Anda di halaman 1dari 15

PENCEGAHAN

KEKURANGAN ZAT
BESI PADA REMAJA
PRESENTED BY
DARLIANI
NIM 2115302209
Menurut Adriani dan Wijatmadi (2012), zat besi merupakan unsur yang
sangat penting untuk membentuk hemoglobin (Hb). Dalam tubuh, zat besi 16
mempunyai fungsi yang berhubungan dengan pengangkutan, penyimpanan dan
pemanfaatan oksigen dan berada dalam bentuk hemoglobin, myoglobin atau
cytochrom. Dalam memenuhi kebutuhan guna pembentukan hemoglobin,
sebagian besar zat besi yang berasal dari pemecahan sel darah merah akan
dimanfaatkan kembali baru kekurangan harus dipenuhi dan diperoleh melalui
makanan. Taraf gizi besi bagi seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah
konsumsinya melalui makanan, bagian yang diserap melalui saluran pencernaan,
cadangan zat besi dalam jaringan ekskresi dan kebutuhan tubuh.
Salah satu masalah kesehatan yang menjadi beban pada remaja,
khususnya remaja putri adalah anemia. Anemia merupakan kondisi penyakit
yang ditandai dengan kurangnya sel darah merah dalam tubuh sehingga
menyebabkan kondisi lelah, letih, lesu dan berdampak pada produktivitas
penderita. Di samping itu, remaja putri yang mengalami anemia berisiko lebih
besar melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR) dan stunting (Sartika et
al., 2021).
 Kondisi kekurangan gizi berupa zat besi merupakan salah satu penyebab utama
anemia. Hal itu disebabkan oleh gaya hidup dari remaja diantaranya kebiasaan
asupan gizi yang tidak optimal (khususnya sumber zat besi), kebiasaan minum
teh serta kopi saat makan, dan kurangnya aktifitas fisik (Kemenkes, 2018). Di sisi
lain, pada remaja putri membutuhkan lebih banyak zat besi ketika masa
pertumbuhan dan ketika terjadi kehilangan darah, seperti menstruasi. Oleh
karena itu, remaja putri lebih berisiko tinggi mengalami anemia karena defisiensi
zat besi.
 Anemia adalah kondisi ketika tubuh mengalami penurunan atau jumlah sel darah
merah berada di bawah kisaran normal. Hal ini terjadi karena kurangnya
hemoglobin (protein kaya zat besi) sehingga memengaruhi produksi sel darah
merah. Maka dari itu, oksigen juga sulit untuk mencapai sel dan jaringan di dalam
tubuh. Masalah kesehatan atau penyakit pada remaja termasuk anemia seringkali
membuat orangtua khawatir. Apalagi, saat mengalami anemia, anak terlihat lebih
mudah lelah dan lesu. Namun, dikutip dari Healthy Children, dikatakan bahwa
pertumbuhan yang cepat merupakan penyebab utama anemia pada remaja. Ini
merupakan usia dimana anak sangat rentan mengalami anemia.
Gejala

 Sebagian orang yang mengalami anemia tidak memperlihatkan gejala atau tanda
apa pun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan anak dapat mengalami gejala
anemia seperti di bawah ini:
•     Kulit yang terlihat pucat.
•     Mengalami perubahan suasana hati.
•     Terlihat sangat lelah.
•     Kepala terasa sangat pusing.
•     Detak jantung lebih cepat dari biasanya.
•     Mengalami jaundice (kulit dan mata menjadi kuning).
 Saat mengalami anemia berat, anak remaja juga bisa mengalami tanda dan gejala
lainnya, seperti:
•     Mengalami sesak napas.
•     Tangan dan kaki bengkak.
•     Pusing disertai sakit kepala.
•     Mengalami sindrom kaki gelisah.
Penyebab

1. Kurang asupan zat besi


  Penyebab paling umum dari anemia adalah ketika anak kekurangan zat besi baik
dari makanan atau asupan suplemen. Apalagi ketika anemia lebih banyak terjadi
pada remaja putri karena di masa puber ia merasakan permulaan siklus
menstruasi. Perlu diketahui bahwa kebutuhan zat besi di masa remaja adalah
sekitar 8 mg hingga 15 mg setiap harinya. Oleh karena itu, Anda juga perlu
memperhatikan ketika remaja mulai melakukan diet. Perhatikan asupan gizi serta
nutrisinya dengan baik karena hal ini juga bisa memicu anemia.
2. Anemia karena perdarahan
 Hal ini bisa terjadi karena pendarahan yang diakibatkan oleh cedera, menstruasi
yang cukup berat, gangguan pencernaan, hingga masalah kesehatan lainnya.
Maka dari itu, anemia pada remaja lebih sering dialami anak perempuan karena
setiap bulannya ia mengalami menstruasi.
  
3. Sel darah merah rusak
  Ini merupakan kondisi yang juga bisa disebut sebagai anemia hemolitik. Kondisi
ini termasuk saat sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel darah merah
dengan sendirinya. Perlu diketahui bahwa ini juga merupakan jenis yang
disebabkan adanya kelainan sel darah merah karena faktor keturunan. Sebagai
contoh, anemia sel sabit juga thalasemia.
4. Produksi sel darah merah terlalu lambat
 Ada beberapa hal yang menjadi penyebab anemia pada remaja yang satu ini,
seperti:
• Anemia aplastik, saat tubuh berhenti membuat sel darah merah karena infeksi
atau penyakit.
• Kekurangan vitam
Penanggulangan dan pencegahan
anemia pada remaja
 1) Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
• Daging tanpa lemak, unggas, dan ikan.
• Sereal, roti, dan pasta yang diperkaya zat besi.
• Buah-buahan kering, seperti aprikot, kismis, dan prem.
• Sayuran hijau, seperti bayam dan kale.
• Biji-bijian utuh, seperti beras merah.
• Kacang-kacangan, seperti kacang polong.
• Telur.
 2) Suplementasi zat besi dengan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD)
 Pada kasus anemia defisiensi zat besi dan B12, anemia bisa dihindari memenuhi
kebutuhan kedua nutrisi tersebut. Ibu mungkin bisa memberi remaja putri ibu suplemen
zat besi di antara waktu makan, misalnya di antara jam makan pagi dan makan siang,
atau pertengahan sore, yaitu antara makan siang dan makan malam. Hal ini karena zat
besi paling baik diserap saat diberikan di antara waktu makan.
 3) Meningkatkan konsumsi buah dan sayur sebagai sumber vitamin C
 4) Meningkatkan konsumsi sumber protein hewani
 5) Menghindari konsumsi teh dan kopi saat makan atau saat
mengkonsumsi TTD
 6) Berolahraga atau eraktifitas fisik secara rutin
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai