Anda di halaman 1dari 8

Anemia adalah keadaan dimana kadar sel-sel darah merah dan hemoglobin dalam darah kurang

dari normal. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi
warna merah sekaligus pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Oksigen ini
akan digunakan untuk membakar gula dan lemak menjadi energy. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa kurang darah dapat menyebabkan gejala lemah dan lesu yang tidak biasa. Paru-paru
dan jantung juga terpaksa kerja keras untuk mendapatkan oksigen dari darah yang menyebabkan
nafas terasa pendek.
Walaupun gejalanya tidak terlihat atau samar-samar dalam jangka waktu lama. Kondisi ini tetap
dapat membahayakan jiwa jika dibiarkan dan tidak diobati. Jika anda mengalami gejala lemah
lesu berkepanjangan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabny.
Anemia biasanya terdeteksi atau sedikitnya dapat dipastikan setelah pemeriksaan darah untuk
mengetahui kadar sel darah merah , hemotokrit dan hemoglobin. Pengobatan bisa bervariasi
tergantung pada diagnosisnya.
Sel-sel darah baru dibuat setiap hari dalam sumsum tulang belakang. Zat gizi yan diperlukan
untuk pembuatan sel-sel ini adalah besi, protein dan vitamin terutama asam folat dan B12. Dari
semua ini, besi dan protein yang paling penting dalam pembentukan hemoglobin. Setiap orang
harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta
sel darah merah per millimeter darah.

GEJALA ANEMIA
Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:
1. Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2. Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3. Jantung berdebar nafas pendek.
4. Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare

PENYEBAb
Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat terjadidari pola
makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin B12 dari makanan
sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat pentingnya unsure-unsur tersebut
dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia juga bisa disebabkan hal-hal lain seperti
pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow bleeding) seperti akibat wasir, tukak lambung,
kanker lambung atau usus dan efek penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi
terus menerus, menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan
infeksi (cacing, malaria).
Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran pencernaan (gastritis, celiac disease
atau crohn’s disease), vegetarian ekstrim, orang lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang
beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik.
Pengertian Penyakit Anemia dan Obatnya

Anemia | Kurang Darah adalah suatu keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah sangat rendah atau dibawah
normal. Hemoglobin yang mengandung sel darah merah memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru, dan mengantarkan keseluruh bagian tubuh, karna kurang nya jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, yang mengakibatkan darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah yang sesuai diperlukan tubuh.
Banyak yang diketahui dari penyebab Anemia ini, diantaranya :
Anemia terjadi jika tubuh tidak memproduksi sel darah merah yang cukup, yang diproduksi oleh
sumsum tulah, proses ini membutuhkan zat besi, asam Folat dan Vitamin B12. Sel darah merah
juga bisa peroleh dari Eritropoiten(EPO), EPO adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.
dan yang lainnya :
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
- Pecah pembuluh darah
- Kecelakaan
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan Vitamin C
- Kekurangan Vitamin B12
- Pembesaran Limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Penyakit hemoglobin C
- Penyakit hemoglobin S-C
- Thalasemia
- Reaksi autonium terhadap sel darah merah
- Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
- Penghancuran sel darah merah (Anemia hermolitik)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATARBELAKANG
Sejumlah jenis zat gizi memeggang peranan dalam pembentukan darah merah(hemopoiesis).
Yang biasa dimaksud dengan pembentukan darah ialah pembentukanarythrocyt dengan
hemoglobin didalamnya. Zat-zat gizi yang berperan dalam homopoiesisialah protein, berbagai
vitamin dan mineral. Diantara vitamin-vitamin ialah asam folat,vitamin B12, vitamin C dan
Vitamin E, sedangkan di antara mineral ialah fe, Cu, dan mungkin pula Co. yang paling
menonjol menimbulkan hambatan homopoiesis ada dua kelompok. a)Vitamin : asam Folat dan
vitamin B12, b) Mineral : Fe dan CuHanya anemia defisiensi zat besi (Fe) yang mempunyai luas
cakupan nasional diIndonesia dan akan dibahas lebih lanjut di makalah ini yang berjudul ³.
Anemia defisiensi zat besi memang termasuk problema defisiensi gizi nasional di Indonesia
sejak tahun 1988.Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau
hematokrit nilaiambang batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah
merah dan Hb,hemolisis, kehilangan darah berlebihan.Masalah gizi remaja perlu mendapat
perhatian khusus karena pengaruhnya yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tubuh serta dampaknya pada masalah gizi saatdewasa. Saat ini populasi remaja di dunia telah
mencapai 1200 juta jiwaRemaja merupakan masa transisi aanak dan dewasa. Selama remaja
perubahanhormonal mempercepat pertumbuhan. Pertumbuhan lebih cepat dari fase yang lain
dalamkehidupan, kecuali fase satu tahun pertama kehidupan (bayi).Mahasiswa merupakan
remaja yang mengalami pertumbuhan menuju dewasa.padamasa ini biasanya mahasiswa
mengalami perkembangan yang jauh berbeda dari masaremajanya, seperti pola pikir yang
semakin luas, cara mengontrol emosi dengan baik, belajar memahami perbedaan pendapat, dll.
Meskipun penyebab anemia zat besi itu sendiri dari beberapa faktor , Tetapi perubahan psikologi
juga dapat mempengaruhi , mahasiswa jugamengalami peningkatan aktivitas yang lebih berat
mulai dari berpikir, kegiatan fisik, gayahidup mandiri yang belum tentu tercukupi kebutuhan gizi
makronutrien maupun mikronutrien,dll. Tetapi masalah anemia defisiensi zat besi jarang
bahakan sering kali tidak diperhatikanoleh penderita karena dampak yang sifatnya
akumulatif .Oleh karena itu masalah anemia
Permasalahan Gizi Masyarakat

Secara umum masalah kurang gizi disebabkan oleh banyak faktor. Pada tahun 1988 UNICEF
telah mengembangkan kerangka konsep makro, sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi
masalah kurang gizi.

Penyebab langsung : Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga
penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya
dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan,
maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.

Penyebab tidak langsung : Terdapat tiga penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi
kurang yaitu :

1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu
untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang
cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
2. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang
dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang
ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan
dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat


pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga.
Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan
ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan
keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan
makin banyak keluarga yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat
berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung diprediksi sebagai pokok
masalah di masyarakat. Sedangkan akar masalahnya berupa kurangnya pemberdayaan wanita
dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan
meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan. Keadaan tersebut telah memicu munculnya
kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.

Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah masalah
yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila
terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor
dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah.

Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila
sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi
Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai
dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung,
kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan
sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal
di masyarakat sebagai “busung lapar”. Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi
Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).

Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat harus melibatakan semua pihak yang terkait baik
pemerintah, wakil rakyat, swasta, unsur perguruan tinggi dan lain-lain. Indonesia mengalami
beban ganda masalah gizi yaitu masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, tapi di sisi lain
terjadi gizi lebih. Kabupaten Kota daerah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat,
misalnya kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik “menolong bayi dan keluarga miskin
agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan Makanan Pendamping (MP) ASI (Hadi, 2005).

Sedangkan alternatif solusi lainnya yang dapat dilakukan antra lain (Azwar, 2004).
1. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan
penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan penduduk menderita
masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal
pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah gizi
dan dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai
sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan
pembangunan beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan
keterlibatan seluruh sektor terkait.
2. Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan
status gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan
fisik dan produktivitas kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat
diminimalkan.
3. Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian ‘best practice’ (efektif dan
efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa
aspek penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu
yang tepat misalnya pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat
GAKY dapat mencegah cacat permanen baik pada fisik maupun intelektual bagi bayi
yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi diupayakan melalui
pembiayaan publik.
4. Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan evidence
base dalam menentukan kebijakannya. Diperlukan sistem informasi yang baik, tepat
waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baik dan kajian-
kajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan.
5. Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah
gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen. Gizi bukan satu-satunya
faktor yang berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh karena itu
diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga terjadi integrasi yang saling
sinergi, misalnya kesehatan, pertanian, pendidikan diintegrasikan dalam suatu kelompok
masyarakat yang paling membutuhkan.
6. Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan upaya
perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.
tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.2 . Z a t
b e s i , e r a t b e r k a i t a n d e n g a n a n e m i a a t a u k e k u r a n g a n s e l d a r a h merah
sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan,yang disebabkan
oleh :o M e n i n g k a t n y a kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
j a n i n . oKurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-
hari.o A d a n y a k e c e n d e r u n g a n r e n d a h n y a c a d a n g a n z a t b e s i p a d a
wanita,s e h i n g g a tidak mampu menyuplai kebutuhan
zat besi d a n mengembalikan persediaan darah yang hilang
a k i b a t p e r s a l i n a n sebelumnya.W a n i t a h a m i l c e n d e r u n g t e r k e n a
a n e m i a p a d a t i g a b u l a n t e r a k h i r kehamilannya karena pada masa ini,
janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinyasendiri sebagai persediaan bulan pertama
sesudah lahir. Penanganannya, pertama,menggunakan terapi obat dengan
memberikan tablet zat besi (
ferosulfat
) 30 - 60 mg p e r h a r i , t e r g a n t u n g p a d a b e r a t r i n g a n n y a a n e m i a .
K e d u a , t e r a p i d i e t d e n g a n meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti
susu, daging, dan sayuranhijau.
F. PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar
tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida.Tablet
besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya
cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan ususuntuk menyerap
zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis y a n g l e b i h
besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan
g a n g g u a n pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi
berwarnahitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.

BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia d a p a t
meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan
a n g k a kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu
harusm e n g e t a h u i g e j a l a a n e m i a p a d a i b u h a m i l , y a i t u c e p a t l e l a h , s e r i n g
p u s i n g , m a t a berkunang-kunang,
malaise
, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada
anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat padakehamilan muda.
B. SaranUntuk menyempurnakan makalah yang kami buat,kami sangat mengharapkansaran dari
anda1.2.3.

Anda mungkin juga menyukai