KONSEP ANEMIA
STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI
Disusun Oleh:
Sabri Yunus
NPM. 202191049
Pembimbing Akademik:
Ns. Jupri Al Pajri, S. Kep., M. Kep
Pembimbing Lapangan:
Ns. Dewi Murniasih, S. Kep
1. Pengertian Anemia
2. Klasifikasi Anemia
merah.
penyakit infeksi.
c. Anemia pernisius
d. Anemia hemolitik
biasanya.
f. Anemia aplastic
(WHO,2014)
3. Etiologi Anemia
4. Patofisiologi Anemia
asupan besi dan hilangnya zat besi/iron loss. Kurangnya asupan zat
berperan dalam penyerapan besi, yaitu: (1) jalur heme, (2) jalur fero
Zat besi tersedia dalam bentuk ion fero dan dan ion feri. Ion
dan kebutuhan zat besi dalam tubuh. Kelebihan zat besi lainnya
(WHO,2014).
(Josephine D, 2020).
6. Komplikasi Anemia
baik.
lambat.
diteteskan pada strip yang sudah tersedia pada alat ukur Hb digital.
2014).
B. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut NANDA,2015 :
a. Lakukan pengkajian fisik
b. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
a. Manifestasi umum
b. Kelemahan otot
c. Mudah lelah
d. Kulit pucat
d. Manifestasi system saraf pusat
a. Sakit kepala
b. Pusing
c. Kunang-kunang
d. Peka rangsang
e. Proses berpikir lamba
f. Penurunan lapang pandang
g. Apatis
h. Depresi
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIANGOSA
KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI
NO DAN KRITERIA HASIL
KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan selama ……… Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan jam perfusi jaringan klien sensasi perifer)
darah, suplai oksigen adekuat dengan kriteria : a) Monitor adanya daerah
berkurang a) Membran mukosa tertentu yang hanya peka
merah terhadap
b) Konjungtiva tidak panas/dingin/tajam/tumpu
anemis b) Monitor adanya paretese
c) Akral hangat c) Instruksikan keluarga
d) Tanda-tanda vital dalam untuk mengobservasi
rentang normal kulit jika ada lesi atau
laserasi
d) Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
e) Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
f) Monitor kemampuan
BAB
g) Kolaborasi pemberian
analgetik
h) Monitor adanya
tromboplebitis
i) Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan selama Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d ………. status nutrisi klien a. Kaji adanya alergi
intake yang kurang, adekuat dengan kriteria makanan
anoreksia a. Adanya peningkatan b. Kolaborasi dengan ahli
berat badan sesuai gizi untuk menentukan
dengan tujuan jumlah kalori dan nutrisi
Definisi : Intake b. Berat badan ideal sesuai yang dibutuhkan pasien.
nutrisi tidak cukup dengan tinggi badan c. Anjurkan pasien untuk
untuk keperluan c. Mampumengidentifikasi meningkatkan intake Fe
metabolisme tubuh. kebutuhan nutrisi d. Anjurkan pasien untuk
d. Tidak ada tanda tanda meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik : malnutrisi vitamin C
a) Berat badan 20 % e. Menunjukkan
e. Berikan substansi gula
atau lebih di peningkatan fungsi f. Yakinkan diet yang
bawah ideal pengecapan dari dimakan mengandung
b) Dilaporkan menelan tinggi serat untuk
adanya intake f. Tidak terjadi penurunan mencegah konstipasi
makanan yang berat badan yang berart g. Berikan makanan yang
kurang dari RDA g. Pemasukan yang
terpilih ( sudah
(Recomended adekuat dikonsultasikan dengan
Daily Allowance) h. Tanda-tanda malnutrisi
ahli gizi)
c) Membran i. Membran konjungtiva h. Ajarkan pasien
mukosa dan dan mukos tidk pucat bagaimana membuat
konjungtiva pucat Nilai Lab.: catatan makanan harian.
d) Kelemahan otot Protein total: 6-8 gr%\ i. Monitor jumlah nutrisi
yang digunakan Albumin: 3.5-5,3 gr % dan kandungan kalori
untuk menelan/ Globulin 1,8-3,6 gr % j. Berikan informasi tentang
mengunyah HB tidak kurang dari kebutuhan nutrisi
e) Luka, inflamasi 10 gr % k. Kaji kemampuan pasien
pada rongga
untuk mendapatkan
mulut
nutrisi yang dibutuhkan
f) Mudah merasa
kenyang, sesaat
setelah
mengunyah
makanan
g) Dilaporkan atau
fakta adanya Nutrition Monitoring
kekurangan a. BB pasien dalam batas
makanan normal
h) Dilaporkan b. Monitor adanya
adanya penurunan berat
perubahan badan
sensasi rasa c. Monitor tipe dan jumlah
i) Perasaan aktivitas yang biasa
Ketidakmampuan dilakukan
untuk mengunyah d. Monitor interaksi
makanan anak atau orangtua
j) Miskonsepsi selama makan
k) Kehilangan BB e. Monitor lingkungan
dengan makanan selama makan
cukup f. Jadwalkan
l) Keengganan pengobatan dan tindakan
untuk makan tidak selama jam makan
m) Kram pada g. Monitor kulit kering
abdomen dan perubahan
n) Tonus otot jelek pigmentasi
o) Nyeri abdominal h. Monitor turgor kulit
dengan atau tanpa i. Monitor kekeringan,
patologi rambut kusam, dan
p) Kurang berminat mudah patah
terhadap j. Monitor mual dan
makanan muntah
k. Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
l. Monitor
makanan
kesukaan
q) Pembuluh darah m. Monitor pertumbuhan
kapiler mulai dan perkembangan
rapuh n. Monitor pucat,
r) Diare dan atau kemerahan, dan
steatorrhea kekeringan jaringan
s) Kehilangan konjungtiva
rambut yang o. Monitor kalori dan intake
cukup banyak nuntrisi
(rontok) p. Catat adanya edema,
t) Suara usus hiperemik, hipertonik
hiperaktif papila lidah dan cavitas
u) Kurangnya oral.
informasi, q. Catat jika lidah berwarna
misinformasi magenta, scarlet
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan NIC :
b/d kelemahan fisik keperawatan selama Self Care assistane : ADLs
………. jam kebutuhan a) Monitor kemempuan
Definisi : mandiri klien terpenuhi klien untuk perawatan
Gangguan dengan kriteria diri yang mandiri.
kemampuan untuk a. Klien terbebas dari b) Monitor kebutuhan klien
melakukan ADL pada bau badan untuk alat-alat bantu
diri b. Menyatakan untuk kebersihan diri,
kenyamanan berpakaian, berhias,
Batasan karakteristik terhadap kemampuan toileting dan makan.
a. ketidakmampuan untuk melakukan c) Sediakan bantuan sampai
untuk mandi, ADLs klien mampu secara utuh
b. ketidakmampuan c. Dapat melakukan untuk melakukan self-
untuk berpakaian, ADLS dengan bantuan care.
c. ketidakmampuan d) Dorong klien untuk
untuk makan, melakukan aktivitas
d. ketidakmampuan sehari-hari yang normal
untuk toileting sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Faktor yang e) Dorong untuk melakukan
berhubungan : secara mandiri, tapi beri
kelemahan, kerusakan bantuan ketika klien tidak
kognitif atau mampu melakukannya.
perceptual, kerusakan f) Ajarkan klien/ keluarga
neuromuskular/ otot- untuk mendorong
otot saraf kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
g) Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
h) Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
1.) WHO. The Global Prevalance Of Anemia in 2013. Geneva : World Health
Organization. 2014.
2.) Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Ministry of Health
Indonesia.(2019).
3.) Maryanti, dkk. 2015. Buku ajar neonates bayi dan balita. Jakarta :
Penerbit Trans Info Media
4.) Almatsier et al, 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Umum
5.) Riskesdas, 2018. Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan
kementerian RI tahun 2018.
6.) Josepshine D, 2020. Asuhan Keperawatan Strategies to prevent Anemia :
Recommendations from an exfert group consultation.
7.) Kemenkes,2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : kemenkes RI
8.) Amalia, S.,Afriyani, R. 2017. Faktor resiko kejadian anemia pada ibu
hamil dirumah sakit BARI Palembang. In ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id.
9.) Halim,Diana. 2014. Hubungan asupan zat besi heme dan non
heme,protein,vitamin c dengan kadar HB remaja putri di SMA Negeri 1
Sijujung kabupaten sijunjung tahun 2014. Karya tulis Poltekkes kemenkes
Padang.
10.) NANDA. 2015. Buku diagnose keperawatan definisi dan klasifikasi.
Jakarta : EGC.