Anda di halaman 1dari 19

1. Apa itu ASI ?

ASI merupakan cairan hidup yang dinamis, memiliki kandungan gizi beragam
dan lengkap. ASI dengan segala kandungannya sesuai dengan keadaan bayi
yang bersifat alami bukan sintetik sehingga aman dan dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Kandungan utama ASI sebanyak 88% adalah air. Jumlah ini
cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan pada bayi.

2. Apa saja kandungan ASI


1. Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayI
 Lemak Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, sekitar 50%
kalori ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI adalah 3,5 - 4,5%.
Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, akan tetapi lemak tersebut
mudah diserap oleh bayi karena trigelserida dalam ASI lebih dulu pecah
menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam
ASI. Kadar kolesterol ASI lebih tinggi dibanding susu formula, sehingga
bayi yang mendapat ASI seharusnya mempunyai kadar kolesterol darah
lebih tinggi. Disamping kolesterol, ASI juga mengandung asam lemak
esensial : asam linoleat (omega 6), dan asam linoleat (omega 3), hal ini
disebut esensial karena tubuh manusia tidak dapat membentuk kedua asam
ini dan harus diperoleh dari konsumsi makanan.
 Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi
dibanding susu mamalia lain (7gr%). Laktosa mudah diurai menjadi
glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactase yang sudah ada
didalam mukosa saluran pencernaan sejak bayi lahir. Laktosa mempunyai
manfaat lain yaitu mempertinggi absorbs kalsium dan merangsang
pertumbuhan laktobasilus bifidus.
 Protein 27 Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein
dalam dalam ASI sebesar 0,9% - 60% diantaranya adalah whey, yang
lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Protein
mudah dicerna dalam ASI karena terdapat dua macam asam amino yang
tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan
untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.
Mineral dalam susu sapi seperti natrium, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium, dan klorida lebih tinggi 3 – 4 kali dibanding dengan yang
terdapat dalam ASI. Pada pembuatan susu formula adaptasi kandungan
berbagai mineral tersebut harus diturunkan hingga jumlahnya berkisar
0,25% - 0,34% dalam setiap 100 ml. Hal ini harus dilakukan karena tubuh
bayi belum mampu untuk mengekskresikan atau membuang dengan
sempurna kelebihan mineral tersebut.
2. Mengandung Zat Protektif Bayi yang mendapat ASI lebih jarang
menderita penyakit, karena adanya zat protektif dalam ASI.
 Laktobasilus Bifidus
Laktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan
asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam
sehingga menghambat mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang sering
menyebabkan diare pada bayi, shigela dan jamur. Laktobasilus mudah
tumbuh cepat dalam usus bayi yang mendapat ASI, karena ASI
mengandung polisakarida yang berkaitan dengan nitrogen yang diperlukan
untuk pertumbuhan laktobasilus bifidus. Pada susu sapi tidak mengandung
faktor ini, sehingga bayi yang diberi susu formula lebih sering mengalami
diare.
 Laktoferin Laktoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi.
Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100 mg/100 ml tertinggi diantara
semua cairan biologis. Dengan meningkat zat besi, maka laktoferin
bermanfaat untuk untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu
stafilokokus dan E.coli yang juga memerlukan zat besi untuk
pertumbuhannya.
 Lisozim
Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri
(bakteriosidal) dan antiinflamatori. Konsentrasinya dalam ASI sangat
banyak (400 mg/ml), dan merupakan komponen terbesar dan fraksi whey
ASI. Keaktifan lisozim ASI beberapa ribu kali lebih tinggi dibanding susu
sapi. Keunggulan lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun
kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisozim justru meningkat pada 6
bulan pertama setelah kelahiran.
 Antibodi
Antibodi dalam ASI dapat bertahan didalam saluran pencernaan dan
membuat lapisan pada mukosanya, sehingga mencegah bakteri patogen
dan enterovirus masuk ke alam mukosa usus. Mekanisme antibodi pada
ASI adalah sebagai berikut : apabila ibu mendapat infeksi, maka tubuh ibu
akan membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan jaringan
limfosit.
3. Manfaat pemberian ASI
ASI mempunyai banyak manfaat, diantaranya manfaat bagi ibu, keluarga dan
Negara. Manfaat tersebut adalah :
Manfaat bagi Ibu :
 Aspek kesehatan ibu
Hisapan bayi pada payudara saat menyusu akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu dalam proses involusi
uterus dan dapat mencegah terjadinya perdarahan postpartum. Pencegahan
terjadinya perdarahan postpartum dapat mengurangi prevelensi anemia
defisiensi besi. Angka kejadian karsinoma mammae pada ibu menyusui lebih
rendah dibanding tidak menyusui.
 Aspek Keluarga Berencana
Menyusui secara eksklusif dapat menjadi metode KB yang alami, karena
proses menyusui dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-rata jarak
kelahiran pada ibu menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui
adalah 11 bulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif
dapat menjadi KB yang alami.
 Aspek Psikologis
Proses menyusui dapat memberikan pengaruh psikologis yang baik bagi ibu.
Ibu yang menyusui akan merasa bangga dan merasa diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
Manfaat ASI untuk Keluarga
 Aspek Ekonomi
Menyusui dengan ASI lebih hemat karena ASI tidak perlu dibeli, sehingga
dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat
digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan
karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya
pengobatan.
 Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga semakin bertambah, karena kelahiran lebih jarang.
Sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi
dengan keluarga.  Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus selalu
dibersihkan dan juga perlu meminta tolong kepada orang lain
Manfaat ASI untuk Negara
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Beberapa riset epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan
anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah. Kejadian diare paling tinggi terdapat pada
anak dibawah usia 2 tahun, dengan penyebab rotavirus. Bayi yang diberi ASI
ternyata juga terlindungi dari diare karena shigela.
 Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
mempersingkat lamanya rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosocomial serta mengurangi biaya yang diperlukan
untuk perawatan anak sakit
4. Keuntungan pemberian ASI bagi Bayi
Bahan-bahan yang terdapat dalam ASI sifatnya eksklusif, tidak dapat ditiru
oleh ASI formula dan memberi banyak manfaat baik untuk bayi, kandungan
yang terdapat dalam ASI sangat lengkap karbohidrat, lemak, protein,
antibody, mineral dll.
Keuntungan pemberian ASI antara lain : Bayi mendapat nutrisi lengkap,
Meningkatkan daya tahan tubuh, Meningkatkan kecerdasan mental dan
emosional yang stabil serta spiritual yang matang diikuti perkembangan sosial
yang baik, Mudah dicerna dan diserap, Gigi, langit-langit dan rahang tumbuh
secara sempurna. , Memiliki komposisi lemak, karbohidrat, kalori, protein dan
Vitamin, Perlindungan penyakit infeksi melipiti otitis media akut, daire dan
saluran pernafasan, Perlindungan alergi karena dalam ASI mengandung
antibody,Memberikan rangsang intelegensi dan saraf, Meningkatkan
kesehatan dan kepandaian secara optimal (Roesli, 2008).
5. Keuntungan pemberian ASI bagi Ibu
Keuntungan dalam pemberian ASI bagi ibu adalah bahwa ASI langsung
tersedia, tidak mengeluarkan biaya, dapat diberikan secara langsung bila
dibutuhkan dan pada suhu yang tepat, dan bayi dapat mengatur jumlah yang
dibutuhkan pada setiap waktu menyusu. Selain itu Hisapan bayi pada
payudara saat menyusu akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu dalam proses involusi uterus dan dapat
mencegah terjadinya perdarahan postpartum. Pencegahan terjadinya
perdarahan postpartum dapat mengurangi prevelensi anemia defisiensi besi.
Angka kejadian karsinoma mammae pada ibu menyusui lebih rendah
dibanding tidak menyusui.

6. 1000 hari pertama kehidupan


1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa selama 270 hari dalam kandungan
sampai dengan anak berusia 2 tahun. 1000 Hari Pertama Kehidupan sangat
penting karena seluruh organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk
dengan pesat. Perkembangan yang dimulai adalah kesehatan saluran cerna,
perkembangan organ metabolik, perkembangan kognitif, pertumbuhan fisik,
dan kematangan sistem imun. 1000 Hari Pertama Kehidupan ini sangat
penting karena ini adalah periode emas dan tidak bisa diulang.
7. Langkah memulai pemberian ASI
Pemberian ASI dapat diberikan dengan dua cara beberapa cara yaitu dengan
menyusui langsung dan tidak langsung dengan pemberian ASI perah. Berikut
langkah-langkah dalam menyusui:
a. Menyusui langsung
Sebelum menyusui pastikan tangan ibu dalam keadaan bersih, perasaan
harus senang dan tenang karena pengeluaran ASI dipengaruhi oleh
hormone oksitosin. Lalu oleskan puting dan areola dengan ASI , kemudian
rangsang rooting reflex bayi dengan meletakkan jari ke mulut bayi,
selanjutnya mulai menyusui dengan teknik menyusui yang benar.
Teknik menyusui yang benar adalah dengan memerhatikan posisi dan
teknik menyusui. Posisi menyusui dilakukan dengan memegang bayi
dengan satu lengan, kepala bayi pada lengkung siku, bokong bayi pada
lengan. Perut bayi menempel dengan perut ibu. Telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus, kepala menghadap payudara. Teknik
menyusui yang benar juga dipengaruhi oleh perlekatan bayi. Prinsip
perlekatan yang baik adalah sebagian besar areola payudara ibu masuk ke
dalam mulut bayi, mulut bayi terbuka lebar, bibir atas dan bawah bayi
melipat keluar, dagu bayi menyentuh paudara ibu dan bayi terlihat tenang
saat menyusu. Setelah menyusui selesai, ibu dapat melepas hisapan bayi
dengan memasukkan jari kelingking ke dalam mulut bayi, dan terakhir
menyendawakan bayi. Menyendawakan bayi berguna untuk menghindari
kembung setelah bayi menyusu, dapat dilakukan dengan menggendong
bayi tegak ke pundak ibu dan mengusah tengkuk/punggung bayi.

b. Perah ASI
Menekan dan melepaskan secara ritmik tepi areola dengan ibu jari dan
telunjuk, untuk memungkinkan drainase dari semua duktus laktiferus, jari
tangan harus diposisikan kembali pada beberapa interval areola. Tiap sesi
pemerahan tidak ada batasan waktu, perah ASI terus dilanjutkan sampai
aliran ASI berhenti/fase deras. Tiap payudara diperah setidaknya dua kali.

8. Inisiasi menyusui dini


Inisiasi Menyusui Dini adalah vaksin pertama bayi. Pada dasarnya, IMD
adalah bagian dari proses persalinan. IMD adalah proses saat bayi-bayi baru
lahir (tanpa dimandikan) langsung ditengkurapkan di atas perut ibunya dan
dibiarkan berjuang mencari puting sang ibu untuk menyusu.
9. Cara menyusui yang benar
Cara/teknik menyusui yang benar adalah dengan memerhatikan posisi dan
teknik menyusui. Posisi menyusui dilakukan dengan memegang bayi dengan
satu lengan, kepala bayi pada lengkung siku, bokong bayi pada lengan. Perut
bayi menempel dengan perut ibu. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus, kepala menghadap payudara. Teknik menyusui yang benar juga
dipengaruhi oleh perlekatan bayi. Prinsip perlekatan yang baik adalah
sebagian besar areola payudara ibu masuk ke dalam mulut bayi, mulut bayi
terbuka lebar, bibir atas dan bawah bayi melipat keluar, dagu bayi menyentuh
paudara ibu dan bayi terlihat tenang saat menyusu. Setelah menyusui selesai,
ibu dapat melepas hisapan bayi dengan memasukkan jari kelingking ke dalam
mulut bayi, dan terakhir menyendawakan bayi. Menyendawakan bayi berguna
untuk menghindari kembung setelah bayi menyusu, dapat dilakukan dengan
menggendong bayi tegak ke pundak ibu dan mengusah tengkuk/punggung
bayi.
10. Cara meningkatkan produksi ASI
Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan produksi ASI, antara lain
a. Berikan ASI sesering mungkin, meskipun ASI tidak begitu banyak akan
tetapi dengan cara merangsang produksi ASI maka akan meningkat.
b. Berikan ASI pada bayi dengan durasi waktu yang lama.
c. Berikan ASI bergantian sehingga bayi tidak bosan dengan bagian kiri atau
kanan saja.
d. Pijatan oksitosin dengan benar dapat membantu dalam memperbanyak
ASI
e. Memompa ASI setelah selesai menyusui apabila ASI masin banyak
f. Buatlah suasana yang tenang dan rileks sehingga bayi lebih lama
menyusu.
g. Banyak mengkonsumsi air putih. 8. Hindari perasaan cemas akan ASI
yang tidak lancar.

11. Pemberian ASI oleh Ibu bekerja


Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :
a. Pengeluaran ASI dengan tangan
Cara ini lazim digunakan karena tidak banyak membutuhkan sarana dan
lebih mudah.

b. Pengeluaran dengan pompa


ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa waktu. Perbedaan
lamanya penyimpanan ASI dikaitkan dengan tempat penyimpanan adalah
sebagai berikut.
 Di udara terbuka/bebas : 6-8 jam
 Di lemari es (4°C) : 24 jam
 Di lemari pendingin/beku (-18°C) : 6 bulan
ASI yang didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai,
karena kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI
tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar,
agar tidak terlalu dingin, atau dapat pula direndam di dalam
wadah yang telah berisi air panas (Perinasia, 2004).

c. Pemberian Asi Peras


Perlu diperhatikan bahwa pada pemberian ASI yang telah dikeluarkan
adalah cara pemberiannya pada bayi. Jangan diberikan dengan botol/dot,
karena hal ini akan menyebabkan bayi bingung puting. Berikan pada bayi
dengan menggunakan cangkir atau sendok, sehingga bila saatnya ibu
menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu. Pemberian dengan
menggunkan sendok biasanya kurang praktis dibandingkan dnegan
cangkir, karena membutuhkan waktu lebih lama. Namun pada keadaan
dimana bayi membutuhkan ASI yang sedikit, atau bayi sering
tersedak/muntah, maka lebih baik bila ASI perasan diberikan dengan
menggunakan sendok. Cara pemberian ASI dengan menggunakan cangkir
adalah sebagai berikut :
 Ibu atau yang memberi minum bayi, duduk dengan memangku
bayi.
 Punggung bayi dipegang dengan lengan
 Cangkir diletakkan pada bibir bawah bayi.
 Lidah bayi berada di atas pinggir cangkir dan biarkan bayi
mengisap ASI dari dalam cangkir (saat cangkir dimiringkan).
 Beri sedikit waktu istirahat setiap kali menelan.

12. Memerah ASI


Menekan dan melepaskan secara ritmik tepi areola dengan ibu jari dan
telunjuk, untuk memungkinkan drainase dari semua duktus laktiferus, jari
tangan harus diposisikan kembali pada beberapa interval areola. Tiap sesi
pemerahan tidak ada batasan waktu, perah ASI terus dilanjutkan sampai aliran
ASI berhenti/fase deras. Tiap payudara diperah setidaknya dua kali.
ASIP dapat disimpan dalam wadah bersih berupa botol plastik, beling, atau
wadah khusus ASI sekali pakai. Wadah ASI-P tidak perlu disterilisasi, dapat
dibersihkan dengan air sabun hangat dan dibilas dengan air. jika sabun tidak
tersedia wadah dapat di rebus. ASI sebaiknya disimpan dalam wadah cukup
untuk satu kali pemberian, Masing-masing wadah perlu diberi keterangan
tanggal dan waktu
Berikut hal yang harus diperhatikan dalam memberikan ASI Perah
o ASI harus diberikan dalam keadaan hangat,
o ASI yang dingin dihangatkan dengan meletakkan wadah ASI
ke dalam wadah berisi air hangat.
o ASI-P yang sudah dihangatkan tidak dapat didinginkan lagi
o Jika ASI beku sebelumnya ASI harus dicairkan perlahan
dalam lemari es bagian bawah (bukan freezer).
o ASI beku yang sudah dicairkan harus digunakan dalam 24 jam,
dan ASI yang sudah cair tidak dapat dibekukan kembali.
o ASIP dapat diberikan dengan menggunakan botol atau
alternatif media lainnya seperti sendok lunak/spoon feeder,
syringe
o Pemberian dengan cangkir(cup feeding)
13. Memerah ASI lanjutan
ASI lanjutan merupakan pemberian ASI yang optimal hingga usia bayi 2
tahun. Memerah ASI lanjutan sama dengan memerah ASI ekslusif. Dapat
menggunakan pompa atau tangan secara langsung.

14. Cara menyimpan ASI


ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa waktu. Perbedaan
lamanya penyimpanan ASI dikaitkan dengan tempat penyimpanan adalah
sebagai berikut.
 Di udara terbuka/bebas : 6-8 jam
 Di lemari es (4°C) : 24 jam
 Di lemari pendingin/beku (-18°C) : 6 bulan
ASI yang didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai, karena
kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup
didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin,
atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas
(Perinasia, 2004).

15. Makanan pendamping ASI


Adalah makanan yang mudah dikonsumsi dan dicerna oleh bayi. MP ASI
yang diberikan harus menyediakan nutrisi tambahan untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi yang sedang bertumbuh. Walaupun ASI merupakan
makanan terbaik bagi bayi, bayi berusia > 6 bulan membutuhkan lebih banyak
vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Kebutuhan gizi yang tinggi ini
tidak bisa hanya didapatkan dari ASI, tetapi juga membutuhkan tambahan dari
makanan pendamping ASI. Setelah berusia >6 tahun bayi membutuhkan lebih
banyak vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Kebutuhan gizi yang tinggi
ini tidak bisa hanya didapatkan dari ASI, tetapi juga membutuhkan tambahan
dari makanan pendamping ASI. Namun, MP ASI bukan berarti
menghentikan pemberian ASI karena selama tahun pertama MP ASI hanya
sebagai sarana untuk melengkapi ASI.

16. Peran keluarga dalam keberhasilan pemberian ASI Ekslusif


Peran Keluarga Dalam Pemberian ASI eksklusif :
1. Dukung ibu dalam pemberian ASI ekslusif.
2. ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi.
3. Dukung ibu untuk memenuhi nutrisi dengan mengkonsumsi makan-
makanan bergizi.
4. Pastikan ibu mendapat istirahat cukup.
5. Ciptakan suasana rumah yang tenang dan damai
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics. Breastfeeding and the use of human milk.


Pediatrics. 2005;115(2):496-506.

Heird WC, Cooper A, Mcdonald SS. Infancy and childhood. Dalam: Shils
ME, Shike M, penyunting. Modern nutrition inhealth and disease. Baltimore:
Lippincott William & Wilkins; 2006. hlm. 797-817.

Henderson C, Jones Kathleen. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC;


1997

Inch S. Feeding. Dalam: Fraser DM, Cooper MA, penyunting. Myles buku
ajar bidan. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2010

Kramer MS, Kakuma R. The optimal duration of exclusive breastfeeding a


systematic review. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2002.

Liebert MA. ABM Clinical Protocol #8: Human milk storage information use
for full-term infants. Breastfeeding Medicine. 2010;5(3):127-30.

Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC; 2005

Medforth J, Battersby S, Evans M, Marsh B, Walker A. Kebidanan Oxford


dariBidanuntukBidan. Jakarta: EGC; 2010.

Meyers D. Breastfeeding and health outcome. Breastfeed Med. 2009;1(1):13-


5

Muslihatun WN, Mufdillah, Setiyawati N. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:


Fitramaya; 2009

Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif. Jakarta: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia; 2012
PERINASIA. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi Cetakan ke 3. Jakarta: 2007

Prawihardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawihardjo; 2009

Rukiyah, Yeyen A. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV. Trans Info
Media; 2010

Rukiyah, Yeyen A. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media;


2014

Saleha S. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika;


2009

Saminem. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: EGC; 2009

Siwi E, Th Endang Purwoastuti. 2015. Asuhan Masa Nifas dan


Menyusui.Yogyakarta:PT. Pustaka Baru.

Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC; 2003.

Yuniati I. Catatan dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Sagung


Seto; 2010

Anda mungkin juga menyukai