Anda di halaman 1dari 15

Program

: Pasca Sarjana STIK Tamalatea Makassar

Tugas

: Individu

Mata kuliah : Metode penelitian


Dosen

: DR. Dr. Arifin Seweng, MPH

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP

Oleh :

St. Saidah
014090026

PROGRAM PASCA SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu unsur pengarahan dalam fungsi-fungsi
manajemen sehingga seorang perawat manajer harus mampu melakukannya.
Perawat manajer harus dapat mengenali dan mengetahui motivasi maupun
kebutuhan staf yang merupakan faktor pemicu untuk melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien yang dirawatnya secara efektif dan efisien (Asmuji,
2012: 94).
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap
dan nilai tersebut merupakan suatu yang Invisible yang memberikan kekuatan
untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dorongan
tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu : arah perilaku (kerja untuk mencapai
tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja).
Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu yang
merupakan bagian dari hubungan internal dan eksternal. Motivasi dapat pula
diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan tindakan karena mereka
ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi, mereka akan membuat
pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena dapat memuaskan

keinginan mereka. Proses motivasi dapat digambarkan jika seseorang tidak puas
akan mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencari jalan atau
tindakan untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya
sendiri sudah sesuai dan terus terpenuhi (Rival dkk, 2011: 837-839).
Menurut Stoner & Freeman motivasi adalah karakteristik psikologis yang
memberi konstribusi pada tingkat komitmen seseorang (termasuk faktor-faktor
yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku dalam arah
tekat tertentu) (Kuntoro, 2010: 71).
Motivasi

kerja

adalah

suatu

kondisi

yang

berpengaruh

untuk

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan


dengan lingkungan kerja (Suarli dkk, 2009: 36).
Penampilan kerja adalah akibat adanya interaksi antara dua variabel, yaitu
kemampuan melaksanakan tugas dan motivasi. Kemampuan melakasanakan
tugas merupakan unsur utama dalam menilai kinerja seseorang. Namun, tugas
tidak akan diselesaikan dengan baik tanpa didukung oleh suatu kemauan dan
motivasi. Jika seseorang telah melaksanakan tugas dengan baik, maka dia akan
mendapatkan kepuasan terhadap hasil yang dicapai dan tantangan selama proses
pelaksanaan. Kepuasan tersebut dapat tercipta dengan strategi memberikan
penghargaan yang dicapai, baik berupa fisik maupun psikis dan peningkatan
motivasi (Nursalam, 2014: 105).

Penilaian kenerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh


manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas.
Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan
perilaku pegawai dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas
dan volume yang tinggi. Manajer perawat dapat menggunakan proses
operasional kinerja untuk mengatur arah kerja dalam memilih, membimbing
perencanaan karier, serta memberi penghargaan kepada perawat yang
berkompeten (Nursalam, 2013: 287).
Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksaan (achievement) suatu
program kegiatan perencanaan strategis dan operasioanal organisasi (efforts)
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara
kuantitas dan kualitas, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawabnya,
legal dan tidak melanggar hukum, etika dan moral (Nursalam, 2014: 121).
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan
dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja
organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk
mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah
sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum (Nursalam, 2014: 124).
Kinerja perawat adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan. Merawat bagi orang sakit sudah ada
sejak zaman purba yang didasari oleh insting dan pengalaman. Dalam sistem

asuhan keperawatan, kinerja dapat diartikan melalui kepatuhan perawat


profesional dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar (Triwibowo,
2013: 58-59).
Kualitas rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi
jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Melihat fenomena di atas,
pelayanan keperawatan yang memiliki konstribusi sangat besar terhadap citra
sebuah rumah sakit dipandang perlu untuk melakukan evaluasi atas pelayanan
yang diberikan (Nursalam, 2013: 295).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah hubungan antara motivasi kerja dengan
kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja perawat di ruang rawat inap.


b. Untuk mengetahui kinerja perawat di ruang rawat inap.
c. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Ilmiah
Diharapkan dapat memperkaya wawasan, ilmu pengetahuan serta menjadi
salah satu bahan bacaan bagi penelitian selanjutnya.

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
1. Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam diri seseorang untuk
melakukan atau mencapai suatu tujuan untuk menuju kesuksesan dan
menghindari kegagalan hidup. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti
ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan.
2. Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang memberikan semangat atau
dorongan yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

3. Kinerja perawat adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam sistem asuhan keperawatan,
kinerja dapat diartikan melalui kepatuhan perawat profesional dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar.
4. Standar asuhan keperawatan adalan uraian pernyataan tingkat kinerja yang
diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.
Pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses
keperawatan dapat dijadikan sebagai dasar untuk standar kinerja yang
diharapakan dapat meningkatakan kinerja perawat untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan yang berkualitas.
Dalam penelitian ini yang diteliti tentang hubungan motivasi kerja dengan
kinerja perawat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah motivasi kerja,
yaitu diantaranya mencakup lingkungan kerja, penghasilan, dan hubungan
dengan rekan kerja. Sedangkan variabel dependen adalah kinerja perawat.
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah lingkungan yang mencakup hubungan kerja
yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan
dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.
b. Penghasilan
Penghasilan adalah pembayaran yang diberikan dalam bentuk uang
atau barang dan keuntungan-keuntungan yang diterima oleh individu kerena
telah bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Penghasilan juga bisa mencakup
sesuatu yang berupa kompensasi (imbalan jasa) yaitu semua pendapatan
pegawai yang berbentuk uang atau barang baik secara langsung/tidak
langsung yang diterima sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan.
c. Hubungan dengan rekan kerja

Hubungan dengan rekan kerja adalah kebutuhan akan kerja sama


secara timbal balik antara perawat dan atasan, teman sekerja, tim kesehatan
lain, dan pasien. Semakin baik hubungan interpersonal seseorang, semakin
terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya dan semakin cermat
memersepsikan tentang orang lain dan diri sendiri sehingga semakin efektif
komunikasi yang berlangsung antara individu.
B. Kerangka konsep
Dari uraian tersebut maka peneliti membuat kerangka konsep dalam
penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen

Variabel Dependen

Motivasi Kerja
Kinerja Perawat
1. Lingkungan Kerja
2. Penghasilan
3. Hubungan dengan Rekan Kerja

Keterangan

:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Hubungan Antar Variabel

C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel

independen

atau

bebas

merupakan

variabel

yang

memengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas


biasanya dimatipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya
atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 2013: 177).
Pada penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah motivasi
kerja yang meliputi lingkungan kerja, penghasilan, dan hubungan dengan
rekan kerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Salewangang Maros.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel terikat adalah
faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan
atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2013: 178).
Pada penelitian ini variabel dependen yang diteliti adalah kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap
Rumah Sakit Daerah Salewangang Maros.
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Motivasi kerja adalah perasaan atau pemikiran yang memberikan semangat
atau dorongan kerja kepada perawat dalam melakukan suatu pekerjaan atau
menjalankan kekuasaan terutama dalam hal berperilaku.
Kriteria Objektif:
Baik
: Jika skor jawaban responden 23
Kurang
: Jika skor jawaban responden < 23
2. Kinerja perawat adalah pelaksanaan kerja yang ditampilkan oleh perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pendekatan proses
keperawatan.
Kriteria Objektif:
Baik
: Jika skor jawaban responden 23
Kurang
: Jika skor jawaban responden < 23
E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)


Ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
2. Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap.

BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Motode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan
pendekatan Cross-Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada
saat bersamaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
motivasi kerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Salewangang Maros.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di ruang rawat inap. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada Bulan Januari 2016.
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subyek (manusia, binatang, percobaan,
data laboratorium, dll) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang
ditentukan (Riyanto, 2011: 89).
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang
rawat inap. Jumlah populasi keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 44
orang perawat.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat
mewakili atau representatif populasi. Sampel sebaiknya memenuhi kriteria
yang dikehendaki, sampel yang akan dikehendaki merupakan bagian dari
populasi target yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini meliputi
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Riyanto, 2011: 90).
Besar sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu semua perawat yang bertugas di
ruang rawat inap sebanyak 30 orang perawat.
D. Cara Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan kuesioner dalam
bentuk pernyataan. Alternatif jawaban dengan menggunakan skala Guttmann
dimana skor jawaban dengan respon YA dan respon TIDAK, Setiap
pernyataan di kuesioner diberikan skor dengan Interval jawaban yaitu YA
diberi skor 2 dan TIDAK diberi skor 1.
2. Jenis Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan


data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden dengan
menggunakan lembar kuesioner sebagai instrumen.
b. Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh melalui dokumentasi dan
laporan/profil Rumah Sakit serta data-data penunjang lainnya.
c. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dilakukan
dengan pendekatan interview berdasarkan kuesioner penelitian.
E. Langkah Pengolahan Data
1. Prosedur pengolahan data, diantaranya:
Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dapat menggunakan
perangkat lunak diantaranya SPSS dengan tahap-tahap sebagai berikut
(Sumantri, 2013: 243):
a. Editing data yaitu mengoreksi jawaban yang telah diberikan responden,
apabila ada data yang salah atau kurang segera dilengkapi.
b. Coding data yaitu melakukan pengkodean terhadap beberapa variabel
yang akan diteliti, dengan tujuan untuk mempermudah pada saat
melakukan analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
c. Entry data yaitu memasukkan data dalam variabel sheet dengan
menggunakan komputer.

d. Cleaning data yaitu pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang


mungkin terjadi, dalam hal ini tidak diikutsertakan nilai hilang (missing
value) dalam analisis dan data yang tidak sesuai atau di luar range
penelitian tidak diikutsertakan dalam analisis.
2. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan telah diberikan skoring kemudian
dilakukan analisa dengan menggunakan komputerisasi program SPSS dan
program Microsoft Excel. Maka data selanjutnya akan dianalisis melalui
persentase dengan cara sebagai berikut:

a. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis ini akan menghasilkan distribusi dan persentase dari
tiap variabel yang diteliti.
b. Analisis bivariat
Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel independen dan variabel
dependen dengan menggunakan uji statistik ChiSquare dengan batasan
kemaknaan ( = 0,05), Program SPSS.
F. Pengujian Hipotesis
Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel independen dan dependen dengan
menggunakan uji ChiSquare dengan tingkat kemaknaan = 0,05, artinya
<0,05 yang berarti ada hubungan antara dua variabel yang diukur, maka H 0

ditolak, apabila > 0,05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara dua variabel yang diukur.
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti

memandang

perlu

adanya

rekomendasi dari pihak institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan
ijin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini kepala Rumah Sakit Daerah
Salewangang Maros.
Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika penelitian. Masalah etika penelitian keperawatan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian
keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian
harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain (Hidayat,
2014: 45-46):
1. Informed Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent
tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan

dalam

penggunaan

subjek

penelitian

dengan

cara

tidak

memberikanatau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan


hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan


kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.

Anda mungkin juga menyukai