Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

“ SISTEM KLASIFIKASI PASIEN DALAM RUANG LINGKUP MANAJEMEN “


KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Mega Arianti P, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Aprilia Nurul Khotimah


NIM : 210502082
Kelas :6-C

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sistem Klasifikasi Pasien


Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan
kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan.
Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau
klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan
kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya
system klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya
dengan perawat atauwaktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan
keperawatan yang dibutuhkan.
Ketenagaan memerlukan koordinasi antara bagian personalia dan pelayanan
keperawatan, biasanya bagian personalia mengadakan tenaga keperawatan sesuai dengan
permintaan yang diajukan oleh bagian keperawatan. Langkah pertama pada rekrut tenaga
adalah menstimulasi calon untuk mengisiposisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana
karena tidak hanya segi tekniskualifikasi tetapi juga kwalitas individu harus sesuai dengan
pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi. Usaha rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena
dapat mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan.
B. Tujuan Sistem Klasifikasi Pasien
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk
mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan
pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk
menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.
Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari, kesehatan umum,
dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai untuk
menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam
klasifikasi tersebut.
Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini dilakukan
untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan
untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit.
C. Faktor Pendukung
1. Penjadwalan
Metode penjadwalan siklis merupakan salah satu metode penjadwalan yang dapat
digunakan untuk penjadwalan perawat. Dalam metode ini setiap perawat akan bekerja
selama periode waktu tertentu dan akan berulang secara periodik.
2. Catatan Personal
Setiap perawat melakukan pencatatan, diantaranya menulis diagnosa pasien,
perencanaan tindakan, pengisian realisasi asuhan keperawatan, laporan sak peruang,
laporan rekap sak peruang.
3. Laporan Bertahap
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan dilakukan penilaian untuk
menilai keberhasilannya. Bila belum berhasil, perli disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperaeatan mungkiin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali, maka
dari itu perlu adanya laporan bertahap.
4. Pengembangan Anggaran
Dalam tahun anggaran hanya dapat terealisasi sekitar 16% dari anggaran yang
diusulkan, pendidikan perawat dengan latar belakang spk 31%. Perawat yang
mempunyai pendidikan profesi satu orang, oleh sebab itu, RS belum mempunyai
perencanaan untuk pelatihan bagi tenaga perawat yang berkesinambungan dan proaktif.
5. Alokasi Sumber dan Pengendalian Biaya
a. RS tetap fokus pada bisnis inti pelayanan kesehatan.
b. Mengatur alokasi sumber daya dibidang keperawatan secara epektif dan efisien.
c. mengumpulkan data untuk mengidentifikasi kegiatan layanan pasien yang sedang
berjalan.
d. Merekomendasikan strategi untuk meningkatka untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya
6. Analisa Kelompok Diagnosa Yang Berhubungan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikkan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi mencegah dan merubah status kesehatan klien.
7. Pengendalian Mutu
Salahsatu cara untuk pengembangan dan pengendalian mutu keperawatan adalah
dengan cara mengembangkan lahan praktek keperawatan disertai dengan adanya
pembinaan masyarakat profesional keperawatan untuk melaksanakan pengalaman
belajar dilapangan dengan benar bagi peserta didik.
8. Catatan Pengembangan Staf
Membantu RS untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan staf
yang lebih tepat guna. Sehingga RS akan mempunyai tenaga yang cukup tampil untuk
pengembangan pelayanan perawatan dimasa depan.
9. Model dan Simulasi Untuk Pengambilan Keputusan
DSS : Decission Support System “ Problem yang kompleks dapat diselesaikan “
DSS selain dapat dapat digunakan untuk membantu user mengambil keputusan dari
data yang bersifat kuantitatif, dan dapat juga digunakan untuk membantu proses
pengambilan keputusan yang bersipat kualitatif. DSS Dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kemudahan dan rintangan yang didapatkan ketika mengintegrasi
perawat magang ke unit gawat darurat.
10. Rencana Strategi
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa
keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan
menyimpulkan rencana dokumentasi ( Iyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996).
Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan
tangan dalam menyelasaiakan masalah,tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan
keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu
suatu perencanaan yang baik. Misalnya, semua klien pasca operasi memerlukan suatu
pengamatan tentang pengelolaan cairan dan nyeri. Sehingga semua tindakan
keperawatan harus distandarisasi. Dari Depkes R.I (1995).
11. Rencana Permintaan Jangka Pendek dan Rencana Kerja
Agar tenaga kerja kesehatan terus diupdate dengan teknologi terkini dan untuk
memastikan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, tenaga kerja kesehatan
membutuhkan pelatihan jangka pendek yang diselenggarakan secara reguler.
12. Evolusi Program
Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah mengubah peran dan
tanggung jawab perawat secara signifikan. Dalam perkembangan lebih lanjut, perawat
dituntut untuk bertanggungjawab memberikan praktik yang aman dan epektif serta
bekerja dalam lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi. ( Mahlmeister,
1999 )
D. Jenis Kegiatan Dalam Asuhan Keperawatan
Beban kerja seorang perawat pelaksana juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang
harus dilakukannya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan Gillies (1994) ada tiga
jenis bentuk kegiatan yaitu:
1. Kegiatan Perawatan Langsung
Adalah aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan
secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual pasien. Kebutuhan ini
meliputi: komunikasi, pemberian obat, pemberian makan dan minum, kebersihan diri,
serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti: mengukur tanda vital merawat luka,
persiapan operasi, melaksanakan observasi, memasang dan observasi infus,
memberikan dan mengontrol pemasangan oksigen.
2. Kegiatan Perawatan Tidak Langsung
Adalah kegiatan tidak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan untuk menyusun
rencana perawatan, menyiapkan/memasang alat, melakukan konsultasi dengan anggota
tim, menulis dan membaca catatan kesehatan/perawatan, melaporkan kondisi pasien,
melaksanakan tindak lanjut dan melakukan koordinasi.
3. Kegiatan Pengajaran/Penyuluhan
Adalah kegiatan penyuluhan kesehatan yang diberikan pada pasien dan bersifat
individual. Hal ini dimaksudkan agar materi pengajaran/penyuluhan sesuai dengan
diagnosa, pengobatan yang ditetapkan, dan keadaan pola hidup pasien. Umumnya
pasien memerlukan arahan yang meliputi tingkat aktivitas, pengobatan serta tindak
lanjut perawatan dan dukungan masyarakat/keluarga.
E. Kategori Sistem Klasifikasi Pasien
Kategori keperawatan klien, yaitu :
1. Self-Care
a. Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan
pengobatan.
b. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri.
c. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
2. Minimal Care
a. Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan pengobatan
tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi.
b. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
3. Intermediate Care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5
jam/24 jam.
4. Mothfied Intensive Care
Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif
7,5jam/24jam.
5. Intensive Care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24
jam. Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut
Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga
kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan maksimal
atau total.
1. Perawatan Minimal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti
pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika melakukan
ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini adalah observasi
tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status psikologis stabil, dan
persiapan pprosedur memerlukan pengobatan.
2. Perawatan Intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi
ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan
minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu klien
dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley atau
asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta persiapan
pengobatan memerlukan prosedur.
3. Perawatan Maksimal atau Total
Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini
adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi
tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube),
menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang klien
dalam kondisi gelisah/disorientasi.
F. Penerapan Sistem Klasifikasi Pasien Dalam Tatanan Pelayanan Kesehatan
Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga
kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien :
1. Perawatan Total: klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam.
2. Perawatan Parsial : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam.
3. Perawatan Mandiri: klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai
berikut :
1. Kategori I : Perawatan Mandiri/Self Care
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik,
tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian
shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan sederhana.
2. Kategori II : Perawatan Sedang/Partial/Intermediate Care
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan,
memberi dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau
menyiapkan alat untuk ke kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan
perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi
fisiologis, status emosional, kelancaran drainase atau infus ]. Pasien memerlukan
bantuan pendidikan kesehatan untuk mendukung emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan
dan pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift dengan mengobservasi efek
samping obat atau reaksi alergi.
3. Kategori III : Perawatan Total/Intensive Care
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat,
penampilan sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA

Belajartanpabuku.2013.Pengertian-Sistem-Klasifikasi-Pasien_5.Diakses tanggal 17 Maret


2018.
Scribd.document.350252422.Sistem-Klasifikasi-Pasien-Dalam-Manajemen-Keperawatan.
Diakses tanggal 17 Maret 2018.
Sukardjoskmmkes.2011.Klasifikasi-Pasien. Diakses tanggal 17 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai