Anda di halaman 1dari 9

PAPER II

ANALISA STRUKTUR ORGANISASI, PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN &


APLIKASI QUALITY OF CARE DI RUANG CVCU PUSAT JANTUNG TERPADU
RSWS

A. Pendahuluan

Cardio Vascular Care Unit (CVCU) merupakan salah satu ruangan di Pusat Jantung
Terpadu RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang mulai beroperasi pada bulan
Desember 2016. Sebelum pindah ke gedung Pusat Jantung Terpadu, CVCUmerupakan bagian
dari Instalasi Cardiac Centre. Adapun delapan kasus terbanyak yang ada di ruang CVCU
diantaranya STEMI,, CHF, UAP, Syok Kardiogenik, NSTEMI, Aritmia Maligna, Post PCI
(Percutaneus Coronary Intervention), Post CABG ( Coronary Artery Bypass Graft ) dan HHD.

B. Analisa Struktur Organisasi Ruang CVCU Pusat Jantung Terpadu RSUP. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar

Struktur organisasi ruangan CVCU mengacu pada aturan Permenkes


No.1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang pedoman organisasi rumah sakit. Ditinjau dari teori
metode yang digunakan dalam struktur organisasi ini adalah model metode asuhan
keperawatan (MAKP) tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.(
Burgess 1988 & Gillies 1988 ).
Gambar 1. Struktur Organisasi Ruang CVCU PJT RSWS

Jumlah tenaga perawat di ruang CVCU RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusdo Makassar
berjumlah 33 orang perawat yang terdiri dari 1 Kepala ruangan membawahi 4 Ketua Tim
yang masing-masing beranggotakan 7 perawat associate.. Pendidikan tenaga perawat di
ruang CVCU RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusdo Makassar yaitu S2 sebanyak 3 orang, S1
sebanyak 16 orang, D-III sebanyak 15 orang. Kepala ruangan berada di bawah Kepala
Bidang Keperawatan dan Kepala Instalasi.

Dalam aplikasinya metode ini sudah berlangsung di ruang CVCU. Namun, ada

beberapa hal yang menjadi konsep pada metode ini tidak berjalan baik seperti contoh yaitu:

kurangnya penghargaan anggota tim kepada ketua timnya serta peran kepala ruangan

kurang sehingga dalam penerapannya kurang maksimal. Selain itu, kepala ruangan, ketua

tim maupun anggota tim tidak mengetahui tugasnya dengan jelas sehingga yang seharusnya

menjadi tugas kepala ruangan dikerjakan oleh ketua tim begitu pula sebaliknya.

Seharusnya di ruangan ini dibuat rincian tugas yang jelas agar semua tim mengetahui

tanggungjawabnya masing-masing. Hal lain yang terjadi yaitu di ruangan anggota tim

dibagi lagi kemudian diberikan tugas untuk memegang 1-3 pasien pada saat shift itu,.
C. Proses Manajemen Keperawatan di Ruangan CVCU Pusat Jantung Terpadu RSWS

Menurut Huber (2010), ada empat proses dalam menejemen keperawatan yaitu

planning, organizing, directing, dan controlling.

a. Perencanaan (Planning): tahap-tahap perencanaan, rencana strategis, visi, misi dan

analisis SWOT.

Perencanaan adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan

dikerjakan di masa mendatang untuk mencapai tujuan organisasi. (Kurniadi, 2013)

Visi dari ruang CVCU adalah “Menjadi pusat rujukan pelayanan intensif jantung di
Wilayah Indonesia Tengah dan Timur”. Ruang CVCU memiliki kapasitas 26 tempat tidur yang
terdiri dari 21 tempat tidur kelas 1,2 & 3, 2 kamar VIP, 2 kamar Super VIP dan 1 kamar isolasi.
Setiap tempat tidur dilengkapi dengan tombol nurse call, code blue, 1 set bed side monitor
yang dapat menampilkan rekaman jantung pasien, alat pengukur tekanan darah, alat pengukur
suhu tubuh dan oksimetri
Umumnya pasien yang dirawat di CVCU akan mendapatkan perawatan intensif 5-7
hari, semua tindakan dilakukan di ruang perawatan dan dilakukan di tempat tidur pasien.
Setelah kondisi pasien stabil maka pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap atau
diperbolehkan pulang, namun pasien yang masih perlu penanganan khusus maka pasien akan
dipindahkan ke ruang intermediate atau HCU.
Mekanisme ini dilaksanakan berdasarkan perhitungan jumlah BOR, LOS, BTO dan
TOI yang dihitung oleh kepala ruangan per 6 bulan. Setiap pasien baru masuk telah dilakukan
discharge planning berdasarkan clinical pathway setiap diagnosa medis pasien.
Dalam pelaksanaanya, perencanaan kepala ruangan sudah dilakukan sesuai teori.

Sebagai contoh yaitu: kepala ruangan selalu mengikuti serah terima pasien pada shift

sebelumnya, merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan, serta membuat jadwal

dinas dalam 1 bulan. Selain itu, kepala telah membuat perencanaa bulanan & tahunan yang

disampaikan dalam rapat bulanan.


b. Pengorganisasian (Organizing): rekruitmen, orientasi, perhitungan kebutuhan tenaga dan

penjadwalan.

Menurut Kuntoro (2010), perekrutan dan seleksi tenaga kerja:

1. penerimaan pegawai dilakukan berdasarkan permintaan yang diajukan dari unit

tertentu.

2. Langkah pertama pada perekrutan adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisi

yang dibutuhkan ( mempertimbangkan segi teknis kualifikasi dan kualitas individu

yang harus sesuai dengan pekerjaan, susunan, dan tujuan organisasi)

Dalam pelaksanaanya sesuai teori orientasi dilakukan pada setiap pegawai baru

masuk, mahasiswa praktik, coass, pasien dan keluarga yang baru masuk. Penerimaan

pegawai didasarkan pada peminatan dan kualifikasi serta kualitas individu, sebagai contoh

pegawai baru yang diterima semuanya telah mengikuti pelatihan sebagai kompetensi dasar

kardiologi seperti basic cardiac life support, EKG dan lain-lain. Namun ada beberapa hal

pada tahap pengorganisasian ini belum dilakukan kepala ruangan, diantaranya jumlah

tenaga keperawatan masih kurang sehingga ratio perawat dan pasien belum seimbang.

c. Pengarahan (Directing): pemberian motivasi dan feedback, persuasi, negosiasi, dan

komunikasi

Pengarahan (Directing) adalah proses pemberian tugas, perintah dan instruksi yang

menjadikan bawahan atau staf dapat mengerti apa yang diinginkan oleh pimpinan dan hal

tersebut menyebabkan staf berkonstribusi secara efektif dan efisien dalam pencapain

tujuan. Jenis kegiatan dalam pengarahan meliputi motivasi dan feedback, persuasi,

negosiasi, manajemen konflik dan komunikasi. (Kurniadi, 2013).


Dalam pelaksanaannya, kepala ruangan tidak pernah memberikan pujian kepada

anggota tim yang melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak memberikan motivasi pada

anggota tim yang pendidikannya lebih rendah. Kepala ruangan tidak mampu

menyelesaikan konflik yang terjadi di ruangan, kurang mampu mengambil keputusan dan

tidak melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.

d. Pengontrolan (Controlling): indikator mutu, audit dokumentasi, kepuasan pasien dan

penilaian kinerja perawat.

Proses ini sudah berjalan dengan baik di ruangan seperti salah satunya indikator

mutu yaitu pelaksanaan Patient Safety dan pendokumentasian HAIs melalui alur pelaporan

kejadian. Dalam audit dokumentasi asuhan keperawatan rutin dilakukan oleh ketua tim

dan kepala maupun supervisi oleh kepala ruang. Dalam penilaian kinerja staf perawat

sudah dilakukan dengan menggunakan sistem online yaitu Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

yang dilakukan setiap tahun.

D. Aplikasi 6 Dimensi Quality of Care pada Pasien di Ruangan CVCU Pusat Jantung

Terpadu RSWS

Terdapat 6 (enam) dimensi quality of care yang seharusnya diaplikasikan yaitu:

a. Patient safety (keselamatan pasien) merupakan suatu variabel untuk mengukur dan

mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan

kesehatan. Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka

kejadian tidak diharapkan yang sering terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit

sehingga merugikan pasien itu sendiri maupun rumah sakit. (Nursalam, 2015)

Patient safety telah diaplikasikan dengan baik dan sebagaimana mestinya di ruang CVCU,

diantaranya:
1. Identifikasi pasien telah dilakukan dengan benar sesuai standar dengan menggunakan

minimal 2 dari 3 data pasien (nama, tanggal lahir, nomor rekam medis)

2. Teknik komunikasi yang efektif berjalan dengan baik, mulai dari hand over dengan

menggunakan IRSAF, pelaporan hasil kritis dengan TBAK, pelaporan kondisi pasien

dengan SBAR.

3. Semua petugas medis dan non medis patuh mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan

4. Angka kejadian HAIs (pneumoni, flebitis, decubitus) dan pasien jatuh setiap tahun

berkurang

5. Medikasi yang aman dengan memperhatikan prinsip 6 benar, penyimpanan obat-obat

high alert.

b. Patient-centered merupakan pemberian pelayanan kesehatan yang sesuai dengan pilihan

pasien, budaya, sosial, dan kebutuhan yang spesifik. Aplikasi dalam ruangan sudah

berlangsung dengan baik, perawat maupun dokter memberikan pilihan kepada pasien dan

keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan maupun tindakan medis. Sebagai contoh

sebelum pemberian injeksi anti koagulan enoxaparin, pasien dan keluarga diberikan

penjelasan tentang efek samping obat dan kandungan obat yang bersumber babi sehingga

pasien dan keluarga berhak menolak atau meminta alternatif obat lain dengan indikasi

sama yang bisa diberikan sesuai kepercayaan mereka.

c. Effective/ keefektifan penggunaan alat. Dalam aplikasinya di ruangan penggunaan alat

sudah efektif, seperti semua pasien yang membutuhkan pengawasan hemodinamik

memakai monit
d. Efficiency yaitu pengurangan limbah penyebab biaya. Dalam aplikasinya di ruangan sudah

berlangsung dengan baik, sebagai contoh: pengolahan sampah sudah dilakukan dengan,

sampah medis dan non-medis dipisahkan. Penggunaan alat dan bahan habis pakai juga

digunakan secara maksimal sehingga tidak melebihi ketentuan.

e. Timely atau ketepatan waktu dengan mengurangi waktu dan penundaan. Hal ini sudah

dilakukan dengan baik di ruangan. Sebagai contoh dalam penanganan pasien henti nafas

atau henti jantung respon time harus cepat untuk meminimalkan kecacatan maupun

kematian yang mungkin terjadi. Begitu juga dengan tindakan-tindakan pendelegasian

seperti memasang infus, kateter atau pemasangan sonde lambung akan segera dilakukan

oleh perawat setelah diberikan intruksi oleh dokter.

f. Equity diartikan juga tidak membeda-bedakan menurut ras dan etnis dalam pemberian

pelayanan kesehatan. Dalam aplikasinya, di ruangan CVCU sudah sesuai teori dengan

memberikan pelayanan & asuhan keperawatan tanpa membeda-bedakan latar belakang

ekonomi, social dan budaya pasien

E. KESIMPULAN

Struktur organisasi ruangan CVCU mengacu pada aturan Permenkes

No.1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang pedoman organisasi rumah sakit. Ditinjau dari teori metode

yang digunakan dalam struktur organisasi ini adalah model metode asuhan keperawatan (MAKP)

tim.

Proses manajemen keperawatan perencanaan dan pengontrolan di ruangan CVCU sudah

berjalan dengan cukup bagus berdasarkan teori, akan tetapi pengorganisasian dan pengarahan dari
kepala ruangan belum sesuai teori. Sedangkan aplikasi 6 dimensi Quality of Care telah berjalan

dengan sangat baik sesuai teori mulai dari patient pafety, effective, efficiency, timely dan equity.
DAFTAR PUSTAKA

Huber, D. L. (2010). Leadership and nursing care management (4 ed.). USA: Saunders.

Kementrian Kesehatan. (1979). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor VII tahun 1979.

Jakarta: Kementrian Kesehatan.

Kuntoro, A. (2010). Buku ajar menejemen keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kurniadi, A. (2013). Menejemen keperawatan dan prospektifnya, teori, kondep, dan aplikasi.

Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional.

Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai