Anda di halaman 1dari 7

Keperawatan dan hubungannya dengan perkembangan informatika

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi aktivitas


pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan. Peluang penerapan
teknologi informasi dan komunikasi menjadi semakin luas ketika keperawatan
dihadapkan kepada tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas
sehingga para perawat harus menyediakan waktu asuhan langsung (direct care)
kepada pasien yang lebih lama dan berkualitas.Teknologi membantu perawat
mengurangi waktu dokumentasi dan mengalihkannya untuk direct care

Integrasi aktivitas keperawatan dengan pengelolaan data dan informasi telah


memunculkan terminology informatika keperawatan. Di luar negeri, informatika
keperawatan berkembang pesat pada seluruh aktivitas keperawatan, baik dalam
bidang pelayanan, pendidikan maupun rise keperawatan

a. Pengertian
Informatika keperawatan merupakan integrasi dari keperawatan, informasi dan
manajemen informasi dengan pemrosesan informasi dan penggunaan teknologi
komunikasi untuk mendukung upaya kesehatan (ICN, 2006).

Informatika keperawatan didefinisikan oleh ANA (American Nursing Ascociation)


sebagai perkembangan dan evaluasi aplikasi, alat, proses yang membantu perawat
mengelola data dalam melaksanakan asuhan kepada klien atau dalam mendukung
praktik keperawatan (ICN, 2006).

Informatika keperawatan adalah penggunaan teknologi informasi sehubungan


dengan tiap fungsi yang ada dalam bidang keperawatan dan dilakukan oleh perawat
dalam pelaksanaan tugas mereka. Hal ini mencakup perawatan pasien,
administrasi, pendidikan, dan penelitian (Hannah, 1985).

Informatika keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu
keperawatan yang dirancang untuk membantu manajemen dan pemrosesan data,
informasi, dan pengetahuan keperawatan untuk menunjang praktek keperawatan
dan penyampaian layanan keperawatan (Graves & Corcoran, 1989).

Informatika keperawatan adalah upaya ilmiah multi disiplin untuk analisis,


formalisasi, dan pemodelan cara perawatm engumpulkan dan mengelola data,
memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan
berbasis-pengetahuan dan inferensi bagi perawatan pasien, serta menggunakan
pengetahuan empiric dan berdasarkan pengalaman ini untuk memperluas wawasan
dan meningkatkan kualitas praktek professional mereka (Goossen, 1996).

b. PerawatdanTeknologiInformasi
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar,
yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting
adalah disertai dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada
realitanya dilapangan, asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual
dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang
memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan masih
manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses
terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari perkembangan teknologi
dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia
internasional adalah teknologi PDA ( personal digital assistance. Di masa yang akan
datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan pemanfaatan personal
digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan lebih mudah
mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.

Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah alat
komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai
organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi
antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan
menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address
book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna
dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel,
browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung
mengakses internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless
Wide-Area Networks). Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan
sentuhan layar dengan pulpen/ touch screen.7)

Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah tersedia.
PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang bar
code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang
tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut
dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel
yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang
ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien
dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan dapat menggantikan
komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan memberikan kemudahan
tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.

a. Fungsi PDA bagiperawat


Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat mengakses
secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau
perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat
grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat
mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan
membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email,
alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program
pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-
perawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi
keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran
tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang
pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset
dalam bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan
sebaiknya memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai
mengaplikasikan "touch" over "tech" (sentuhan tehnologi dalam bidang
keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat
mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.

Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan
produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan
mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.
Sebagian besar perawat secara umum masih "gaptek" tehnologi, termasuk PDA.
Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam
kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website
tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah
terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti
agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.

Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu
sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau
pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi
informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya
akan lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan
AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar
mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek
mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka
dosen dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang
Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer,
dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai
manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data
dan teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di
RS dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk
perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS.
Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network (jaringan
keperawatan online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan
program kesehatan secara online tanpa mengenal batas geografis.

Suatu saat, keperawatan, perawat, klien, asuhan keperawatan akan bersinggungan


dan berjalan seiringan dengan perkembangan percepatan tehnologi. Sentuhan
asuhan keperawatan dimasa mendatang bukan tidak mungkin, akan semakin
banyak berkembang pesat. Aplikasi telemetry (alat monitor jantung pasien) di
ruang rawat semisal medikal pada pasien jantung koroner/MI, yang dimonitor
melalui CCU untuk melihat irama dan patologi, sistem data base pasien, dan bahkan
di Singapura telah dikembangkan alat pengukuran suhu pasien dengan dimonitor
melalui komputer - menjadi terobosan baru yang perawat perlu ketahui. Hingga ada
saatnya pula tehnologi informatika dapat membantu mengurangi beban kerja
perawat, dan meningkatkan akurasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan di
Indonesia.

b. Perkembangan PDA di Indonesia


Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya
masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat.
Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia
dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat
pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem infirmasi
manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada
terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi
pelyanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen
berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa
menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program
tersebut. Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga
mengurangi administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti
contohnya, perawat tidak perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien
(dengan pulpen warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry
ke komputer. Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu
diisikan, sekarang cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

c. Kecenderungan dan Isu dalam Bidang Sistem Informasi Manajemen


Keperawatan di Indonesia
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen
pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian
diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang
akurat, cepat dan bermutu (Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan
suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan
dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem informasi mempunyai
komponen-komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya
manusia, produk, pelanggan, supplier dan rekanan (Eko, 2001). Kelompok ad hoc
the Nursing Information systems National Study Group (1982) di USA menghasilkan
konsep Sistem Informasi Keperawatan : Suatu sistem komputer yang digunakan
untuk membantu dalam administrasi pelayanan keperawatan, pemindahan pasien
dan mendukung pendidikan dan penelitian keperawatan. Sistem Informasi
Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk memproses
data keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang mampu menunjang
aktivitas/fungsi perawat.

Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan


jika dilihat dari segi efisien dan produktivitas. Beberapa keuntungan menggunakan
sistem informasi manajemen keperawatan adalah meningkatkan kualitas
dokumentasi, meningkatkan kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja,
memudahkan komunikasi antara tim kesehatan, memudahkan dalam mengakses
informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat memiliki waktu lebih
banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital Cost, menurunkan Lost of
data and information, mencegah Redundancy (Kerangkapan Informasi).

Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung


pedoman bagi pengambil kebijakan/keputusan di keperawatan /Decision support
system dan Executive information system (Eko, 2001). Informasi asuhan
keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat
digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur, BOR pasien, angka
nosokomial, penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat pada
keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem
informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset
keperawatan secara khusus dan riset kesehatan pada umumnya.
Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar negeri
sekitar tahun 1992. Pada bulan September, sistem informasi diterapkan pada
sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien (Liaw,
1993).
Trend/Kecenderungan yang sedang berkembang tentang SIM keperawatan di
Indonesia adalah :
1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu
sistem teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya
dokumentasi keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual
tulisan tangan selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin
mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien. Sangat tepat apabila SIM
keperawatan bisa diaplikaskan.
2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri
mampu bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut
diharapkan mampu diikuti oleh perawat di Indonesia.
3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen
keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga
perawat bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien
dengan menggunakan SIM.
5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih
banyak sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai
6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan
antara profesi perawat dengan medis akan lebih baik.
7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.
8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah
sakit
9. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai tahun 2001 telah
mengembangkan suatu sistem asuhan keperawatan yang berbasis dengan
komputer. Sampai saat ini sistem ini baru digunakan untuk proses akademik
pembelajaran komputer keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan masih dalam tahap awal dan masih memerlukan
penyempurnaan (Haryati, 2001). Diharapkan sistem informasi asuhan keperawatan
FIK-UI di masa datang dapat mempercepat perkembangan sistem informasi yang
dapat diaplikasikan di rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang lain.

Sedangkan isu tentang SIM keperawatan di Indonesia sampai saat ini adalah :
1. Perawat di Indonesia memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki program SIM
keperawatan
2. Belum dilaksanakannya SIM keperawatan di Indoneisa berdampak terhadap
semakin tingginya beban kerja perawat. Sehingga perawat berharap pihak
manajemen RS segera mengaplikasikan program SIM keperawatan.
3. Beberapa rumah sakit di Indonesia, sampai saat ini yang berkembang adalah
Sistem Informasi Rumah Sakit yang baru berupa billing system.
4. Rumah Sakit di Indonesia 99% masih melaksanakan pendokumentasian
keperawatan secara manual .
5. Untuk aplikasi sistem informasi manajemen asuhan keperawatan baru beberapa
rumah sakit saja yang sudah menerapkan dan itu pun masih terbatas, seperti
Rumah Sakit Fatmawati Jakarta dan rumah sakit Charitas Palembang. Informatika
keperawatan tidak lepas dari penggunaan teknologi computer untuk mendukung
praktik, administrasi, pendidikan dan penelitian keperawatan. Informatika
keperawatan dapat diaplikasikan untuk seluruh area keperawatan yang meliputi
praktik, administrasi, pendidikan dan penelitian. Berikut ini adalah contoh aplikasi
informatika keperawatan pada area praktik klinik keperawatan : work list untuk
mengingatkan perawat terhadap rencana intervensi keperawatan, komputerisasi
dokumentasi keperawatan, electronic medical record dan computer based patient
record, monitoring tanda-tanda vital dan informasi tagihan keuangan(billing) (Marin
et al., 2000).

KESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan tekhnologi informasi dalam pelayanan kesehatan memberikan


kontribusi pada efektifitas pelayanan kesehatan. Namun demikian untuk
mengaplikasikan teknologi tersebut dalam pelayanan banyak hambatan dan
kendala yang dihadapi misalnya: sumberdaya manusia, finansial, kebijakan, dan
faktor keamanan. Terkait perkembangan teknologi informasi dan perkembangan
pelayanan kesehatan saat ini tentunya akan berimbas pada tenaga kesehatan dan
instansi pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan diharapkan menaadari
pentingnya penerapan tekhnologi dalam pelayanan kesehatan dan mau belajar
untuk bisa menerapkannya.
Bagi Instansi pelayanan kesehatan, walaupun tidak mudah untuk bisa
menerapkan teknologi dalam pelayanan kesehatan, namun tetap harus dicoba
karena tuntutan jaman dan melihat berbagai manfaat yang bisa diambil. Manajer
pelayanan kesehatan perlu membuat team khusus untuk mengadopsi
perkembangan tekhnologi, sehingga mereka akan siap dalam menerapkan pada
organisasi pelayanan kesehatan.

A. SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat
pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu
komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah
manajemen, proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan
keperawatan. Komputer telah dikenal berpuluh puluh tahun lalu, tetapi rumah
sakit terlambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat
mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan
komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an,
penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status
dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf
keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf. Teknologi informasi
adalah perolehan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang
berbentuk angka, huruf, gambar maupun suara dengan alat electronic berdasarkan
kombinasi antara perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh
(telecommunications). Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara
lain : komputer, mikro electronik dan telkomunikasi. Fungsi sistem informasi
keperawatan yaitu, proses perawatan pasien, proses managemen bangsal, proses
komunikasi, proses pendidikan dan penelitian. Fasilitas di ruang
keperawatan diantaranya komputer, telenursing, dan internet. Teknologi
mempunyai pengaruh negatif dan positif terhadap ruangan. Pengaruh negatif
seperti dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat
tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses. Sedangkan
pengaruh positif seperti, pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang
dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung
jawabkan.

Referensi
Ali, Zaidin H., (2000). Dasar-DasarKeperawatanProfesional.Jakarta :WidyaMedika
Blais, Kathleen koenig, dkk,. (2002). PraktikKeperawatanProfesional
:Konsep&Perspektif. (Edisi 4).Jakarta :EGC
Deloughery, G.L. (1991), Issues and Trends in Nursing, Mosby Year Book, St Louis
Baltimore.
Gaffar, La Ode Jumadi. (1999). PengantarKeperawatanProfesional. Jakarta :EGC
Priharjo Robert, (2005). KonsepdanPerspektif :PraktikKeperawatanProfesional. (Edisi
2).Jakarta : EGC
Reed, Pamela G (2003), Perspectives on Nursing Theory,Philadelphia :Lippincot
Williams and Wilkins
Soewandi, J (1991), Ringkasan Sejarah Keperawatan, Batara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai