ASI merupakan cairan hidup yang dinamis, memiliki kandungan gizi beragam
dan lengkap. ASI dengan segala kandungannya sesuai dengan keadaan bayi
yang bersifat alami bukan sintetik sehingga aman dan dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Kandungan utama ASI sebanyak 88% adalah air. Jumlah ini
cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan pada bayi.
b. Perah ASI
Menekan dan melepaskan secara ritmik tepi areola dengan ibu jari dan
telunjuk, untuk memungkinkan drainase dari semua duktus laktiferus, jari
tangan harus diposisikan kembali pada beberapa interval areola. Tiap sesi
pemerahan tidak ada batasan waktu, perah ASI terus dilanjutkan sampai
aliran ASI berhenti/fase deras. Tiap payudara diperah setidaknya dua kali.
Heird WC, Cooper A, Mcdonald SS. Infancy and childhood. Dalam: Shils
ME, Shike M, penyunting. Modern nutrition inhealth and disease. Baltimore:
Lippincott William & Wilkins; 2006. hlm. 797-817.
Inch S. Feeding. Dalam: Fraser DM, Cooper MA, penyunting. Myles buku
ajar bidan. Edisi 14. Jakarta: EGC; 2010
Liebert MA. ABM Clinical Protocol #8: Human milk storage information use
for full-term infants. Breastfeeding Medicine. 2010;5(3):127-30.
Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif. Jakarta: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia; 2012
PERINASIA. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi Cetakan ke 3. Jakarta: 2007
Rukiyah, Yeyen A. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV. Trans Info
Media; 2010