Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF

ASI adalah satusatunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat

gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap

percepatan tumbuh kembang. (Sanyoto dan Eveline, 2008) ASI eksklusif atau

lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan

tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,

bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan tambahan makanan

sampai usia 6 bulan. Pada keadaan-keadaan khusus dibenarkan untuk mulai

memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6

bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan kurang atau didapatkan

tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak

berjalan dengan baik. (Roesli, 2005)

B. NILAI GIZI ASI

Seperti halnya gizi pada umumya, ASI mengandung komponen mikro dan

makro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein, dan

lemak. Sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. ASI hampir 90%

nya terdiri dari air. Volume dan komposisi gizi ASI berbeda untuk setiap ibu

bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga

1
terlihat pada masa menyusui (colostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI

pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu

yang menyusui juga berbeda. Colostrum yang diproduksi antara hari 1-5

menyusui kaya akan zat gizi terutama protein. ASI transisi mengandung banyak

lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi

kurang bulan mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa

dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada

saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah

banyaknya kelenjar payudara. Walaupun kadar protein, laktosa dan nutrien yang

larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak

meningkat. Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk

setiap waktu menyusui, dengan jumlah berkisar antara 450-1200 ml dengan

rerata antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang

mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah 100-200 ml per hari.

(Hendarto dan Pringgadini, 2008)

Komposisi ASI antara lain:

1. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat yang terdapat dalam ASI dan berfungsi sebagai

salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI

hampir 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan dalam susu sapi

atau susu formula. Angka kejadian diare karena laktosa sangat jarang

ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini dikarenakan penyerapan

laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi maupun laktosa susu

formula. (Walker, 2006)

2
2. Protein

Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat pada ASI

dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Di dalam ASI senderi

lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi.

Sedangkan casein cenderung lebih susah dicerna oleh usus bayi dan banyak

terdapat pada susu sapi. ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih

lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satunya adalah taurin, dimana asam

amino jenis ini banyak ditemukan di ASI yang mempunyai peran pada

perkembangan otak. Selain itu ASI juga kaya akan nukleutida dimana

nukleutida ini berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan

usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik yang ada di dalam usus dan

meningkatkan penyerapan besi dan meningkatkan daya tahan tubuh.

(Walker, 2006)

3. Lemak

Kadar lemak ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi atau susu

formula. Kadar lemak yang tinggi ini sangat dibutuhkan untuk mendukung

pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak omega 3 dan omega

6 banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak.

DHA dan ARA hanya terdapat dalam ASI yang berperan dalam

perkembangan jaringan saraf dan retina mata. ASI juga mengandung asam

lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang, yang baik untuk kesehatan

jantung dan pembuluh darah. (Hendarto dan Pringgadini, 2008)

3
4. Karnitin

Karnitin dalam ASI sangat tiggi dan memiliki fungsi membantu proses

pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme

tubuh. (Hendarto dan Pringgadini, 2008)

5. Vitamin K

Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan

vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi

sebagai faktor pembekuan darah. (Walker, 2006)

6. Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian ASI

eksklusif dan ditambah dengan membeiarkan bayi terpapar pada sinar

matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena

kekurangan vitamin D. (Walker, 2006)

7. Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah kandungan vitamin Enya cukup tinggi

terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting vitamin E

adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. (Hendarto dan Pringgadini,

2008)

8. Vitamin A

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain

berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung

pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah yang

4
menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh

kembang dan daya tahan tubuh yang baik ( Hendarto dan Pringgadini, 2008)

9. Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin larut air terdapat dalam ASI. Seperti vitamin B,

vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI

tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah terutama pada ibu yang

kurang gizi. Sehingga perlu tambahan vitamin ini pada ibu yang menyusui.

(Walker, 2006)

10. Mineral

Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih mudah

diserap dibandingkan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama

yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang berfungsi untuk

pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf, dan

pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah daripada

susu sapi tetapi penyerapannya lebih besar. Bayi yang mendapat ASI

eksklusif beresiko sangat kecil untuk kekurangan zat besi, walaupun kadar

zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan Zat besi yang terdapat dalam

ASI lebih mudah diserap daripada yang terdapat dalam susu sapi. Mineral

yang cukup tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu

formula adalah selenium, yang sangat berfungsi pada saat pertumbuhan anak

cepat. (Hendarto dan Pringgadini, 2008)

C. MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

5
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,

masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI

mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.

Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:

1. Untuk Bayi

a. Dapat Membantu Memulai Kehidupan dengan Baik

Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.

Kolostrum, susu jolong atau susu pertama, mengandung antibodi yang

untuk mencegah infeksi dan membuat bayi lebih kuat. Penting sekali

untuk segera memberikan ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah

lahir dan kemudian setidaknya setiap 2 atau 3 jam. ASI mengandung

campuran yang tepat dari berbagai bahan makanan yang baik dan mudah

dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa makanan tambahan adalah cara terbaik

yang diberikan kepada bayi pada saat berumur 4-6 bulan pertama

kehidupan. Sesudah 6 bulan, beberapa makanan yang baik harus

ditambahkan ke dalam menu makanan bayi. Pemberian ASI disarankan

selama satu tahun pertama kehidupan anak. (Wulandari dan Handayani,

2011)

b. Mengandung Antibodi

Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi yaitu ketika ibu mendapat

infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan akan disalurkan

dengan bantuan jaringan limfosit. Antibodi dipayudara disebut Mammae

Associated Immunocompetent Lymphoid Tissue (MALT). Kekebalan

terhadap penyakit saluran pernafasan yang di transfer disebut Bronchus

6
Associated Immunocompetent Lymphoid Tissue (BALT) dan untuk

penyakit saluran pencernaan di transfer melalui Gut Associated

Immunocompetent Lymphoid Tissue (GALT). Tinja bayi yang mendapat

ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E. Coli dalam konsentrasi tinggi

sehingga jumlah bakteri E. Coli dalam tinja bayi juga rendah. Di dalam

ASI kecuali antibodi terhadap enterotoksin Escherichia Coli, juga pernah

dibuktikan adanya antibodi terhadap salmonella typhi, shigela dan

antibodi terhadap virus, seperti rotavirus, polio dan campak. (Wulandari

dan Handayani, 2011)

c. ASI Mengandung Komposisi yang Tepat

Mengandung berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi dengan

proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang

diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. (Nirwana, 2014)

d. Mengurangi Kejadian Caries Dentis

Kejadian caries dentis pada bayi dengan susu formula lebih tinggi

dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI karena dengan susu

formula bayi akan terbiasa dengan botol susu sehingga gigi pun lebih

sering kontak susu formula yang akan menyebabkan asam amino yang

terbentuk akan merusak gigi. (Nirwana, 2014)

e. Memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dengan adanya ikatan

antara ibu dan bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit

ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor

maupun sosial yang lebih baik. (Wulandari dan Handayani, 2011)

7
f. Terhindar dari Alergi

Sistem imun IgE pada bayi belum sempurna. Susu formula dapat

merangsang terbentuknya sistem ini sehingga dapat menimbulkan alergi.

Sementara ASI tidak akan menimbulkan efek ini. (Wulandari dan

Handayani, 2011)

g. ASI Meningkatkan Kecerdasan bagi Bayi

Lemak pada bayi adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3

untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang

mendapat ASI Eksklusif tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan

kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari

kerusakan sel-sel otak. (Wulandari dan Handayani, 2011)

h. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi

karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara

Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang adalah

kebiasaan lidah mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan

dot. (Wulandari dan Handayani, 2011)

2. Untuk Ibu

a. Aspek Kontrasepsi

Hisapan oleh bayi merangsang ujung saraf sensorik sehingga post

anterior hipofise mengeluarkan prolakin. Prolaktin masuk ke indung

telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila

8
diberikan hanya ASI saja dan belum terjadi menstruasi lagi (Maryunani,

2009)

b. Aspek Kesehatan Ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh

kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah

perdarahan pasca salin. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan

dapat mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma

mamae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak

menyusui. Mencegah kanker hanya dapat dilakukan oleh ibu yang

menyusui dengan teratur. Penelitian membuktikan ibu yang memberikan

ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker

ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara

eksklusif. (Maryunani, 2009)

c. Aspek Penurunan Berat Badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat

kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,

badan bertambah berat selain karena ada janin juga karena penimbunan

lemak pada tubuh, cadangan lemak disiapkan sebagai sumber tenaga

dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan

ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai

cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya jika timbunan lemak

menyusui berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti

sebelum hamil. (Maryunani, 2009)

d. Aspek Psikologis

9
Keuntungan menyusui yaitu memberikan rasa bangga kepada ibu karena

merasa berjasa telah mampu memberikan ASI kepada bayinya.

(Wulandari dan Handayani, 2011)

3. Bagi Keluarga

a. Aspek ekonomi

Pemberian ASI Eksklusif dapat menghemat dana yang akan dikeluarkan

sehingga dana yang dikeluarkan untuk membeli susu formula dapat

digunakan untuk keperluan lain.

b. Aspek Psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang sehingga

suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi

dengan keluarga.

c. Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan

saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot

yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. (Wulandari

dan Handayani, 2011)

4. Bagi Negara

a. Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi

Unsur protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi

bayi baik serta kesakitan dan kematin anak menurun. Beberapa penelitian

epidemiologis menyatakan bahwa ASI dapat melindungi bayi dari

10
penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran

pernafasan akut bagian bawah. Anak yang tetap diberikan ASI

mempunyai volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit dan

lebih cepat sembuh dibandingkan anak yang tidak diberikan ASI. Bayi

yang diberikan ASI ternyata juga terlindung dari diare dan kontaminasi

makanan yang tercemar bakteri kecil, mendapat antibodi terhadap

shigela dan imunitas seluler dari ASI, memacu pertumbihan flora usus

yang berkompetisi terhadap bakteri. Adanya antibodi terhadap

Heliobacterjejuni dalam ASI melindungi bayi dari diare. Anak yang

tidak mendapatkan ASI mempunyai risiko 2-3 kali lebih besar untuk

menderita diare Heliocobacterjejuni dibandingkan yang mendapatkan

ASI.

b. Menghemat Devisa Negara

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui

diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar 8,6 milyar yang

seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. Devisa yang digunakan

sebagai pajak dan royalti untuk membeli susu impor akan lebih hemat

karena ibu sudah menyusui tanpa menggunakan susu formula.

c. Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung dapat

memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi

persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang

diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih

11
jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu

formula. (Wulandari dan Handayani, 2011)

d. Peningkatan Kualitas Generasi Penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal

sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

(Kristiyansari,2009)

Menurut Utami (2012) ASI sangat bermanfaat untuk:

1) ASI sebagai nutrisi

2) ASI sebagai bahan makanan yang berkhasiat meningkatkan daya

tahan tubuh

3) ASI meningatkan kecerdasan

4) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Manfaat ASI Eksklusif

lainnya yaitu meningkatkan intelektual dan motorik, mengurangi

penyakit kronik pada bayi, mengurangi perdarahan postpartum,

mengurangi risiko kanker payudara dan kanker ovarium, menambah

ikatan antara ibu dan bayinya, mengurangi risiko infeksi pada bayi.

(Leon et al, 2015)

D. CARA PENYIMPANAN ASI

1. ASI Segar

ASI yang baru saja diperah atau ASI segar, bisa bertahan rata-rata 4 jam

dalam suhu ruangan. Kolostrum berbentuk cairan kekuningan yang lengket

12
dan kental, keluar pada beberapa hari setelah kelahiran hingga hari ke lima

setelah persalinan, kolostrum masih aman disimpan selama 4 jam setiap kali

perah dalam suhu ruang kurang dari 25℃ Level suhu dan durasi waktu

penyimpanan yang aman untuk ASI perah yaitu:

a. ASI yang disimpan dalam suhu ruang 16-29℃ aman dikonsumsi dalam

3-6 jam.

b. ASI yang disimpan dalam kulkas dengan suhu 0-4℃ bisa bertahan

hingga 3-8 bulan dan masih aman dikonsumsi.

c. ASI yang disimpan dalam freezer lemari es satu pintu dengan suhu

kurang dari 15℃ aman dikonsumsi hingga 2 minggu. Jika ASI disimpan

dalam freezer lemari es dua pintu dengan suhu kurang dari 18℃ waktu

penyimpanan bisa lebih lama, yaitu hingga 3-6 bulan.

d. ASI yang disimpan dalam freezer tunggal/khusus dengan suhu kurang

dari 18℃, ASI aman disimpan hingga 6-12 bulan. (Maryunani, 2009)

2. ASI Beku

ASI yang sudah disimpan dalam jangka waktu tertentu dalam freezer dan

menjadi beku. ASI yang menjadi beku sebelum diberikan pada bayi,

sebaiknya dihangatkan ke dalam mangkuk yang diisi air hangat dan segera

diberikan kepada bayi. Batas maksimal penyimpanan ASI beku dalam suhu

ruangan rata-rata selama 4 jam, meskipun 5-6 jam masih ditoleransi jika

kondisinya sangat bersih. ASI yang masih tersisa jangan disimpan dalam

freezer kembali tapi harus segera dibuang. Berikut cara-cara menyimpan ASI

dalam lemari es atau freezer yaitu:

13
a. ASI perah disimpan dalam botol kaca dan pengisian maksimal 3/4 dari

daya tampung botol.

b. Pastikan botol yang akan digunakan telah dibersihkan dan disterilkan.

c. Menempelkan label jam dan tanggal pada botol kaca atau tempat yang

akan digunakan untuk menyimpan ASI perah.

d. Pisahkan ASI dengan bahan makanan lain yang tersimpan dalam lemari

es, lebih baik lagi jika mempunyai lemari es khusus untuk menyimpan

ASI. Bila ASI keluar dalam jumlah banyak, simpan sebagian di freezer

untuk jangka panjang dan sebagian dilemari es bagian bawah untuk

pemakaian jangka pendek.

e. Menyimpan ASI di bagian dalam freezer atau lemari es, bukan dibagian

pintu. Karena bagian pintu berpeluang mengalami perubahan dan variasi

suhu udara.

f. ASI beku yang tersimpan di freezer dan akan diberikan kepada bayi,

sehari sebelumnya diturunkan ke lemari es bagian bawah agar pelelehan

ASI perah yang sudah beku berjalan perlahan.

g. Jika ASI perah belum benar-benar meleleh sempurna, masukkan botol

yang berisi ASI ke dalam mangkuk yang berisi air hangat. (Maryunani,

2009)

3. ASI yang Sudah Dihangatkan dengan Air Hangat

ASI perah yang sudah dicairkan dengan air hangat sebaiknya langsung

diberikan kepada bayi atau sampai jadwal minum ASI berikutnya.

Menyimpan dalam botol di lemari es selama 4 jam. Cara menghangatkan

ASI perah, yaitu:

14
a. Berikan ASI dengan hari dan tanggal yang paling lama disimpan dalam

freezer.

b. Amati bau dan rasanya, jika tercium basi jangan gunakan ASI tersebut

untuk dikonsumsi.

c. Cairkan ASI yang sudah beku dengan memindahkannya dari freezer ke

dalam lemari pendingin, simpan selama 12 jam sebelum diberikan

kepada bayi.

d. Hangatkan ASI dengan cara meletakkan botol atau wadah ASI kedalam

mangkuk berisi air hangat.

e. Tidak memanaskan atau merebus ASI di atas kompor, atau memanaskan

ASI dalam wicrowave. (Maryunani, 2009)

f. Periksa suhu ASI yang sudah dihangatkan dan mencicipi ASI tersebut

sebelum diberikan kepada bayi.

4. ASI yang Sudah Diminum

Pentingnya menyimpan ASI sesuai takaran pemakaian. Jika menyimpan ASI

dalam botol atau wadah yang melebihi takaran penggunaan (tersisa),

sebaiknya ASI harus dibuang. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah

diminum bayi dari botol yang sama ke dalam lemari es dan freezer.

(Maryunani, 2009)

E. LAMA DAN FREKUENSI MENYUSUI

Bayi memiliki jadwal menyusu yang harus diketahui oleh ibu, biasanya bila bayi

merasa lapar, ia akan menangis minta disusui. Bayi sebaiknya diberi selang

15
waktu dua jam dari minumnya yang terakhir. Selanjutnya gendong dan usap-

usaplah punggungnya hingga tertidur pulas. (Riyanti, 2007)

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui

bayi dilakukan disetiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan

sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan

karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap)

atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat

menyosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi

akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang

teratur menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu

kemudian. (Hanyow, 2008)

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat

berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui

tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah

menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam

hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

(Sulystyawati, 2009)

Menjaga keseimbangan besarnya kedua peyudara maka sebaiknya setiap kali

menyusui harus dengan kedua payudara. Pesan kan kepada ibu agar berusaha

menyusui sampai payudara terasa kosong. Agar produksi ASI menjadi lebih

baik.Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.

Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat

menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Sulystyawati, 2009)

16
F. CARA PENGAMATAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

Langkah-langkah menyusui yang benar adalah:

1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting

susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan

dan menjaga kelembaban putting susu.

2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.

3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di

bawah. Jangan menekan puting susu saja atau areolanya saja.

4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi

dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.

5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.

6. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga

puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI

keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.

7. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu disanggah lagi.

(Perinasia, 2008)

Menurut Sulystyawati (2009) menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat

mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga

mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila

bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda:

1. Bayi tampak tenang

2. Badan bayi menempel pada perut ibu

3. Mulut bayi terbuka lebar

17
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

5. Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak

yang masuk

6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan

7. Puting susu tidak terasa nyeri

8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

9. Kepala bayi agak menengadah

10. Melepas isapan bayi

11. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya

diganti dengan payudara yang satunya.

Cara melepas isapan bayi yaitu dengan cara jari kelingking ibu dimasukkan ke

mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah. Setelah selesai

menyusui, ASI keluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan

disekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya, menyendawakan

bayi dengan cara bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu,

kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan, dan dengan cara

menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi

sampai bayi bersendawa. (Icemi, 2013)

G. JANGKA WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Pemberian ASI Eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama

4 bulan, tetapi bila mungkin terjadi sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6

bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI

18
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.

(Roesli, 2000)

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, pemerintah

telah mengeluarkan kebijakan baru terkait dengan pemberian ASI eksklusif.

Jangka waktu pemberian ASI eksklusif yang dianjurkan oleh pemerintah saat ini

adalah 6 bulan pertama yang kemudian dilanjutkan sampai 2 tahun dengan

pemberian MP-ASI setelah 6 bulan. (Depkes, 2005)

H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang ibu dalam memberikan ASI secara

eksklusif kepada balitanya antara lain:

1. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi

pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu

buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan

lain.

2. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu

beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI.

3. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas

sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian

makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.

19
4. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah

satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan

mengikuti perkembangan zaman.

5. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan

hilang.

6. Pengaruh melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua

petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar

menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang

keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir. (Arifin,

2004)

I. MASALAH DALAM MENYUSUI PADA IBU

1. Masalah masa antenatal (Sulystyawati, 2009)

Puting susu yang tidak menonjol sebenarnya tidak selalu menjadi masalah.

Secara umum, ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama

antenatal umumnya kurang berfaedah, seperti memanipulasi puting dengan

perasat Hoffman, menarik-narik puting, atau penggunaan breastshield dan

breastshell. Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah

isapan langsung bayi yang kuat. Dalam hal ini, sebaiknya ibu tidak

melakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir. Segera setelah bayi lahir,

ibu dapat melakukan:

a. Skin to skin contact dan biarkan bayi menghisap sedini mungkin.

b. Biarkan bayi “mencari” puting susu, kemudian menghisapnya.

20
c. Apabila puting benar-benar tidak muncul, dapat “ditarik” dengan pompa

puting susu (nipple puller) atau yang paling sederhana modifikasi spuit

injeksi 10 ml.

d. Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan

sedikit penekanan pada areola mamae dengan jari hingga terbentuk

“dot” ketika memasukkan puting susu ke dalam mulut bayi.

e. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas terlebih dahulu dan diberikan

dengan sendok atau cangkir, atau teteskan langsung ke mulut bayi.

2. Pada masa setelah persalinan dini

a. Puting susu lecet

Pada keadaan ini, seorang ibu sering menghentikan proses menyusui

karena sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah

mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah

terdapat infeksi candida (di mulut bayi).

b. Payudara bengkak

Sebelumnya, kita perlu membedakan antara payudara penuh karena

berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, gejala yang

dirasakan pasien adalah rasa berat pada payudara, panas, dan keras,

sedangkan pada payudara bengkak akan terlihat payudara oedema,

Pasien merasakan sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak

merah, ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau diisap, dan badan

demam setelah 24 jam.

c. Abses Payudara (mastitis)

21
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Ada 2 jenis mastitis, yaitu

non-infective mastitis (hanya karena pembendungan ASI/milk statis dan

infective mastitis (telah terinfeksi bakteri). Gejala yang ditemukan adalah

payudara menjadi merah, bengkak, kadang disertai rasa nyeri dan panas,

serta suhu meningkat.

3. Pada masa setelah persalinan lanjut

a. Sindrom ASI kurang

Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan

bayi dapat terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan tertentu,

ketika produksi ASI memang sangat tidak memadai, perlu upaya yang

lebih, misalnya relaksasi dan bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI

suplementer.

b. Ibu yang bekerja

Sering kali alasan pekerjaan membuat seorang ibu merasa kesulitan

untuk memberikan ASI secara eksklusif. Banyak di antaranya

disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk meyusui

bayinya.

c. Pengeluaran ASI

Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tamping di dalam cangkir atau

gelas yang bersih. Meskipun langkah ini kelihatannya sederhana, namun

tidak ada salahnya jika bidan/perawat memberikan bimbingan teknik

memerah ASI yang tepat.

22
J. KENDALA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Beberapa kendala yang menyebabkan seorang ibu tidak dapat melakukan

pemberian ASI secara eksklusif antara lain:

1. produksi ASI kurang

2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar

3. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)

4. Bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula/dekstrosa,

susu formula pada hari-hari pertama kelahiran)

5. kelainan yang terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara

bengkak, engorgement, mastitis dan abses)

6. Ibu hamil lagi pada saat masih menyusui

7. Ibu sibuk bekerja

8. Kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas bayi). (Nyoman

dan Jeanne, 2008)

K. PERAWATAN PAYUDARA

1. Pengertian Perawatan Payudara

Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yang

dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain

itu untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam

atau datar. Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu

untuk menyusui dengan baik dengan mengetahui sejak awal, ibu mempunyai

waktu untuk mengusahakan agar puting susu lebih mudah sewaktu

23
menyusui. Disamping itu juga sangat penting memperhatikan kebersihan

personal hygiene. (Rustam, 2009)

Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi

akan mengeluarkan air susu. Payudara mungkin akan sedikit berubah warna

sebelum kehamilan, areola (area yang mengelilingi puting susu) biasanya

berwarna kemerahan, tetapi akan menjadi coklat dan mungkin akan

mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan masa menyusui.

(Manuaba, 2011)

2. Tujuan Perawatan Payudara

Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan

payudara semasa hamil, mempunyai tujuan antara lain:

a. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi

b. Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet

c. Untuk menonjolkan puting susu

d. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus

e. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan

f. Untuk memperbanyak produksi ASI

g. Untuk mengetahui adanya kelainan. (Notoadmojo, 2008)

3. Tehnik Perawatan Payudara

Beberapa keadaan yang berkaitan dengan teknik dan saat perawatan

payudara antara lain:

a. Puting Lecet

24
1) Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat

ketika sedang mandi dan janganmenggunakan sabun, karena sabun

bisa membuat puting susu kering dan iritasi.

2) Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat

abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan ke

atas.

3) Ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dengan riwayat

abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan di atas 8

bulan.

4) Pada puting susu yang mendatar atau masuk ke dalam, perawatannya

harus dilakukan lebih dini, yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila

ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan setelah 6 bulan.

b. Penyumbatan Kelenjar Payudara

Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar

kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-

hatilah pada area yang mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan

jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit

jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh

semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya

dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu ibu dari

payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar

menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk halus

yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit

beberapa kali dalam sehari atau mandi dengan air hangat beberapa kali,

25
lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami

penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah

puting susu. (Prawirohardjo, 2010)

c. Pengerasan Payudara

Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu

mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik

dan sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus melakukan

sesuatu untuk mengurangi tekanan pada payudara. Sebagai contoh,

merendam kain dalam air hangat dan kemudian di tempelkan pada

payudara atau mandi dengan air hangat sebelum menyuusi bayi.

Mungkin ibu juga bisa mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum

menyusui, baik secara manual atau dengan menggunakan pompa

payudara. Untuk pengerasan yang parah, gunakan kompres dingin atau

es kemasan ketika tidak sedang menyusui untuk mengurangi rasa tidak

nyaman dan mengurangi pembengkakan. (Manuaba, 2010)

L. TEKHNIK DAN CARA PERAWATAN PAYUDARA

1. Ada beberapa perawatan payudara antara lain:

a. Pengurutan harus dilakukan secara sistematis dan teratur minimal 2 kali

sehari

26
b. Merawat puting susu dengan menggunakan kapas yang sudah diberi

baby oil lalu ditempelkan selama 5 menit

c. Memperhatikan kebersihan sehari-hari

d. Memakai BH yang bersih dan menyokong payudara

e. Jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol, atau sabun pada puting susu

f. Mengompres payudara dengan handuk/kain yang dibasahi dengan air

hangat

g. Menggunakan tekhnik warm bra care. (Mustika, 2011)

2. Tekhnik Perawatan Payudara

a. Tekhnik Pengurutan Payudara

Tekhnik dan cara pengurutan payudara antara lain:

1) Pijat (massase)

Sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI tekan 2-4 jari ke dinding dada,

buat gerakan melingkar pada satu titik di area payudara, setelah

beberapa detik pindah ke area lain dari payudara, dapat mengikuti

gerakan spiral. mengelilingi payudara ke arah puting susu atau

gerakan lurus dari pangkal payudara ke arah puting susu.

2) Pijat Oksitosin

Pijat Oksitosin adalah pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6

sampai ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf para simpatis

dalam merangsang hipofisis posterior untuk mengeluarkan oksitosin.

27
3) Stroke

a) Mengurut dari pangkal payudara sampai ke puting susu dengan

jari-jari atau telapak tangan.

b) Lanjutkan mengurut dari dinding dada ke arah payudara

diseluruh bagian payudara.

c) Ini akan membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran

ASI (hormon oksitosin).

4) Shake (goyang)

Dengan posisi condong ke depan, goyangkan payudara dengan

lembut, biarkan gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran.

5) Kompres Hangat

Kompres hangat payudara selama pemberian ASI akan meningkatkan

aliran ASI dari kelenjar-kelenjar penghasil ASI. (Saryono & Roischa,

2009). Kompres hangat dapat dilakukan dengan cara basahi

handuk/washlap/kain menggunakan air bersih dengan suhu sekitar

41℃ selama maksimal 10-20 menit. Lakukan kompres hangat pada

bagian payudara mulai dari pangkal payudara menuju puting susu

secara bergantian. Dan kemudian mengeringkan payudara dengan

handuk kering dan bersih. (Donald M. & Sussane, 2014)

6) Warm Bra Care

Kompres dengan menggunakan warm bra care yang menggunakan

perantara gelatine (jelly). Suhu air yang digunakan untuk

pengompresan menggunakan gel adalah 40,5-52°C.

28
M. WARM BRA CARE

1. Metode Warm Bra Care

Terapi hangat bermanfaat terhadap tubuh terutama pada payudara ibu pada

hari-hari pertama setelah persalinan yang mengalami bengkak, nyeri, dan

puting lecet. Pemberian terapi hangat sangat bermanfaat meningkatkan aliran

darah ke bagian tubuh yang mengalami nyeri sehingga dapat mengeluarkan

beberapa produk yang berinflamasi di dalam tubuh seperti bradikinin,

histamin, dan prostaglandin. Hal ini sesuai dengan penelitian. (Kaur dkk,

2015)

Penggunaan warm bra care dan kompres hangat sama-sama meningkatkan

kelancaran pengeluaran ASI pada ibu nifas 3-4 hari pospartum. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa pemberian terapi hangat dengan air akan

menimbulkan beberapa efek fisiologis dalam tubuh diantaranya peningkatan

metabolisme sel, efek vasodilatasi, dan merelaksasikan otot sehingga nyeri

pada tubuh akan berkurang. Ketika panas diterima reseptor maka impuls

akan diteruskan menuju hipotalamus posterior dan terjadi reaksi refleks

penghambatan simpatis yang akan membuat pembuluh darah berdilatasi.

Warm Bra Care merupakan suatu alat untuk pengompresan payudara, yaitu

dengan prinsip kerja menggunakan gel sebagai perantara hangat guna

meningkatkan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu menyusui. Gel pads

yang digunakan untuk mengompres payudara dapat memperlancar ASI atau

menstimulasi LDR (Let Down Reflex). LDR merupakan reflex yang terjadi

ketika saraf di payudara terangsang karena isapan bayi dan sinyal pelepasan

29
dua hormon yaitu prolaktin dan oksitosin terlepas ke aliran darah. Prolaktin

membantu produksi ASI, sedangkan oksitosin menyebabkan payudara

mendorong ASI keluar. Akibatnya, ASI kemudian terlepas deras melalui

puting.

2. Kelebihan Warm Bra Care

Warm Bra Care memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kompres

hangat yaitu:

a. Mampu menjaga panas untuk beberapa lama yakni sampai 5 menit

pertama dibanding dengan menggunakan kain/washlap yang hanya

sampai 3 menit pertama.

b. Penyebaran panas merata ke bagian seluruh tubuh yang diberikan

pengompresan.

c. Kompres menggunakan gel memiliki bentuk yang sangat fleksibel serta

dapat dicocokkan dengan anggota tubuh, sehingga ibu akan tetap merasa

nyaman saat menggunakannya.

d. Warm Bra Care dapat membantu meredakan bengkak dan sakit pada

payudara, serta dapat juga memperlancar produksi ASI sehingga

menghasilkan ASI yang lebih banyak.

e. Warm Bra Care dapat digunakan dan diselipkan pada alat pompa manual

maupun elektrik, dengan posisi gel pads melingkar di sekitar corong

pompa dan di sekitar payudara.

3. Cara penggunaan Warm Bra Care

Penggunaan Warm Bra Care dapat dilakukan dengan berbagai macam cara

antara lain:

30
a. Dengan Air Panas

Gel pads bisa direndam ke dalam air panas bersih dengan suhu 80℃

selama 3-5 menit hingga suhu yang ingin dicapai. Cek terlebih dahulu

suhu air sebelum digunakan dengan menggunakan thermometer.

b. Dengan Microwave

Letakkan gel pads yang diselimuti cover (kain) dalam microwave,

Pastikan tidak melebihi waktu yang ditentukan yaitu microwave 700 watt

selama 16 detik, dan microwave 1250 watt selama 11 detik.

c. Selalu bungkus gel pads dengan kain pembungkus sebelum ditempelkan

pada kulit/payudara ibu supaya tidak menyebabkan iritasi kulit karena

panas, atau tempelkan/aplikasikan gel pads pada kulit dengan permukaan

kain menempel pada kulit/payudara.

Gambar 2.1 Penggunaan Warm Bra Care

31
Gambar 2.2 Penggunaan Warm Bra Care pada saat pumping (memompa ASI)

Gambar 2.3 Penggunaan Warm Bra Care pada saat akan menyusui

N. MACAM-MACAM JENIS WARM BRA CARE

Pada zaman sekarang, perkembangan tekhnologi sudah semakin maju. Para

peneliti sudah semakin banyak yang mengembangkan berbagai metode untuk

meningkatkan kelancaran ASI, termasuk metode penggunaan Warm Bra Care.

Ada beberapa jenis warm bra care dalam bentuk gel pads yang sudah banyak

dijual dipasaran, diantaranya pada gambar-gambar berikut ini:

32
Gambar 2.4 Warm Bra Care (Gel Pads) 1

Gambar 2.5 Warm Bra Care (Gel Pads) 2

33
Gambar 2.6 Warm Bra Care (Gel Pads) 3

Gambar 2.7 Warm Bra Care (Gel Pads) 4

34
Gambar 2.8 Warm Bra Care (Gel Pads & Cover) 1

Gambar 2.9 Warm Bra Care (Gel Pads & Cover) 2

O. ……

P. ……

35

Anda mungkin juga menyukai