Anda di halaman 1dari 14

Kelompok I

Makalah :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT TROPIS ;

RUBELLA

Di susun oleh :

Supriadi Nurdin ( C12116707)

Suraeda ( C12116711)

Dwi Maulidta (C12116712)

Armiaty Hasyyati S (C12116716)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2016/2017
Kelompok I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNYAlah sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari banyak


kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dai pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca terutama bagi mahasiswa keperawatan.

Makassar, Maret 2017

Penyusun,
Kelompok I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit rubella atau yang biasa dikenal dengan campak jerman atau campak 3 hari, rubella
berbeda dengan penyakit campak biasa. Rubella biasanya lebih ringan dibanding campak biasa,
akan tetapi menjadi berbahaya jika menyerang wanita hamil terutama sebelum usia kehamilan
lima bulan, rubella berpotensi tinggi menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan
kematian bayi di dalam kandungan.

Rubella disebabkan oleh genus virus golongan Rubivirus sedangkan pada campak biasa
disebabkan oleh virus Morbilli, measles atau rubeola dari golongan paraxymovirus. Perbedaan
antara campak biasa dan campak jerman juga selain sama terdapat ruam pada kulit akan tetapi
pada rubella ruam akan timbul jika suhu tubuh menurun dan mendekati normal, sedangkan pada
campak ruam timbul pada saat suhu tubuh berkisar diatas rata-rata pengukuran normal. Pada
campak juga terjadi peningkatan suhu tubuh yang cukup tinggi (≥38,5°C).

Selain itu, perbedaan antara campak biasa dan campak jerman dapat dilihat dari jenis
imunisasi. Imunisasi untuk campak biasa adalah imunisasi campak wajib yang diselenggarakan
oleh pemerintah dalam program posyandu yaitu imunisasi campak pada usia 9 bulan, sedangkan
untuk rubella/campak jerman termasuk pada jenis imunisasi MMR (Measles,Mumps,dan
Rubella).

B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan kami selaku mahasiswa dapat meningkatkan

pengetahuan tentang penyakit rubella serta dapat mengaplikasikan dalam asuhan keperawatan

pada pasien secara komprehensif mulai dari bio,psiko,sosial,dan spiritual.


Kelompok I

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Rubella atau biasa dikenal dengan campak jerman atau campak 3 hari merupakan jenis

penyakit dengan gejala khas terdapat ruam pada kulit. Campak jerman sedikit lebih ringan

dibanding campak biasa. Rubella merupakan penyakit infeksi virus akut yang menyerang

terutama pada kulit dan kelenjar getah bening. Rubella juga menyebabkan gangguan ringan pada

anak-anak, namun cenderung lebih berat pada dewasa dan wanita hamil.

Pada negara US, peningkatan angka kesakitan untuk Rubella dimulai pada akhir musim

dingin dan awal musim gugur. WHO melaporkan pada tahun 2000 sampai 2009 terjadi

peningkatan dari 1.165 kasus menjadi 17.208 kasus untuk daerah Asia Tenggara, dan sebanyak

865 kasus meningkat menjadi 17.388 kasus untuk daerah Afrika. Kedua wilayah ini merupakan

daerah d engan jumlah kasus terbanyak dari 121.344 kasus di seluruh dunia yang dilaporkan

WHO. Sebagian Negara di dunia mempunyai cara untuk mengontrol angka Kejadian Luar Biasa

dari penyakit Rubella misalnya dengan penatalaksanaan program imunisasi MMR.

B. Etiologi

Rubella disebabkan oleh RNA virus dari genus Rubivirus dengan famili Togoviridae. Virus

ini berbeda dengan virus yang menyebabkan campak. Virus rubella biasanya ditularkan melalui

cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan, juga dapat ditularkan melalui aliran darah dari

wanita hamil ke janin yang dikandungnya.


Kelompok I

Selain itu, penularan virus rubella menular dari orang ke orang lain melalui sejumlah kecil

cairan hidung atau tenggorokan. Orang yang mengidap rubella memiliki daya tulat tinggi

menularkan virus tersebut dalam periode waktu 1 minggu sebelum sampai periode 1 minggu

sesudah ruam muncul. Seseorang yang telah terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda dan gejala

juga tetap dapat menularkan virus tersebut.

Balita yang memiliki rubella bawaan dapat melepaskan virus tersebut melalui urin dan cairan

hidung dan tenggorokan selama satu tahun atau lebih serta dapat menularkan virus ini terhadap

orang yang belum diimunisasi.

C. Manifestasi Klinik

- Masa inkubasi rubella adalah 14-23 hari, dengan rata-rata inkubasi adalah 16-18 hari

- prodormal terjadi pada 1-5 hari pertama biasanya ditandai dengan demam ringan (37,2 –

37,8°C), malaise, kelenjar getah bening yang membengkak dan nyeri, biasanya di bagian

belakang leher atau di bagian belakang telinga dan biasanya disertai infeksi saluran napas

bagian atas

- selanjutnya timbul forchheimer spots (peteki pada palatum mole) yang mungkin muncul

sebelum atau dapat menyertai ruam , ruam-ruam muncul di daerah wajah dan menjalar ke

arah bawah. Ruam ini biasanya menjadi tanda pertama yang dikenali para orang tua.

Ruam rubella dapat terlihat seperti ruam pada umumnya yang diakibatkan oleh virus lain.

Terlihat seperti titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi satu

sehingga terbentuk tambalan yang berwarna merah.

- Ruam ini biasanya terjadi setelah 10 hari terpapar atau kontak dengan penderita/cairan

dari hidung dan tenggorokan dan biasanya ruam tersebut berlangsung dalam 3 hari.
Kelompok I

- gejala lain dari rubella yang sering ditemui pada remaja dan orang dewasa antara lain ;

sakit kepala, kurang nafsu makan, konjungtivitis ringan, hidung yang sesak dan basah,

kelenjar getah bening yang membengkak di bagian lain tubuh, serta adanya rasa sakit dan

bengkak pada persendian. Akan tetapi banyak pula orang yang terkena rubella tidak

menunjukkan tanda dan gejala apapun.

- Walaupun rubella pada orang biasa terkadang hanya memiliki gejala ringan akan tetapi

jika rubella terjadi pada wanita hamil pada trimester awal beresiko tinggi terjadinya

abortus, terjadi sindrom rubella kongenital yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada

janin yang sedang tumbuh. Trias anomaly congenital pada mata (katarak, mikroftalmika,

glaucoma, retinopati),. Janin yang telah terinfeksi beresiko tinggi mengalami

keterlambatan pertumbuhan, bayi lahir premature, keterbelakangan mental, kesalahan

bentuk jantung, tuli, dan masalah-masalah pada hati, limpa dan sumsum tulang.

D. Pemeriksaan penunjang

- A serological assay (ELISA)

- Tes darah serologi rubella


Kelompok I

E. Penatalaksanaan

Untuk tahap penyembuhan tidak ada obat yang spesifik.

Beberapa penanganan yang dilakukan bila terinfeksi

1) Farmakologi : acetaminophen, atau ibuprofen dapat mengurangi demam dan nyeri .

2) Pengobatan rawat jalan ( dirumah)

Dikarenakan penyakit rubella ,tetapi tetap menjaga suhu tubuh pasien.

3) Pengobatan untuk wanita hamil

Bila wanita hamil terkena virus rubella segerah kerumah sakit untuk mendapatkan

suntikan immuneglobin (IG) , IG tidak dapat menghilangkan virus rubella tetapi IG

dapat membantu meringankan gejala yang diberikan oleh virus ini dan dapat mengurangi

risiko-risiko pada janin. Dan dapat diberikan pencegahan dengan vaksin dalam bentuk

vaksin kombinasi, yang sekaligus mencegah infeksi campak dan gondongan dikenal juga

dengan vaksin MMR(Mumps,Measles,rubella).


Kelompok I

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT RUBELLA

A. Pengkajian

1. Meliputi riwayat kesehatan

mengkaji keluhan utama masuk rumah sakit, pada anak erupsi timbul tanpa keluhan,

jarang di temukan gejala dan tanda- tanda pada masa prodomal atau masa awal terserang

penyakit rubella, setelah masa prodomal 1-5 hari maka pasien akan mengeluh, demam

ringan, sakit kepala, nyeri tenggorokan, kemerahan pada konjungtiva,,rhinitis, batuk dan

linfadenopati,

2. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi dan observasi, setelah itu melakukan palpasi teraba

pembesaran kelenjar limfe khas mengenai kelenjar suboksipital, postaurikuler, dan

servikal, dan disertai nyeri tekan, pengkajian head to toe.

B. Diagnosa Keperawatan

- Hipertermi (00007) berhubungan dengan penyakit (proses infeksi virus rubella) Domain

11, Kelas 6

- Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis (proses infeksi virus

rubella) Domain 12 Kelas 1.

- Gangguan citra tubuh (00118) berhubungan dengan proses penyakit Domain 6 kelas 3

- Risiko infeksi (00004) dengan faktor imunosupresi Domain 11 kelas 1

- Ansietas (00146) berhubungan dengan krisis situasi Domain 9 Kelas 2.


Kelompok I

Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit Termoregulasi dengan kriteria : Perawatan demam

(proses infeksi virus rubella) dengan


- Penurunan suhu tubuh kembali - Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
batasan karakteristik ;
pada suhu normal - Monitor warna kulit dan suhu tubuh
- Kulit kemerahan
- Sakit kepala berkurang - Monitor asupan dan keluaran, sadari
- Takikardia
- Tidak terjadi perubahan warna perubahan kehilangan cairan yang tak
- Kulit terasa hangat
kulit dirasakan
- Suhu tubuh diatas normal (37,2-37,8)
- Tidak terdapat tanda-tanda - Jangan beri aspirin pada anak-anak

dehidrasi - Tingkatkan sirkulasi udara

- Dorong konsumsi cairan

- Berikan obat atau cairan IV jika

diperlukan

- Tutup pasien dengan selimut atau

pakaian ringan, tergantung pada fase

demam
Kelompok I

- Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan

aktivitas jika diperlukan

- Pantau komplikasi yang berhubungan

dengan demam misalnya kejang,

penurunan tingkat kesadaran.

2. Nyeri akut berhubungan agen cedera Kontrol nyeri Dengan kriteria hasil : Manajemen nyeri

biologis (proses infeksi virus rubella) - Lakukan pengkajian nyeri secara


- Mengenali kapan nyeri terjadi
dengan batasan karakteristik : komprehensif meliputi lokasi,
- Dapat menggunakan tindakan
- Sakit kepala karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
pencegahan
- Limpadenopati yang disertai nyeri intensitas serta faktor pencetus
- Menggunakan tindakan
- Peteki pada palatum mole - Berikan informasi mengenai nyeri seperti
pengurangan (nyeri) tanpa
- Nyeri pada persendian penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
analgesik
dirasakan
- Menggunakan analgesik yang
- Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
direkomendasika
mempengaruhi respon klien terhadap
- Dapat menggunakan sumber daya
Kelompok I

yang tersedia. ketidaknyamanan misalnya suhu ruangan

- Kurangi atau eleminasi faktor-faktor yang

dapat mencetuskan atau meningkatkan

nyeri misalnya kelelahan

- Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk

membantu penurunan nyeri.

- Ajarkan penggunaan teknik non

farmakologis misalnya teknik relaksasi

- kolaborasi dengan pasien , keluarga dan

orang terdekat untuk memilih terapi non

farmakologis

- berikan individu penurun nyeri yang

optimal dengan resepan analgesik.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan Peningkatan citra tubuh :


dengan proses penyakit dengan batasan Citra tubuh Dengan ktiteria :
Kelompok I

karakteristik : - gunakan bimbingan antisipasif


- Penyesuaian terhadap perubahan
- Ruam pada kulit tampilan fisik menyiapkan pasien terkait dengan

- Konjungtivitis - Penyesuaian terhadap perubahan perubahan citra tubuh yang telah


status kesehatan
- Peteki pada palatum mole diprediksikan

- bantu pasien untuk mendiskusikan stressor

yang mempengaruhi citra diri terkait

penyakit

- identifikasi cara untuk menurukan dampak

dari adanya perubahan bentuk melalui

pakaian

- bantu pasien untuk mengidentifikasi

tindakan-tindakan yang akan

meningkatkan penampilan.
Kelompok I

BAB IV

KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan antara lain :

- penyakit rubella merupakan jenis campak tetapi agak sedikit berbeda dan tergolong memiliki

gejala yang ringan misalnya demam ringan, ruam yang timbul biasanya hanya berlangsung

selama 3 hari, tetapi jika wanita hamil terinfeksi virus ini beresiko tinggi terjadinya abortus,

triad rubella kongenital, keterbelakangan mental,

- rubella disebabkan oleh virus rubivirus yang hanya menyerang pada manusia
Kelompok I

Bibliography
Corwin, E. J. (2001). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.

huda, a., & kusuma, h. (2016). Asuhan keperawatan praktis;berdasarkan penerapan Diagnosa
Nanda,NOC,NIC dalam berbagai kasus . Jogjakarta: MediAction.

ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC.

Tanto, c. e. (2014). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

White, s. (2013). Measles,Mumps, and Rubella. Retrieved march 3, 2017, from


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3334858 DOI :
10.1097/GRF.0b013e31824df256

Anda mungkin juga menyukai