Anda di halaman 1dari 11

Vol. 08, No.

03, September 2019 Efektivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit


ARTIKEL PENELITIAN
Alita R. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2019; 8 (3): 89-99
DOI: 10.33221/jikm.v8i03.304

Konfirmasi Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Kerja


Perawat di Rumah Sakit

Riadinni Alita
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
Jl. Limo Raya, Limo, Kec. Limo, Kota Depok, Jawa Barat 16514
Email : riadinnia@gmail.com

Abstrak
Pengawasan, motivasi, lingkungan kerja dan disiplin kerja mempunyai peranan yang penting dalam perawat untuk
bekerja, Ketiadaan unsur tersebut dapat menyebabkan berbagai hambatan yang dapat menghasilkan efektivitas kerja
yang tidak maksimal. Namun pengawasan, motivasi, lingkungan kerja dan disiplin kerja belum menjadi hal yang
melembaga di kalangan perawat, sehingga mengakibatkan pencapaian efektivitas kerja perawat yang kurang. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besarannya antara pengawasan,
motivasi, lingkungan kerja dan disiplin kerja. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan sampel
sebanyak 70 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis Structural Equation Model menggunakan
SmartPLS 2.0 dan SPSS 18. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel
pengawasan, motivasi, lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap efektivitas kerja sebesar 98.10%. Variabel
efektivitas kerja dipengaruhi langsung oleh beberapa variabel, diantaranya variabel pengawasan sebesar 11.63%,
motivasi sebesar 16.45%, lingkungan kerja 59.06% dan disiplin kerja sebesar 7.95%. Pengaruh tidak langsung sebesar
7.95%. Disarankan pihak Rumah Sakit lebih meningkatkan lingkungan kerja yang lebih baik dan nyaman bagi
karyawannya baik dari segi suhu ruangan, tata ruang kerja dan peraturan, sebab dengan adanya lingkungan kerja
yang baik maka karyawan akan lebih optimal dalam melakukan pekerjaannya dan tercapai efektivitas kerja yang baik
serta sesuai dengan visi misi Rumah Sakit.
Kata kunci : Disiplin, Efektivitas kerja perawat, Lingkungan kerja, Motivasi, Pengawasan
Abstract
Supervision, motivation, work environment and work discipline has an important role in the nurse's work, without four things
can cause a variety of obstacles that can produce the effectiveness of the work not maximum.However Supervision,
motivation, work environment and work discipline has not become institutionalized among nurses, resulting in achievement
of the effectiveness of the work of nurses is lacking. The purpose of this study to determine the influence of direct and
indirect as well as the amount between supervision, motivation, work environment and work discipline. This study using cross
sectional method with a sample of 70 respondents. This study uses Structural Equation Model analysis using SmartPLS 2.0
and SPSS 18. The results showed a direct and indirect influence between variable supervision, motivation, work environment
and work discipline of the effectiveness of work amounted to 98.10%. Variable work effectiveness is directly affected by
several variables, including supervision variables of 11.63%, the motivation by 16:45%, 59.06% working environment and
working discipline amounted to 7.95%. The indirect effect by 7.95%. Suggested to the Hospital further enhance the better
working environment and more convenient for employees in terms of both the room temperature, spatial layout and
regulations, because the presence of a good working environment, the employee will be optimized in doing his job and
achieved the effectiveness of good work as well as the corresponding with the vision and mission of the Hospital.
Keywords : Discipline, Effectivenes, Work environment, Motivation, Supervision

89
Alita R Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pendahuluan efektifitas kerja yang optimal meliputi


Dunia kerja dalam segala bidang faktor motivasi, disiplin kerja, lingkungan.
pada mengalami peningkatan yang Motivasi akan mendorong seseorang
semakin ketat, persaingan tidak hanya untuk lebih giat dalam menjalankan
datang dari tenanga dalam negeri namun pekerjaannya. Disiplin yang diterapkan
juga tenaga asing yang akan masuk ke pegawai menyakibatkan dorongan kepada
Indonesia. Berbagai kepentingan antar pegawai untuk berbuat dan melakukan
negara akan mewarnai dinamika kegiatan pekerjaan sesuai dengan peraturan
penyepakatan, salah satunya ASEAN Free yang telah ditetapkan serta lingkungan
Trade Area. Sektor jasa yang telah yang mendukung akan menambah kerja
disepakati oleh negara ASEAN salah lebih semangat sehingga efektivitas
satunya termasuk jasa kesehatan.1 Salah tercapai.
satu pemberi layanan kesehatan ialah Disiplin yang terbentuk dari diri
rumah sakit. Rumah sakit menjadi praktek perawat atau yang terbentuk akibat
pelayanan kesehatan pada masyarakat, lingkungan atau sekitar perawat,
merupakan simpul utama yang berfungsi mendorong perawat lebih bersemangat
sebagai pusat rujukan. dalam menyelesaikan target pencapaian
Rumah sakit menghadapi tantangan dalam sehari waktu tugas mereka. Semakin
dalam jasa pelayanan kesehatan, dimana termotivasi karyawan untuk bekerja secara
kesehatan merupakan hak yang bisa positif semakin baik pula kinerja yang
diperoleh oleh setiap manusia.2 dihasilkan dan lingkungan serta iklim kerja
Pelaksanaan pengorganisasian di rumah yang mendukung akan menambah kerja
sakit tidak akan terlepas dari sumber daya yang lebih efektif.
manusia yang ada dalam organisasi rumah Adanya pengawasan maka pegawai
sakit tersebut.3 Kemajuan teknologi dan dapat terus terpantau, hal ini dapat
sumber daya lain ialah pendukung memperkecil resiko kesalahan dalam
pelaksanaan kegiatan rumah sakit, karena pelaksanaan tugas sehingga semakin
pada akhirnya sumber daya manusia yang meningkatkan efektivitas kerja. Upaya
paling menentukan.4 Pelayanan yang prima untuk mencapai efektivitas di rumah sakit
ditentukan oleh sistem yang kuat dan ada beberapa faktor yang memengaruhi.
sumber daya manusia yang memiliki Kedisiplinan yang terbentuk akan
dedikasi tinggi terhadap terwujudnya melahirkan motivasi, dimana motivasi
tujuan rumah sakit. Perawat salah satu yang tinggi dari seorang karyawan juga
modal atau kekayaan yang terpenting dari akan mendukung karyawan tersebut untuk
seluruh kegiatan pelayan terhadap klien. lebih disiplin dalam melaksanakan
Upaya tercapainya pelayanan keperawatan pekerjaannya.6 Faktor- faktor yang
yang optimal di rumah sakit maka parawat memengaruhi efektivitas kerja adalah
harus mampu melaksanakan tugas- ketepatan waktu menyelesaikan tugas,
tugasnya secara efektif. Perawat yang delegasi tugas yang jelas, produktivitas,
memiliki efektivitas kerja baik mampu motivasi, evaluasi kerja, pengawasan,
menyelesaiakan tugas atau pekerjaannya lingkungan kerja, dan perlengkapan serta
sesuai waktu.5 fasilitas. Disiplin juga merupakan faktor
Prestasi yang dihasilkan perawat, yang menentukan tercapainya efektivitas
proses tercapainya penyesuaian kerja.7
diriperawat, serta tercapainya kepuasan Berdasarkan para ahli diatas,
kerja yang dirasakan perawat merupakn diperkuat dengan hasil penelitian dan
gambaran yang dimunculkan apabila didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
perawat mampu melaksanakan tugasnya disiplin, motivasi, pengawasan dan
dengan sangat efektif. Pencapaian lingkungan kerja memiliki pengaruh
terhadap pewarat. Disiplin kerja, motivasi

90
Vol. 08, No. 03, September 2019 Efektivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit

perawat dapat terbentuk dengan adanya divisi humas dan pemasaran bahwa rata-
pengawasan dari kepala ruangan. rata pasien yang yang datang ke Rumah
Pengawasan merupakan hal yang sangat Sakit Puri Cinere bertempat tinggal
penting karena masing- masing instansi disekitar RS dan kalangan menengah
memerlukan pengawasan yang tergantung keatas serta telah menjadikan RSPC
dari faktor- faktor situasional seperti sebagai RS tujuan. Responden lainnya
ukuran organisasi, sejumlah perubahan menceritakan karena cukup ramainya
yang terjadi, kompleksitas objek yang kunjungan pasien ke RSPC, terkadang
dikontrol dan suasana pendelegasian yang pelayanan kurang memuaskan seperti
ada didalam suatu instansi. Penelitian lamanya pelayanan dan penyampaian
tentang analisis efektivitas kerja perawat perawat yang kurang ramah (judes).
memengaruhi produksi, efisiensi, dan Dilanjutkan dengan mewancarai kepala
perkembangan kerja perawat. Rumah sakit bagian keperawatan bahwa didapatkan
penting memperhatikan aspek yang bisa pelanggaran kedisiplinan dan menurunnya
meningkatkan efektivitas kerja perawat motivasi yaitu keterlambatan datang. Hal
serta melakukan pembenahan terhadap tersebut menyebabkan munculnya
aspek tersebut sehingga pencapaian tujuan peraturan yaitu denda kepada perawat yang
rumah sakit memang bisa terukur dari datang terlambat. Hasil didapatkan dari
efektivitas kerja perawatnya.8 seorang perawat ruangan bahwa ada saja
Hubungan antara motivasi dengan perawat yang terlambat, maka perawat
kepuasan kerja perawat merupakan hal yang tersebut membayar denda yang akan
yang saling berhubungan. Individu dalam diberikan kepada kepala ruangan.
berperilaku akan berorientasi terhadap Kelalaian lain yang biasa dilakukan oleh
tujuan yang akan dicapai. Stimulus yang perawat antara lain keterlambatan
diberikan akan memengaruhi motivasi. pemberian obat, lupa menempelkan stiker
Faktor yang mendukung terciptanya resiko jatuh. Hal tersebut juga dikuatkan
stimulus positif akan membangkitkan dengan penurunan jumlah kunjungan rawat
motivasi sehingga kepuasan tercapai.9 jalan: tahun 2008 sebanyak 11.4013 jiwa,
sedangkan, adanya pengaruh positif tahun 2009 menurun menjadi 11.3627
motivasi dan lingkungan kerja non fisik jiwa, tahun 2010 menjadi 11.2297 dan
terhadap kinerja karyawan.10 Motivasi tahun 2012 menjadi 11.2012 jiwa.
ialah salah satu alasan agar bawahan ingin Instrumen Rumah Sakit yang diberikan
bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai kepada sedikitnya 150 pasien dalam
dengan yang diharapkan. Kebutuhan dasar mengukur pelayanan asuhan keperawatan
yang membuat seseorang untuk melakukan dan tingkat kepuasan pasien atau
suatu pekerjaan adalah motivasi stakeholder. Di tahun 2015, Penilaian
berprestasi, motivasi berafiliasi, dan terhadap pelayanan asuhan keperawatan
motivasi mencapai kekuasaan.11 baru mencapai 91, 83% dimana 8, 17%
Hasil studi pendahuluan yang masih menyatakan bahwa pelayanan
dilakukan kepada 10 pengunjung yang keperawatan tidak sesuai standar Rumah
diwawancarai, didapatkan hasil bahwa 1 Sakit. Sedangkan angket kepuasan pasien
reponden lain menjawab susternya sedikit di tahun 2015 senilai 90,33 % dan sisanya
judes dalam menjawab, 1 responden yaitu 9,67% menyatakan masih terdapat
pelayanan administrasi sedikit “bertele- ketidakpuasan dari pasien dapat berupa
tele”, 6 responeden menyatakan bahwa kurang ramahnya perawat, kurang
bahwa RS dekat dengan rumah, 2 berespon terhadap keluhan pasien.
responden menyatakan bahwa biaya RS Penelitian ini memiliki lima variabel,
cukup mahal dan 10 responden yaitu pengawasan, motivasi, lingkungan
mengatakan RSPC bersih dan nyaman. Hal kerja, disiplin kerja dan efektivitas kerja.
ini didukung oleh pernyataan dari kepala Variabel pengawasan dengan indikator

91
Alita R Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

yang meliputipenetapan standar, penilaian menggunakan skala semantic differential


pekerjaan dan mengkoreksi pekerjaan. dengan interval 1-5. Skala semantic
Variabel motivasi dengan indikator yang differential ini digunakan untuk mengukur
meliputi aktualisasi diri, tanggung jawab sikap tertentu yang dipunyai oleh
dan insentif. Variabel lingkungan kerja seseorang. Skala tersebut tersusun dalam
dengan indikator yang meliputi peraturan satu garis kontinum yang jawab “sangat
kerja, tata ruang kerja dan kelembaban positifnya” terletak di bagian kanan garis
ruangan. Variabel disiplin kerja dengan dan jawaban yang “sangat negatif” terletak
indikator yang meliputi disiplin peraturan, dibagian kiri garis, atau sebaliknya.12
disiplin tugas dan disiplin waktu. Instrumen yang untuk mengukur variabel
Sedangkan untuk variabel efektivitas kerja pengawasan terdapat 15 pernyataan dengan
tidak memiliki indikator. tiga indikator yaitu penetapan standar kerja,
Tujuan penelitian ini adalah penilaian pekerjaan dan mengkoreksi
mengetahui pengaruh langsung dan tidak pekerjaan. Instrumen guna mengukur
langsung serta besarannya antara motivasi, variabel motivasi terdiri 15 pernyataan
disiplin perawat, lingkungan kerja, dan dengan tiga indikator yaitu aktualisasi diri,
pengawasan terhadap efektifitas kerja tanggung jawab dan insentif. Instrumen
perawat di RSPC Tahun 2016. untuk mengukur variabel lingkungan
kerjaada 15 pernyataan yang dengan tiga
Metode indikator yaitu peraturan kerja, tata ruang
Jenis penelitian yang digunakan kerja dan kelembaban/suhu udara.
dalam penelitian ini adalah cross sectional. Instrumen yang mengukur variabel disiplin
Menganalisis pengaruh langsung dan tidak kerja terbagi tiga indikator yaitu disiplin
langsung serta besaran antara ada pengaruh peraturan, disiplin tugas dan disiplin waktu.
langsung antara motivasi, disiplin perawat, Pengolahan data menggunakan Chi
lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap Square untuk bivariat, sedangkan untuk
efektifitas kerja. Penelitian dilaksanakan di mengetahui pengaruh antara variabel
RS. Puri Cinere Tahun 2016. Peneliti dependent dan independent menggunakan
mengambil sampel sesuai dengan kaidah SmartPLS 2.0. Teknik analisis data
jumlah sampel pada pedoman PLS (Partial menggunakan Structural Equation Model
Least Squares) dengan rumusan Ghazali, (SEM). SEM adalah sebuah model statistik
dimana besaran sampel yang diambil yang memberikan perkiraan perhitungan
adalah 5 hingga 10 kelipatan dari jumlah dari kekuatan hubungan hipotesis diantara
indikator yang akan diteliti. Sehingga variabel dalam sebuah model teoritis, baik
dalam hal ini besaran sampel yang diambil secara langsung atau melalui variabel
masih berada dalam kisaran 70 hingga 9014. antara (intervening or mediating
Jumlah sampel tersebut diambil oleh variables).13
peneliti secara langsung melalui objeknya Langkah-langkah dalam analisis data
sebanyak 70 orang. Kriteria responden PLS adalah: (1) Merancang model
adalah sebagai berikut: (1) Kriteria inklusi, structural (Inner Model) yang
yaitu perawat yang masa kerjanya lebih menggambarkan hubungan antar variabel
dari satu tahun dan ada pada saat penelitian laten berdasarkan pada substantive teori
berlangsung atau dilakukan. (2) Kriteria yang didasarkan hipotesis penelitian. (2)
Eksklusi yaitu responden yang tidak Merancang model pengukuran (Outer
bersedia menjadi responden atau dalam Model) yaitu mendefinisikan bagaimana
kondisi yang tidak memungkinkan seperti setiap blok indikator berhubungan dengan
sedang sakit atau tidak hadir pada saat variabel latennya. (3) Model reflektif atau
penelitian dilakukan. prinsipal model dimana covarian
Pernyataan dalam angket disebarkan pengukuran indikator dipengaruhi oleh
kepada responden dibuat dengan konstruk laten atau mencerminkan variasi

92
Vol. 08, No. 03, September 2019 Efektivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit

dari konstruk laten yang menghipotesiskan Hasil


bahwa perubahan pada konstruk laten akan Hasil yang dicapai peneliti yaitu
memengaruhi perubahan pada indikator. gambaran analisis SEM untuk menjelaskan
(4) Konstruk diagram jalur. Hasil hubungan yang kompleks dari beberapa
perancangan inner model dan outer model variabel yang diuji. Gambaran tentang
yang sudah dibuat dan dinyatakan dalam tanggapan responden mengenai variabel-
bentuk diagram jalur. (5) Model spesifikasi variabel penelitian. Berdasarkan dari hasil
dengan PLS. Model analisis jalur semua uji deskriptif, maka didapatkan gambaran
variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga tentang sebaran karakteristik responden
set hubungan: 1) structural model, yaitu, dari 70 responden terdapat sebanyak
kemudian diukur dengan menggunakan Q- 44 (62%) responden yang memiliki usia
Square Predictive Relevance dengan <32 tahun. Selanjutnya dilihat dari jenis
rumus Q2=1-(1-R12)(1-R22), 2) kelamin bahwa 50 (71%) responden adalah
measurement model, diukur dengan perempuan. Kemudian, sebanyak 36
melihat convergent validity dan (50.7%) responden sudah menikah.
discriminant validity. Convergen validity Selanjutnya dilakukan pengujian
dengan nilai loading 0,5 sampai 0,6 antara sebaran total jawaban responden
dianggap cukup untuk jumlah indikator terhadap karakteristik responden secara
dari variabel laten berkisar 3 sampai 7, bivariat dengan uji Chi Square. Hasil dari
sedangkan discriminant validity uji Chi Square tersebut menunjukkan tidak
direkomendasikan nilai AVE lebih besar ada hubungan antar setiap variabel dengan
dari 0,5 dan juga dengan melihat weight sebaran karakteristik responden, karena
relation 3) weight relation dimana nilai dari semua hasil uji tersebut menunjukkan
kasus dari variabel laten tetap diestimasi.14 nilai Pvalue>0,05 (0,241-1,000).

Penilaian

Gambar 1. Outer Model (Loading Factor)

93
Alita R Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Setelah melakukan pengolahan data lebih besar dari 0.50 sehingga kriteria uji
dengan menggunakan software SPSS 18 terhadap indikator yang diukur dinyatakan
untuk mendapatkan hasil frekuensi sebaran valid.
jawaban responden dan karakteristik Konstruk dengan validitas yang baik
responden, serta uji bivariat dengan uji Chi dipersyaratkan nilai AVE harus di atas
Square maka data kemudian diolah dengan 0.50. Hasil evaluasi AVE di atas pada
menggunakan program SmartPLS 2.0 yang efektifitas kerja dinyatakan valid karena
menghasilkan evaluasi Outer Model dan nilai AVE di atas 0.50, yaitu pada variabel
Inner Model 13. pengawasan 0.909900, motivasi 0.908695,
Dari gambar 1 maka terlihat bahwa lingkungan kerja 0.942969, disiplin kerja
setiap indikator atau dimensi pembentuk 0.927785 dan efektivitas kerja 1.000000
variabel laten menunjukkan hasil yang maka dengan demikian dapat disimpulkan
baik yaitu, dengan nilai loading factor bahwa evaluasi pengukuran model
yang tinggi dimana masing-masing memiliki discriminant validity yang baik
indikator lebih besar dari 0.70, yaitu pada Didapatkan dari hasil pengolahan
indikator mengoreksi pekerjaan 0.933649, data bahwa seluruh nilai Cronbach’s Alpha
pada idnikator pemeriksaan implementasi dan Composite Reliability memiliki nilai
kesesuaian standar kerja 0.963301, lebih besar dari 0,7, yaitu pada nilai
penilaian pekerjaan 0.964392, aktualisasi Cronbach Alpha pengawasan 0.950408,
diri 0.971957, tanggung jawab 0.957308, motivasi 0.949624, lingkungan kerja
insentif 0.930026, kelembaban/suhu 0.969757, disiplin kerja 0.961047 dan
ruangan 0.974477, peraturan 0.970425, efektivitas kerja 1.000000, sedangkan pada
tata ruang kerja 0.968285, disiplin waktu nilai Composite Reliability pengawasan
0.969537, disiplin tugas 0.970083, disiplin 0.968041, motivasi 0.967582, lingkungan
tingkah laku 0.949891 dan efektivitas kerja kerja 0.980238, disiplin kerja 0.974709
1.000000. Hasil ini dapat dikatakan bahwa dan efektivitas kerja 1.000000, sehingga
indikator pembentuk variabel laten dapat dikatakan bahwa konstruk variabel
konstruk pengawasan, motivasi, memiliki reliabilitas yang baik.
lingkungan kerja, disiplin kerja dan
efektivitas kerja memiliki Loading Factor

Penilaian

Gambar 2. Inner Model (T-Statistic)

94
Vol. 08, No. 03, September 2019 Efektivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit

Sedangkan, berdasarkan hasil yang konstruk disiplin kerja dapat dijelaskan


diperoleh dari Inner model disebut juga oleh konstruk pengawasan sebesar 97%
dengan model struktural dan dapat dan sisanya 13% dipengaruhi oleh variabel
dievaluasi dengan melihat nilai uji R- lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Square, T-Statistik, presentase pengaruh Pada variabel efektivitas kerja didapatkan
langsung dan tidak langsung serta angka sebesar 0.951 dapat
Predictive Relevance (Nilai Q-Square). diinterpretasikan bahwa variabilitas
Pada gambar 2 bahwa nilai T- konstruk efektivitas kerja dapat dijelaskan
Statistik direfleksikan terhadap variabelnya oleh konstruk pengawasan sebesar 95%
sebagian besar >1.96, sehingga dan sisanya 15% dipengaruhi oleh variabel
menunjukan blok indikator berpengaruh lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
positif dan signifikan untuk merefleksikan Pengujian hipotesis antar variabel
variabelnya. Evaluasi pengujian Inner yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya
Model atau model strukturaldapat dilihat hasil nilai T-statistik. Didapatkan hasil
nilai R-Square yang berfungsi untuk kelima hubungan variabel memiliki nilai t-
menilai pada besaran keragaman atau statistik lebih besar dari batas untuk
variasi data penelitian terhadap fenomena menolak dan menerima hipotesis yang
yang sedang dikaji. Perubahan nilai R- diajukan yaitu 1,96. Pada pengawasan
square dapat digunakan untuk menilai terhadap disiplin kerja sebesar 23.956303,
pengaruh variabel eksogen tertentu variabel pengawasan terhadap efektivitas
terhadap variabel endogen apakah kerja sebesar 3.678736, variabel
menpunyai pengaruh yangsubstantif. pengawasan terhadap lingkungan kerja
Berikut ini adalah hasil pengukuran nilai sebesar 558.747004, variabel motivasi
R-Square : terhadap disiplin kerja sebesar 12.464084,
variabel motivasi terhadap efektivitas kerja
Tabel 1. Evaluasi Nilai R-Square sebesar 3.836689, variabel lingkungan
kerja terhadap disiplin kerja sebesar
Variabel R-Square
4.584180, variabel lingkungan kerja
Pengawasan
terhadap efektivitas kerja sebesar
Motivasi 0.969
Lingkungan kerja 0.941 15.417716, variabel lingkungan kerja
Disiplin kerja 0.970 terhadap motivasi sebesar 22.778655 dan
Efektivitas kerja 0.951 variabel disiplin kerja terhadap efektivitas
sebesar 2.177655 sehingga H0 ditolak. Tiga
Dari tabel R-Square didapatkan pola hubungan variabel tersebut secara
bahwa konstruk motivasi didapatkan angka parsial berpengaruh positif dan signifikan
sebesar 0.969 dapat diinterpretasikan karena nilai t-statistik lebih besar dari 1,96
bahwa variabilitas konstruk motivasi dapat sehingga signifikan pada α = 5.
dijelaskan oleh konstruk pengawasan Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
sebesar 97% dan sisanya 14% dipengaruhi variabel pengawasan mempunyai
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam pengaruh langsung dan tidak langsung.
penelitian ini. Pada variabel lingkungan Hasil uji koefisien parameter antara
kerja didapatkan angka sebesar 0.941dapat pengawasan terhadap efektivitas kerja
diinterpretasikan bahwa variabilitas menunjukan pengaruh langsung sebesar
konstruk lingkungan kerja dapat dijelaskan 11.63%, motivasi terhadap efektivitas kerja
oleh konstruk pengawasan sebesar 94% menunjukan terdapat pengaruh secara
dan sisanya 16% dipengaruhi oleh variabel langsung sebesar 16.45%, lingkungan kerja
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. efektivitas kerja menunjukan terdapat
Pada variabel disiplin kerja didapatkan pengaruh secara langsung sebesar 59.06%
angka sebesar 0.970 dapat dan disiplin kerja menunjukan terdapat
diinterpretasikan bahwa variabilitas pegaruh secara langsung sebesar 7.95%.

95
Alita R Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sedangkan untuk pengaruh tidak Formula yang digunakan untuk mengukur


langsung antara pengawasan terhadap Q-Square (Q2) adalah sebagai berikut :
efektivitas kerja diperoleh nilai sebesar Q2 = 1- (1-R12) (1-R22) (1-R32) (1-R42)
2.51%, motivasi terhadap efektivitas kerja = 1-(1-0,969)(1-0,941)(1-0,970)(1-,951)
diperoleh nilai sebesar 0.12%, lingkungan = 1- (0.030)(0,058)(0.0296) (0.048)
kerja terhadap efektivitas kerja diperoleh = 1 – 0.000002557
nilai sebesar 0.34% dan disiplin kerja = 0.999997 atau 99.99 %
terhadap efektivitas kerja sebesar 0.00%. Jadi nilai Q-Squareadalah 99.99%
Sehingga dari masing-masing
pengaruh langsung variabel laten eksogen Galat model = 1 - Q2
tersebut apabila secara bersama-sama = 1 - 0.999997
menunjukan kesesuaian dengan R square = 0.000002557
atau dengan kata lain hal ini menyatakan Jadi nilai galat model yaitu 0.000002557
bahwa variabel pengawasan, motivasi, atau 0.0002%
lingkungan kerja dan disiplin kerja Dari hasil di atas dapat menunjukkan
terhadap efektivitas kerja (11.63% + model hasil analisis dapat menjelaskan
16.45% + 59.06%+7.95%) = 95.09%. 99.99% keragaman data dan mampu
Nilai Q-Square bertujuan untuk mengkaji fenomena yang dipakai dalam
menilai besaran dari keragaman data pada penelitian, sedangkan 0.0002% merupakan
penelitian atauvariasi data penelitian faktor-faktor lain dari luar variabel yang
terhadap fenomena yang sedang diteliti. diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 2. Presentase Pengaruh Antar Variabel terhadap Variabel Efektivitas Kerja


Variabel LVC Direct Indirect Total Direct Indirect Total
Rho Rho % % %
Pengawasan 0.958919 0.121365 0.837555 0.95892 11.63% 2.51% 14.15%
Motivasi 0.964350 0.170643 0.032222 0.202865 16.45% 0.12% 16.58%
Lingkungan kerja 0.972518 0.607382 0.113436 0.720818 59.06% 0.34% 59.41%
Disiplin kerja 0.957737 0.083033 0 0.083033 7.95% 0 7.95%
Total 95.09% 2.99% 98.10%

Pembahasan memiliki pengaruh langsung dan positif


Pengaruh Pengawasan terhadap secara signifikan terhadap efektivitass
Efektivitas Kerja kerja dengan nilai t-statistik 3.678736 >
Pengawasan berpengaruh secara 1,96 pada α = 0,05 atau CI 95% dan
signifikan terhadap efektivitas kerja. adapun besarannya 0.958919. Artinya
Pengawasan salah satu fungsi manajemen pengawasan memberikan pengaruh yang
yang berupa mengadakan penilaian dan baik terhadap efektivitas kerja.
sekaligus bila perlu mengadakan koreksi Ada pengaruh yang signifikan antara
sehinga apa yang sedang dilakukan disiplin kerja dan pengawasan kerja
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang terhadap efektivitas kerja pegawai.
benar dengan maksud tercapainya tujuan Pengawasan akan memperkecil risiko
yang sudah digariskan. Fungsi pengawasan kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
yang berjalan dengan baik dapat dijadikan Pengawaan akan memantau pekerjaan
sebagai alat ukur dari tujuan organisasi karyawan sehingga karyawan lebih
telah terealisasi.18 termotifasi dan disiplin 21.
Pengaruh langsung dan besaran Peneliti juga berasumsi bahwa
pengawasan terhadap efektivitas kerja pengawasan memiliki pengaruh tidak
perawat RSPC tahun 2016 adalah sebesar langsung antara pengawasan terhadap
11.63% dan pengaruh tidak langsungnya efektivitas kerja melalui disiplin kerja, hal
sebesar 2.51%. Variabel pengawasan tersebut terbukti dari hasil penelitian

96
Vol. 08, No. 03, September 2019 Efektivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit

peneliti dan penelitian orang lain yang pengaruh terhadap efektivitas kerja, karena
menyatakan bahwa pengaruh tidak dengan adanya motivasi yang banyak
langsung antara pengawasan terhadap didapat oleh karyawan akan mendorong
efektivitas kerja melalui disiplin kerja, mereka untuk bekerja secara efektif dan
dengan adanya pengawasan saat bekerja optimal.
akan menyadarkan karyawan akan adanya
peraturan dan norma yang harus dijalani Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap
yang kemudian dengan begitu karyawan Efekktivitas Kerja
akan disiplin dalam melakukan Lingkungan kerja berpengaruh
pekerjaannya, dengan menanamkan secara signifikan terhadap efektivitas kerja.
disiplin maka karyawan lebih mudah Lingkungan kerja mempunyai pengaruh
mencapai secara maksimal produktivitas terhadap kinerja karyawan perusahaan
kerja. Tingginya disiplin kerja, pegawai dalam usaha untuk menyelesaikan tugas-
mampu mencapai efektivitas kerja yang tugas yang dibebankan kapadanya yang
maksimal. akhirnya berpengaruh terhadap
produktivitas kinerja karyawan,
Pengaruh Motivasi terhadap Efektivitas lingkungan yang baik akan meningkatkan
Kerja kerja. Kenyamanan lingkungan kerja
Motivasi berpengaruh secara karyawan dapat memicu karyawan untuk
signifikan terhadap efektivitas kerja. bekerja lebih baik sehingga produktivitas
Motivasi merupakan salah satu faktor yang kerja dapat dicapai secara maksimal.16
dapat mendukung efektivitas kerja, karena Pengaruh langsung dan besaran
motivasi adalah keadaan intern diri lingkungan kerja terhadap efektivitas kerja
seseorang yang mengaktifkan dan perawat Rumah RSPC tahun 2016 adalah
mengarahkan tingkah lakunya kepada sebesar 59.06% dan pengaruh tidak
sasaran tertentu. Adanya motivasi kerja langsungnya sebesar 0.34%. Variabel
yang terdapat dalam diri pegawai yang lingkungan kerja memiliki pengaruh
disertai oleh disiplin kerja yang baik langsung dan positif secara signifikan
merupakan dua aspek yang sangat terhadap efektivitas kerja dengan nilai t-
diharapkan oleh instansi.15 Efektivitas statistik 15.417716 > 1,96 pada α = 0,05
kerja di sini tidak akan dapat meningkat atau CI 95% dan adapun besarannya
tanpa adanya motivasi kerja yang tinggi 0.607382. Artinya lingklungan kerja
untuk melakukan pekerjaan dengan memberikan pengaruh yang baik terhadap
optimal tanpa ada tekanan dan paksaan efektivitas kerja.
dari orang lain yang diimbangi oleh Dalam penelitian ini peneliti
disiplin yang tinggi.19 berasumsi bahwa dengan adanya
Pengaruh langsung dan besaran lingkungan kerja yang baik yaitu
motivasi terhadap efektivitas kerja perawat lingkungan yang membuat karyawan
RSPC tahun 2016 adalah sebesar 16.45% nyaman memiliki pengaruh terhadap
dan pengaruh tidak langsungnya sebesar kinerja karyawan dalam usaha untuk
0.12%. Variabel motivasi memiliki menyelesaikan tugas- tugas yang
pengaruh langsung dan positif secara dibebankan kapadanya yang akhirnya
signifikan terhadap efektivitas kerja berpengaruh efektivitas kerja karyawan.
dengan nilai t-statistik 3.836689 > 1,96
pada α = 0,05 atau CI 95% dan adapun Pengaruh Disiplin Kerja terhadap
besarannya 0.170643. Artinya motivasi Efekktivitas Kerja
memberikan pengaruh yang baik terhadap Disiplin kerja berpengaruh secara
efektivitas kerja. signifikan terhadap efektivitas kerja. Salah
Dalam penelitian ini peneliti satu dari aspek kekuatan sumber daya
berasumsi bahwa motivasi memiliki manusia adalah disiplin kerja, karena

97
Alita R Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

mempunyai dampak kuat bagi organisasi Berdasarkan keterbatasan dalam


atau lembaga untuk mencapai keberhasilan penelitian ini, adapun saran-saran dalam
dalam mengejar tujuan yang telah penelitian selanjutnya, sebagai berikut : (1)
direncanakan.17 Disiplin merupakan Penelitian selanjutnya dapat
pengendalian diri individu saat mengembangkan penelitian ini dengan
melaksanakan tugas dalam organisasi. menggunakan metode kualitatif, melalui
Disiplin akan menghasilkan produktivitas observasi secara langsung dan wawancara
yang maksimal, sehingga menjapai sehingga dapat meminimalkan bias
pekerjaan yang diharapkan.20 penilaian baik oleh rater maupun
Pengaruh langsung dan besaran responden, selain itu model ini perlu
disiplin kerja terhadap efektivitas kerja penambahan variabel lainnya yang secara
perawat RSPC tahun 2016 adalah sebesar teori dapat mempengaruhi efektivitas kerja.
7.95%. Variabel disiplin kerja memiliki (2) Dari hasil penelitian ini dapat
pengaruh langsung dan positif secara dilakukan intervensi serta evaluasi
signifikan terhadap efektivitas kerja terhadap efektivitas kerja perawat secara
dengan nilai t-statistik 2.177655 > 1,96 berkesinambungan serta sebagai bahan
pada α = 0,05 atau CI 95% dan adapun kajian bagi pembuat kebijakan di RSPC
besarannya 0.083033. Artinya disiplin untuk meningkatkan efektivitas kerja
kerja memberikan pengaruh yang baik perawat melalui pengawasan, motivasi,
terhadap efektivitas kerja. lingkungan kerja dan disiplin kerja. (3)
Dalam penelitian ini peneliti Bagi pihak RSPC diharapkan lebih
berasumsi bahwa disiplin adalah kesadaran meningkatkan lingkungan kerja yang lebih
dan kesediaan seseorang menaati semua baik dan nyaman bagi karyawannya baik
peraturan di suatu tempat dan norma dari segi suhu ruangan, tata ruang kerja
norma yang berlaku, sehingga dengan dan peraturan, sebab dengan adanya
menanamkan disiplin dalam kerja lingkungan kerja yang baik maka
karyawan akan lebih mudah mencapai karyawan akan lebih optimal dalam
secara maksimal produktivitas kerja. melakukan pekerjaannya dan tercapai
Tingginya disiplin kerja pegawai akan efektivitas kerja yang baik serta sesuai
mampu mencapai efektivitas kerja yang dengan visi misi Rumah Sakit.
maksimal, baik itu disiplin waktu, tata
tertib atau peraturan yang telah ditetapkan Daftar Pustaka
dalam instansi tersebut. 1. Ake R.C Langigi, Grace D. Kandou, J.M.L
Umboh. Hubungan Faktor Internal Dan
Eksternal Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Kesimpulan Di Instalasi Rawat Inap C Rsup Prof. Dr. R.D
Berdasarkan hasil penelitian ini, hasil Kandou Manado. Universitas Sam Ratulangi;
temuan tersebut bahwa pengaruh semua 2015.
variabel terhadap efektivitas kerja dalam 2. Sulistiyani AT dan Rosidah. Manajemen
model ini sebesar 98.10%, yang terdiri dari Sumberdaya Manusia:Konsep, Teori dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi
pengaruh langsung sebesar 95.09% dan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2009.
pengaruh tidak langsung sebesar 2.99%. 3. Soeroso. Manajemen Sumber Daya Manusia
Variabel efektivitas kerja karyawan RSPC Di Rumah Sakit. Jakarta: EGC; 2003.
dipengaruhi langsung oleh beberapa 4. Danim S. Motivasi Kepemimpinan Dan
variabel yaitu pengawasan (11.63%), Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta;
2004.
motivasi (16.45%), lingkungan kerja 5. Hidayat. Teori Efektifitas Dalam Kinerja
(59.06%) dan disiplin kerja (7.95%). Karyawan, Yogyakarta: Gajah Mada
Terdapat faktor lain yang tidak diteliti dan University Press; 1986.
dapat mempengaruhi varibel efektivitas 6. Robbins SP. Perilaku Organisasi 1. Jakarta:
kerja karyawan RSPC sebesar 2.99%. Salemba Empat; 2008.
7. Triatmojo B. Pengaruh Motivasi, Kedisiplinan
dan PengalamanKerja Karyawan Koperasi

98
Vol. 08, No. 03, September 2019 Efektivitas Kerja Perawat di Rumah Sakit

Unit Desa Kedalisono Tawangharjo


Grobogan. Skripsi: STIE-AUB; 2009.
8. Yulmawati. Analisis Efektivitas Kerja Perawat
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci
Propinsi Jambi Tahun 2011. Padang:
Universitas Andalas; 2011.
9. Mayawati Diyah. Hubungan Antara Motivasi
Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di
Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
Klaten.Thesis: Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2010.
10. Sartika, Hayulinanda. Analisis Pengaruh
Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Kariyawan Pada PT. Sinar Galesong
Pratam Makassar.Thesis. Makassar:
Universitas Hassanudin; 2012.
11. Handoko, Hani. Manajemen Personalia Dan
Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta :
BPFE; 2001.
12. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta; 2013.
13. Mustafa, Wijaya. Panduan Teknik Statistik
SEM & PLS dengan SPSS AMOS.
Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka; 2012.
14. Ghazali. Structural Equation Modeling
Metode Alternatif dengan Partial Least Square
(PLS). Semarang : UNDIP; 2008.
15. Subariyanti, Herudini. Hubungan Motivasi
Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan PTLR Batan. Jakarta: ASM BSI
Jakarta; 2017.
16. Sofyan DK. Pengaruh Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Kerja Pegawai BAPPEDA.
Aceh: MIEJ Journal; 2013.
17. Aspiyah M dan Martono S. Pengaruh Disiplin
Kerja, Lingkungan Kerja, dan Pelatihan pada
Produktivitas Kerja. Semarang: Management
Analysis Journal; 2016.
18. Ulpah, Fitria. Pengawasan terhadap Efektifitas
Kerja Pegawai pada Kantor Kelurahan
Lempake Kecamatan Samarinda. Samarinda:
eJournal Administrasi Publik; 2016.
19. Wadi, Hamzan. Pengaruh Disiplin Pegawai
dan Motivasi Kerja terhadap Efektifitas Kerja
Pegawai di Kantor Kecamatan Telen
Kabupaten Kutai Timur.Kalimantan: eJournal
Pemerintahan Integratif; 2017.
20. Wasilawati, Ardansyah. Pengawasan, Disiplin
Kerja, Dan Kinerja Pegawai Badan Pusat
Statistik Kabupaten Lampung Tengah.
Lampung : Universitas Bandar Lampung ;
2014.
21. Maulina, Nadia. Korelasi Pengawasan Dengan
Efektifitas Kerja Pegawai Pada Kantor
Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.
Samarinda: eJournal Administrasi Negara;
2014.

99

Anda mungkin juga menyukai