OLEH
UNGARAN
2019
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain ( Hersey dan Blanchard, 2007).
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat(
dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan
profesionalnya pada system yang dirawat dirumah sakit. Seorang perawat akan
tersebut sejak awal diberikan program pengembangan staf yang terstruktur. Metode
digunakan ubtuk menentukkan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan
agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan setting
tertentu.
Upaya –upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa telah dilakukan
oleh tenaga keperawatan, salah satunya dengan melakukan kegitan terapi aktivitas
kelompok (TAK) sebagai terapi keperawatan jiwa yang bertujuan mengubah perilaku
klien menjadi adaptif, edukatif dan konsisten dijalankan sangat efektif mengubah
perilaku karena dalam kelompok terjadi interaksi satu dengan satu yang lain, saling
pengaruh mempengaruhi, saling tergantung dan terjalin satu persetujuan norma
kelompok yang diakui bersama. Dalam kelompok akan terbentuk suatu system social
yang khas yang selain terjadi interaksi, juga interaksi, interdepensi, dan saling membagi
Berdasarkan data dari Nurse Time Virginia Amerika menunjukkan bahwa perawat
diluar negeri selalu bekerja tepat waktu dan meminimalisir error on medication, perawat
selalu bekerja tepat waktu serta jadwal teroganisir sesuai dengan beban kerja yang
ada beberapa karyawan/staff yang masih lalai dalam menjalankan tugas, kurang dalam
Berdasarkan hasil absensi dan observasi ruangan juga didapatkan masih kurangnya
disiplin staff terhadap waktu, yakni masih menunjukan bahwa staff ada yang masih
belum tepat waktu dalam hal kehadiran atau masih lalai dengan waktu. Berdasarkan
pengkajian dengan kepala ruangan bahwa belum ada tindakan disipliner secara aturan
untuk menindaklanjuti hal tersebut, karena belum ada peraturan resmi dari pihak rumah
sakit atau belum ada sanksi terhadap hal tersbut. Hal ini karena belum ada skema yang
disusun oleh pihak rumah sakit karena bukan ranah kepala ruang dalam membuat
kebijakan tersebut, namun ada peraturan yang tidak tertulis secara intern yang
diberlakukan didalam ruaangan yakni apabila sering terlambat maka akan sering diberi
teguran. Sedangkan pihak RSJD masih menerapkan aturan bahwa staff yang terlambat
lebih dari 3 kali hanya menulis di buku biru. Hal ini menunjukan bahwa masih kurang
optimalnya proses kebijakan ruangan yang bersumber dari kurang optimalnya peraturan
dan kebijakan Rumah sakit. Hal ini menjadi masalah yang dapat memunculkan masalah
dalam segi pelayanan baik dari aspek medis atau keperawatan sehingga menganggu
sistem pelayanan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Optimalnya kebijakan peraturan ruangan terhadap staff yang lalai/malas dan staff
2. Tujuan Khusus
b. Adanya simulasi pembuatan SPO tataklasana tindak lanjut terhadap staff yang
c. Adanya Indikator penilaian kinerja staff yang termasuk dalam kategori lali di
d. Adanya evaluasi kerja oleh kepala ruang di ruang Sumbodro RSJD Surakarta Dr.
Arif Zainudin
C. Manfaat
1. Rumah Sakit
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
2. Perawat
a. Membantu perawat dalam mengetahui apa saja yang masih perlu ditingkatkan
3. Mahasiswa
4. Pasien
TINJAUAN TEORI
A. Definisi kebijakan
Menurut Ealau dan Prewit (dalam Suharto, 2010), kebijakan adalah “sebuah ketetapan
yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang kosisten dan berulang, baik dari yang
demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat
prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan selalu dituntut untuk
merupakan tanggung jawab dari berbagai tenaga kesehatan dan salah satunya adalah
keberhasilan dalam pemberian pelayanan di rumah sakit. Hal ini terjadi karena jumlah
perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar 40-60%.
Perawat bertugas selama 24 jam melayani pasien, oleh sebab itu perawat diharapkan
Menurut Nursalam(2015)kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang sesuai wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
Dalam mencapai kinerja perawat yang baik ada beberapa hal yang dapat
berpengaruh terhadap kinerja salah satunya adalah faktor organisasi yang mencakup
Utami (2012) mengatakan kinerja perawat yang baik ini ditunjukkan dengan perawat
tanda/gejala dari pasien.Kinerja perawat dapat dikatakan hasil dari gaya kepemimpinan
kepala ruangan.
Menurut La Monica dalam Parmin 2010 Kepala ruangan sebagai pimpinan di ruangan
Sugijati 2008, Kepala ruangan harus menciptakan suasana kerja yang dapat mendorong
perawat untuk melakukan yang terbaik. Penataanlingkungan kerja yang kondusif perlu
diciptakan agar perawat dapat bekerja secara efektif dan efisien.Pemimpin tersebut harus
berbeda–beda. Kepemimpinan kepala ruangan yang baik dapat dilihat dari hasil kinerja
sertaberfokus pada manusia. Ada tiga macam gaya kepemimpinan menurutmodel Bass
(1990) yaitu gaya kepemimpinan transformational, transactional, danlaissez-faire. Tiga
gaya kepemimpinan ini sering menjadi pedoman dan dasaracuan dalam memimpin suatu
kepemimpinan ini menekankan pada aspek motivasi yang mendalam antara pemimpin
yang merupakansuatu pandangan dan harapan kedepan yang akan dicapai bersama
paradigma baru dalam arus globalisasi. Hal ini menjadi alasan pentingnya penerapan
kinerja perawat.
individual serta selalu melatih dan memberi pengarahan kepada bawahan melalui
consideration.
yang jelas dan menarik seperti: penyusunan visi, misi, filosofi, tujuan serta kebijakan di
unit pelayanan keperawatan yang merujuk pada visi, misi, tujuan rumah sakit.
adil, berwawasan luas dan supportif. Bertindak dengan rasa percaya diri dan optimis:
bekerja dengan berpegang pada nilai atau value. Ekspresikan rasa percaya kepada staf
perawat, dan tetapkan gaya kepemimpinan yang adekuat yang anda anut untuk dapat
motivasi inspirasional yaitu memberikan motivasi kepada staf perawat agar dalam
bekerja dengan disiplin, teliti, rasa percaya diri dan menjalin kerja sama dengan tim
interaksi antara perawat dengan pasien maupun tim kerja, mengakui profesionalitas staf
perawat, menciptakan iklim kerja yang kondusif, memberikan reward/ gaji/ upah secara
sebagai instruktur (coaching and mentoring dengan belief analytical person untuk
pendekatan baru, mengetahui proses memimpin dan dapat mengukur prosesnya serta
yang menantang bagi semua pengikut, meningkatkan sistem agar tercapai standar lebih
tinggi, mencapai standar lebih tinggi dari sebelumnya, melakukan semua yang terbaik
dengan membuat perencanaan secara teratur untuk pengembangan diri perawat dalam hal
perubahandari organisasi untuk menjadi lebih baik dan berkelanjutan. Hal ini membuat
yaitu: komitmen yang timbul pada staf perawat bersifat mengikat emosional, mempu
individual, dan stimulasi intelektual untuk menghasilkan upaya yang lebih besar,
efektivitas, dan kepuasan bagi staf perawat. Perawat dengan pemimpin transformasional
akan menunjukkan peningkatan kinerja dengan karakteristik seperti kebanggan,
kepuasan dalam bekerja, antusiasme, semangat tim, rasa keberhasilan dan akan
berdampak pada kepuasaan pasien dan softskill dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pada intinya seorang kepala ruangan harus menciptakan lingkungan kerja yang baik
sehingga semua staf dapat bekerja dengan baik dan dengan sendirinya pelayanan yang
1. KEBIJAKAN UMUM
a. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
d. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasinal yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
g. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
h. Koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan dengan rapat rutin bulanan minimal
2. KEBIJAKAN KHUSUS
a. Pelayanan di rawat inap harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
b. Setiap pasien yang datang ke Rawat Inap harus dibuatkan rekam medis Rawat
Inap
staf yang berkompeten disetiap unit pelayanan rawat inap, yang dijelaskan pada
f. Pada setiap shift jaga di Rawat Inap terdapat paling tidak dua tim yang dikepalai
ketua shift.
g. Setiap pasien akan menjalani pemeriksaan fisik pasien oleh dokter, perawat atau
tenaga kesehatan yang lain untuk menegakkan diagnosa sesuai dengan kebutuhan
menentukan apakah pasien ini dapat dirawat di RS boleh pulang atau harus
j. Untuk pasien dengan gangguan mental terlebih dahulu melalui unit pemeriksaan
mental terlebih dahulu untuk ,menilai jenis gangguan mental dan rencana
perawatan
k. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
l. Pasien dirawat inap wajib mentaati tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit
m. Tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai etika dan norma keperawatan
dalam pelayanan
o. Disiplin dalam menjalan tugas baik disiplin waktu dan disiplin kerja sesuai