dihangatkan. Dapat disajikan dalam suhu kamar atau dingin

b. Jika Anda memutuskan untuk menghangatkan ASI, berikut beberapa tipsnya:

1) Jaga agar wadah tetap tertutup saat menghangatkan

2) Hangatkan ASI dengan menempatkan wadah ASI ke dalam wadah


terpisah atau panci berisi air hangat selama beberapa menit atau dengan
mengalirkan air hangat di atas wadah selama beberapa menit

3) Jangan panaskan ASI langsung di atas kompor atau di microwave

4) Uji suhu ASI sebelum memberikannya kepada bayi Anda dengan


meletakkan beberapa tetes di pergelangan tangan Anda. Seharusnya terasa
hangat, bukan panas

c. Aduk ASI untuk mencampurkan lemak yang mungkin telah terpisah

d. Jika bayi Anda tidak menghabiskan botol, sisa ASI masih bisa digunakan
dalam waktu 2 jam setelah bayi selesai menyusu. Setelah 2 jam, sisa ASI
harus dibuang

7. Cara Memberikan ASIP dari Ibu Terdiagnosis Covid-19

Jika seorang ibu terdiagnosis konfirmasi COVID-19 dan ingin menyusui


atau memerah ASI, ikuti pedoman berikut:17

a. Cuci tangan Anda sebelum dan sesudah menyentuh bayi Anda atau bagian
pompa atau botol apa pun

b. Hindari menggunakan pompa yang dipakai bersama oleh orang lain

c. Kenakan masker atau kain penutup muka selama menyusui atau pemompaan

23
d. Ikuti petunjuk pabrik untuk pembersihan pompa yang benar setelah
digunakan, bersihkan semua bagian yang bersentuhan dengan kulit atau ASI

e. Jika memungkinkan, ASI yang dipompa harus diberikan kepada bayi oleh
pengasuh sehat yang tidak memiliki COVID-19, tidak berisiko tinggi terkena
penyakit parah akibat COVID-19, dan tinggal serumah

24
III. KESIMPULAN

ASI adalah air susu atau emulsi yang keluar dari seorang ibu pasca melahirkan
bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu cairan yang terdiri dari sel
sel yang hidup seperti sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan,
enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus. Menurut WHO ASI adalah
makanan pertama yang alami bagi bayi, ASI menyediakan energi dan nutrien yang
dibutuhkan oleh bayi selama beberapa bulan pertama kehidupan dan terus
menyediakan hingga setengah atau lebih kebutuhan nutrisi anak selama enam bulan
kedua kehidupan dan hingga sepertiga selama tahun kedua kehidupan. ASI memiliki
banyak kandungan yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
antara lain protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, karnitin, substansi anti-
infeksi, air, hingga zat-zat penting lainnya. ASI memiliki manfaat baik untuk bayi,
ibu, keluarga, serta masyarakat dan negara.

ASI perah (ASIP) adalah ASI yang diambil dengan cara diperah dari payudara
untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan kepada bayi. Pemberian ASIP dapat
bermanfaat untuk ibu khususnya wanita karier atau ibu pekerja agar tetap
memberikan ASI Eksklusif untuk bayinya. Diperlukan manajemen ASIP yang baik
mulai dari persiapan, cara memerahnya, hingga penyimpanannya agar ASI yang
diberikan tetap berkualitas tanpa mengurangi kandungan gizinya.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Pollard Maria. 2016. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC.

2. Kementerian Kesehatan. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta:


Kemenkes RI

3. Kementerian Kesehatan. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta:


Kemenkes RI

4. Indrayani, Djami M.E.U. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
CV. Trans Info Media

5. Arum,P. 2016. Perbedaan Kandungan Gizi suhu ASI (Air Susu Asi) pada Berbagai
Suhu dan Lama Penyimpanan. Jurnal Kesehatan Politeknik Negeri
Jember. h. 200-20

6. Septiani, H., Budi, A., Karbito. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Menyusui yang Bekerja Sebagai
Tenaga Kesehatan. Aisyah Jurnal Ilmu Kesehatan. 2(2): 159-174.

7. Rahayu, E.P, . 2019. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Volume ASI Perah Ibu
Menyusui Selama Bekerja di Lingkungan Universitas NU Surabaya.
Jurnal Ilmiah Kesehatan. 12(2): 54-61.

8. Purnamasari A. 2017. Pemberian Air Susu Ibu pada Ibu Bekerja. Jurnal Borneo.
1(1): 68-78.

9. Damayanti, S. 2018. Pengaruh Lama Penyimpanan ASI terhadap Jumlah Bakteri


Coliform. Skripsi. UIN Alauddin. Makassar.

10. Mosca, F., Gianni, M.L. 2017. Human Milk: Composition and Health Benefits.
La Pediatria Media a Chirurgica. 39(155): 47-52.

11. Asri, P., Zuhri, A., Mualifatul, B., Maharani, A. 2018. Manajemen ASI Perah
untuk Kesehatan Balita. Jurnal Cakrawala Maritim. 1(1): 29-36.

12. Rahmawati, A. 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI pada Ibu
Menyusui yang Bekerja. Jurnal Ners dan Kebidanan. 4(2): 134-141.

13. Nurhayati, F., Nurlatifah, S. 2018. Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang
Pemberian ASI Perah Dengan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
Cimahi Tengah. Jurnal Midwife Journal. 4(2): 11-16.

26
14. Eglash, A., Simon, L. 2017. ABM Clinical Protocol #8: Human Milk Storage
Information for Home Use for Full-Term Infants, Revised 2017.
Breastfeeding Medicine. 12(7): 390-396.

15. CDC. 2019. Proper Storage and Prevention of Breast Milk.

16. Toronto Public Health. 2019. Breastfeeding Protocol: Expressing, Collecting, and
Storing of Human Milk.

17. Sullivan SE. 2020. Best Practices for COVID-19 Positive or Exposed Mothers
Breastfeeding and Pumping Milk. JAMA Pediatrics. 174(12).

27

Anda mungkin juga menyukai