Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP ASI

1. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar

mammae ibu, dan berguna sebagi makanan bayi. Menurut Harun Yahya

dalam Maryunani Anik ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan

Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam

melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam

air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk

paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI

juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempecepat pertumbuhan

sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan –makanan tiruan

untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini tidak mampu

menandingi keungguglam makanan ajaib ini.

Air susu ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terpenting yang dibutuhkan

oleh setiap bayi. Idealnya, ASI diberikan secara ekslusif selama 6 bulan

pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai

usia 2 tahun. Promosi dan kepedulian masyarakat terhadap ASI dan

menyusui terus meningkat. Jumlah ibu yang menyusui anaknya pun terus

meningkat; bahkan tidak sedikit ibu yang meminta untuk hanya menyusui

bayinya setelah melahirkan. Begitu pula rumah sakit atau pusat pelayanan

10
kesehatan lain yang hanya memberikan ASI setela bayi dilahirkan juga terus

bertambah (IDAI).

ASI adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi.

ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi

dan sesuai dengan kehidupannya (Dewi, 2011 : 22). Pemberian ASI selama

6 bulan, artinya hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa

memberikan makanan atau minuman yang lain. Pemberian cairan tambahan

akan meningkatkan resiko terkena penyakit (Yuliarti, 2010 : 31)

2. Kandungan ASI

Kandungan ASI nyaris tak terdandingi. ASI mengandung zat gizi yang

secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak

dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama

terdiri dari:

a. Laktosa (Karbohidrat)

1) Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan

penting sebagai sumber energi.

2) Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat

dalam ASI murni.

3) Sebagai sumber penghasil energi, sebagai karbohidrat utama,

meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya

laktobasilus bifidus.

4) Laktobasilus bifidus berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme

dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit atau

gangguan kesehatan.

11
5) Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang

berperan dalam perkembangan sistem saraf.

6) Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa

pertumbuhan bayi.

7) Komposisi dalam ASI:Laktosa- 7 gr/100ml.

b. Lemak

1) Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber

energi utama bayi serta berperan dalam pengeturan suhu tubuh bayi.

2) Berfungsi sebagai penghasil kalori/energi utama, menurunkan risiko

penyakit jantung di usia muda.

3) Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak asensial yaitu: asam

linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi

AA dan DHA.

4) Arachidonic Acid (AA) dan Decosahexanic Acid (DHA) adalah asam

lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang

diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal.

5) Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin

pertumbuhan dan kecerdasan anak.

6) Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disentesa dari

substansi pembentuknya (pre cursor) yaitu masing-masing dari Omega 3

(asam linolenat) dan Omega 6 (asam lonolenat).

7) AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.

8) AA dan DHA merupakan zat yang didapat dari perubahan Omega 3 dan

Omega 6 yang berfungsi untuk perkembangan otak janin dan bayi.

12
9) Ciri-ciri khas’Lemak dalam ASI’ secara rinci dapat dijaskan sebagai

berikut:

1) Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat

jumlahnya.

2) Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal

ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama

isapan akan berbeda 10 menit kemudian.

3) Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan terus

berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang

diperlukan.

4) Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang

dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena

mengandung enzim lipase.

5) Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang sangat

diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak.

10) Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak

bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap

lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare.

11) Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya

dengan PASI yaitu:6:1.

12) Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh

yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel saraf otak bayi.

13
c. Protein

1) Memiliki fungsi untuk mengatur dan pembangun tubuh bayi.

2) Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai

pembentuk struktur otak.

3) Protein dalam susu adalah whey dan casein/kasein.

4) Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu sistin, taurin, triptofan, dan

fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan.

5) Sistim dan taurin merupakan dua macam asam amino yang tidak terdapat

dalam susu sapi.

d. Garam dan Mineral

1) ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah,

tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan.

2) Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan

mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

3) Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar

tidak dapat diserap hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta

menganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan

bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak

normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan

metabolisme.

14
e. Vitamin

1) ASI mengandung berbagai vitamin yang diperlukan bayi.

2) ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan

bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya

belum mampu membentuk vitamin K.

3) Vitamin-vitamin tersebut, adalah vitamin: ADEK antara lain:

1) Vitamin A: vitamin yang sangat berguna bagi perkembangan penglihatan

bayi.

2) Vitamin D: larut dalam air dan lemak, terdalam air susu manusia.

3) Vitamin E: terdapat terutama dalam kolostrum.

4) Vitamin K: berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah

terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.

Karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.

Maka setelah lahir, biasanya bayi diberikan tambahan vitamin K.

3. Manfaat Pemberian ASI

Pemberian ASI pada bayi baru lahir segera sampai berumur sedikitnya

dua tahun akan memberikan banyak manfaat, baik untuk bayi, ibu maupun

masyarakat pada umumnya.

a. Manfaat bagi Bayi

1) Menurunkan nagka kejadian dan kesakitan terhadap injeksi misalnya

meningitis bekteri, diare, infeksi pernafasan, otitis media, infeksi

saluran perkemihan dan sebagainya.

2) Menurunkan angka kejadian kematian bayi.

3) Menurunkan kejadian Sudden Infant Death Syndrom (ISIDS).

15
4) Menurunkan kejadian penyakit diabetes mellitus tipe 2 (penyakit

gula).

5) Menurunkan angka kejadian leukimia (kanker seldarah putih).

6) Menurunkan risiko kegemukan (obesitas), hiperkolesterol

7) Menurunkan angka kejadian dan kesakitan dari penyakit asma dan

penyakit alergi lainnya.

8) Mendukung perkembangan geraham dan menurunkan terjadinya

matalisnment gigi.

9) Berfungsi sebagai analgetik (penurunrasa nyeri) pada bayi yang

sedang dalam perawatan yang menyebabkan rasa nyeri.

10) Kandungan gizi paling sempurna untuk pertumbuhan bayi dan

perkembangan kecerdasannya; pertumbuhan sel otak secara optimal

terutama kandungan protein khusus, yaitu taurin, selain mengandung

laktosa dan asam lemak ikatan panjang lebih banyak susu sapi/kaleng;

mudah dicerna, penyerapan lebih sempurna, terdapat kandungan

berbagai enzim untuk penyerapan makanan, komposisi selalu

menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi; mengandung zat anti diare;

protein ASIA adalah spesifik species sehingga jarang menyebabkan

alergi untuk manusia; membantu pertumbuhan gigi; mengandung Zat

Antibodi, mencegah infeksi, merangsang pertumbuhan sistem

kekebalan tubuh. Mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi. Ini

akan menjadi dasar si kecil percaya pada orang lain, lalu diri sendiri,

dan akhirnya berpotensi untuk mengasihi orang lain; Bayi tumbuh

16
optimal dan sehat tidak kegemukan atau terlalu kurus

(Rukiyah,dkk.2011).

11) Dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi misalnya infeksi

saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan, dan infeksi

telinga. ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit

non-infeksi seperti: penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma, dan

eksim. Selain itu dapat pula meningkatkan IQ dan EQ anak

(Chomaria, 2011 : 82)

b. Manfaat untuk ibu

1) Menurunkan angka kejadian perdarahan post partum dan mempercepat

pengecilan uterus (rahim).

2) Menurunkan risiko terjadinya kanker payudara, kanker rahim dan

mempercepat ovarium.

3) Mempercepat penurunan berat badan.

4) Menurunkan risiko pengeroposan tulang (osteoporosis) saat menopause.

5) Membantu pencapaian proses menjadi seorang ibu.

c. Manfaat untuk keluarga dan komunitas

1) Kenyamanan, langsung dapat disusukan.

2) Tidak memerlukan botol dan alat lainnya.

3) Lebih murah dibandingkan dengan susu formula.

4) Menurunkan kebutuhan biaya perawatan kesehatan.

5) Menurunkan angka ketidakhadiran bekerja orang tua karena anak sakit.

6) Menurunkan pencemaran lingkungan sehubungan dengan pembuangan

kaleng susu kosong.

17
4. Pengeluaran ASI

Refleks pengeluaran ASI yang sangat kuat kerap dikaitkan dengan

terlalu banyaknya ASI/terlalu derasnya aliran ASI/suplai ASI berlebih.

Tanda-tanda bayi mengalami refleks pengeluaran ASI yaitu tersedak, batuk,

terengah-engah saat menyusu (karen aliran ASI terlalu deras), sering

melepaskan payudara, terdengar suara klik saat menyusu, sering

gumoh/muntah, perut kembung, dan sering menolak menyusu. (F.B Monika,

2014)

5. Perkiraan Peningkatan Berat Badan Bayi yang menyusui

Setelah penurunan berat badan awal sekitar 7% atau kurang, bayi

menyusu yang mendapat cukup nutrisi harus mengalami peningkatan berat

badan dalam 10 sampai 14 hari. Bayi mengalami peningkatan berat badan

lebih cepat pada awal bulan daripada berat badan yang ditunjukkan oleh

bayi umumnya pada bagan pertumbuhan terstan darisasi. Hal ini disebabkan

bagan pertumbuhan terstandarisasi mencantumkan kombinasi yang

mendapat susu formuladan ASI, dan bayi yang mendapat ASI. Pada usia 6

bulan, bayi yang sudah menyusu harus mulai memakan makanan padat. Saat

taruh tahun kedua, bayi yang menyusu, bahkan jika diberi makan dengan

baik, mengalami peningkatan berat badan yang lebih lambat. (Cadwell,

2011).

18
6. Upaya Memperbanyak ASI

ASI adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh

bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang

bayi dan sesuai dengan kebutuhannya. Meski demikian, tidak semua ibu

mau menyusui bayinya karena berbagai alasan, sebagai contoh : takut

gemuk, sibuk, payudara kendor dan sebagainya. Pada pihak lain, ada juga

ibu yang ingin menyusui bayinya, tetapi mengalami kendala. Biasanya

ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar. (Dewi Vivian

Nanny Lia Dewi, 2011 ; 23)

Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi olehdua hormon, yaitu

prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI,

sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin

berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik, maka

produksi yang dihasilkan juga banyak. Namun demikian, untuk

mengeluarkan ASI diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya

dipengaruhi oleh proses isapan bayi. Semakin sering puting susu diisap

oleh bayi, maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin

sering disebutsebagai hormon kasih sayang. Hal ini disebabkan karena

kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa dicintai,

rasa aman, ketenangan dan rileks. (Dewi Vivian Nanny Lia Dewi, 2011 ;

23).

19
Beberapa hal yang mempengaruhi produksi ASI adalah sebagi berikut :

a. Makanan

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh

terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan

mengandung cukup gizi dan pola makan yang teratur, maka

produksi ASI akan berjalan dengan lancar.

b. Ketenangan jiwa dan pikiran

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan

pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih

dan tegang akan menurunkan volume ASI.

c. Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu diperhatikan

agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang

bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui, atau

suntik hormon 3 bulanan.

d. Perawatan payudara

Perawatanpayudara bermanfaat merangdang payudara sehingga

mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan

oksitosin

e. Anatomi payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempegnaruhi produksi ASI.

Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomi papila mammae

atau puting susu ibu.

f. Faktor psikologis

20
ASI terbentuk karena pengaruh hormon prolaktin yang

menentukan produksi dan mempertahankan sekresi susu.

g. Pola istirahat

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluran ASI.

Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat, maka ASI juga

berkurang.

h. Faktor isapan anak dan frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka

produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi,

frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup blan berbeda.

Studi mengatakan bahwa produksi ASI bayi prematur akan optimal

dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali perhari selama bulan

pertama melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur

belum dapat menyusu. Sementara itu, pada bayi cukup bulan

frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama

setelah melahirkan, berhubungan dengan produksi ASI yang cukup.

Oleh karena itu direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali

perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan

ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar

payudara.

i. Berat badan bayi

Berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan

mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bay yang berat badan

lahir normal ( > 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih

21
rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih

rendah dibanding berat badan bayi lahir normal yang akan

mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam

memproduksi ASI.

j. Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal

ini disebabkan bayi yang lahir prematur ( umur kehamilan kurang

dari 38 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara

efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang

lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi

prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah belum

sempurnanya fungsi organ.

k. Konsumsi rokok dan alkohol

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan

menghambat pelepasan oksitosin. Meskipun minuman alkohol

dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks

sehingga membantu proses pengeluran ASI, namun disisi lain

etanol dapat menghambat produksi oksitosin.

22
7. Tanda Bayi Cukup ASI

Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila

mencapai keadaan sebagai berikut :

a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan

ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama

b. Kotoran berwarna kuning dengan frekwensi sering dan warna menjadi

lebih muda pada hari kelima setelah lahir

c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali sehari

d. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menenlan ASI

e. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis

f. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal

g. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai

dengan grafik pertumbuhan

h. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan

rentang usianya)

i. Bayi keliatan puas, sewaktu-waktu saat lapar akan bangun dan tidur

dengan cukup

j. Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur

pulas

8. Lama dan frekuensi menyusui

Sebaiknya tindakan menyusui bila dilakukan disetiap saat bayi

membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus

menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK,

kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa

23
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara

sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2

jam. Pada awalnya bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan

akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. (Dewi, Vivian

Nanny Lia, 2011)

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurasng baik karena isapan

bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan

menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya

masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui

pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu

produksi ASI. (Dewi, Vivian Nanny Lia, 2011)

Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya

setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar

berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI

menjadi lebih baik setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang

terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan

kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

(Dewi, Vivian Nanny Lia, 2011)

Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam menentukan kisaran

frekuensi pemberian ASI untuk bayi yang sedang menyusu. (Cadwell,

Karin, 2015)

a. Ibu memiliki kapasitas jumlah penyimpanan ASI yang berbeda dalam

payudara mereka. Kapasitas penyimpanan ASI ini adalah jumlah ASI

yang dapat terakumulasi sebelum meberikan sel-sel suatu pesan untuk

24
mengurangi jumlah ASI. Seorang ibu dapat memiliki kapasitas

penyimpanan yang memungkinkan payudara menyimpan ASI lebih

lama atau lebih singkat dibandingkan dengan ibu yang lain.

b. Bayi memiliki kisaran keterampilan dalam melekat dan mengisap ASI.

Semakin sering bayi menyusu, semakin terampil bayi dalam melekat

dan mengisap bayi

c. Bayi yang kekuarangan kalori biasanya tampak mengantuk dan engan

menyusu. Kadang kala, ibu dan pengasuh tidak dapat membedakan bayi

yang mengantu, kekurangan nutrisi, keurangan kalori dengan bayi yang

kenyang.

d. ASI sangat sempurna bagi bayi manusia, ASI sangat mudah dicerna.

Hal ini berarti bahwa ASI harus lebih sering diberikan dibandingkan

makanan yang bukan berasal dari manusia, seperti susu formula. Bayi

baru lahir menyusu 10-sampai 12 kali sehari.

e. Banyak orang yang mengira bahwa tangisan bayi sebagai isyarat untuk

mulai menyusui. Tangisan sebenarnya merupakan isyarat menyusui

yang paling lambat. Pada saat bayi menangis, bayi menjadi sangattidak

tapat diatur dan tidak mau makan dengan baik.

25
B. KONSEP PERTUMBUHAN BAYI

1. Pertumbuhan Bayi

Hampir tidak ada dua bayi yang sama dalam pertumbuhan, ada yang

tetap tumbuh kecil, tetapi ada juga yang menjadi besar, tumbuh secara

berlebihan. Diantara kedua pertumbuhan tersebut dinamakan “pertumbuhan

rata-rata”. Pertumbuhan rata-rata seorang bayi dipengaruhi oleh faktor

keturunan, faktor gizi (makanan), faktor kemampuan orang tuanya (sosial-

ekonomi), faktor ras/suku bangsa. Untuk menilai pertumbuhan anak, baik

bayi ataupun balita dapat diambil ukuran-ukuran “antropometrik” antara

lain berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, gigi dan organ-organ tubuh.

(Maryunani Anik, 2010 ; 56).

2. Berat Badan

a. Penilaian Berat Badan Bayi

Penilaian berat badan merupakan bagian dari antropometrik yang

digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan

yang ada pada tubuh. Misalnya, tulang, otot, lemak, dan cairan tubuh

sehingga akan dapat diketahui status keadaan gizi anak atau tumbuh

kembang anak. Selain menilai status gizi dan tumbuh kembang anak, berat

badan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan disisi dan makanan yang

diperlukan dalam tindakan pengobatan. Adapun cara penilaian berat badan

sebagai berikut :

Penilaian berat badan berdasarkan umur menurut WHO dengan

buku NHCS dengan cara persentil adalah persentil ke 50-3 dikatakan

26
normal. Apabila kurang atau sama dengan tiga, masuk kategoro malnutrisi

(abnormal)

Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO

dengan cara persentase dari median adalah antara 85-80% malnutrisi

sedang. Sedangkan kurang dari 80 % adalah malnutrisi akut (wasting).

Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan baku NHCS dengan cara

persentil adalah persentil ke 75-25 dikatakan normal, persentil ke 10-5

dikatakan malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil ke 5 malnutrisi

berat. (Masrifatul Hidayat, A.Aziz Almul Hidayat, 2008).

b. Pengukuran Berat Badan

Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting

dalam memeriksa bayi/balita. Pengukuran berat badan dapat berfungsi

untuk menilai keadaan gizi, tumbuh kembang dan kesehatan anak,

memantau kesehatan misalnya penyakit dan pengobatan, dasar

perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan. (Maryunani

Anik, 2010 ; 56)

Penambahan berat badan bayi (pasca neonatal) usia 29 hari/1 bulan –

1 tahun sangat menyolok. Menurut Sumitro (1986), pada masa ini

penambahan berat badan bayi biasanya pada tiga bulan pertama 750 gram

per bulan, yang selanjutnya pertamabahan makin lama akan berkurang,

sehingga pada umur 5 bulan, berat badan bayi biasanya mencapai dua kali

berat waktu dilahirkan. Pada umur 2 tahun 6 bulan berat badan bayi

menjadi empat kali waktu dilahirkan. (Maryunani Anik, 2010 ; 59)

27
Menurut Soetjingsih dalam Maryunani Anik, bila anak mendapat

gizi yang baik, kenaikan berat badan anak pada tahun pertama

kehidupannya adalah berkisar antara :

a. 700 - 1000 gram/bulan pada triwulan pertama

b. 500 - 600 gram/bulan pada triwulan kedua

c. 350 - 450 gram/bulan pada triwulan ketiga

d. 250 - 350 gram/bulan pada triwwulan ke-empat

Menurut Joyce Engel dalam Maryunani Anik menguraikan berat

badan bayi pada usia 0-6 bulan :

a. Pertambahan rata-rata tiap minggu 140-200 gram

b. BB bayi pada umur 4-6 bulan : 2 x BB lahir

c. Bayi pada usia 6 sampai 18 bulan, pertambahan rata-rata tiap minggu

85-140 gram

d. Pada usia 1 tahun, berat badannya : 3 x BB lahir

Pengukuran berat badan pada anak digunakan untuk :

a. Menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada

pada tubuh. Misalnya, tulang, otot, lemak, cairan tubuh sehingga akan

dapat diketahui status gizi anak atau tumbuh kembang anak.

b. Dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan

pengobatan

c. Secara umum berat badan anak bertujuan untuk menentukan status gizi

anak apakah normal, kurus, kurus sekali atau gemuk

d. Pengukuran dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih (Bahiyatun,

2008 ; 489)

28
c. Cara Pengukuran Berat Badan

1) Mengukur Berat Badan Bayi Menggunakan Timbangan Bayi

Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2

tahun atau selama anak masih bisa berbaring atau duduk tenang

2) Letakkan timbangan pada meja datar dan tidak mudah bergoyang

3) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0

4) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki dan sarung tangan

5) Barigkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan

6) Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri. (Maryunani

Anik, 2010 : 489)

C. Konsep Pijat Oksitosin

1. Pengertian

Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher,

punggung atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costa

ke lima sampai ke enam. Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon

oksitosin yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar.

Pijat oksitosin adalah pemijtan pada sepanjang kedua sisi tulang

belakang. Pijat ini dilakukan untukmerangsang refleks oksitosin atau refleks

pengeluaran ASI. Ibu yang menerima pijat oksitosin akan merasa lebih

rileks.

29
2. Manfaat Pijat Oksitosin

a. Membantu ibu secara psikologis, menenangkan, dan tidak stres.

b. Membangkitkan rasa percaya diri.

c. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang

bayinya.

d. Mencegah terjadinya perdarahan postpartum.

e. Meningkatkan ASI.

f. Memperlancar ASI.

3. Cara Melakukan Pijat Oksitosin

a. Persiapan pasien

1. Sebelum melakukan pijatan ibu sebelumnya dalam keadaan telenjang

dada.

2. Minta bantuan pada orang lain untuk memijat.

3. Ada 2 orang yang biasa di coba, ibu telungkup di meja, atau posisi ibu

telungkup pada sandaran kursi.

4. Cari tulang yang paling menonjol pada tengkuk atau leher bagian

belakang cervical vertebrae.

5. Dari cervical vertebrae turun ke bawah kurang lebih 2 cm ke kiri dan 2

cm ke kanan.

6. Memijat bisa menggunakan jempol tangan kiri dan kanan atau

punggung telunjuk kiri dan kanan.

7. Untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi tangan dikepal laludi

gunakan tulang-tulang disekitar punggung tangan.

30
8. Mulailah dengan gerakan memutar perlahan-lahan lurus ke arah bawah

sampai pinggang.

b. Pelaksanaan pijat oksitosin

1. Perawat cuci tangan.

2. Buka pengait kutang/lepaskan kutang.

3. Duduk dengan kaki menapak pada lantai, (jika kaki tidak bisa menapak

pada lantai, usahakan untuk menambah kursi kecil/benda lain yang

dapat membuat kaki tidak menggantung).

4. Lipat kedua tangan di sebuah meja atau sandaran (dengan jarak tertentu

sehingga payudara menggantung).

5. Letakkan kepala di atas lengan tersebut.

6. Kepalkan jari-jari tangan kecuali ibu jari (dilakukan oleh

perawat/keluarga).

7. Pijat punggung ibu sejajar dengan tulang belakang dengan membentuk

lingkarang kecil dengan kedua ibu jari.

Gambar 1
Pijat oksitosin

8. Mulai dari leher kedua sisi tulang belakang kanan dan kiri bersamaan

sampai kearah tulang belakang.

31
Gambar 2

Daerah pemijatan oksitosin

9. Lakukan selama 2-3 menit minimal sehari dua kali.

c. Evaluasi

1. Menanyakan kepada ibu seberapa ibu paham dengan pijat oksitosin

yang dilakukan.

2. Evaluasi perasaan ibu.

3. Simpulkan hasil kegiatan.

4. Lakukan kontak kegiatan selanjutnya.

5. Perawat mencuci tangan.

d. Dokumentasi

Catat hasil tindakan yang dilakukan, tanggal, jam, nama, kegiatan, dan hasil

32

Anda mungkin juga menyukai