PENDAHULUAN
inap, jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative (UU NO.40
TAHUN 2009, 2009). Pelayanan keperawatan merupakan salah satu bagian dari
sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang diberikan oleh profesi yang
berperan dalam pelayanan kesehatan. Salah satu profesi yang berperan penting dalam
melakukan pelayanan keperawatan serta dapat berinteraksi lebih lama dengan pasien
yaitu perawat.
Menurut Hidayat (2012), peran perawat adalah sebagai pemberi perawatan (Care
Giver), sebagai advocat keluarga, sebagai upaya dalam pencegahan penyakit, sebagai
sebagai peneiti. Menurut Koizer terdapat 3 fungsi perawat yaitu fungsi keperawatan
pelayanan
1
2
diperlukan perawat yang kompeten dalam memberikan pelayanan yang aman kepada
pasien dan sesuai dengan kode etik profesi. Sehingga dalam hal ini, perawat dituntut
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai dalam
diukur dari pelayanan yang diberikan kepada pasien sehingga pasien merasakan puas
atau tidak puas (Kurniadih, 2013). Kinerja perawat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Gibson terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kinerja individu yaitu 1)
faktor individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, 2) faktor psikologi terdiri
dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi sedangkan 3) faktor organisasi
terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
Dalam hal ini bahwa kinerja perawat tidak akan terlepas dari faktor yang
disemua layanan keperawatan, hal yang terjadi dalam masyarakat ini karena
pelayanan yang masih rendah. Kinerja perawat yang rendah dapat memberikan
dampak terhadap kualitas pelyanan keperawatan. Oleh karena itu, rumah sakit harus
memiliki perawat yang bekerja baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit
sehingga dapat tercapainya kepuasan pasien. Salah satu upaya untuk menjaga kinerja
perawat tetap baik dengan menerapkan system jenjang karir dirumah sakit.
3
oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, maka perawat tersebut akan
kompetensi perawat pada tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen, seleksi,
perawat profesioanal, didalamnya mengatur empat jalur karir yang dapat ditempuh
oleh perawat meliputi, Perawat Klinik (PK), Perawat Manajer (PM), Perawat
perawat di rumah sakit maupun pelayanan primer memiliki 5 (lima) level yaitu, level
I sampai dengan level V. Dalam hal ini, dalam Permenkes no 40 tahun 2017 telah
mengatur jenjang karir perawat professional perawat klinik menjadi 5 tingkatan yaitu
Beberapa rumah sakit telah menerapkan sistem jenjang karir perawat sesuai
karir pada saat ini lebih menekankan pada posisi atau jabatan baik struktural maupun
beberapa kendala atau hambatan, antara lain: belum optimalnya dukungan pimpinan
dimana belum adanya kebijakan dan ketentuan jenjang karir perawat, bervariasinya
penerapan jenjang karir perawat, dan perawat belum memahami sistem jenjang karir
dengan baik (Reza, 2015). Selain itu, sebagian perawat juga mempersepsikan bahwa
pelaksanaan jenjang karir di rumah sakit menjadi beban tersendiri bagi perawat
tersebut, karna semakin tinggi level jenjang karir maka akan semakin berat tugas
yang akan dikerjakan. Penelitian yang dilakukan Rahmad pada tahun 2015 di RSUD
Tugurejo menunjukan bahwa persepsi perawat tentang jenjang karir masih cukup
rendah sebanyak 27,9%, hal ini dikarenakan perawat belum mendapatkan informasi
tingkat kepuasan perawat di rumah sakit dan hal ini akan mempengaruhi motivasi
kerja perawat. Perawat merasa bahwa kinerja mereka tidak dihargai dan hal ini
et al., 2014). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti S, Hendriani S,
dipengaruhi dengan adanya sebagian perawat merasa bahwa gaji yang mereka terima
tidak mencukupi sehingga adanya turnover karyawan yang cukup tinggi, kurangnya
pengakuan di tempat kerja, adanya perawat yang merasa diberlakukan tidak adil
dalam upah dan promosi ditempat keja, kondisi kerja yang kurang mendukung.
Dalam hal ini, kepuasan kerja mempunyai peran penting dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan. Teori hirarki Maslow, yang mengatakan bahwa setiap individu
5
akan merasakan kepuasan setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi dan selalu berusaha
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem jenjang karir di rumah
sakit dapat meningkatkan kinerja perawat, dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan
sistem jenjang karir. Untuk itu, dalam pencapaian tujuan rumah sakit, dan untuk
perawat yang memiliki persepsi yang baik, karna jika persepsi perawat baik mengenai
kinerja perawat dan kepuasan kerja masih menjadi masalah di semua pelayanan
keperawatan. Oleh karena itu, perlu adanya study literature unutk melihat bagaimana
persepsi perawat tentang jenjang karir, sehingga adanya informasi yang jelas terkait
kajian literature review yang membahas tentang persepsi perawat tentang jenjang
motivasi dan kepuasan kerja pada perawat. Apabila perawat termotivasi dan puas
terhadap pekerjaannya, maka perawat akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasien. Tetapi disamping itu perawat memiliki kepuasan kerja yang cukup rendah
Oleh karena itu diperlukannya study literature ini untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan variabel. Variabel tersebut meliputi persepsi tentang jenjang karir,
sehingga dengan demikian, rumusan masalah dalam pnenelitian ini adalah bagaimana
1.4 Manfaat
Hasil dari study literature ini dapat memberikan manfaat dibidang keperawatan
dan menjadi referensi pembelajaran terkait jenjang karir bagi perawat dan atasan
Diharapkan hasil literature ini dapat menjadi hasil artikel jurnal yang
bermanfaat bagi tenaga kesehatan terutama perawat dan bagi penulis dalam hal riset
penelitian lanjutan.
(Kementrian Kesehatan RI, 2017). Secara umum, jenjang karir diperlukan untuk
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang
7
dimiliki, maka akan berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan
perawat pendidik dan perawat peneliti. Untuk saat ini bidang yang sedang dan
2017). Dalam hal ini, Permenkes 2017 telah mengatur jenjang karir perawat
sampai Perawat klinik V (PK V). Selain itu, model jenjang karir perawat di enam
negara sepeperti yang dikembangkan oleh Patricia Benner yang diadaptasi dari
Model Dreyfus yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori
menjadi empat yaitu perawat klinik, manajemen, pendidik dan peneliti. Model
Model jenjang karir Blakemore yang dikembangkan sejalan dengan konsep Banner
dan Swansburg yang menetakan empat jalur karir. Namun konsep pengembangan
karir selanjutnya diarahkan pada lima career pathways yang meliputi family and
public health, acute and critical care, firt contact, acces and urgent care,
8
supporting long-term care, Mental health and psychososial care. Model jenjang
karir di Jepang terdiri dari perawat generalis dan advanced spesialis. Perawat
Registered Nurse (RN), Public Health Nurse (PHN) dan Bidan. Perawat di Taiwan
memungkinkan mencapai jalur lisensi lanjutan berupa Nurse Practitioner (NP) yang
memiliki dua aea spesialis medis dan bedah. Sedangkan di Thailand terdapat dua
jalur karir lanjutan (advanced practice nurse/APNs) yaitu nurse specialist (CNS)
yang memiliki lima area spesialis termasuk medis dan bedah, anak, Kesehatan
mental dan kejiwaan, usia dan keperawatan bersalin. Dan Nurse Practitioner (NP)
Persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan
kadang tidak disadari, dimana seseorang dapat mengenali stimuls yang diterimanya.
Persepsi yang dimiliki akan mempengaruhi tindakan seseorang. Begitu juga dengan
persepsi yang dimiliki perawat tentang jenjang karir, semakin tinggi persepsi yang
dimiliki maka akan semakin tinggi motivasi dan kepuasan kerja yang dimiliki
rumah sakit dimana perawat belum merasa termotivasi dan belum merasakan
jenjang karir di rumah sakit menjadi suatu beban tersendiri bagi perawat tersebut,
karna semakin tinggi level jenjang karir maka akan semakin berat tugas yang akan
dikerjakan. Penelitian yang dilakukan Rahmad pada tahun 2015 di RSUD Tugurejo
menunjukan bahwa persepsi perawat tentang jenjang karir masih cukup rendah
9
sebanyak 27,9%, hal ini dikarenakan perawat belum mendapatkan informasi secara