PENDAHULUAN
2020).
Melihat begitu luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di
rumah sakit, maka rumah sakit membutuhkan SDM yang profesional dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab perawat
berdaya guna dan berhasil guna. Kinerja perawat melalui pengelolaan asuhan
sehingga wajar bila kinerja tenaga kesehatan sebagai salah satu penentu
keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan
citra rumah sakit, akan tetapi seperti yang kita lihat diberbagai rumah sakit
keperawatan merupakan salah satu bagian integral dari sistem kesehatan yang
di pusat pelayanan kesehatan maupun rumah sakit. Peran dan tanggung jawab
kedua profesi tersebut secara langsung berdampak pada hasil akhir pelayanan
yang paling tinggi dengan pasien dan keluarga dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Karena itu kinerja perawat terus menjadi perhatian berbagai pihak.
Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang
pada hasil pasien yang lebih baik. Kondisi tersebut dapat tercapai apabila
ditunjang oleh sumber daya manusia yang memadai secara kualitas maupun
dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal .Salah satu faktor internal
diselesaikan dengan baik tanpa didukung oleh suatu kemauan dan motivasi.
Jika seorang telah melaksanakan tugas dengan baik, maka dia akan
memberikan penghargaan yang dicapai, baik berupa fisik maupun psikis dan
kebutuhan yang belum terpenuhi, tujuan yang ingin dicapai, atau karena
2013).
terutama adalah faktor motivasi kerja dari perawat itu sendiri (Mangkunegara,
2004). Dalam kondisi tersebut dapat dipengaruhi atas dua faktor antara lain
kerja, dan jaminan kerja. Maka bila hal tersebut kurang optimal dapat
memotivasi diri sendiri dan pihak rumah juga harus mengembangkan atau
tinggi motivasi kerja seseorang maka semakin baik pula kinerja dari orang
itu. Hal ini sejalan dengan penelitian (Stinger,2011) yang mengatakan bahwa
yang mendorongnya un tuk bekerja dengan tekun dan disiplin. Jika seorang
data rekap absensi bulan Agustus 2011, sebanyak 91,20%. perawat Ruang
Rawat Inap RSUD Kabupaten Bekasi datang terlambat. Hal ini menunjukkan
akan berjalan lancar, efektif, berdayaguna dan berhasil apabila perawat yang
care dengan pasien, perawat pembantu dokter dan sebagainya, semua ini
saran dan peneliti sendiri mendengar ada keluhan dari masyarakat bahwa
perawat kurang ramah, kurang peduli kepada pasien, dimana kalau ada
keluhan dari pasien keluarga yang harus memanggil perawat ke ruang jaga,
Monompia pada Tahun 2020 di dapatkan hasil puas 65,6% dan tidak puas
Monompia masih kurang dari target yang telah ditetapkan. Dari hasil yang
didapat oleh petugas banyak pasien yang mengeluh karena petugas kurang
ramah saat melayani pasien, saat berjaga pasien mengeluh petugas sangat
berisik dan mengganggu kenyamanan pasien.
antara kinerja dan motivasi dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan mutu
1.1 RumusanMasalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat
Kotamobagu?”
1.1.1. TujuanUmum
Kotamobagu.
Monompia.
1.3. Manfaat Penelitian
1.3.3. ManfaatPraktisi
1.3.3.2.Bagi Perawat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PengertianMotivasi
semangat kerja. Dorongan atau semangat kerja sangat dipengaruhi oleh faktor
semangat kerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Dengan
untuk mempertahankan hidup. Kunci terpenting untuk itu tak lain adalah
2.1.1 KonsepMotivasi
yakni:
1. Fisiologis
2. Keamanan
3. Sosial
4. Penghargaan
5. Aktualisasidiri
2.1.2 TujuanMotivasi
berikut:
4. Meningkatkan kedisiplinankaryawan
5. Mengefektifkan pengadaankaryawan
tugasnya
2.1.3 Tipe-tipeMotivasi
jenis yang satu sama lain memberi warna terhadap aktivitas manusia.
Jenis-jenis motivasi menurut Hasibuan (2007) :
baik-baiksaja.
yang negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan
pendeksaja.
a. Materiil Insentif yaitu alat motivasi yang diberikan itu berupa uang
b. Non materiil insentif yaitu alat motivasi yang diberikan itu berupa
jasa, danlain-lainnya.
c. Kombinasi materiil dan non materiil insentif yaitu alat motivasi yang
diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan non materil
kepuasan/kebanggaan rohani.
perumahan.
sebagai manusia.
2009).
pekerjaan itu sendiri. Orang akan mau bekerja keras dengan harapan ia
merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab
orang maubekerja.
(Martoyo, 2007)
2.1.7 Kekuatan-kekuatanMotivasi
2. KekuatanOrganisatoris
dengan baik.
3. Kekuatan Intelektual
4. Kekuatan Teknokrat
5. Kekuatan Demokratik
tak seorang pun dari kita sekuat semua kita. Dengan kata lain, tidak
cara menciptakan kondisi kerja yang baik seperti tunjangan, gaji, dan
bonus yangtinggi.
antara bawahan dan atasan terhadap hasil kerja yang dicapai sesui
kemampuannya.
memiliki tujuan yang jelas dan menantang, ada umpan balik atas
yangdikerjakannya.
yang berarti hasil pekerjaan (presentasi kerja). Namun sebenarna kinerja ini
mempunyai arti yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja (prestasi kerja),
demikian maka kinerja itu adalah berkenaan dengan melakukan pekerjaan dan
hasil yang dicapai pekerjaan tersebut juga bisa dipahami kinerja ituberkenaan
2014).
standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
Antara lain meliputi faktor yang ada dalam diri, pengetahun dan
b. Faktor eksternalorganisasi.
adalah:
peningkatan prestasikerja.
dalamkerja.
1) Sikapmental
2) Pendidikan
3) Keterampilan
4) Manajemen
6) Tingkat Penghasilan
dengan kinerja:
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Masakerja
pekerjaanya.
4. Tingkat Pendidikan
lebihtinggi.
5. Status Perkawinan
putih.
berikut :
a. Kompetensi
b. Pemberdayaan
c. Kompensasi
d. Penghargaan (Abdullah,2014).
bermanfaat untuk :
kepuasan kepadapelanggan.
organisasi.
e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan
(Sony,2004).
fenomena di rumah sakit adanya perawat yang tidak sabar, suka marah,
berbicara ketus dengan pasien dan keluarga pasien, bahkan terjadi kelalaian
dalam melakukan injeksi. Hal ini tentu sangat berlawanan dengan tugas dan
kewajiban sebagai seorang perawat yang harus memberikan pelayanan prima
pada pasien. Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk
dari pasien, serta dituntut untuk selalu tampil sebagai profil perawat yang
baik oleh pasiennya. Selain itu, perawat juga dibebani tugas tambahan lain
dan/ataukeluarganya.
diberikan;
Perundang-undangan;
tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan
tingkatkompetensinya;
sebagai:
c) Pengelola PelayananKeperawatan;
d) penelitiKeperawatan;
Perawatberwenang:
f) Melakukan Rujukan;
dengan kompetensi;
bebasterbatas.
berwenang:
masyarakat;
f) melakukan rujukankasus;
kesehatan masyarakat;
masyarakat;
l) mengelola kasus;dan
alternatif
masyarakat;
kesehatan masyarakat;
masyarakat; dan
Pelayanan Keperawatan;dan
c) Mengelolakasus.
undangan.
melaksanakan tugasnya
Pelayanan keperawatan
khususnya, sertaupaya
khususnyaperawatan
masyarakat
mengutamakan keselamatanklien
kesehatannya
Sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Pasal 1 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah
upaya rujukan.
sesuai kebutuhanmedis.
kesehatan.
mendayagunakan
spesialistik.
Sakit kepadamasyarakat;
RumahSakit;
dengan kemampuanpelayanannya;
mampu ataumiskin;
korban
bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi
misi kemanusiaan;
melayanipasien;
h. menyelenggarakan rekammedis;
j. Melaksanakan sistemrujukan;
penanggulangan bencana;
lainnya;
kawasan tanparokok.
a. Teguran;
b. Teguran tertulis;atau
Menteri.
mengembangkanpelayanan;
peraturanperundang-undangan.
e. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
pelayanan kesehatan;
Sakitpendidikan.
PeraturanMenteri.
Pemerintah.
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
keperawatan,
medis, (13) pelayanan gizi, (14) rekam medis, (15) pengendalian infeksi
1. Pelayanan jasa yaitu : rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat
dialami oleh pasien, dimana unit rawat inap merupakan salah satu
penyakitnya.
pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan rumah bersalin yang oleh
rumah sakit.
oleh Parasuraman”.
perusahaan.
kenikmatan, hiburan, santai) bersifat tidak berwujud dan apabila jasa yang
keinginan konsumen merasa belum terpenuhi. Ada dua faktor utama yang
atau kualitas jasa yang diharapkan dan kualitas jasa yang diterima atau
dirasakan. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan
maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang buruk. Kualitas harus
menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan lembaga atau instansi pemberi
pelayanan jasa. Ikatan hubungan yang baik ini akan memungkinkan lembaga
kebutuhan mereka.
kualitas layanan adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan”. Hal ini berarti bahwa
prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang bermutu tetapi
Faktor Individu
Umur KINERJA PERAWAT
Jenis Kelamin
Masa Kerja
Tingkat Pendidikan
Status perkawinan
KERANGKA KONSEP
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable
yang satu dengan variablel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo,2010).
Variabel Bebas
Motivasi Kerja
Motivasi internal: Variabel Terikat
Tanggungjawab Kinerja Perawat
Tujuan Sikapkerja
Umpanbalik Tingkatketrampilan
Senang dalambekerja Hubungan antara tenaga kerja danpimpinan
Berusaha mengungguli oranglain Manajemenkinerja
prestasi Efisien tenagakerja
Motivasi eksternal: Kreatifitasdalam bekerja
Kebutuhan
Pujian
Insentif
Perhatian
Keterangan :
: Hubungan : Diteliti
bebas yang akan diteliti yaitu motivasi kerja antara lain ada 2 internal dan
eksternal, motivasi internal terdiri dari tanggung jawab, tujuan, umpan balik,
perhatian. Variabel terikat yang akan diteliti yaitu inerja perawat yang terdiri
dari sikap kerja, tingkat ketrampilan, hubungan antara tenaga kerja dan
rawat inap.
2.Motivasi eksternal:
a. Kebutuhan : untuk mencakupi
kebutuhan hidup.
b. Pujian : mendapat pujian dari
hasil kinerja yangbaik.
c. Insentif : merupakan penghargaan
yang diberikan kepada mereka
yangdapat
bekerja melampaui standar yang
telah ditentukan.
d. Perhatian : dalam melakukan
pekerjaan petugas juga butuh
diperhatikan atas kerja yang
dilakukan.
Variabel Hasil kerja secara Kuesioner Ordinal 1. Baik
dependen kualitas dan 1. Sikap kerja : perasaan seseorang Favorable : (X)
Kinerja kuantitas yang terhadap suatupekerjaan. SS :4 > Mean
perawat dicapai oleh seorang 2. Tingkat ketrampilan : kemampuan S :3 + 1 SD
pegawai dalam pekerjaanmeningkat. TS :2
dalammelaksanakan 3. Hubungan antara tenaga kerja dan STS :1 2. Cukup
tugasnya sesuai pimpinan : mempunyai hubungan Mean – 1 SD
dengan tanggung baik antara teman sejawat dan Unfavorable: ≤X
jawab yang pimpinan. SS :1 ≤ Mean +
diberikankepadanya. 4. Manajemen kinerja : proses yang S :2 1SD
mencakup perencanaan, TS :3
pengorganisasian, pengarahan dan STS :4 3. Kurang
pengendalian terhadap penggunaan (X)
sumber daya yang dimiliki. < Mean
5. Efisien tenaga kerja : segala – 1 SD
sesuatunya dapat siselesaikan dengan
tepat, cepat, hemat, dan selamat. (Riwidiko,
2009)
6. Kreatifitas dalam bekerja : cara yang
dilakukan suatu pekerjaan dengan
menggunakan teknik yang berbeda.
Suatu pekerjaan sulit akan mudah
diselesaikan bila strategi dalam
bekerja dipelajari dengan baik.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah metode atau cara yang akan digunakan dalam
atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) (Aziz, 2011). Cross
sectional dalam penelitian ini adalah variabel motivasi kerja perawat dan
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
Besar Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perawat rawat inap
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Populasi
rawat inap adalah 98 perawat. Maka dapat dihitung besar sampel atau total
N= 133
1 + ( 133x (0,05)2))
= 133
1 + ( 133 x 0,0025 )
= 133
1 + 0,245
= 133
1,245
N = 94
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 94 perawat di ruang rawat
kriteria eksklusi.
berikut:
(1) Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
(Notoatmodjo,2010).
dalam mengisikuesioner.
(Nursalam,2011).
(Notoatmomodjo,2010).
(Hidayat, 2008).
Populasi
perawat yang bekerja di ruang rawat inap RS GMIBM Monompia dengan jumlah 98 perawat.
Sampel
n perawat yang bekerja di ruang rawat inap RS GMIBM Monompia dengan jumlah 79 perawat.
Teknik
Proportional Random Sampling
Desain Penelitian
Kuantitatif dengan Cross sectional
Pengumpulan Data
Menggunakan Kuesioner
Kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS GMIBM Monompia
Kotamobagu.
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota- anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
standart adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan
dikategorikan menjadi :
4.9.1 Editing
Kalau masih ada data atau informasi yang tidaka lengkap, dan tidak
4.9.2 Coding
diteliti:
a. Umur
23 – 28 : kode 1
29 – 34 : kode 2
35 – 40 : kode 3
>41 : kode 4
c. Pendidikan Terakhir
d. LamaBekerja
>21tahun : kode4
4.9.3 Scoring
SS (SangatSetuju) =4
S (Setuju) =3
TS (TidakSetuju) =2
adalah : SS (SangatSetuju) =1
S (Setuju) =2
TS (Tidak Setuju) =3
4.9.4 Tabulating
perawat di ruang rawat inap. Data hasil analisa ini dapat berupa
a. Distribusi frekuensi N =
Keterangan :
dependen.
kerja dengan kinerja perawat dan bila p > 0,05 maka disimpulkan
perawat.
Kotamobagu
Peneliti
SANDI
Setelah mendapat penjelasan tentang kegiatan dari penelitian ini
yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian “Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit GMIBM
Monompia”.
Demikian persetujuan kami buat dengan kesadaran tanpa paksaan
dari siapapun.
Kotamobagu, Februari
(Responden)
KUESIONER PENELITIAN
GMIBM MONOMPIA
Petunjuk Pengisian :
disediakan.
penelitian ini.
I. IdentitasResponden
1.1 Namaresponden :
1.2 Umurresponden :
1.3 Jeniskelamin :
1.5 LamaBekerja :
Kuesioner ini diisi oleh Responden (Perawat Rawat Inap)
II. Motivasi
Petunjuk : Berikan tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah
TS : Tidak Setuju
1. Motivasi Internal
A. Tanggung Jawab
B. Tujuan
C. Umpan Balik
F. Prestasi
2. Motivasi Eksternal
A.Kebutuhan
B.Pujian
C.Insentif
D. Perhatian
a. Sikap Keja
1. Selalu bersikap ramah kepada pasien dan keluarganya.
2. Selalu menjalin hubungan baik dengan pasien agar
pasien merasa nyaman.
3. Selalu tidak sabaran menghadapi pasien yang sering
mengeluh.
4. Sering marah – marah kepada pasien dan keluarganya.
b. Tingkat Ketrampilan
5. Selalu ikut pelatihan agar menambah ketrampilan saya
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
6. Selalu senantiasa meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan tentang asuhan keperawatan.
7. Merasa kemampuan yang saya miliki sudah cukup jadi
saya tidak perlu mempelajari lagi.
8. Tidak pernah mengikuti seminar – seminar karena
saya tidak tertarik.
c. Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Pimpinan
9. Selalu menjalin hubungan baik dengan rekan kerja
saya dan saling mendukung.
10. Menjalin hubungan baik dengan atasan saya dan saya
tidak pernah mengecewakan atasan saya atas kinerja
saya.
12. Hubungan saya dengan rekan kerja saya kurang
harmonis.
d. Manajemen Kinerja
13. Saya selalu datang bekerja tepat pada waktunya sesuai
ketentuan.
14. Selalu mempersiapkan terlebih dahulu alat-alat yang
akan digunakan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan.
15. Tidak pernah memperhatikan manajemen kinerja saya.
16. Melaksanakan pekerjaan dengan semau saya sendiri.
e. Efisien Tenaga Kerja
17. Selalu melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
18. Selalu melakukan pengkajian data klien sebelum
melakukan tindakan lanjut.
19. Tidak pernah melengkapi dokumentasikeperawatan
kalau tidak ada yang menegur saya.
20. Selalu lalai dengan pekerjaan yang harusnya saya
lakukan.
f. Kreatifitas dalam Bekerja
21. Kreatif yang tinggi dapat membantu sayamencapai
hasil kerja yang lebih baik.
22. Selalu meningkatkan lagi kemampuan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
23. Tidak pernah memikirkan untuk meningkatkan
kreatifitas dalam bekerja saya.
24. Merasa sudah kreatif dalam kinerja yang telah saya
lakukan selama ini.