Anda di halaman 1dari 10

RISET KEPERAWATAN

Tugas Mata Kuliah : RISET KUANTITATIF DANKUALITATIF

Dosen : Bpk. Dr. M. Sajidin, S.Kp, M.Kes

Oleh :

RAHMAWATI SRI UTAMI


NIM. 202306005

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2023
Judul Penelitian :

“ Pengaruh Model Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dan Kepuasan

Kerja Perawat Terhadap Penilaian Kinerja Perawat Di RS Mitra Sehat

Medika Pandaan “

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit dikatakan berhasil tidak hanya pada kelengkapan fasilitas

yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan pelayanan sumber daya manusia

merupakan elemen yang berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang

dihasilkan dan dipersepsikan klien. Bila elemen tersebut diabaikan maka dalam

waktu yang tidak lama rumah sakit akan kehilangan banyak klien dan dijauhi

oleh calon klien. Klien akan beralih ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya yang memenuhi harapannya (Pemerintah Republik Indonesia,

2009).

Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa

kesehatan utama di mana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap

penerima jasa pelayanan kesehatan. Upaya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan tidak bisa lepas dari upaya peningkatan mutu keperawatan.

Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Perawat merupakan sumber daya manusia yang turut memberikan

pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas maupun fasilitas kesehatan

lainnya. Selain jumlahnya yang paling banyak, perawat juga merupakan profesi

yang memberikan pelayanan yang terus menerus selama 24 jam kepada klien.

Oleh karena itu pelayanan keperawatan sangat memiliki andil dalam menentukan

kualitas pelayanan publik khususnya dalam bidang kesehatan. Profesionalitas

pelayanan keperawatan yang diberikan pada hakekatnya adalah pelayanan

keperawatan yang diberikan sesuai dengan standar mutu pelayanan keperawatan

(Yaghoubi et al., 2013).

Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan

kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap pasien baik yang sakit

maupun sehat. Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi. Perilaku kerja (performance)

yang dihasilkan perawat tidak lepas dari faktor yang mempengaruhinya. Kinerja

karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kompensasi, lingkungan

kerja, budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja, disiplin kerja,

kepuasan kerja, komunikasi dan faktor – faktor lainnya.

Pabundu (2006) terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja

perawat yaitu: Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, sifat–sifat seseorang, meliputi sikap,

sifat–sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel

personal lainnya. Faktor eksternal yaitu faktor–faktor yang mempengaruhi

kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan, meliputi peraturan

ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, kondisi ekonomi, kebijakan

organisasi, kepemimpinan, tindakan - tindakan rekan kerja jenis latihan dan

pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

Berdasarkan fenomena yang ada di RS Mitra Sehat Medika Pandaan,

bahwa dari 4 kepala ruangan di 4 unit rawat inap belum pernah mendapat

pelatihan manajemen bangsal dan pelatihan manajemen kepemimpinan, sehingga

kepala ruangan tersebut belum memahami terkait model gaya kepemimpinan

yang akan digunakan dalam memimpin unitnya. Secara garis besar gaya

kepemimpinan yang digunakan selama ini oleh 4 orang kepala ruangan adalah

gaya kepemimpinan partisipasif yang merupakan gabungan dari gaya

kepimpinan otokratis dan demokratis. Selain hal tersebut, ada dibeberapa unit

yang usia anggotanya lebih tua/ lebih senior dari kepala ruangan, sehingga

memgakibatkan kepala ruangan merasa tidak berani jika menegur, yang

akibatnya perawat tersebut bekerja dengan seenaknya dan tidak menghormati

kepala ruangannya. Karena tidak bekerja dengan baik, maka terjadi beberapa

insiden keselamatan pasien yaitu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian

Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Selain itu juga ada

beberapa perawat yang merasa tidak puas dengan kepemimpinan dari kepala

ruangan diunitnya tersebut.


Dari studi pendahuluan yang dilakukan dari total 44 orang perawat di

Ruang Rawat Inap terkait penilaian kinerja didapatkan data penilaian kinerja

kriteria baik sebesar 24 orang (54,5%), kriteria cukup sebesar 18 orang (41%),

kriteria kurang sebesar 2 orang (4,54%). Untuk kepuasan dari 44 orang perawat

sebesar 40 orang (90,9%) mengatakan puas dalam bekerja, sedangkan yang

mengatakan kurang puas dalam bekerja sebesar 4 orang (9,1%). Untuk gaya

kepemimpinan dari kepala ruangan masing – masing unit, dari 44 orang perawat

yang memilih gaya kepemimpinan partisipasif sebesar 24 orang (54,5%),

sedangkan yang memilih gaya kepemimpinan demokratis sebesar 20 orang

(45,5%), untuk gaya kepemimpinan otokratis dan gaya kepemimpinan Laisess

Faire “Liberal” tidak ada yang memilih (0%).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfret Bonifacius Ulu Berek

(2018) tentang Analisis Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan

Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Berdasarkan Path-Goal Teory Di Rumah

Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel Manek Svd, Atambua menunjukkan bahwa

ada hubungan antara kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja dan

kinerja perawat berdasarkan path-goal teory. Sedangkan dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Ermi Girsang, Marlinang I Silalahi, Emori Christina

Simarmata (2023) tentang Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi

Perawat Terhadap Kinerja Perawat Di RSU Kota Medan menunjukkan bahwa

ada Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Perawat Terhadap Kinerja

Perawat dengan hasil penelitian jika gaya kepemimpinan di RSU Kota Medan
baik maka perawat yang kinerjanya baik sebanyak 64 perawat dengan persentase

sebesar 72,7% dan perawat yang kinerjanya tidak baik sebanyak 9 orang perawat

dengan persentase sebesar 10,2%, dan jika gaya kepemimpinan di RSU tidak

baik maka perawat yang kinerjanya baik sebanyak 6 orang perawat dengan

persentase sebesar 6,8% dan perawat yang kinerjanya tidak baik sebanyak 9

orang perawat dengan persentase sebesar 10,2%. Dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh Qurratul Aini SKG, Herianto Sosilo (2014) tentang Pengaruh

Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang

Rawat Inap A RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menunjukan hasil bahwa

gaya

kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat, Variabel

kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat, dan gaya

kepemimpinan dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

perawat yang bertugas di ruang rawat inap A di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Klaten. Selain dari hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, terdapat juga

hasil penelitian dari luar negeri yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mohammed

Qtait (2023) dengan judul Systematic Review of Head Nurse Leadership Style

and Nurse Performance yang menunjukkan hasil bahwa terdapat bukti bahwa

gaya kepemimpinan para manajer berdampak pada produktivitas perawat. Selain

itu ada juga penelitian yang dilakukan oleh Nita ariani, tukimin bin sansuwito,

rames prasath, milya novera, desi sarli, sandeep poddar (2022) tentang The effect

of leadership styles on nurse performances and job satisfaction among nurses in


dumai public hospital technological innovation as mediator dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berkorelasi secara signifikan

dengan kepuasan kerja dan kinerja perawat.

Berdasarkan hal tersebut diatas dikatakan bahwa sumber daya manusia

terbesar dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit diduduki oleh tenaga

perawat, dimana mereka siap membantu pasien setiap saat dan bekerja selama

24 jam setiap harinya, secara bergilir dan berkesinambungan untuk memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif dan professional. Tenaga perawat

memiliki posisi yang cukup menentukan terhadap tinggi rendahnya mutu

pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena merekalah yang sehari-harinya

melakukan kontak langsung dan memiliki waktu terbanyak dalam berinteraksi

dengan pasien. Untuk mengoptimalkan sumber daya dalam Rumah Sakit perlu

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat, diantaranya

adalah gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja.

Untuk meningkatkan kinerja yang baik dapat dicapai dengan adanya

keterkaitan yang saling menunjang antara pemimpin dan bawahannya yang

berkomitmen terhadap organisasi untuk melaksanakan kinerja yang diharapkan

dapat mencapai tujuan. Selain itu juga kinerja perawat yang baik diperlukan

kepemimpinan yang mempunyai kemampuan sehingga terbentuk kepuasan kerja.

Dengan gaya kepemimpinan yang baik dan terpenuhinya kepuasan kerja, maka

kinerja perawat dapat ditingkatkan dan akan berdampak kepada peningkatan

kinerja Rumah Sakit. Gaya kepemimpinan yang efektif dalam suatu unit kerja
akan berpengaruh pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan peningkatan

kepuasan kerja dan kinerja individu.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh model

gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kepuasan kerja perawat terhadap

penilaian kinerja perawat di RS Mitra Sehat Medika Pandaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat di buat rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh model gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap

penilaian kinerja perawat di RS Mitra Sehat Medika Pandaan?

2. Apakah ada pengaruh kepuasan kerja perawat terhadap penilaian

kinerja perawat di RS Mitra Sehat Medika Pandaan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model gaya

kepemimpinan kepala ruangan dan kepuasan kerja perawat terhadap penilaian

kinerja perawat di RS Mitra Sehat Medika Pandaan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan :


1. Mengidentifikasi model gaya kepemimpinan dari masing-masing kepala

ruangan di RS Mitra Sehat Medika Pandaan.

2. Mengidentifikasi hasil kepuasan kerja perawat di RS Mitra Sehat Medika

Pandaan.

3. Mengidentifikasi hasil penilaian kinerja perawat di RS Mitra Sehat Medika

Pandaan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti-bukti empiris

mengenai pengaruh model gaya kepemimpinan kepala ruangan dan

kepuasan kerja perawat terhadap penilaian kinerja perawat.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi

kepala ruangan dalam menerapkan model gaya kepemimpinan didalam

memimpin unitnya serta mengetahui apakah anggota unitnya sudah

merasa puas selama ini bekerja dengan harapan bisa meningkatkan

kinerja anggota unitnya lebih baik dan lebih professional. Serta bisa

digunakan sebagai sarana bagi peneliti untuk memperluas wawasan,

menambah pengetahuan, dan pemahaman dalam bidang manajemen

sumber daya manusia khususnya tentang kepemimpinan atau gaya


kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja perawat.

Anda mungkin juga menyukai