Anda di halaman 1dari 82

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Para ibu yang memiliki anak usia di bawah tiga tahun (batita) tengah risau.

Pasalnya, muncul hasil penelitian dari Institut Penelitian Bogor yang menyatakan
bahwa ditemukan bakteri enterobacter sakazakii pada sejumlah sample susu
formula dan makanan bayi dan balita yang mereka teliti. Bakteri enterobakter
sakazakii adalah bakteri jahat yang terdapat di usus dan bisa menyebabkan
penyakit radang selaput otak atau meningitis.
Kabar ini tentunya menjadi momok bagi para ibu yang memiliki bayi.
Namun, satu kesimpulan berhasil dirumuskan, Air Susu Ibu adalah segalanya.
ASI tidak bisa digantikan oleh susu formula apa pun yang berasal dari susu sapi
serta betapa pentingnya ASI (air susu ibu) bagi pertumbuhan balita (bayi di
bawah lima tahun). Secara alamiah, sesuai biologisnya, makluk hidup dilengkapi
dengan organ reproduksi dan penyambung proses reproduksi.

Perempuan dan mamalia berjenis kelamin betina memiliki kelenjar susu


yang menghasilkan cairan yang berisi saripati makanan. Cairan yang lazim
disebut susu ini merupakan bagian terpenting dari proses kelangsungan hidup
bayi hasil reproduksi.
Pada kondisi tertentu, perempuan memiliki kelainan pada kelenjar susunya
yang mengakibatkan tidak sempurnanya produksi air susu. Kelainan inilah yang
kemudian melahirkan susu formula yang terbuat dari susu hewan mamalia (sapi)
sebagai pengganti ASI.
Karena sifatnya pengganti, dan dihasilkan dari makhluk berbeda, kualitas
antara dua jenis susu tersebut tidaklah sama. Sebaik apa pun komposisi sebuah
susu formula masih belum mampu mengalahkan keunggulan ASI sebagai
makanan bayi.
Air susu yang dihasilkan mamalia (makhluk atau binatang yang menyusui
anaknya) memiliki spesifikasi tersendiri sesuai dengan spesiesnya masing-masing.
Untuk bayi manusia yang terbaik adalah air susu yang dihasilkan manusia.
Air susu sapi yang lazim diolah menjadi bahan dasar susu formula tentu
nustrisinya hanya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan anak sapi. Bukan untuk
bayi manusia.
Untuk mengingat kembali pentingnya ASI, berikut beberapa keunggulan
ASI dibanding susu formula
1.2

Rumusan Masalah

Apa manfaat ASI (Air Susu Ibu) ?

Apa keunggulan ASI (Air Susu Ibu) dibandingkan dengan susu formula ?

1.3

Tujuan

Mengetahui manfaat ASI (Air Susu Ibu ).

Mengetahui keunggulan ASI (Air Susu Ibu) dibandingkan dengan susu


formula.

1.4

Manfaat

Mengingatkan kembali para Ibu akan pentingnya menyusui.

Mensukseskan program ASI eksklusif.

Menepis anggapan bahwa susu formula lebih baik daripada ASI

Membuat masyarakat tahu bahwa ASI lebih baik daripada susu formula.

PEMBAHASAN
2.1 Manfaat ASI dan Menyusui
Manfaat ASI dan menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek
gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis
dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi terutama diare.
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada
hari-hari pertama kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna
hitam kehijauan.

Komposisi ASI
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam
ASI tersebut.

ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk


pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara
Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan
salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung
whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih
mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey
:Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi
sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan
berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak
jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat
mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu
DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya
(precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6
(asam linoleat).

2. Aspek Imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan
berbagai virus pada saluran pencernaan.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.

Lysosim,enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella)
dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.
Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)
antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran
pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara ibu.
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora
usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3.Aspek Psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan
produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu
dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama
oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena
berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan
merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan
mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point
4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun,

dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang
tidak diberi ASI

5. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan


Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga
dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenorea Laktasi (MAL). (Jaamlal, 2006)

2.2 Manfaat Ibu menyusui


1. Mengurangi Perdarahan pasca melahirkan (Postpartum Hemorrhage).
Mengurangi Kurang Darah karena kurang kadar zat besi (Anemia Fe
Deficiency)
2. Mengurangi Kanker Payudara (Ca Mamma)& Kanker Indung Telur (Ca
Ovarium)

Menyusui

setidaknya

sampai

bulan

akan

mengurangi

kemungkinan ibu menderita Kanker Payudara, Kanker Rahim,


Kanker Indung Telur

Perlindungan terhadap kanker Payudara sesuai dengan lamanya


pemberian ASI .

Ibu yang menyusui akan 25% 30% terhindar dari Ca Payudara

( Freudenheim 1994).

43 penelitian dari 30 negara 50.000 ibu menyusui dan 97.000 tak


menyusui, kemungkinan Ca Payudara lebih rendah pada ibu
menyusui.

Bila menyusui lebih dari 2 tahun akan 50% lebih jarang menderita
kanker Payudara.

3. Mengurangi Keropos Tulang dan diabetes


4. Metoda KB paling aman, LAM
5. Ekonomis & Menghemat waktu
6. Berat Badan & Rahim (Uterus) lebih cepat kembali normal
7. Tidak repot ,Portable, Membahagiakan orang tua

2.3 Keunggulan ASI Dibandingkan dengan Susu Formula


Kita sering mendengar kampanye agar tiap ibu yang baru melahirkan
memberikan ASI pada sang buah hati, bahkan sebisa mungkin ASI eksklusif, yaitu
ASI tanpa makanan lain pendamping ASI selama setidaknya enam bulan pertama
usia bayi. ASI memang makanan yang paling cocok untuk bayi manusia,
demikian pula halnya dengan susu sapi, tentunya paling cocok untuk bayi sapi,
dan bukan bayi manusia. Untuk lebih meyakinkan, berikut beberapa keunggulan
ASI dibandingkan dengan susu formula.

a. Sumber gizi sempurna


ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor pembentuk
sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey
(protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein

(protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65 : 35.
Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.
Susu formula tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat
diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena
mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey dan casein dalam susu sapi
adalah 20 : 80.
b. Mudah dicerna
Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang dari
5 bulan. ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat
membantu proses pencernaan.
Susu formula sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan.
Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme
(proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi energi, sel-sel baru, dan lainlain) yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras.
c. Komposisi sesuai kebutuhan
Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah
dari hari ke hari. Misalnya kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang
biasanya keluar pada awal kelahiran) terbukti mempunyai kadar protein yang
lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula susu) yang lebih rendah
dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar hari ke-10 setelah melahirkan).
Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu system pencernaan bayi
baru lahir yang memang belum berfungsi optimal. Selain itu komposisi ASI pada
saat mulai menyusui ( fore milk ) berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui
( hind milk ). Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi,
tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan dengan hind milk (berwarna
putih dan kental). Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk
menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya
belum habis.

Susu formula komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum
(sesuai aturan pakai).

d. Mengandung zat pelindung


ASI mengandung banyak zat pelindung, antara lain immunoglobulin dan
sel-sel darah putih hidup. Selain itu, ASI mengandung faktor bifidus. Zat ini
penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang
membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan
oleh infeksi beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga coli .
Susu formula hanya sedikit mengandung immunoglobulin, dan sebagian
besar merupakan jenis yang salah (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi). Selain itu,
tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup.
e. Cita rasa bervariasi
Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang
terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu. Sedangkan
susu formula bercita rasa sama dari waktu ke waktu. (Handajani, Kushaeri,
Rawins, 2008)
f. Bukan produk steril
Selain alasan nilai gizi yang masih baik untuk anak, ada pertimbangan
yang wajib diketahui para ibu sebelum mereka memberikan anaknya susu
formula. Salah satunya adalah susu formula bukanlah produk yang steril. Hal itu
terbukti adanya temuan para pakar biologi dari IPB yang menyebutkan adanya
kandungan bakteri dalam susu formula. Ini membuktikan, kualitas ASI lebih baik
dari susu formula jenis dan merek apa pun.
Tidak ada satu pun susu formula yang komposisi dan kualitasnya
mendekati ASI, dan pemberian susu formula bukannya tanpa resiko. ASI juga
mengandung sel-sel hidup yang berperan sebagai zat anti infeksi dan imunitas

alami untuk melindungi bayi dari berbagai ancaman penyakit, dan sel-sel hidup
itu tidak ada dalam susu formula apa pun.
g. Faktor kedekatan ibu dan anak
Bukan hanya itu saja keunggulan ASI. Faktor kedekatan ibu dan anak
(bonding) selama proses menyusui menjadi hal yang sangat penting. (Admin,
2008)

2.4 Bahaya pemberian susu formula


1.

Mudah muntah - mencret dan mencret menahun

2.

Meningkatkan kemungkinan terkena penyakit gangguan pernafasan akut

3.

Kurang gizi dan kurang vitamin A

4.

Meningkatkan angka kematian

5. Menurunkan perkembangan kecerdasan ( kognitif)


6. Meningkatkan kegemukan
7. Meningkatkan kemungkinan penyakit menahun seperti penyakit usus besar
8. Lebih mudah alergi dan tidak cocok susu formula
9. Meningkatkan kemungkinan terkena asma
10. Meningkatkan penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
11. Meningkatkan kemungkinan Infeksi Telinga
12. Meningkatkan terkena Infeksi E. Sakazakii dari bubuk susu yang tercemar
13. Meningkatkan kemungkinan kanker leukemia dan kanker getah bening pada
anak
14. Meningkatkan kemungkinan kencing manis
15. Meningkatkan resiko kekurangan zat-zat gizi . Mis : kekurangan vit B1
(thiamine) pada bayi dg susu kedelai

10

16. Meningkatkan resiko affek samping pencemaran lingkungan

KESIMPULAN
ASI (Air Susu Ibu), tak terbantahkan lagi merupakan makanan bayi yang
terbaik. ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun,
karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu
menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat.
Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990
pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui
secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada
tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI
Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tahun
2004.
Sayangnya, walaupun pemerintah telah menghimbau pemberian ASI
ekslusif, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang
memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur
kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9 dan
antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula
meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi
32,4% pada tahun 2002.
Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian susu
formula disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai
manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling
laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya
yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu
yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang di tempat

11

kerja untuk menyusui atau memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh
perusahaan-perusahaan formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu, namun
juga para petugas kesehatan.
Pemerintah

sebenarnya

telah

mengeluarkan

peratuan

yang

bisa

mendukung agar Ibu Indonesia bisa terus memberikan ASI kepada buah hatinya.
Bahkan, hak menyusui untuk wanita pekerja telah dijamin oleh Pasal 83 Undangundang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Dalam pasal tersebut, jelas dinyatakan bahwa pekerja/buruh perempuan
yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk
menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Yang
dimaksud dengan kesempatan yang patut disini adalah waktu yang diberikan
kepada pekerja untuk menyusui bayinya, serta ketersediaan tempat yang sesuai
untuk melakukan kegiatan tersebut.
Menyusui disini pun harus kita artikan secara luas, yaitu baik menyusui
secara langsung maupun tidak langsung (dengan memerah). Namun, sayangnya
peraturan tersebut tidak disertai dengan sanksi yang memadai bagi perusahaan
yang melanggarnya, dan karenanya hingga saat ini belum masih banyak pekerja
perempuan yang tidak dapat melaksanakan haknya untuk memberikan ASI
selama ia berada dalam jam kerja.
Rendahnya tingkat pemberian ASI di Indonesia juga disebabkan oleh
pemasaran agresif perusahaan pembuat susu formula. Sebenarnya, peraturan
tentang pemasaran pengganti ASI di Indonesia bukannya tidak ada. Pada tahun
1981, Indonesia telah meratifikasi Kode Internasional tentang Pemasaran
Pengganti ASI yang dikeluarkan oleh WHO, dan pada tahun 1997, isi sebagian
dari kode tersebut telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 237/KEPMENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran Pengganti
Air Susu Ibu (Kepmenkes 237).
Beberapa hal yang diatur oleh Kepmenkes 237 ini antara lain:

12

-Pemasaran susu formula bayi (untuk bayi baru lahir hingga berumur 4-6 bulan),
susu formula lanjutan (bayi berumur 6-12 bulan), makanan pendamping ASI dan
perlengkapan bagi penggunaan pengganti ASI yang meliputi botol dan dot.
-Ketentuan-ketentuan pencantuman label pada susu formula bayi dan susu
formula lanjutan dan makanan pendamping ASI
-Larangan mengiklankan susu formula selain dalam media ilmu kesehatan yang
telah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan
-Larangan penggunakan sarana kesehatan untuk kegiatan promosi susu formula
-Larangan sarana pelayanan kesehatan menerima sampel atau sumbangan susu
formula untuk keperluan rutin atau penelitian
-Larangan sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan untuk meminta
maupun menerima pemberian apapun dari produsen susu formula yang memberi
peluang promosi susu formula
-Larangan produsen susu formula untuk memberikan sampel gratis kepada
sarana pelayanan kesehatan dan wanita hamil atau ibu yang melahirkan
-Larangan bagi produsen susu formula untuk menawarkan atau menjual langsung
ke rumah-rumah, memberikan potongan harga atau hadiah atas pembelian produk
susu formula, menggunakan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi
tentang pengganti ASI kepada masyarakat
-Larangan karyawan produsen susu formula memakai pakaian atau identitas
lainnya yang menyerupai dokter, bidan, perawat atau petugas sarana pelayanan
kesehatan.
Walaupun telah ada peraturan tentang pemasaran pengganti ASI untuk
bayi dibawah 1 tahun berdasarkan Kepmenkes 237 ini, namun dikarenakan tidak
efektifnya pengawasan atas pelaksanaan peraturan ini serta sanksi yang tidak
maksimal, pelanggaran atas peraturan ini pun terjadi di mana-mana. Banyak sekali
kita jumpai rumah sakit-rumah sakit yang menjadi sarana promosi susu formula,
sampel gratis dibagikan dimana-mana dan pelanggaran-pelanggaran lainnya.

13

Selain itu, dikarenakan bentuknya yang berupa keputusan menteri yang


berada dalam tingkat yang rendah dalam hirarki perundangan, peraturan ini
menjadi kurang mengikat dan tidak ada sanksi yang maksimal yang dapat
diberikan atas pelanggaran yang terjadi.
Hingga saat ini pun Indonesia belum mempunyai peraturan tentang
promosi susu formula untuk anak berumur di atas 1 tahun. Kode WHO yang
telah diratifikasi pada tahun 1981, hingga saat ini belum dituangkan dalam bentuk
undang-undang, padahal cakupan Kode WHO lebih luas karena mengatur juga
promosi susu formula bagi anak di atas 1 tahun.
Tidak adanya peraturan mengenai pemasaran susu formula bagi anak di
atas 1 tahun ini, Indonesia menjadi lahan subur promosi besar-besaran susu
formula. Berbagai iklan susu formula dapat kita jumpai di berbagai media, baik
cetak maupun elektronik, dan parahnya, banyak dari iklan-iklan tersebut yang
memberi infomasi yang menyesatkan tentang pemberian makan bagi anak, hingga
banyak ibu yang tergoda untuk memberikan susu formula dibanding memberi
ASI karena berpikir susu formula lebih bergizi dibanding ASI.
Beberapa tahun lalu, Pemerintah sempat membuat Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pemasaran Pengganti ASI, namun hingga saat ini pembahasan
akan RPP ini terhenti dan tidak diketahui lagi bagaimana nasib RPP ini.
Untuk itu, mengingat lemahnya perlindungan bagi pemberian ASI di
Indonesia, sudah seharusnyalah konsumen yang menjadi tameng praktek promosi
susu formula yang tidak etis. Konsumen harus bisa menentukan apa yang baik
dan buruk, serta informasi apa yang tidak seharusnya diberikan oleh produsen
susu formula.
AIMI, sebagai organisasi beranggotakan ibu-ibu peduli ASI tidak tinggal
diam. Berbagai upaya dilaksanakan untuk mengedukasi para konsumen agar tidak
menjadi korban praktek tidak etis promosi susu formula, berbagai upaya tersebut
adalah:

14

-Mengedukasi masyarakat tentang hak-hak ibu menyusui dan bentuk-bentuk


pelanggaran praktek promosi susu formula, ini biasanya disampaikan dalam
setiap acara yang diselenggarakan oleh AIMI maupun dalam program AIMI goes
to office, yaitu program yang diselenggarakan oleh AIMI dimana AIMI
memberikan sharing tentang ASI di kantor-kantor yang mengundang, dan
dilakukan pada jam kantor.
-AIMI juga mempunyai divisi Advokasi yang senantiasa memantau setiap iklaniklan maupun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan susu formula, dan bila
dirasa kegiatan tersebut bertentangan dengan kode WHO, maka AIMI
mengirimkan surat teguran kepada produsen susu formula yang bersangkutan.
-AIMI juga sejak awal tahun 2007 telah menghimbau masyarakat untuk
melaporkan setiap dugaan pelanggaran promosi susu formula melalui e-mail ke
lapor@aimi-asi.org
-AIMI juga turut aktif dalam ASI Joint Force yang berupa gerakan lembagalembaga peduli ASI untuk mendorong pemerintah kembali melanjutkan proses
pembahasan RPP Pemasaran Pengganti ASI, sehingga perlindungan bagi kegiatan
menyusui yang lebih luas dapat segera diwujudkan.
Tentunya, selain dukungan yang dapat AIMI berikan, dukungan lainnya dari
pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui menjadi penentu keberhasilan
pemberian ASI. Untuk itu AIMI menyerukan agar dukungan kepada ibu menyusui
diberikan oleh berbagai pihak, diantaranya:

Suami: Menyusui adalah kegiatan 3 pihak: ibu, bapak dan anak. Keberhasilan ibu
menyusui adalah juga keberhasilan ayah, kegagalan menyusui juga merupakan
kegagalan ayah. Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri
ketika sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi
semangat sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan
seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri yang
sedang dalam masa pemberian ASI kepada sang buah hati.

15

Keluarga: melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan


menyusui, memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri
untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
Tenaga kesehatan: tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang
tepat tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan
dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan
menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciriciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.
Lingkungan kerja/kantor: menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap
pegawai perempuan yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan
waktu untuk memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan selama
waktu kerja.
Sesama ibu menyusui: saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi
semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI
Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI
diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
Pemerintah: senantiasa mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat,
memperbaiki dan melengkapi perangkat yang mendukung kegiatan menyusui dan
pemberian ASI, menindak dengan tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga
yang bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian
ASI bagi bayi Indonesia.
Sekali lagi, ASI adalah yang terbaik, jadi mari kita lakukan juga yang
terbaik untuk mendukung pemberian ASI di Indonesia. (Tasya, 2008)

16

DAFTAR PUSTAKA

Rawins.2008.ASI

vs

Susus

FormulA.http://duniaanak.rawins.com/2008/09/asi-vs-susu-formula.html.
Handajani,Dewi.2008.http://www.ayahbundaonline.com/info_ayahbunda/i
nfo_detail.asp?id=Laktasi&info id=220.
Admin.2008.Asi

Tetap

Tak

Tergantikan.

http://www.balitaanda.indoglobal.com/balita_478_ASI_Tetap_Tak_Tergantikan.ht
ml.
Kushaeri.

2008.

Susus

formula

vs

ASI.

http://ilmuwan.wordpress.com/2008/03/03/susu-formula-vs-asi/.
Tasya, Amanda.2008. http://erabaru.or.id/k_03_art_417.html.
Jaamlal. 2001. Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi MasyarakatDepkes RI, http://www.halalguide.info/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=459.

17

PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

NUTRISI
NUTRISI IBU
IBU
MENYUSUI
MENYUSUI
Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi

ANDHIKA
ANDHIKAMAHARANI
MAHARANI
(05020011)
(05020011)
QARINA
QARINAEL
ELHARIZAH
HARIZAH
(05020022)
(05020022)
12/24/2008
12/24/2008

18

Setiap ibu seharusnya tahu apa yang sebaiknya dikonsumsi


selama menyusui. Pengetahuan ini akan membuat ibu bisa
mengkalkulasikan gizi yang tersalur melalui ASI ke bayi, dan
memulai diet secara mandiri

Karbohidrat
Dari total makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung
50-60% karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat atay sumber tenaga
antara lain nasi, kentang, roti, ubi, mie, atau jagung. Bila ibu
menyusui kekurangan karbohidrat tidak akan berpengaruh pada
produksi ASI-nya. Karena ASI akan terus diproduksi dengan
mengambil cadangan ibu. Jadi, ibu akan mengorbankan zat gizinya.
Misalnya, lemak yang kemudian dijadikan karbohidrat untuk ASI-nya.
Akibatnya ia akan kekurangan tenaga. Dalam batas-batas tertentu,
pasti berdampak pada bayi. Sebaliknya, jika berlebihakn karbohidrat,
ibu menyusui jadi gemuk karena kelebihannya akan disimpan jadi
lemak.

Lemak
Kebutuhan lemak sebesar 25-35% dari total makanan. Lemak
bisa berasal dari simpanan lemak ubuh yang berasal dari kelebihan
karbohidrat atau protein yang telah diubah oleh hati. Juga berasal dari
bahan makanan sumber lemak, seperti minyak-minyak, jerohan, kulit
ayam, keju, susu, atau santan.
Fungsi lemak bagi ibu menyusui sebenarnya untuk daya tahan
tubuh, selain untuk pelumas, misalnya pelumas kulit, sendi-sendi, dan
sebagainya. Lemak juga bahan pembuat hormon-hormon. Lemak

19

sebagai sumber energi kalau dibakar dalam tubuh akan menjadi


karbohidrat. Bila ibu menyusui kekurangan lemak, bisa membuat
kurus, dan produksi hormon terganggu. Bila kelebihan, dapat
menyebabkan ibu menjadi gemuk.

Protein
Jumlah kebutuhan protein sekitar 10-15% dari total makanan.
Pada wanita dewasa kebutuhan sehari-harinya sekitar 51 gram,
sedangkan ibu menyusui perlu tambahan sebesar 16 gram pada 6
bulan pertama, bulan-bulan selanjutnya sebesar 12 gram.
Protein merupakan sumber pembangun dan bisa diperoleh dari
tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang untuk protein nabati. Sedangkan
protein hewani didapat dari daging, telur, hati, dan ikan. Ikan
merupakan protein dengan asam amino lengkap yang sangat mudah
dicerna dan diserap tubuh.
Dibanding protein nabati, protein hewanilah yang terbaik untuk
memproduksi susu. Karena protein nabati kurang sempurna karena
kandungan asam amino esensial kurang lengkap. Walau begitu, bukan
berarti protein nabati itu tidak bagus. Kekurangan tersebut dapat
disiasati dengan asupan beragam dari makanan sumber protein nabati.
Yang jelas kecukupan protein sangat dibutuhkan ibu menyusui.
Pembentukan dan pemecahan protein dalam tubuh berlangsung
terus-menerus meskipun tubuh dalam kondisi istirahat. Hal ini amat
kompleks terjadi pada usia pertumbuhan (bayi, balita, dan remaja,
serta wanita hamil dan menyusui).
Sehingga, jika kebutuhan protein mencukupi pada ibu
menyusui, otomatis juga terjadi pada bayi yang memang masih
mengandalkan ASI sebagai makanan utamanya. Kekurangan protein
20

pada ibu akan berpengaruh terhadap produksi ASI yang rendah.


Dampaknya, selain berpengaruh pada pertumbuhan bayi, juga
perkembangan otaknya. Sedangkan bila tubuh kelebihan protein, akan
diubah jadi lemak dalam tubuh.

Vitamin Dan Mineral


Kandungan vitamin dalam air susu mencerminkan kandungan
vitamin dalam makanan ibu. Kecukupan mineral dari bayi yang
disusui sangat tergantung pada air susu ibunya.
Kebutuhan vitamin dan mineral wanita menyusui lebih tinggi dari
kebutuhan normal. Vitamin A, vitamin B6, vitamin D, asam folat,
kalsium, dan seng sangat diperlukan selama masa menyusui.
Vitamin A
Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta
fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan
vitamin A, ASI tetap menjadi sumber penting dari vitamin A dan
karoten (zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buahbuahan dan sayur-sayuran). Penyelidikian menunjukkan bahwa
karoten dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Wanita menyusui berusia 19 tahun keatas dianjurkan
mengkonsumsi 1,300 mcg vitamin A per hari.Hati, telur, dan keju
merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga
terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya.

21

Pada awal kehamilan pemberian vitamin A harus hati-hati,


tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak, untuk menghindari
efek teratogen. Pada akhir kehamilan intake Vit.A yang adekuat
diperlukan untuk cadangan pada bayinya dan ASI ibu, pemberian
kapsul vit.A dosis tinggi 200,000 IU. Setiap 6 bulan dianjurkan
pada ibu menyusui, untuk mempertahankan konsentrasi vit.A pada
ASI, disamping diet ibu yang seimbang.
Vitamin B6
Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan
fungsi syaraf. Oleh karena kebutuhan protein meningkat selama
menyusui, anda memerlukan lebih banyak vitamin B6.
Asupan vitamin B6 sebesar 2.0 mg per hari dianjurkan bagi
wanita menyusui. Daging, hati, padi-padian, kacang polong, dan
kentang adalah sumber-sumber vitamin B6 yang baik.
Vitamin D
Vitamin D membantu pembentukan dan pemeliharaan
tulang. Selain itu vitamin D juga diperlukan untuk penyerapan
kalsium.
Walaupun kebutuhan vitamin D sama seperti biasa, asupan
yang cukup tetap harus dijaminsetidaknya 5 mcg per hari. Bila
kekurangan vitamin D maka bayi hanya menerima sedikit kalsium
dari air susu ibu. Dengan demikian bayi beresiko menderita
ricketsia, satu penyakit yang menyebabkan deformasi tulang.

22

Ikan, hati, dan kuning telur banyak mengandung vitamin D.


Asam Folat
Asam folat sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan
pembelahan

sel

secara

normal.

Wanita

menyusui

harus

mengkonsumsi 500 mcg asam folat setiap hari.


Asam folat dan besi dibutuhkan untuk mengimbangi
peningkatan volume darah yaitu dalam produksi heme untuk
hemoglobin. Selain itu asam folat juga diperlukan untuk
pembentukan sumsung tulang belakang. Dikatakan bahwa
defisiensi asam folat dapat mengakibatkan terjadinya spina bifida.
Bahan makanan tinggi asam folat antara lain sayuran, kacangkacangan,hati,jeruk,semangka dan lauk hasil fermentasi misalnya
tempe.
Kalsium
Kalsium membantu pertumbuhan tulang dan gigi, serta
meningkatkan fungsi otot dan syaraf. Kebutuhan kalsium selama
menyusui tidak meningkat tetapi asupan hariannya harus terjamin.
Wanita

menyusui

berusia

19

tahun

keatas

harus

mengkonsumsi 1000 mg kalsium per hari. Bila asupan kalsium dari


makanan tidak mencukupi, secara alami ASI akan mengambil
kalsium dari tulang anda. Akibatnya anda beresiko besar
mengalami fraktur (patah tulang).

23

Sumber makanan kaya kalsium antara lain susu, keju,


yogurt, susu kedelai, sereal, tofu, kacang yang dikeringkan, almond
dan sayuran hijau, ikan salmon dan sarden bertulang, serta bayam.
Seng
Lebih dari 100 enzim yang terlibat dalam pencernaan dan
metabolisme memerlukan seng. ASI rendah seng akan mengganggu
selera makan dan pertumbuhan bayi.
Asupan seng harian sebesar 12 mg dianjurkan bagi wanita
menyusui berusia 19 tahun keatas. Seafood, hati, dan daging banyak
mengandung seng.
Zat Besi
Pada masa hamil, volume darah meningkat seiring dengan
kebutuhan zat besi. Zat besi adalah komponen utama hemoglobin,
yaitu bagian darah yang mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh dan
bayi. Suplementasi zat besi semasa hamil terbukti membantu
mencegah defisiensi zat besi.
Kekurangan zat besi dapat mempertinggi resiko komplikasi disaat
persalinan dan resiko melahirkan bayi berat lahir rendah dan prematur.
Makanan-makanan yang kaya zat besi antara lain, daging sapi, hati,
kacang polong dan padi-padian.Para ahli di Amerika Serikat (AS)
menganjurkan agar wanita hamil mengkonsumsi 27 mg zat besi setiap
hari, yaitu 50% diatas kebutuhan normal.

24

Buah-buahan dan sayuran memberikan berbagai vitamin dan


mineral lebih banyak dibanding makanan lain.Setiap hari, ibu harus
mengkonsumsi buah jeruk dan sayuran berwarna hijau atau kuning
dalam porsi yang besar. Buah dan sayuran lain yang juga penting
untuk dikonsumsi adalah apel, pir, anggur, pisang, nanas, beri, jambu,
mangga, pepaya, kurma, melon, wortel, bit, tomat, dan kembang kol.
Konsumsi buah dan sayuran segar lebih disarankan dibanding
buah/sayuran kaleng, karena jumlah gizinya yang lebih banyak serta
tidak mengandung tambahan gula, garam dan lemak. Angka
kecukupan vitamin dan mineral yang dianjurkan adalah sebagai
berikut

Vitamin
mineral

Wanita
/ dewasa
(kerja
sedang )

Menyusui
Hamil

6 bln. I

6 bln. II

Vit A ( RE )

500

+ 200

+ 350

+ 300

Thiamin
( mg )

+ 0.2

+ 0.3

+ 0.3

+ 0.2

+ 0.4

+ 0.3

Riboflavin
( mg )

10

+1

+3

+3

Niasin ( mg )

60

+ 10

+ 25

+ 10

Vit C ( mg )

26

+ 30

+2

+2

Besi ( mg )

500

+ 400

+ 400

+ 400

Kalsium (mg ) 160

+ 150

+ 50

+ 40

As.folat ( g )

25

MENU SEHARI IBU MENYUSUI


Nasi/Pengganti
Lauk Hewani
Lauk Nabati
Sayuran
Buah
Ditambah satu gelas susu bila
memungkinkan
Minum kurang lebih 10 gelas/hari

5-6 piring
3-4 potong dengan berat @ 50
gram
2-4 potong
1,5-2 mangkuk
2-3 potong

26

PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PERAWATAN
PERAWATAN
PAYUDARA
PAYUDARA
SELAMA
SELAMA
KEHAMILAN
KEHAMILAN
Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi

DEA
DEAPUSPITA
PUSPITARINI
RINI
(05020031)
(05020031)
SESANTHI
SESANTHIWINDA
WINDASS
(05020055)
(05020055)
12/24/2008
12/24/2008

27

Merawat Payudara Selama Kehamilan ( Sebelum


Melahirkan)
Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini
secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui
kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk
payudara tetap baik setelah menyusui. Pada umumnya, wanita dalam kehamilan 6
- 8 minggu akan mengalami pembesaran payudara. Payudara akan terasa lebih
padat, kencang, sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran
pembuluh darah yang bertambah serta melebar. Kelenjar Montgomery pada
daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.
Guna menunjang perkembangan payudara dalam kehamilan ini, sejak usia
kehamilan 2 bulan, sebaiknya wanita hamil mulai mengganti pakaian dalam (BH /
bra) nya dengan ukuran yang lebih sesuai, dan dapat menopang perkembangan
payudaranya. Biasanya diperlukan BH ukuran 2 nomor lebih besar dari ukuran
yang biasa dipakai. Di samping pemakaian BH yang sesuai, untuk menunjang
produksi ASI dan membantu mempertahankan bentuk payudara setelah selesai
masa menyusui, perlu dilakukan latihan gerakan otot-otot badan yang berfungsi
menopang payudara. Misalnya gerakan untuk memperkuat otot pektoralis : kedua
lengan disilangkan di depan dada, saling memegang siku lengan lainnya,
kemudian lakukan tarikan sehingga terasa tegangan otot-otot di dasar payudara
(Stoppards).
Kebersihan / hygiene payudara juga harus diperhatikan, khususnya daerah
papila dan areola. Pada saat mandi, sebaiknya papila dan areola tidak disabuni,
untuk menghindari keadaan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang
dihasilkan kelenjar Montgomery. Areola dan papila yang kering akan
memudahkan terjadinya lecet dan infeksi. Selama kehamilan, papila harus
disiapkan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan. Persiapan dilakukan
setiap hari sebanyak 2 kali sehari setelah usia kehamilan 7 bulan. Caranya dengan
kompres masing-masing putting susu selama 2-3 menit dengan kapas yang
dibasahi minyak, kemudian tarik dan putar putting ke arah luar 20 kali, ke arah

28

dalam 20 kali. Pijat daerah areola untuk membuka saluran susu. Bila keluar
cairan, oleskan ke papila dan sekitarnya. Kemudian payudara dibersihkan dengan
handuk yang lembut. Puting susu yang terbenam atau datar perlu dikoreksi agar
dapat menonjol keluar sehingga siap untuk disusukan kepada bayi. Masalah ini
dapat diatasi dengan bantuan pompa putting ("nipple puller") pada minggu
terakhir kehamilan.
Perawatan Payudara pada masa kehamilan meliputi pemeriksaan
payudara dan pemeriksaan puting susu.

Pemeriksaan Payudara
Tujuan pemeriksaan payudara adalah untuk mengetahui lebih dini adanya
kelainan, sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan. Pemeriksaan
payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama, dimulai dari inspeksi dan
palpasi.
1. Inspeksi Payudara
a. Payudara
Ukuran dan bentuk
Tidak berpengaruh pada produksi ASI. Perlu diperhatikan bila ada
kelainan seperti pembesaran masif, gerakan yang tidak simetris
pada perubahan posisi.
Kontur/permukaan
Permukaan yang tidak rata, adanya depresi, elevasi, retraksi atau
luka pada kulit payudara harus dipikirkan ke arah tumor atau
keganasan di bawahnya. Saluran limfe yang tersumbat dapat
menyebabkan kulit membengkak, dan membuat gambaran seperti
kulit jeruk.
Warna kulit
Pada umumnya sama dengan warna kulit perut atau punggung,
yang perlu diperhatikan adalah adanya warna kemerahan tanda
radang, penyakit kulit atau bahkan keganasan

29

b. Kalang payudara
Ukuran dan bentuk
Pada umumnya akan meluas pada saat pubertas dan selama
kehamilan serta bersifat simetris. Bila batas kalang tidak rata
( tidak melingkar ) perlu diperhatikan lebih khusus.
Permukaan
Dapat licin atau berkerut. Bila ada sisik putih perlu dipikirkan
adanya penyakit kulit, kebersihan yang kurang atau keganasan
Warna
Pigmentasi yang meningkat pada saat kehamilan menyebabkan
warna kulit pada kalang payudara lebih gelap dibanding sebelum
okiuhamil.
c. Puting susu
Ukuran dan Bentuk
Ukuran puting sangat bervariasi dan tidak mempunyai arti khusus.
Bentuk puting susu ada beberapa macam, antara lain:
1. Putting Kecil
Karena bagian puting menonjol dan keluar, tipe ini mudah untuk
dibuat agar mudah dihisap bayi. Pada prinsipnya harus dibuat agar
puting semakin menonjol keluar. Ini bisa dilakukan dengan
memakai alat penghisap puting atau dengan memegang puting dan
lingkar puting dan menariknya. Ini sebaiknya dilakukan setiap
hari.
2. Puting besar
Ini merupakan tipe puting yang paling mudah dihisap bayi. Meski
demikian, adakalanya karena ukurannya yang besar menimbulkan
keraguan pada bayi untuk menghisapnya. Namun biasanya bayi
akan segera terbiasa sehingga tidak ada masalah. Meski demikian,
lakukan pijat ringan di bagian puting dan lingkar puting sehingga
menjadi lunak dan mudah dihisap bayi.
3. Puting datar

30

Meski puting menonjol dan keluar namun permukaannya datar. Ini


termasuk tipe puting yang susah dihisap. Untuk itu dianjurkan
membuat puting dan lingkar puting menjadi lunak dengan
melakukan pijatan ringan setiap hari.
4. Puting tenggelam
Puting seolah tenggelam di dalam payudara. Ini merupakan tipe
puting yang paling sulit dihisap bayi. Selain itu, karena kurangnya
rangsangan pada puting (karena posisinya yang tenggelam),
cenderung lebih mudah mengalami luka pada saat mulai
menyusui. Untuk itu dianjurkan melakukan pijat di lingkar puting
agar menjadi lunak serta meningkatkan kekuatan kulit agar tidak
mudah terluka saat dihisap bayi. Tentu saja perlu dilakukan pijatan
agar puting semakin menonjol keluar

.
Setelah kita periksa bentuk puting susu, cubit kalang payudara disisi
puting susu dengan ibu jari dan telunjuk. Kemudian ditarik untuk memeriksa
kelenturannya.
Permukaan
Pada umumnya tidak beraturan. Adanya luka dan sisik merupakan
uatu kelainan.
Warna

31

Sama dengan kalang payudara karena juga mempunyai pigmen


yang sama atau bahkan lebih.
2. Palpasi Payudara
a. Konsistensi
Konsistensi payudara dari waktu ke waktu berbeda karena pengaruh
hormonal.
b. Massa
Tujuan utama pemeriksaan palpasi payudara adalah untuk mencari massa.
Setiap massa harus digambarkan secara jelas letak dan ciri-ciri masa yang
teraba harus dievaluasi dengan baik, pemeriksaan ini sebaiknya diperluas
sampai kedaerah ketiak.
c. Puting susu
Pemeriksaan puting susu merupakan hal yang terpenting dalam
mempersiapkan ibu untuk menyusui
Setelah kita melakukan pemeriksaan pada payudara, baru kita lakukan
perawatan payudara dengan masase payudara.

Perawatan Payudara:
Berikut ini adalah tips untuk merawat payudara pada saat hamil, di bagi
berdasarkan fase kehamilan.
Umur kehamilan 3 bulan
Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau
masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan.
puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap
datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan
harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya adalah dengan
menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting
susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua
daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali se-lama 6 menit.
Usia Kehamilan 6-9 Bulan
32

Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa, kemudian puting


susu sampai areola mamae (daerah sekitar puting dengan warna lebih
gelap) dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya
untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu
agar mudah dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol karena
dapat menyebabkan puting susu lecet.Selanjutnya kedua puting susu
dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam clan ke arah luar (berlawanan
jarum jam). Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut
ke arah puting susu sebanyak 30 kali sehari. Lalu pijat kedua areola
mamae hingga keluar 1-2 tetes. Setelah itu, puting susu dibersihkan
dengan handuk kering dan bersih.
Alat yang perlu dipersiapkan antara lain adalah:

Kapas

Minyak kelapa murni yang dihangatkan

Pompa puting

Handuk

Persiapan puting susu


Dilakukan 2 x sehari mulai trisemester ke-2.
Cara:
1.

Cuci tangan.

2.

Kompres puting susu sampai areola mamma dengan kapas


yang dibasahi minyak selama 2-3 menit. Lalu kotoran/ kerak yang
menempel dibersihkan.

3.

Basahi kedua telapak tangan dengan minyak.

4.

Kedua puting susu dipegang lalu ditarik bersama-sama dan


diputar ke medial dan lateral sebanyak 20 kali

33

Puting Susu Terbenam dapat dikoreksi dengan:


Cara yang paling sering digunakan adalah dengan gerakan Hoffman, yang
dilakukan sehari dua kali. Cara ini dapat juga diganti dengan
menggunakan pompa puting susu. Bila pompa puting susu tidak tersedia,
dapat dibuat dari modifikasi spuit injeksi 10 ml.
A. Gerakan Hoffman
Tujuan untuk mengatasi puting susu yang masuk (inverted nipples).
Cara:
1.

Gunakan kedua ibu jari/telunjuk.

2.

Daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan.

34

3.

Dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.

B. Pompa Puting
Bagian ujung dekat jarum dipotong dan kemudian pendorong
dimasukkan

dari

arah

potongan

tersebut.

Cara

penggunaan

yaitu

menempelkan ujung pompa (spuit inj) pada payudara, sehingga puting berada
di dalam pompa. Kemudian tarik perlahan sehingga terasa ada tahanan dan
pertahankan selama 30 dtk sampai 1 menit. Bila terasa sakit, tarikan
dikendorkan. Prosedur ini diulangi hingga beberapa kali dalam seminggu.

35

Masase payudara
Tujuannya adalah untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran-saluran sehingga memperlancar pengeluaran
ASI.
Cara:
1.

Pangkal payudara dipegang kedua tangan yang telah


dibasahi minyak, kemudian diurut ke arah puting susu sebanyak 30
kali.

2.

Pijat daerah areola mamma ke arah puting.

3.

Bersihkan puting susu dan sekitarnya dengan handuk bersih


dan kering.

4.

Memakai BH yang menopang payudara.

36

Pemakaian BH
Tidak ada masalah dengan pemakaian BH.Umumnya payudara akan
membesar sesuai usia kehamilan. Makanya jika bra/BH terasa mulai sempit,
segera ganti dengan ukuran yang baru. Hal ini bertujuan untuk memberikan
rasa kenyamanan dan menopang payudara secara lebih baik. BH yang
kesempitan hanya akan membuat gerah dan gerak tidak leluasa.

37

Kenakan BH yang pas dan nyaman bagi calon ibu.


Pilihlah bra dari bahan katun atau campuran katun
Ada baiknya juga bila membeli BH khusus saat usia kehamilan
mencapai bulan ketujuh atau delapan. Umumnya BH untuk ibu
hamil dan menyusui mempunyai kaitan dan pengencang yang
dapat disesuaikan besarnya kurang lebih satu inci jika calon ibu
membutuhkan setelah bayi lahir. Nantinya ibu dapat menyesuaikan
dengan ukuran payudara saat itu.
Sebelum membeli BH, ada baiknya mencobanya terlebih dahulu.
Sebaiknya tali BH tidak terlalu mengekang bahu dan pengencang
punggungnya tidak terlalu tinggi. Coba untuk buka dan tutup cupnya apakah mudah untuk membuka dan menutup saat digunakan
bila menyusui
Jangan sampai payudara tertekan oleh BH atau benda lain Mastitis
TIPS: agar berhemat, beli BH yang dapat digunakan juga ketika
menyusui. BH ini biasanya mempunya jendela yang bisa dibukatutup untuk keperluan menyusui bayi.

Senam Teratur

38

Payudara pun perlu dirawat dengan senam. Senam payudara berguna


untuk memperkuat otot pektoralis yang berada di dada. Senam ini membantu
mempertahakan kepadatan payudara dan merangsang produksi ASI menjadi lebih
baik. Ada dua macam senam yang bisa ibu lakukan dan mudah dipraktikkan.
Berikut urutannya. Lakukan senam sebelum atau sesudah mandi.
1. Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat
siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang
bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara
mempererat pegangan, sehingga otot-otot dasar payudara terasa tertarik.
Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.
2. Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan
sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas.
Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi
semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.

Saran Tambahan:
Seringnya disarankan pada calon ibu untuk mengeraskan puting dengan
menggosok-gosokkan handuk, namun sebenarnya ini tidak perlu
dilakukan, malah dapat menimbulkan ketidaknyamanan / nyeri
Jika mengalami kebocoran kolostrum, kenakan bantalan payudara ( yang
dapat dibeli di apotek)
Jika kolostrum mongering di putting, basuhlah dengan air hangat. Jangan
menggunakan sabun karena akan membuat kulit di sekitar puting akan
kering, dan dapat menghilangkan sabun atau getah kelenjar untuk
melembabkan kulit.

39

Daftar Pustaka
Ebrahim,G.J.1986.Air Susu Ibu.Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica
Moody,Jane et al.2006. Menyusui Cara Mudah, Praktis dan Nyaman.
Jakarta: Arcan
Soetjiningsih.1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta: EGC
Welford,Heather.2001. Menyusui Bayi Anda. Jakarta: PT Dian Rakyat
http://info-medis.blogspot.com/2008/09/perawatan-payudara.html
www.kompas.com/gazali-solahudin/
www.google.com

http://klixklix.com

40

PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PERAWATAN
PAYUDARA
SETELAH
MELAHIRKAN
Manajemen Laktasi

MAHMUDAH

(02020001)

ARIF RAHMAN (03020049)


12/24/2008

41

PERAWATAN PAYUDARA SETELAH MELAHIRKAN

Bagi seorang wanita, payudara adalah organ tubuh yang sangat penting
bagi keberlangsungan perkembangan bayi yang baru dilahirkannya. Payudara
memang secara natural akan mengeluarkan ASI begitu ibu melahirkan. Tetapi
bukan berarti seorang wanita atau ibu tidak perlu merawat payudaranya.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari Air Susu Ibu (ASI)
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Pada masa hamil terjadi
perubahan pada payudara dimana ukuran-ukuran payudara bertambah besar
Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara
senantiasa bersih dan mudah dihisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh
bayinya tidak mau menyusu, bisa jadi ini disebabkan oleh faktor teknis seperti
puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya
air susu ibu juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu.

Tujuan Perawatan Payudara


Perawatan payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara
senantiasa bersih dan mudah dihisap oleh bayi. Perawatan Payudara pasca
persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.

Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi

2.

Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet

3.

Untuk menonjolkan puting susu

4.

Menjaga bentuk buah dada tetap bagus

5.

Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

6.

Untuk memperbanyak produksi ASI

7.

Untuk mengetahui adanya kelainan

42

Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin


yaitu 1 2 hari sesudah bayi dilahirkan. Hal itu dilakukan 2 kali sehari.

Persiapan Perawatan Payudara


Persiapan Alat :

1.

1.

Baby oil atau minyak kelapa bersih secukupnya

2.

Kapas secukupnya

3.

Waslap, 2 buah

4.

Handuk bersih, 2 buah

5.

Bengkok

6.

2 baskom berisi air (hangat dan dingin)

7.

BH yang bersih dan terbuat dari katun

Persiapan Ibu
Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan
dengan handuk.

2.

Baju ibu bagian depan dibuka.

3.

Pasang handuk.

Pelaksanaan Perawatan Payudara


Yang pertama harus diperhatikan adalah bagaimana melakukan perawatan
payudara. Perawatan yang perlu dilakukan berupa pemijatan payudara untuk
memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting payudara agar bersih dan tidak
mudah lecet, serta memperlancar keluarnya ASI.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan
payudara pasca persalinan, yaitu:
1.

Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian
bersihkan dengan kapas minyak tadi.

43

2.

Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk
diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.

3.

Penonjolan puting susu yaitu :

Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali

Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap

Memakai pompa puting susu

4.

Pengurutan payudara:
Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian

diratakan.

Pengurutan pertama :
Licinkan kedua tangan dengan baby oil. Tempatkan kedua tangan
diantara payudara. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak
tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan. Lakukan
terus pengurutan ke bawah dan ke samping. Ulangi masing-masing 20
hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

Pengurutan kedua :
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir
kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu.
Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan. Ulangi masing-masing 20
hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

Pengurutan ketiga :
Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan
mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting
susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan. Ulangi masing-masing
20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

Pengurutan keempat :
Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari
pangkal payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali

Pengurutan kelima :

44

Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tampung dengan
tempat yang bersih/gelas.
Pengompresan :

Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua


menit, lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan yang kompres
lagi dengan air hangat selama dua menit.

Gambar 1 :
Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke bawah

45

Gambar 2 :
Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah

Gambar 3 :
Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke
bawah

46

Gambar 4 :
Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting

Setelah selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin
secara bergantian selama 5 menit (air hangat dahulu kemudian air dingin).
Kemudian pakailah BH (kutang) yang menyangga payudara. Diharapkan dengan
melakukan perawatan payudara, baik sebelum maupun sesudah melahirkan,
proses laktasi dapat berlangsung dengan sempurna.

Perawatan Payudara dengan Masalah


1.

Puting Lecet
Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat
ketika sedang mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa
membuat puting susu kering dan iritasi.

2.

Penyumbatan Kelenjar Payudara


Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar
kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhatihatilah pada area yang mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan jangka

47

waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat
menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal
sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan
dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali selesai menyusui
jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut.
Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada
payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat
beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang
mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke
arah puting susu.
3.

Pengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa mambantu
mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan
sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu
untuk mengurangi tekanan pada payudara. Sebagi contoh, merendam kain
dalam air hangat dan kemudian di tempelkan pada payudara atau mandi
dengan air hangat sebelum menyuusi bayi. Mungkin ibu juga bisa
mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik secara manual atau
dengan menggunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang parah,
gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak sedang menyusui untuk
mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan

Persyaratan Untuk Mencapai Hasil Terbaik


Pengurutan harus dikerjakan secara sistematis dan

teratur minimal dua kali dalam sehari.

Memperhatikan makanan dengan menu seimbang.

Memperhatikan kebersihan sehari-hari.

Memakai BH yang bersih dan bentuknya yang


menyokong payudara.

Menghindari rokok dan minuman beralkohol.

Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang

48

DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen, dkk. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. EGC : Jakarta
William & Martha. 2007. The Baby Book. Serambi Ilmu Semesta : Jakarta
Soetjiningsih, Dr. DSAK. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. EGC :
Jakarta

49

PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

CARA
MENYUSUI
YANG BENAR
Manajemen Laktasi

FERRITA SANTI

(04020030)

M.SYARIF
(05020010)
12/24/2008

50

CARA MENYUSUI YANG BENAR

Sebelum Mulai Menyusui Pertamakali


Selama masa kehamilan, sebaiknya anda mendiskusikan keputusan untuk
menyusui dengan dokter anda, yang berkewajiban untuk mendukung keputusan
tersebut dengan membantu menciptakan kondisi yang kondusif untuk mulai
menyusui. Pada saat melahirkan, dokter dan staf rumah sakit sebaiknya membantu
anda dengan:
Tidak menggunakan obat-obatan pada saat melahirkan, atau menggunakan
obat-obatan hanya seminimal mungkin. Obat penghilang rasa sakit dapat
mempengaruhi

refleks

hisap

bayi.

Memberi kesempatan anda untuk menyusui sesegera mungkin setelah


melahirkan, kalau perlu pada saat anda masih di ranjang melahirkan
apabila melahirkan secara normal. Sebab refleks hisapan bayi yang paling
kuat terjadi hingga setengah jam setelah melahirkan.
Menyusui sesering dan selama yang bayi inginkan (demand feeding) dan
berada sekamar dengan bayi di rumah sakit (rooming-in) akan membantu
mempermudah hal ini. Dengan demand feeding, ASI akan keluar lebih
cepat.
Memberi bayi hanya ASI. Bayi anda tidak perlu air tambahan atau susu
formula, selama anda mengikuti prinsip demand feeding, dan selama bayi
anda dalam kondisi sehat. Pemberian minuman tambahan (formula, air
glukosa, dsb) hanya akan mengurangi nafsu minum si bayi, sehingga
payudara anda tidak cukup terangsang untuk mengeluarkan ASI, dan bisa
berakibat berkurangnya suplai ASI. Kecuali ada justifikasi medis dari
dokter untuk pemberian minuman tambahan (contoh: Bayi yang beratnya
kurang biasanya kadar gula darahnya rendah sehingga perlu glukosa atau
bayi yang sangat kuning jaundice cenderung terlalu mengantuk untuk
menghisap payudara sehingga perlu suplai cairan tambahan).

51

Selain mengurangi nafsu minum si bayi, botol juga mengakibatkan


bingung puting. Sebab aliran cairan di puting botol jauh lebih deras
dibandingkan dengan aliran cairan di payudara, sehingga proses
menghisap botol menjadi jauh lebih mudah untuk bayi dibanding
menghisap payudara. Bayi yang sudah kena botol di usia yang terlalu dini
bisa-bisa menolak payudara. (Catatan: Dari buku What To Expect the First
Year, idealnya botol diberikan pada usia 3-5 minggu, saat bayi sudah
terbiasa dengan payudara). Selain itu, pemberian empeng terlalu dini juga
bisa mempengaruhi kemampuan hisap bayi. Sebaiknya patuhi tangisan
bayi sebagai indikator pemberian ASI, agar suplai ASI anda tetap bertahan
dengan baik. Komunikasikanlah hal-hal di atas dengan dokter dan staf
rumah sakit anda.

Step-By-Step Menyusui
Persiapan
1. Cuci tangan anda untuk menghilangkan kuman. Jika mau anda juga boleh
mencuci puting anda dengan air.
2. Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika posisi duduk
anda enak, anda akan menjadi rileks dan turunnya ASI (letdown reflex)
lebih mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang barangkali anda bisa coba:
Duduk dengan sandaran yang enak untuk punggung, misalnya
dengan banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi
ini, sebaiknya kaki anda berada dalam posisi yang agak tinggi,
misalnya dengan menaruh dingklik sebagai alas kaki di kursi.
Dengan ini, paha anda bertindak sebagai penyangga bayi dalam
posisi yang tepat sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting
anda.
Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.
Duduk di kursi goyang.
Berbaring di sisi badan anda di tempat tidur (bukan posisi rebah),

52

dengan tangan menyangga kepala anda, sementara bayi dalam


posisi tidur menghadap anda. Posisi ini nyaman untuk menyusui di
malam hari, atau untuk ibu-ibu yang menjalani operasi sesar.
3. Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi, mendengarkan musik,
membaca, dsb. Apabila anda terlalu tegang, refleks turunnya susu bisa
terhalangi.

Step-by-Step Ambil Posisi Menyusui dan Perlekatan


Kepala bayi anda diletakkan pada lekukan dalam siku tangan anda.
Kemudian, seluruh badan bayi menghadap dada anda, bukan hanya
kepalanya saja. (Waktu pertamakali barangkali anda akan perlu bantuan
orang/suster untuk meletakkan bayi anda dalam posisi ini, tetapi lama
kelamaan anda bisa melakukannya sendiri. Prinsipnya, kepala bayi harus
tersokong dengan baik).
Ambil payudara dengan tangan anda yang bebas, jempol anda memegang
bagian atas payudara, dan jari lainnya memegang bagian bawah.
Saat didekankan ke puting, bayi anda biasanya akan refleks membuka
mulut dan menyambut puting anda. Tetapi apabila tidak, colek coleklah
bibir bayi anda dengan puting hingga ia membuka mulutnya.Pastikan
kalau bayi anda membuka mulutnya selebar mungkin, dan letakkan bagian
tengah puting anda pada bukaan mulut tersebut.
Atau, apabila sulit masuknya puting ke mulut bayi, lakukan trik
Sandwich, yaitu menekan puting anda dengan jempol dan telunjuk
sehingga segepeng mungkin, paralel dengan alur bibir bayi, dan masukkan
kedalam bukaan mulut bayi (Trik dari Ibu Doris Fok, konsultan laktasi
singapura)
Perlekatan (latch-on) yang baik adalah apabila sebagian besar aerola anda
berada di dalam mulut bayi, dagu menempel ke payudara anda, dan
kepalanya agak ke belakang sehingga hidungnya tidak ketutupan
payudara. Sebenarnya tidak perlu menekan payudara untuk membuka jalan
udara ke hidung bayi, selama posisi menyusui anda benar.
53

Setelah Menyusui

Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan
dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat.

Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawankan dulu supaya udara


yang terhisap bisa keluar.

Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, supaya dikeluarkan dengan
alat pompa susu.

Durasi Menyusui
Jika bayi anda nampak enggan menghisap, jangan khawatir, biarkan dia
main-main dulu dengan mengendus dan menjilat putingnya. Dengan banyak
54

latihan, bayi anda akan semakin mahir. Menyusui pertamakali mungkin hanya
sebentar, mungkin hanya empat menit, tetapi bisa juga lama. Ada bayi yang sejak
awal menyusuinya lama.
Ingatlah bahwa setiap bayi itu berbeda, dan pola menyusuinya juga
mungkin berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan mereka. Bayi yang menyusui
selama 20 menit di minggu-minggu pertama mungkin hanya akan perlu lima
menit di usia empat bulan. Pola menysuusi di awal biasanya lebih pendek karena
ASI memang belum keluar dan yang ada hanya kolostrum yang berjumlah kecil.
Ingatlah bahwa membiarkan bayi anda menyusui selama yang ia mau adalah satu
cara untuk menjamin bahwa ia mendapatkan ASI yang diperlukan. Kenapa? sebab
komposisi ASI berubah-ubah dalam satu sesi menyusui. Pada menit pertama
menyusui yang keluar adalah ASI yang encer (susu depan / foremilk) yang
bertugas untuk menghilangkan rasa haus bayi. Menit berikutnya, persisnya setelah
refleks turunnya susu, ASI berubah menjadi lebih kental (susu belakang /
hindmilk), yang mengandung lebih banyak lemak dan gizi, untuk mengenyangkan
bayi. Anda mungkin dapat memperhatikan perubahan irama hisapan bayi, dari
yang cepat, lantas berhenti sebentar (saat terjadi turunnya susu), lalu hisapannya
menjadi lebih lambat diiringi dengan irama menelan susu. Anda sendiri juga dapat
merasakan turunnya susu dengan munculnya perasaan geli atau tertusuk-tusuk di
payudara.
Saat bayi mendapatkan cukup susu, biasanya ia akan melepaskan payudara
dengan sendirinya, atau jatuh tertidur. Tetapi jika anda merasa perlu menghentikan
bayi anda menyusui, pelan pelan tekan puting anda dengan jari kelingking untuk
memotong hisapan bayi. Jangan menarik puting begitu saja saat bayi masih
menghisap karena bisa mengakibatkan lecet

DAFTAR PUSTAKA
Diterjemahkan dari: Practical Hints on Breastfeeding, Second edition revised, hal.
18-20, terbitan oleh Breastfeeding Mothers Support Group (Singapore) , 2001.
http--bp3_blogger_com-_BPI3sjon6B8-SFLtS-j4BhI-AAAAAAAAA0A55

FAJ4T4hiUmw-s400-posisi-susu_jpg.mht
http--ecostreet_com-blog-wp-content-uploads-2007-08-breastfeeding_jpg.mh
http--www_klikdokter_com-userfiles-mola1(2)_jpg.mht

56

PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

CARA
MENGELUARKA
N DAN
MENYIMPAN
ASI
Manajemen Laktasi

SHONNIF AKBAR
(04020022)
DINA WAHYU H.
(04020063)
12/24/2008

57

Memberikan Air Susu Ibu (ASI) adalah obsesi utama bagi setiap
perempuan yang telah dianugrahi anak. Namun, buat perempuan bekerja,
memberikan ASI jelas membutuhkan perjuangan tersendiri. Pemicu utamanya
adalah waktu bersama bayi yang terbatas. Untuk menghindarkan bayinya dari
susu formula, perempuan karir jelas perlu mengetahui teknik-teknik memerah,
menyimpan serta memberikan ASI yang tidak diberikan langsung dari payudara.

CARA MENGELUARKAN ASI

Memerah ASI biasanya dilakukan ketika Ibu tidak dapat menyusui secara
langsung. Misalnya, karena sedang sakit, perlu istirahat, atau karena bayi sudah
bisa diberi makanan tambahan pendamping ASI. Bisa juga karena Ibu tidak dapat
bersama bayi Ibu dikarenakan harus pergi (misalnya bekerja di kantor, ke luar
kota), tapi tetap menginginkan agar bayi Ibu mendapatkan gizi terbaik. Memerah
ASI juga membantu mendekatkan suami Ibu dengan bayi Ibu.

Persiapan Dasar Sebelum Memerah Susu :


1. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada
umumnya terjadi di pagi hari

58

2. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast
pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak
mengering dan menjadi sulit dibersihkan
3. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang
ideal seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon
masuk. Di tempat kerja, mungkin bisa di meeting room yg kosong, toilet, dan
lain-lain.
4. Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
5. Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu,
juice, decaffeinated tea/coffee, atau sup, disarankan minuman hangat agar
membantu menstimulasi payudara.
6. Usahakan untuk relax, kalau bisa dengan kaki yg diangkat
7. Kompres payudara kira2 5-10 menit, atau mandi air hangat sambil memijat
payudara membantu agar air susu dapat keluar dengan lancar
8. Bila masih kesulitan bisa meminta oxytocin pada dokter.
(http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=977&tbl=biaswanita)

59

Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan:

Memerah ASI dengan tangan


Sebelum mulai memerah ASI, kompres payudara Ibu dengan air hangat
agar otot-otonya melunak. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum
memerah ASI. Persiapkan peralatan yang diperlukan seperti baskom bersih untuk
tempat ASI perahan dan kain bersih untuk lap. Lalu mulailah memerah ASI:
1. Letakkan ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah
di bawah sekitar 2,5 3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C.
Anggaplah payudara sebagai jam, maka posisi/arah ibu jari berada pada
jam 12, dua jari lain berada di posisi jam 6. Ibu jari dan jari telunjuk serta
jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa
sehingga "gudang" ASI berada di bawahnya.
2. Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi.
Payudara yang besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian
ditekan ke arah dada.
3. Buatlah gerakan menggulung (roll) dengan arah ibu jari dan jari-jari ke
depan untuk memerah ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah
kalang payudara di belakang puting susu. Jangan menggesekkan ibu jari
dan jari-jari pada kulit karena akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
4. Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang.
Kemudian pindahkan lokasi ibu jari ke arah jam 11 dan jari-jari ke arah
jam 5, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
5. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI
memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan

60

berhasil menekan gudang ASI. Jangan lupa untuk meletakkan cangkir


bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.
Seluruh prosedur persiapan dan pemerahan dengan tangan membutuhkan
waktu sekitar 20-30 menit

(http://www.clubnutricia.co.id/feeding_and_nutrition/breastmilk_immunity/article
/how_do_i_express_and_store_breast_milk)

Cara pengeluaran ASI dengan pompa payudara

Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara.

61

Ujung leher tabung diletakkan pada payudara dengan puting susu tepat
di tengah,dan tabung benar-benar melekat pada kulit.

Bola karet dilepas,sehingga puting susu dan kalang payudara tertarik


ke dalam.

Tekan dan lepas beberapa kali, sehingga ASI akan keluar dan
terkumpul pada lekukan penampung pada sisi tabung.

Setelah selesai dipakai atau akan dipakai, maka alat harus dicuci bersih
dengan menggunakan air mendidih.

Memerah ASI dengan pompa elektrik


Dengan pompa ASI, Ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah
dibanding menggunakan tangan. Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara Ibu
dengan menaruh handuk hangat di atas payudara atau urut-urut sebelumnya dan
pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai. Lamanya memompa ASI
sangan bergantung pada pompa yang digunakan. Pemerahan ASI bisa perlu waktu
15 - 45 menit dan tidak menyebabkan rasa sakit.
(http://www.clubnutricia.co.id/feeding_and_nutrition/breastmilk_immunity/article
/how_do_i_express_and_store_breast_milk)

Beberapa tips untuk mengeluarkan ASI:


Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur agar produksi ASI
tetap terjaga,
Pilih waktu di pagi hari yang biasanya payudara dalam keadaan paling penuh
terisi,
Sterilkan seluruh peralatan yang akan dipergunakan,
Pompa payudara sebaiknya dibersihkan segera setelah dipergunakan agar sisa
susu tidak mengering dan menjadi sulit dibersihkan.

62

Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, Cuci tangan
dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan dengan air,
Sebelum memulai, minumlah segelas air disarankan minum minuman hangatagar membantu menstimulasi payudara. Saat memerah ASI, ibu harus
dalam kondisi yang santai. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat
menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
Lakukan perawatan payudara, seperti pemijatan payudara dan kompres air
hangat & air dingin bergantian.

CARA MENYIMPAN ASI


Banyak orang membayangkan bahwa ASI tampak seperti susu sapi yg
homogen, yang tidak terpisah lapisannya sampai kapanpun (homogenized) . ASI
akan terpisah menjadi 2 lapisan jika didiamkan selama beberapa lama. Lapisan
atas yg biasanya lebih kental warnanya kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI
telah basi. Kocoklah perlahan wadah berisi ASI peras tsb, hingga menjadi larutan
homogen kembali.
Tampilan dari ASI berbeda2 sesuai dengan waktu dan kandungannya.
Termasuk kandungan lemak dan warna dari ASI. Jumlah lemak dalam ASI akan
fluktuatif dari hari ke hari. Bahkan saat ASI yg keluar di menit2 awal akan
berbeda warna dan tampilannya. ASI yang dikeluarkan saat pertama kali proses
pemerahan / pemompaan akan terlihat "lebih encer" dari ASI yang dikeluarkan di
menit2 berikutnya. Karena itu disebut FOREMILK (kaya akan protein).
Sedangkan ASI yg keluar beberapa menit kemudian akan terlihat lebih kental.
Atau disebut juga dg HINDMILK (kaya akan lemak). Warna dari ASI juga
bervariasi tergantung dari apa yg ibu konsumsi. Pewarna makanan dalam
minuman soda, minuman buah2an dan hidangan penutup yang mengandung
gelatin

diduga

akanmembuat

warna

ASI

menjadi

pink

atau

oranye

kemerahmudaan. ASI yang berwarna hijau dikorelasikan dengan ibu yang


mengkonsumsi minuman segar yang berwarna hijau, seperti rumput laut, atau
sayuran berwarna hijau.

63

ASI yang berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal
ini dapat terjadi jika ibu mengalami dengan atau tanpa puting lecet. Jika puting
ibu lecet dan berdarah, ibu dapat menghubungi klinik laktasi untuk mendapatkan
saran penyembuhan. Darah dalam ASI tidak berbahaya bagi bayi, dan ibu dapat
terus menyusui. Jika darah dalam ASI tidak juga membaik dalam waktu 2 minggu,
segera konsultasikan dengan dokter.
Umumnya aroma atau rasa dari ASI segar berbau / beraroma manis.
Sesekali ASI beku yang dicairkan akan beraroma spt sabun dan terkadang bayi
tidak mau meminumnya. Hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI
akibat perubahan suhu yg mendadak. Sehingga proses kerja enzim lipase
terganggu. Krn itu tidak disarankan memanaskan ASI peras/pompa pada suhu
tinggi, ataupun setelah dipanaskan langsung dibekukan kembali. Jika ASI peras
berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan buanglah. Intinya selama ASI
peras/pompa disimpan sesuai dgn tata cara penyimpanan yg benar maka ASI tidak
akan basi.
(http://meili2007.multiply.com/journal/item/5/Cara_Menyimpan_ASI_PerasPomp
a)

Wadah penyimpanan ASI

64

Tidak ada aturan khusus harus menggunakan botol atau wadah khusus.
Intinya gunakan wadah yg bisa tertutup rapat. Ibu bisa menggunakan botol kaca,
wadah yg punya tutup dan berwarna bening, dan wadah yg punya tutup dan
berwarna. Dan tentu saja selalu dibersihkan & disterilkan sebelum digunakan.
ASI peras/pompa sebaiknya disimpan dalam jumlah sedikit (cukup utk
sekali minum + 60 ml). Agar tidak ada ASI yg tersisa dan terbuang. ASI juga
dapat disimpan dalam kantung plastik bening. Namun hal ini tidak terlalu
disarankan, karena mudah bocor dan ASI akan terbuang.
Jangan lupa utk memberikan label di tiap wadah penyimpanan ASI. ASI
yg lebih awal disimpan, harus lebih dulu dibeirkan. First In, First Out. Beri laberl
tanggal ASI diperah/dipompa agar memudahkan ibu.
(http://lsoraya.multiply.com/journal/item/21/Serbaserbi_penyimpanan_ASI_peraspompa )
Secara umum Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague, memiliki
kisaran waktu berapa lama ASI dapat disimpan dalam suhu tertentu :

Suhu ruangan (19-27c) sekitar 4-10 jam

Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0-4C sekitar 2-3 hari

Freezer pd kulkas berpintu satu (suhu variatif < 4 C) : 2 minggu

Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif < 4 C) : 3-4 bulan

Freezer khusus / freezer untuk es krim ( -19C) : 6 bulan atau lebih

Interval waktu tsb amat sangat bervariatif tergantung kondisi dari lokasi
penyimpanan. Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak terlalu
lama menyimpan ASI peras. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan
pertumbuhan & perkembangan anak. Krnnya jika ibu memilki ASI peras berlebih
tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.

65

(http://lsoraya.multiply.com/journal/item/21/Serbaserbi_penyimpanan_ASI_peraspompa)

Lama penyimpanan ASI setelah diperah


-Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari 4 jam.
- Namun, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Namun, perlu diingat suhu
ruangan tersebut harus stabil. Misalnya ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali
selama botol ASI ada di dalamnya.
- Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai
delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan
terpisah dari bahan makanan lain yg ada di lemari es tsb.
- Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil
pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.
-Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI
dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
- ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Namun
jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang
mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar.
Jika Ibu kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah atau deep
freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI
hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan enam bulan di
dalamnya.
(http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=977&tbl=biaswanita)

Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perasan


- Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
- Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca.

66

-Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak
meleleh jika direndam dalam air panas).
-Jangan pakai botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan
catnya meleleh jika terkena panas.
-Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI, dengan
mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.
- Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot.
Karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara.
- Jika dalam satu hari Ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja
Asi itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol
disimpan stabil, antara 0 s/d 15 derajat Celcius. Penggabungan hasil simpanan ini
bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama s/d terakhir
tidak lebih dari 24 jam.
(http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=977&tbl=biaswanita)

Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi


- Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan
mendidih yang keluar dari keran
- Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau
bukan mendidih
- Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam
panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya, kecuali yang memang
didesain untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI
- Ibu tentunya mengetahui berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI.
Sesuaikanlah jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan tsb. Misalnya dalam
satu botol Ibu menyimpan sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya
meminum 80, jangan langsung dipanaskan semua.
67

- Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi!


(http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=977&tbl=biaswanita)

Indikator ASI basi


-Sebenarnya jika Ibu mengikuti pedoman pemompaan/pemerasan ASI dan
penyimpanan yang baik, ASI tidak akan mungkin basi. Terkadang memang setelah
disimpan atau didinginkan akan terjadi perubahan warna dan rasa, tapi itu tidak
menandakan bahwa ASI sudah basi. Asalkan Ibu berada dalam keadaan bersih
ketika memompa atau memeras, menyimpan ASI dalam botol yang steril dan
tertutup rapat, dalam jangka waktu tepat dan saat memanaskan juga mengikuti
petunjuk, ASI akan terjaga dalam kondisi yang baik.
- Dibandingkan susu formula, ASI lebih tahan lama. Pada saat berinteraksi dengan
udara luar, biasanya yang terjadi bukan pembusukan ASI tetapi lebih merupakan
berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan daya imun
bayi.
(http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=977&tbl=biaswanita)

Jika tidak ada lemari pendingin


Ada atau tidaknya lemari pendingin/kulkas bukan hambatan bagi ibu utk
menyimpan ASI. Artinya jika ditempat ibu bekerja ataupun saat ibu bepergian
jauh dr bayi utk waktu lama tidak ditemukan kulkas, maka ibu dapat menyimpan
botol (wadah) berisi ASI peras/pompa dalam termos es yg telah diisi es batu
tentunya. Jika es batu mencair, ibu bisa menggantinya lagi. Atau ada juga cooler
khusus utk mendinginkan lebih lama dg blue ice.
(http://lsoraya.multiply.com/journal/item/21/Serbaserbi_penyimpanan_ASI_peraspompa )

Tips memberikan ASI peras/pompa ke bayi


Berikut tips singkat utk membeirkan ASI yg telah disimpan bagi si kecil :

68

Untuk ASI yg dibekukan (dari freezer), agar ASI dicairkan terlebih dahulu
pada kulkas bawah. Dan bukan di suhu ruang. Setelah mencair, aliri wadah
berisi ASI pada keran air hangat atau rendamlah wadah berisi ASI dlm
wadah lebih besar berisi air hangat

JANGAN menghangatkan ASI dalam suhu tinggi. Dan JANGAN merebus


ASI. Karena jelas zat nutrisi dalam ASI akan rusak. Terutama zat anti
infeksi / zat imun !

JANGAN menggunakan microwave utk menghangatkan ASI.

Kocoklah secara perlahan sebelum diberikan ke bayi.

Berikan dg sendok, pipet, dsb. Untuk bayi < 4 bl disarankan utk tidak
menggunakan dot, karena adanya resiko bingung puting

ASI yg tersisa jika ingin disimpan kembali di refrigerator sebaiknya


digunakan < 24 jam. Meski hal ini tidak direkomendasikan. Karena itu
simpanlah ASI dalam jumlah yg cukup (sekali minum) agar cairan emas
tsb tdk terbuang.

(http://lsoraya.multiply.com/journal/item/21/Serba serbi_penyimpanan_ASI_peraspompa)

69

PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PENGANTAR KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

MASALAH
MASALAH
MASALAH
MASALAH
YANG
YANG
TERJADI
TERJADI
SELAMA
SELAMA
MENYUSUI
MENYUSUI
Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi

Intarina
IntarinaRimayanti
Rimayanti
(04020004)
(04020004)
Indri
Indriwahyuni
wahyuni
(04020005)
(04020005)
12/24/2008
12/24/2008

70

MASALAH-MASALAH YANG TERJADI SELAMA PROSES


LAKTASI

Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang


perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan. Kesehatan ibu hamil dan menyusui adalah persyaratan penting untuk
fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit itu. Menyusui memang yang
terbaik untuk bayi tetapi dalam proses menyusui tidak selamanya berjalan mulus.
Bisa timbul masalah dari payudara ibu maupun si kecil. Berikut ini beberapa
masalah atau gangguan yang kerap terjadi dalam proses menyusui dan solusi
menghadapinya:

1. Masalah seputar ASI Ibu


a) ASI terlalu sedikit.
Semakin banyak ASI yang dikonsumsi bayi, semakin banyak pula yang
dihasilkan tubuh Ibu . Jadi, terlalu sedikit ASI bisa jadi merupakan tanda
bahwa bayi Ibu tidak minum ASI dengan benar sehingga produksi ASI oleh
tubuh juga berkurang. Jika Ibu cemas bayi Ibu tidak mendapatkan cukup susu
, bicaralah dengan bidan atau dokter Ibu.
b) ASI terlalu banyak.
Produksi ASI yang terlalu banyak wajar selama beberapa hari pertama.
Pada awalnya, tubuh memang memproduksi ASI dalam jumlah banyak untuk
mengimbangi tingginya frekuensi menyusui.
Produksi ASI ini akan menjadi teratur setelah bayi minum ASI dengan
benar. Jika bayi tidak minum ASI dengan benar, maka keteraturan produksi ini
tidak terjadi. Akibatnya, Ibu akan terus memproduksi ASI berlebih, terutama
karena bayi perlu minum ASI lebih sering. Jadi pastikan bayi Ibu minum ASI
dengan benar. ASI berlebih bisa juga disebabkan oleh refleks 'let down' yang

71

terlalu aktif atau ketidakseimbangan antara foremilk (ASI awal) dan hindmilk
(ASI akhir) yang Ibu hasilkan.
Jika Ibu terus memproduksi ASI secara berlebih meski pola penyusuan
bayi Ibu sudah tetap, Ibu dapat memerahnya sebagian dan menyimpannya
untuk diminumkan nanti. Pastikan tidak memerah terlalu banyak atau
memerah di sela-sela menyusui, karena hal ini akan membuat tubuh
memproduksi lebih banyak ASI untuk memenuhi permintaan ekstra.
c) ASI yang menyemprot.
Pada sebagian ibu, ASI dapat menyemprot dengan deras, sebagai efek
samping dari produksi ASI yang terlalu banyak atau masalah lain. Hal ini
dapat membuat bayi kaget dan membuat sebagian bayi menolak mengisap
payudara.
Jika itu terjadi, perahlah sedikit ASI Ibu sebelum mengangsurkan payudara
ke bayi Ibu . Atau, biarkan dia menyedotnya sampai susunya keluar, kemudian
tahan semprotan pertama dengan handuk. Setelah alirannya sedikit tenang,
berikan ASI kembali pada bayi Ibu.

2. Kurang memahami penatalaksanaan laktasi


Tercatat 307 ibu yang kurang paham soal ini. Padahal penjelasan informasi
tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya seharusnya dimulai sejak
masa kehamilan (usia kandungan 32 minggu/antenatal preparation), lalu pada
masa bayi lahir sampai berusia 2 tahun. Termasuk cara mengatasi kesulitan
menyusui.
Menyusui bayi dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang
bersalin juga menentukan kelancaran proses berikutnya. Apabila ibu menjalani
operasi sesar pun bayi tetap disusui segera setelah lahir, kecuali ada kendala
medis. Tujuannya untuk memberikan perangsangan sesegera mungkin pada
payudara agar kegiatan produksi dan pengaliran ASI berjalan mulus. Bayi pun
dilatih menggunakan refleks mengisapnya sesegera mungkin agar dapat menyusu
dengan lancar. Biasanya pada proses menyusu pertama kali, bayi memang tidak
langsung mendapat ASI. Ada yang baru pada hari ke-3 ASI mengalir ke luar.
72

Nutrisi yang dibawa bayi dari kandungan membuatnya mampu bertahan hidup
selama menunggu ASI keluar.
Manajemen laktasi juga mencakup bagaimana cara menyusui yang benar dan
cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.
Diharapkan ibu tak memberikan makanan atau minuman apa pun selain ASI
kepada bayi baru lahir. Ini juga termasuk tidak memberikan dot atau empeng
kepada bayi yang diberi ASI perah.

3. Relaktasi
Relaktasi adalah suatu keadaan dimana ibu yang telah berhenti menyusui ingin
memulainya kembali. Ada beberapa situasi yang mendorong dilakukannya
relaktasi, di antaranya bayi sakit dan sudah lama tak menyusu pada ibu atau bayi
sudah diberikan makanan pendamping, tapi ibu ingin kembali menyusui. Akan
tetapi, proses relaktasi tidaklah selalu mudah. Perlu ketekunan dan kesabaran ibu.
Apalagi bayi yang sudah lama tak menyusu, tentu akan mengalami bingung
puting. Jika ibu ingin menyusui lagi, maka caranya adalah dengan memberikan
kesempatan pada bayi menghisap payudara 8-10 kali sehari, tiap kali selama 15
menit. Apabila puting menjadi nyeri atau lecet, teruskan pemberian ASI tetapi
waktunya lebih pendek, yaitu 2-3 menit tiap kali. Kalau ASI belum keluar, beri
susu formula pengganti ASI sebagai tambahan. Rata-rata ASI diproduksi lagi
setelah 1-2 minggu.

4. Sudah mendapat prelacteal feeding


Maksudnya ibu memberikan makanan atau minuman lain selain ASI terlalu
dini (di bawah 6 bulan). Contoh, bayi diberi air putih, air gula, bahkan susu
formula. Tercatat sekitar 186 ibu yang berkonsultasi ke klinik laktasi mengaku
melakukan hal ini. Mereka umumnya kurang memahami penatalaksanaan laktasi
yang benar sehingga memberikan makanan/minuman lain selain ASI.
Kekurangpahaman ibu akan manajemen laktasi juga berkaitan dengan banyak
tempat bersalin/rumah sakit yang kurang peduli akan manfaat ASI. Para ibu yang
melahirkan di sana dan ASI-nya tidak/belum keluar tidak didukung oleh petugas
kesehatan yang malah memberikan air putih atau susu formula. Petugas kesehatan

73

biasanya takut kalau bayi akan lapar atau kekurangan air pada beberapa hari
pertama sebelum ibu menghasilkan ASI.
Sekarang telah diketahui bahwa makanan prelakteal tidak pelu dan malah bisa
berbahaya. Sedikit susu jolong merupakan makanan yang dibutuhkan bayi normal
pada saat ini. Banyak pakar sekarang percaya bahwa susu jolong atau ASI yang
diperas dapat diberikan dengan aman pada bayi saat bayi pertama kali disusukan,
bahkan bila bayi dicurigai menderita kelainan menelan. Adapun bahaya
pemberian makanan prelakteal :
(1) Untuk bayi
-

Bayi bisa tidak mau mengisap dari payudara karena pemberian makanan
ini menghentikan rasa laparnya

Diare sering terjadi karena makanan ini mungkin tercemar, juga bila bayi
tidak mengisap payudara maka tidak akan mendapat susu jolong

Bila yang diberikan susu sapi, alergi sering terjadi, dan Bayi bisa
kebingungan mengisap puting susu bila pemberian makanannya lewat
botol.

(2) Untuk ibu


-

ASI keluar lebih lama karena bayi tidak cukup mengisap

Bendungan dan mastitis lebih mungkin terjadi karena payudara tidak


mengeluarkan ASI, dan

Ibu sulit meyusui dan cenderung berhenti menyusui.

Dua kali saja pemberian makanan prelakteai bisa menggagalkan proses menyusui.

5. Ibu bekerja
Para ibu bekerja umumnya paling sering mengalami persoalan manajemen
laktasi. Terutama ketika sudah harus kembali bekerja. Tentu saja ASI perah adalah
jawabannya. Memerah di mana? Rancanglah pojok yang nyaman dan memenuhi
privasi di ruangan kantor. Lakukan setelah makan siang, sebelum jam istirahan
habis. Gunakan jari atau alat perah. Jangan lupa, bawa wadah ASI (bisa berupa
beberapa botol susu bayi). Tanpa pendinginan atau di suhu ruangan, ASI bisa
bertahan selama 6 jam. Hitunglah lamanya waktu kerja setelah memerah dan

74

perjalanan pulang ke rumah, apakah masih kurang dari 6 jam? Kalau lebih,
bawalah termos es atau sediakan kulkas portabel di bawah meja kerja supaya ASI
dapat bertahan lebih lama.

6. Masalah pada Ibu


Payudara membengkak
Kondisi ini sering terjadi 2-3 hari setelah melahirkan, dikarenakan
meningkatnya aliran darah ke payudara dan mulainya produksi ASI.
Bengkaknya payudara dapat membuat puting susu menjadi rata, sehingga bayi
sulit menyusu. Gangguan akan berkurang dalam waktu 24-48 jam, namun bisa
makin menjadi bila Anda jarang menyusui.
Cara mengatasinya:
-

Susuilah bayi sesuai kebutuhan

Susuilah bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan

Keluarkan ASI dengan pompa atau manual dengan tangan bila produksi
ASI melebihi kebutuhan bayi

Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat

Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal.


Puting susu datar dan terbenam.
Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau perlu

dengan bantuan pompa susu.


Puting lecet dan nyeri.
Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap yang
salah, puting susu belum meregang (belum siap untuk disusui), dan hisapan
bayi sangat kuat.
Cara mengatasinya:
-

Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit

Susui sebelum bayi sangat lapar agar menghisapnya tidak terlalu kuat

Perbaiki cara menghisap, bibir bayi menutupi areola diantara gusi atas dan
bawah

75

Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol

Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting setelah selesai


menyusui. Letakkan jari kelingking di sudut bawah

Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting selesai menyusui

Biarkan puting kering sebelum memakai BH

Kalau lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas

Usahakan bayi menghisap sampai kebagian hitam disekitar puting


(aerola).
Saluran ASI tersumbat

Cara mengatasinya:
-

Keluarkan ASI dengan tangan/pompa

Kompres air hangat sebelum menyusui, kompres air dingin setelah


menyusui
Radang Payudara

Terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan. Tanda-tandanya adalah:


-

Kulit payudara tampak lebih merah

Payudara mengeras

Nyeri dan berbenjol-benjol

Cara mengatasinya:
-

Tetap menyusui bayi

Bila disrtai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam dan
menghilangkan rasa nyeri

Bila belum berhasil segera rujuk ke Puskesmas

Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur


Payudara abses
Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk

sementara payudara yang abses tidak dipakai untuk menyusui. Segeralah


menemui dokter atau bidan. Setalah sembuh bayi dapat menyusui kembali.
Kandida

76

Kandida adalah infeksi jamur yang dapat dialami bayi pada alat kelamin
dan mulutnya. Infeksi ini juga dapat menyebar ke payudara selama bayi
minum ASI. Jika bayi Ibu mengalami kandida, akan terlihat bintik-bintik putih
di mulutnya dan pada payudara Ibu . Bintik-bintik itu tebal, gatal dan
payudara terasa nyeri.
Jika Ibu curiga Ibu atau bayi mengalami kandida, segera konsultasikan ke
dokter. Ibu dan bayi perlu dirawat bersamaan untuk mencegah infeksi ulang.
Selama itu Ibu masih tetap bisa menyusui, meski mungkin terasa sedikit nyeri.

7. Masalah pada bayi


Bayi kembar
Sebagian ibu menganggap apabila ia melahirkan bayi kembar maka pasti
ASInya tidak dapat memenuhi kebutuhan kedua bayinya. Ibu sudah akan
memberikan tambahan kepada kedua bayinya tanpa mencoba dahulu. Hal ini
tidak benar. Produksi ASI sesuai dengan rangsangan yang diberikan sehingga
dua bayi akan merangsang lebih sering/banyak sehingga produksi ASI juga
lebih banyak. Setiap bayi harus disusukan pada payudara secara bergantian.
Alasannya adalah agar memberikan variasi pada bayi (tidak menetap pada satu
sisi terus menerus), juga oleh karena kemampuan menghisap masing-masing
bayi berbeda, sehingga rangsangan pada kedua puting sama. Menyusukan
kedua bayi dapat bersama-sama atau bergantian. Kalau menyusui bergantian
sebaiknya dimulai dengan yang lebih kecil dahulu.
Bayi premature atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan
dengan pompa atau diperah dan diberikan pada bayi dengan sonde lambung
atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat
dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan
dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting.
-

Bayi dengan berat lahir di atas 1800 gram dengan masa kelahiran >34
minggu dapat langsung diajarkan menyusu dari ibu.

77

Bayi dengan berat lahir antara 1500-1800 gram dengan masa kehamilan
32-34 minggu dapat dicoba menyusu tetapi kebutuhannya perlu
ditambahkan secara pemberian dengan cangkir/sendok.

Bayi dengan berat lahir antara 1250-1500 gram dengan masa kehamilan
30-32 minggu perlu diberi makanan melalui pipa nasogastril.

Bayi dengan berat lahir <1250 gram dengan masa kehamilan <30 minggu
diberi cairan IV selama 24-48 jam dilanjutkan dengan ASI perah yang
diberikan melalui pipa nasogastrik
Bayi sumbing.
Bila celah hanya terdapat pada bibir atau langit-langit saja biasanya

dengan posisi tertentu bayi dapat disusukan. Cara menyusu yang dianjurkan
adalah:
-

Posisi bayi duduk

Ibu jari dapat dipakai sebagai penyumbat celah bibir bayi.


Namun bila celahnya luas dan meliputi bibir, gusi dan langit-langit keras

perlu dibuatkan protese yang akan menutup celah itu supaya bayi bisa minum
tanpa tersedak. Bayi diberikan ASI perah dengan pipet, cangkir atau sendok
dalam posisi agak tegak
Bayi dengan frenulum pendek
Pada keadaan seperti ini jaringan ikat antara lidah dan dasar mulut
(frenulum) pendek dan tebal serta kaku sehingga membatasi gerak lidah.
Dengan demikian bayi akan sukar melaksanakan proses menyusu dengan baik
karena lidah tidak dapat dijulurkan untuk menangkap areola mama. Pada
beberapa keadaan frenulum perlu digunting, suatu operasi kecil yang tidak
memerlukan narkose. Perdarahan sangat kecil dan luka lekas sembuh.
Bayi kuning
Terdapat dua situasi pada ikterus yang dihubungkan dengan pemberian
ASI. Yang sering terjadi adalah ikterus yang timbul dini dan disebabkan oleh
karena ASI pada hari-hari pertama masih sedikit dan pengeluaran feses sedikit
sehingga meningkatkan sirkulasi enterohepatik. Menyusui dini sangat penting
agar bayi mendapat kolostrum yang sifatnya adalah purgatif. Ibu disuruh

78

menyusui lebih sering sehingga ASI lebih banyak dan pengeluaran feses lebih
lancar.
Yang agak jarang adalah ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama.
Ikterus ini disebabkan oleh karena ada zat yang terdapat pada sebagian ibu
yang menghambat fungsi enzim glukoronide transferase. Walupun belum
pernah dilaporkan sebagai penyebab kernikterus sebaiknya bila bilirubin
mencapai kadar yang mengkhawatirkan, bayi dirawat untuk mendapat terapi
sinar dan untuk sementara pemberian ASI dihentikan. ASI tetap dikeluarkan
agar tidak terhenti produksi, oleh karena pemberian ASI harus dilanjutkan
kembali setelah kadar bilirubin menurun (biasanya paling lama 2x24 jam)
sambil dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan ikterus
yang lain.
Bayi diare
Perlu diketahui bahwa pola defekasi pada bayi yang mendapat kolostrum
adalah sering dan cair, sehingga perlu dibedakan dengan diare. Apabila bayi
benar mengalami diare maka tidak ada alasan sama sekali untuk menghentikan
ASI, justru ASI mempunyai manfaat untuk diare:
-

ASI dapat digunakan untuk rehidrasi.

ASI mengandung zat gizi untuk memenuhi kecukupan gizi selama diare.

ASI mengandung zat kekebalan terhadap kuman penyebab diare.

ASI mengandung zat untuk pertumbuhan sel mukosa usus yang rusak oleh
diare.

Diare lebih ringan dan lama diare lebih pendek pada bayi yang mendapat
ASI.
Bayi yang memerlukan perawatan
Bila bayi sakit dan memerlukan perawatan padahal bayi masih menyusu

pada ibu, sebaiknya bila ada fasilitas ibu ikut dirawat agar pemberian ASI
tetap dapat dilanjutkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan maka ibu
dianjurkan memerah ASI setiap 3 jam dan disimpan di dalam lemari es untuk
kemudian sehari sekali diantar ke rumah sakit di dalam termos es. Perlu

79

diberikan tanda pada botol penampung ASI, jam berapa ASI diperah agar yang
lebih dahulu diperah dapat diberikan terlebih dahulu.
Bayi yang menolak payudara
Jika bayi menolak payudara Ibu, biasanya itu merupakan cara dia untuk
memberi tahu Ibu ada sesuatu yang salah. Mungkin karena si kecil nyeri
akibat tumbuh gigi, atau sesak bernafas karena pilek.
Jika bayi tetap menolak payudara Ibu , cobalah untuk menyusui bayi Ibu
saat dia sangat mengantuk, jaga agar ruangan tenang dan bebas gangguan. Ibu
juga dapat mencoba posisi menyusui yang berbeda, atau bahkan mencoba
menyusui sambil berjalan-jalan karena gerakan mengayun dapat menenangkan
bayi Ibu .
Jika perlu berkonsultasilah ke dokter untuk memastikan tidak ada yang
salah, seperti infeksi telinga atau kandida.
Bayi yang menyusu dari satu payudara saja.
Kadang-kadang bayi mengembangkan kesukaan pada salah satu payudara.
Itu tidak berbahaya baginya, tapi Ibu perlu memberi kesempatan bagi kedua
payudara Ibu untuk sama-sama memproduksi susu.
Jika bayi Ibu pilih-pilih, cobalah menyusui bayi Ibu dengan payudara yang
bukan kesukaanya dengan posisi yang sama seperti ketika minum ASI dari
payudara pilihannya. Jadi jika biasanya Ibu mengarahkan bayi Ibu ke
payudara kiri, sekarang gerakkan menyamping ke payudara kanan (bukan
memutar posisinya). Akan lebih nyaman jika Ibu menaruh bantal di bawah
lengan penyangga
Bayi yang suka menggigit

80

Biasanya bayi menggigit karena gusinya gatal, akibat tumbuhnya gigi


barunya. Jika bayi akan mulai tumbuh gigi, biarkan dia belajar menggigit
memakai mainan khusus untuk digigit. Dan jika dia menggigit Ibu, peluk lebih
erat ke tubuh Ibu atau pencet hidungnya. Dengan begitu dia akan kesulitan
bernafas lewat hidung, sehingga akan membuka mulut dan melepaskan
gigitannya.
Mungkin saja kondisi itu dianggap permainan yang mengasyikkan buat si
kecil. Membuat ibu berteriak, menurut si kecil merupakan permainan yang
asyik. Jika memang begitu, bersikaplah tegas, katakan jangan! dan letakkan
dia selama beberapa saat.

8. Kurang motivasi Ibu / keluarga


Kurangnya motivasi baik dari ibu sendiri ataupun keluarga juga menyebabkan
proses menyusui terganggu. Misalnya, ketika si bayi rewel terus, ia langsung
diberi susu formula atau pakai dot supaya anteng. Keluarga kurang mendukung
untuk proses pemberian ASI sehingga ibu pun tidak memiliki motivasi yang kuat
untuk memberi ASI secara eksklusif kepada bayinya. Untuk itu, keluarga pun
setidaknya perlu mendapatkan informasi atau manajemen ASI sehingga program
ASI ekslusif bisa dilakukan.

9. Berat badan turun


Beberapa ibu mengeluhkan berat badan bayinya turun atau tidak naik secara
cepat. Hal ini membuat ASI sering dipojokkan sebagai biang keladi bayi tak
tampak gemuk. Sebenarnya, tak masalah BB bayi turun sedikit atau naik secara
perlahan selama angkanya masih dalam batas kurva BB normal. Perlu diketahui,
umumnya berat badan lahir bayi akan turun pada minggu-minggu pertama. Jadi
ibu tak perlu khawatir.

81

DAFTAR PUSTAKA :
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf
http://www.susukolostrum.com/
http://www.idai.or.id/hottopics/detil.asp?q=105
http://www.ibudananak.com
http://www.pikhospital.co.id/enews6.htm
http://forum.kotasantri.com/
http://www.clubnutricia.co.id/search?q=masalah+saat+menyusui
http://keluargarustamaji.blog.com/166072/
http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/29/aduh-putingku-nyungslep/
http://montoq.blogspot.com/2008/01/radang-payudara.html
http://www.healthopedia.com/pictures/areolar-gland-abscess.html
http://www.vashishtsurgicalservices.co.uk/

82

Anda mungkin juga menyukai