ABSTRAK
Latar belakang: Kepatuhan perawat yang kurang dalam melaksanakan pendokumentasian
asuhan keperawatan masih menjadi fenomena diberbagai rumah sakit di Indonesia. Fenomena
ini tentu memiliki dampak yang negatif baik bagi mutu pelayanan rumah sakit maupun bagi
pasien. Sebagai seorang manajer, kepala ruangan tentu tidak hanya perlu melakukan supervisi
namun perlu juga melakukan mentoring. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan peran mentoring kepala ruangan terhadap kepatuhan perawat dalam melaksanakan
pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Islam Palembang. Metode: Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi melalui pendekatan cross
sectional. Sampel berjumlah 63 orang perawat pelaksana dan 63 buah dokumen asuhan
keperawatan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan peran
mentoring kepala ruangan dengan kepatuhan perawat dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan (p=0,413). Saran: Kepala ruangan diharapkan mengoptimalkan peran mentoring
agar dapat membantu peningkatan kinerja pelaksanaan pendokumentasian yang dilakukan
perawat.
Kata Kunci : Peran Mentoring, Pendokumentasian, Asuhan Keperawatan
ABSTRACT
Background: Nurse adherence that lacks in documenting nursing care is still a phenomenon
in various hospitals in Indonesia. This phenomenon certainly has a negative impact on the
quality of hospital services and for patients. As a head manager of a room, of course not only
do supervision but also need to do mentoring. Aims: This study aims to determine the
relationship of the role mentoring head nurse with nurse adherence in documenting of nursing
care documentation in Islamic Hospital Palembang. Method: This research is a quantitative
study with a correlation method through a cross sectional approach. The sample consisted of
63 implementing nurses and 63 nursing care documents. Results: The results of the study
showed that there was no correlation between the role mentoring head nurse with nurse
adherence in documenting of nursing care documentation (p = 0.413). Suggestion: The head
nurse is expected to optimize the role of mentoring so that it can help improve the
performance of the nursing care documentation by nurses.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Peran Mentoring Kepala Ruangan dan Kepatuhan
Perawat Pelaksana dalam Melaksanakan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
No Variabel f %
1 Peran Mentoring Kepala Ruangan
a. Baik 26 41,27
b. Kurang Baik 37 58,73
2 Kepatuhan Perawat Melaksanakan
Pendokumentasian
a. Patuh 1 1,59
b. Tidak Patuh 62 98,41
Tabel 2.
Hasil Uji Statistik Peran Mentoring Kepala Ruangan dengan Kepatuhan
Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
maka kepala ruangan perlu membenahi akademi, namun dapat dalam bentuk
mekanisme pendekatan terhadap mentee pelatihan-pelatihan tertentu atau spesifik.
sehingga tidak muncul kesenjangan dan Pelatihan maupun peningkatan jenjang
keengganan bertanya. pendidikan akan mempengaruhi sikaf, sifat,
Faktor selanjutnya yaitu rendahnya serta pola pikir seseorang, sehingga
motivasi dari kepala ruangan untuk mampu mengatasi setiap permasalahan
melakukan mentoring (McSwain, 2011). yang terjadi sesuai dengan bidang yang
Rendahnya motivasi kepala ruangan dalam dikuasai (Jakubik, Eliades, Gavriloff, &
melakukan mentoring bisa terjadi akibat Weese, 2011). Berdasarkan analisis pada
kurangnya pengetahuan kepala ruangan masalah ini kepala ruangan dapat
terhadap aktifitas mentoring dan mengikuti berbagai pelatihan yang
pengetahuan tentang pendokumentasian berhubungan dengan kepemimpinan dan
asuhan keperawatan. Menurut Dermawan manajemen asuhan keperawatan atau
(2012) seorang kepala ruangan harus dengan meningkatkan jenjang pendidikan
memiliki motivasi untuk menyelesaikan kemudian dibagikan kepada perawat
sebuah permasalahan atau melakukan pelaksana melalui kegiatan mentoring.
kegiatan mentoring sehingga sangat Faktor pengalaman serta pemahaman
diperlukan sifat empati, semangat yang dalam keilmuan yang minim (Jayanna et
tinggi juga mau meluangkan waktu disela- al., 2016). Pengalaman serta pemahaman
sela kesibukannya. Berdasarkan masalah di bidang keilmuan yang linier akan sangat
ini maka kepala ruangan sebagai manajer mempengaruhi performa seorang kepala
memiliki kewajiban untuk memotivasi diri ruangan (Bally, 2007). Hal ini akan
sendiri serta meluangkan waktu dalam berdampak pada pengetahuan serta
melakukan kegiatan mentoring agar pemahaman yang didapat oleh perawat
kepatuhan perawat pelaksana dalam pelaksana dalam melaksanakan
melaksanakan pendokumentasian asuhan pendokumentasian asuhan keperawatan di
keperawatan dapat meningkat. ruangan, karena dalam proses mentoring
Faktor pendidikan yang masih rendah. kepala ruangan akan berbagi pengalaman
Jayanna et al (2016) mengatakan faktor serta keilmuan yang dimiliki (Belinda &
pendidikan yang masih rendah sebagai Haryadi, 2014). Berdasarkan uraian ini
salah satu faktor penyebab buruknya peran kepala ruangan sebaiknya merupakan
mentoring kepala ruangan. Menurut orang yang memiliki pengalaman dan
Hodgson & Scanlan (2013) tidak semua pengetahuan keilmuan dibidangnya, karena
pendidikan perawat harus dalam bentuk sesuai dengan peraturan Peraturan
& Deutschlander, 2011). Menurut Pribadi & Hariyati, 2014; Pribadi, 2009).
(2009) rendahnya motivasi perawat dalam Berdasarkan uraian ini maka selain
melaksanakan pendokumentasian asuhan melakukan aktifitas mentoring oleh kepala
keperawatan akan berdampak buruk ruangan juga perlu berkolaborasi dengan
terhadap pelaksanaan pendokumentasian mengadakan pelatihan bagi perawat untuk
asuhan keperawatan, oleh sebab itu peran memenuhi bagian yang belum terpenuhi
kepala ruangan sangat diperlukan dalam terkait pelaksanaan pendokumentasian
memberikan motivasi namun jika kepala asuhan keperawatan.
ruangan sendiri memiliki motivasi yang Faktor beban kerja yang berlebih
rendah dalam melakukan mentoring akan (Bally, 2007; Belinda & Haryadi, 2014).
diikuti pula oleh bawahannya (Dermawan, Terlalu tingginya beban kerja perawat akan
2012). Berdasarkan uraian ini maka perlu mempengaruhi performa seorang perawat
dilakukan tindakan untuk memberikan dalam mendokumentasikan asuhan
motivasi kepada perawat pelaksana melalui keperawatan (Widyaningtyas, 2010).
kegiatan mentoring yang optimal agar Beban kerja yang berlebih akan membuat
proses pelaksanaan pendokumentasian perawat tidak fokus melakukan pengisian
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan format asuhan keperawatan apalagi
baik. ditambah format asuhan keperawatan yang
Faktor pengetahuan yang kurang panjang (Diyanto, 2007). Dalam penerapan
(Bally, 2007; Belinda & Haryadi, 2014). metode tim peran masing-masing perawat
Pengetahuan yang baik sangat penting bagi dapat dibagi sesuai penugasan sehingga
seorang perawat dalam melaksanakan akan lebih efektif dalam pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan proses pendokumentasian asuhan
(Aswar, Hamsinah, & Kadir, 2014). keperawatan mana perawat yang mengisi
Seorang perawat pelaksana yang tidak pendokumentasian asuhan keperawatan
memiliki pengetahuan dan pemahaman dan mana perawat yang melaksanakan
yang baik dalam melaksanakan standar tugas lainnya (Bakri, 2017). Berdasarkan
prosedur operasional (SPO) analisis maka dalam proses mentoring
pendokumentasian asuhan keperawatan kepala ruangan sebaiknya memperjelas
akan mempengaruhi hasil yang kurang metode penugasan tim agar tidak ada
baik pula dalam melaksanakannya, penumpukan tugas pada satu orang
sehingga apa yang diharapkan oleh perawat sehingga proses
institusi rumah sakit dalam proses asuhan pendokumentasian asuhan keperawatan
keperawatan tidak akan tercapai (Nuryani dapat berjalan lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Aswar, S., Hamsinah, S., & Kadir, A. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Bedah
Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Parepare. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 5(4), 460–466.
Aziz, A. (2014). Tinjauan Kriminologi Mengenai Malpraktik Medik yang Dilakukan Oleh
Perawat. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, 2(2), 1–10. Retrieved from
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/LO/article/view/5703/4471
Belinda, F., & Haryadi, B. (2014). Mentoring dalam Proses Suksesi Kepemimpinan Bisnis
Keluarga pada PT ABD. Agora, 2(2).
Dermawan, D. (2012). Mentorship dan Perceptorship Dalam Keperawatan. Jurnal Profesi, 08,
1–9.
Gibson, J., Ivancevich, J. M., Donnelly, J. H., & Konopaske, R. (2012). Organizations:
Behavior, Structure, Processes (14th ed.). Boston: McGraw-Hill.
Hidayat, D. R. (2009). Ilmu Perilaku Manusia, Pengantar Psikologi untuk Tenaga Kesehatan
Medis. Jakarta: Trans Info Media.
Houghty, G. S., & Siswadi, Y. (2015). Persepsi Mentor dan Mentee Tentang Program
Mentorship. Jurnal Skolastik Keperawatan, 1(2), 1–11.
Huybrecht, S., Loeckx, W., Quaeyhaegens, Y., Tobel, D. De, & Mistiaen, W. (2011).
Mentoring in Nursing Education : Perceived Characteristics of Mentors and The
Consequences of Mentorship. Nurse Education Today Journal, 31(3), 274–278.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2010.10.022
Jakubik, L. D., Eliades, A. B., Gavriloff, C. L., & Weese, M. M. (2011). Nurse Mentoring
Study Demonstrates a Magnetic Work Environment : Predictors of Mentoring Benefits
Among Pediatric Nurses. Journal of Pediatric Nursing, 26(2), 156–164.
https://doi.org/10.1016/j.pedn.2010.12.006
Jayanna, K., Bradley, J., Mony, P., Cunningham, T., Washington, M., Bhat, S., … Avery, L.
(2016). Effectiveness of onsite nurse mentoring in improving quality of institutional
births in the primary health centres of high priority Districts of Karnataka, South India: A
cluster randomized trial. PLOS ONE, 11(9), 1–18.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0161957
Lait, J., Suter, E., Arthur, N., & Deutschlander, S. (2011). Nurse Education in Practice
Interprofessional Mentoring : Enhancing Students ’ Clinical Learning. Nurse Education
in Practice, 11(3), 211–215. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2010.10.005
Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 21–25.
Norwood, A. W. (2010). The Lived Experience of Nurse Mentors: Mentoring Nurses in The
Profession. University of Missouri-Columbia.
Nurseto, I. D., Sukesi, N., & Wulandari. (2014). Pengaruh Kepuasan Perawat Terhadap
Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
Ambarawa, 1–10.
Nuryani, D., & Hariyati, R. T. S. (2014). Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap
Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit H Jakarta, 1–9.
Pelan, V. (2012). The Difference Between Mentoring and Coaching. Talent Management
Magazine, 34–37.
Potter, & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan (7th ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Pribadi, A. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi, dan Persepsi Perawat
Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Jepara Provinsi Jawa Tengah.
Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.
Rapar, R. A., Kundre, R., & Kallo, V. (2018). Hubungan Kepuasaan Kerja Perawat dengan
Pelaksanaan Pendokumentasian Keperawatan di Rumah Sakit GMIM Pancaran Kasih
Manado. E-Jurnal Keperawatan (e-Kp), 6(1).
Sandra, R., Sabri, R., & Wanda, D. (2012). Analisis Hubungan Motivasi Perawat Pelaksana
dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUD Pariaman.
Specht, J. A. (2013). Mentoring Relationship and The Levels of Role Conflict and Role
Ambiguity Experienced by Novice Nursing Faculty. Journal of Professional Nursing,
29(5), 25–31. https://doi.org/10.1016/j.profnurs.2013.06.006