Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ANEMIA NUTRITIONAL
ANEMIA NUTRITIONAL

A. DEFINISI

Anemia nutritional adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin, hematokrit, dan
jumlah sel darah merah berada di bawah nilai normal yang disebabkan oleh defisiensi salah satu
atau beberapa nutrisi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.

Nutrisi yang terlibat Nutrisi yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin adalah zat besi,
asam folat dan vitamin B12.

B. ETIOLOGI

1. Rendahnya asupan gizi pada makanan (kurangnya asupan protein hewani, buah-buahan
dan sayuran)
2. Peningkatan kebutuhan asupan gizi seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan
3. Kehilangan zat besi melalui perdarahan
4. Penyalahgunaan alcohol
5. Anoreksia
6. Absorbsi zat besi yang buruk pada saluran gastrointestinal

C. MANIFESTASI KLINIS

Terdapat manifestasi yang umum ditemukan pada anemia nutritional, diantaranya:

1. Pucat
2. Keletihan
3. Palpitasi
4. Sesak nafas
5. Nafsu makan menurun
6. Diare
7. Kelemahan
D. KLASIFIKASI

1. ANEMIA DEFISIENSI BESI

Anemia defisiensi besi terjadi ketika asupan besi dalam diet tidak mencukupi untuk
sintesis hemoglobin. Anemia defisiensi besi mengenai semua usia dan golongan ekonomi,
walaupun jumlah terbanyak terdapat pada anak dalam masa usia pertumbuhan, terutama di
Negara berkembang.

Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang paling sering terjadi di
seluruh dunia. Berdasarkan hasil penelitian di desa-desa pada Provinsi Sumatera Barat,
Jawa Tengah dan Bali, 50% penduduk yang menderita anemia disebabkan oleh defisiensi
besi dan 40% diantaranya disertai dengan investasi cacing tambang.

Penyebab anemia defisiensi besi antara lain:

 Perdarahan
 Kebutuhan besi meningkat, seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan dengan
asupan zat besi yang tidak mencukupi
 Alkoholisme kronik
 Gangguan gastrointestinal
 Faktor nutrisi, yaitu kurangya jumlah besi dalam makanan atau kualitas besi yang tidak
baik (makanan yang mengandung serat, vitamin C, rendah daging)

Manifestasi klinis :
- Gejala anemia pada umumnya
- Pada kasus yang lebih berat atau berkepanjangan terjadi kerapuhan pada kuku

2. ANEMIA MEGALOBLASTIK

Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin


B12 atau Asam Folat. Penderita anemia megaloblastik mengalami ketidakseimbangan
selama proses pematangan nucleus dan sistoplasma sel darah merah.Anemia ini memiliki
ciri sel darah yang berukuran besar (makrositik).
Menurut penyebabnya, anemia megaloblastik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Anemia Defisiensi Asam Folat

Merupakan jenis anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan asam folat.

Penyebab terbanyak diet buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alcohol. Gejala yang
muncul antara lain : penurunan berat badan, diare dan berkurangnya kemampuan untuk
melakukan latihan fisik.

b. Anemia Defisensi Vitamin B12

Merupakan jenis anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.

Vitamin B12 diperlukan untuk membentuk sel darah merah dan menjaga kenormalan
fungsi saraf. Sehingga apabila seseorang mengalami defisiensi vitamin B12 biasanya
disertai dengan gangguan saraf, seperti sering kesemutan, rasa baal atau kebas pada
tangan dan kaki, gangguan daya ingat, dan gangguan penglihatan.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb
5. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
6. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
7. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
8. Keletihan b.d anemia
F. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kaji adanya tanda penurunan perfusi jaringan (pengisian kapiler, warna kulit,
membrane mukosa dan dasar kuku)
2. Awasi tekanan darah, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktivitas.
3. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
4. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas, catat kelelahan, keletihan.
5. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.
6. Monitor adanya penurunan berat badan
7. Kolaborasi pemberian transfusi
REFERENSI :

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Handayani, Wiwik.2012. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Hematologi.Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai