Anda di halaman 1dari 9

Al-Tamimi Kesmas

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences)


http://jurnal.alinsyirah.ac.id/index.php/kesmas
Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019
p-ISSN: 2338-2147
e-ISSN: 2654-6485

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
ROYAL PRIMA MEDAN TAHUN 2019

Brema Prima

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Prima Indonesia, Jln.Sekip Seisikambing


Email: bremaprima97@gmail.com

ABSTRAK

Motivasi yang berarti “dorongan” atau “daya penggerak”. Motivasi mempersoalkan cara
mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerja sama secara produktif dalam mencapai
dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan
interpersonal, pengembangan diri dan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
rumah sakit royal prima. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah
seluruh perawat yang ada di ruang rawat inap rumah sakit royal prima medan, yaitu sebanyak 40
orang perawat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling untuk
kelompok kasus yaitu sebanyak 40 responden. Hasil penelitian ini di uji secara statistik dengan
menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan program SPSS versi
16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Royal Prima Medan dengan masing-masing p-value dari α
(0,783 > 0,05), (0,783 > 0,05), (0,017 < 0,05). Kesimpulan adalah ada hubungan beban kerja
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap rumah sakit royal prima medan.

Kata Kunci : Motivasi, hubungan interpersonal, pengembangan diri, beban kerja.

ABSTRACT

Motivation which means "encouragement" or "driving force". Motivation questions how to direct
the power and potential of subordinates to want to work together productively in achieving and
realizing specified goals. The purpose of this study was to determine the interpersonal
relationship, self-development and workload with the performance of nurses in the inpatient
rooms of the Royal Prime Hospital. This type of research used in this research is analytic survey
research using cross sectional approach. The population of this study were all nurses in the
inpatient room of the royal prima medan hospital, as many as 40 nurses. The sampling technique
in this study was Total Sampling for case groups of 40 respondents. The results of this study were
statistically tested using the Chi Square test with a 95% confidence level using the SPSS program
version 16.0. The results showed that there was a relationship between Workload and Nurse
Performance in the Inpatient Room at Royal Prima Medan Hospital with each p-value of α
(0.783> 0.05), (0.783> 0.05), (0.017 <0, 05). The conclusion is that there is a relationship
between workload and nurses' performance in the inpatient hospital at the royal prima medan
hospital.

Keywords: Motivation, interpersonal relationships, self-development, workload.

Page | 74
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

PENDAHULUAN Derajat kesehatan yang optimal


World Health Organization dapat dicapai oleh perawat dengan
(WHO) menyatakan bahwa Indonesia adanya motivasi kerja. Motivasi kerja
masuk dalam 5 negara dengan motivasi yang tinggi dalam lingkungan kerja
tenaga kesehatannya paling rendah, maka perawat akan merasakan rasa
selain Vietnam, Argentina, Nigeria dan bangga, puas dalam melakukan
India, hal ini disebabkan oleh tidak pekerjaannya secara tuntas. Keluhan
diperhatikannya kebutuhan tenaga kerja perawat saat ini akan kondisi pekerjaan
ditinjau dari aspek pemenuhan dan belum adanya penghargaan atau
kesejahteraan,berbagai studi reward atas hasil kerja kadang sebagai
menunjukkan bahwa tenaga kesehatan pemicu rendahnya motivasi kerja dari
merupakan kunci utama dalam sekian banyak penyebab yang
keberhasilan pencapaian tujuan mengakibatkan rendahnya tingkat
pembangunan kesehatan. Tenaga motivasi kerja.(4)
kesehatan memberikan kontribusi Kinerja merupakan hasil yang
hingga 80% dalam keberhasilan dicapai seorang menurut ukuran yang
pembangunan kesehatan. Indonesia berlaku dalam kurun waktu tertentu,
termasuk salah satu dari 57 negara yang berkenaan dengan pekerjaan serta
menghadapi krisis SDM kesehatan, baik perilaku dan tindakan. Kinerja perawat
jumlahnya yang kurang maupun ini merupakan gambaran evaluasi
distribusinya.(1) terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh
Rasio perawat di Indonesia tahun perawat untuk tujuan pelayanan
2013 adalah 89,9 per 100.000 penduduk, keperawatan dengan didasarkan pada
dengan rentang 31,3-327,1 per 100.000 standar keperawatan, indikator kinerja
penduduk. Berdasarkan target indikator diperlukan untuk mengukur kinerja yang
Indonesia Sehat rasio 117,5 perawat per telah dilakukan perawat.(2)
100.000 penduduk, secara nasional Perawat kehilangan motivasi
belum memenuhi target sehingga tidak selalu mudah karena jarang
membuat kurangnya kepuasan pasien diungkapkan. Namun hal ini dapat
akan pelayanan kesehatan yang diketahui dari perubahan sikap yang
diberikan perawat dan kinerja perawat terjadi pada dirinya yang dapat diamati.
belum dilakukan secara maksimal yang Tanda-tanda sikap karyawan yang tidak
ditimbulkan karena faktor kurangnya memiliki motivasi kerja adalah : tidak
sumber daya khususnya pada bagian bersedia bekerja sama, tidak mau
keperawatan.(2) menjadi sukarelawan, selalu datang
Undang - Undang Nomor 36 terlambat,pulang awal dan mangkir
Tahun 2009 tentang Kesehatan tanpa alasan,memperpanjang waktu
mengamanatkan bahwa pemerintah istirahat dan bermain game dalam waktu
bertanggung jawab atas ketersediaan kerja, tidak menepati tanggal waktu
sumber daya di bidang kesehatan yang tugas, tidak mengikuti standar yang
adil dan merata bagi seluruh masyarakat ditetapkan, selalu mengeluh tentang hal
untuk memperoleh derajat kesehatan sepele, saling menyalahkan, dan tidak
yang setinggi-tingginya. Sumber daya mematuhi peraturan.(3)
yang dimaksud adalah tenaga kesehatan, Penelitian yang dilakukan oleh
fasiltas pelayanan kesehatan, perbekalan Ayu Amelia Fitri (2014), tentang Faktor-
kesehatan, serta teknologi dan produk Faktor Yang Berhubungan Dengan
teknologi.(3) Motivasi Kerja Pegawai Di Puskesmas
IV Koto Agam Kabupaten Agam. Hasil

Page | 75
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

penelitian ini adalah dari analisa lainnya, pasien juga merasa Rumah
univariat diperoleh motivasi kerja Sakit Royal Prima Medan tersebut lebih
pegawai rendah 51,4%. Hubungan dekat dengan rumahnya dan hanya
antara tanggung jawab dengan motivasi Rumah Sakit tersebut yang ada disekitar
kerja, dilihat dari hasil penelitian tempat tinggalnya, dan dokter yang
didapatkan tanggung jawab pekerjaan berjaga di Rumah Sakit tersebut sering
dengan motivasi kerja yang rendah berada di tempat, walaupun terjadi
78,9%. Hasil ujistatistik diperoleh peningkatan pasien rawat inap di Rumah
adanya hubungan bermakna antar Sakit Royal Prima Medan akan tetapi
tanggung jawab perkerjaan dengan masih ditemukannya permasalahan
motivasi kerja pegawai p=0,001 dan mengenai kinerja perawat di Rumah
OR=16,25. Rendahnya tanggung jawab Sakit tersebut. (5)
terlihat dari banyaknya pegawai yang Berdasarkan hasil survei awal
menunda-nunda menyelesaikan dan wawancara penelitian terhadap
pekerjaanya, datang tidak tepat waktu, perawat dan pasien di Rumah Sakit
melakukan pekerjaan lain diluar Royal Prima Medan, menurut hasil
pekerjaan seperti berbelanja kepasar wawancara dengan pasien diperoleh
pada saat jam kerja. Dan hubungan kinerja perawat ini belum maksimal, hal
interpersonal dengan motivasi kerja ini terlihat dari masih terdapat pasien
pegawai, dilihat dari hasil penelitain merasa kurang puas dengan pelayanan
hubungan interpersonal dan motivasi kesehatan yang diberikan kepadanya,
kerja pegawai yang rendah 78,9%. Hasil seperti masih terdapat kurangnya
uji statistik diperoleh hubungan yang kesigapan perawat pada saat pasien
bermakna antara hubungan interpersonal membutuhkannya seperti saat
dengan motivasi kerja pegawai p=0,001. penggantian infus, kadang perawat tidak
Rendahnya hubungan sesama pegawai menyediakan bantal untuk pasien yang
dipengaruhi kurang harmonis, baik di rawat inap, jarangnya perawat
satu ruang maupun beda ruang.(3) membangun komunikasi yang baik
Rumah Sakit Royal Prima dengan pasien, dan dari hasil wawancara
Medan merupakan Rumah Sakit Tipe B. dengan perawat terdapat perawat yang
Rumah Sakit ini mempunyai kapasitas memiliki motivasi kerja yang baik
250 tempat tidur dan memiliki jumlah sehingga kinerja yang diberikannya
karyawan 328 orang, 121 tenaga medis dapat dikatakan maksimal, tetapi
dan 106 paramedik perawat dengan latar terdapat juga beberapa perawat yang
belakang yaitu Spesialis, S2, Ners, S1 menyatakan kurangnya motivasi mereka
Kep dan DIII Kep.(5) dalam hal hubungan interpersonal di
Data yang diperoleh peneliti di dalam kelompok kerja, dan hubungan
Rumah Sakit Royal Prima Medan kerja sama dengan teman-teman
selama tiga tahun terakhir menunjukkan seprofesi maupun dokter yang membuat
data kunjungan pasien rawat inap yaitu kinerja perawat yang diberikan kepada
dari tahun 2015 sebanyak 8.059, tahun pasien kurang maksimal.
2016 sebanyak 12.191 dan pada tahun Berdasarkan data yang diperoleh
2017 sebanyak 15.600. Peningkatan peneliti dari kepala unit ruang rawat inap
kunjungan pasien untuk rawat inap mengenai tingkat kehadiran perawat di
dikarenakan pasien yang berobat ke Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Royal
Rumah Sakit Royal Prima Medan Prima Medan masih banyak perawat
mendapatkan pelayanan BPJS yang baik yang kehadirannya kurang maksimal
dibandingkan pelayanan di Rumah Sakit seperti datang terlambang namun pulang

Page | 76
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

lebih awal, saat peneliti mewawancara Tabel 1. Distribusi Kategori


perawat untuk mengetahui apa yang Berdasarkan Umur, Lama Kerja,
menyebabkan kehadiran perawat Jenis Kelamin, Pendidikan
tersebut kurang maksimal, perawat No Karakteristik
Persentase
mengatakan jarak tempuh antara rumah Jumlah %
dengan rumah sakit terlalu jauh, beban 1. Umur
kerja yang terlalu banyak tidak sesuai ≤ 25 Tahun 26 65,0
> 25 Tahun 14 35,0
dengan gaji yang mereka terima,
Total 40 100,0
kurangnya dukungan dari pihak Rumah 2. Lama Kerja
Sakit dalam hal mengadakan seminar 1-2 Tahun 27 67,5
yang dapat membuat motivasi kerja 3-4 Tahun 11 27,5
lebih tinggi.(5) 5-6 Tahun 2 5,0
Berdasarkan latar belakang Total 40 100,0
diatas, maka penulis tertarik untuk 3. Jenis Kelamin
Laki-Laki 14 35,0
melakukan penelitian tentang Perempuan 26 65,0
“Hubungan Motivasi Kerja Perawat Total 40 100,0
dengan Kinerja Perawat Di Ruang 4. Pendidikan
Rawat Inap Rumah Sakit Royal Prima D3 39 97,5
Medan Tahun 2019”. S1 1 2,5
Total 40 100,0
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian survey analitik Berdasarkan table 1 diperoleh
dengan pendekatan cross sectional yaitu distribusi frekuensi kelompok Umur
untuk menganalisis hubungan motivasi responden, mayoritas responden
kerja perawat dengan kinerja perawat di kelompok ≤ 25 Tahun sebanyak 26
ruang rawat inap rumah sakit royal orang (65.0%) dan minoritas kelompok
prima medan tahun 2019 dan dilakukan umur > 25 Tahun sebanyak 14 orang
pada bulan Januari 2019. Populasi (35.0%).
berjumlah 40 perawat dan sampel 40 Berdasarkan distribusi frekuensi
perawat menggunakan metode total kelompok Lama Kerja, responden
sampling. Alat untuk pengumpulan data kelompok 1-2 Tahun sebanyak 27 orang
adalah kuesioner, dan untuk wawancara (67.5%), dan kelompok 3-4 Tahun
mendalam diperlukan pedoman sebanyak 11 orang (27.5%), dan
wawancara. Untuk mengetahui tingkat kelompok 5-6 Tahun sebanyak 2 orang
kinerja para perawat. Data yang telah (5.0%).
dikumpulkan diolah dengan analisis Berdasarkan distribusi frekuensi
univariat dan bivariat. (6) Jenis Kelamin dari 40 responden,
mayoritas responden berjenis kelamin
HASIL DAN PEMBAHASAN Perempuan sebanyak 26 orang (65.0%)
Adapun hasil penelitian ini sebagai berikut: dan minoritas berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 14 orang (35.0 %).
Analisis Univariat Berdasarkan distribusi frekuensi
Analisis univariat dilakukan Pendidikan responden, mayoritas
untuk mengetahui distribusi frekuensi responden kelompok D3 sebanyak 39
berdasarkan umur, lama kerja, jenis orang (97.5%) dan minioritas kelompok
kelamin, pendidikan di Rumah Sakit S1 sebanyak 1 orang (2,5 %).
Royal Prima Medan Tahun 2019.

Page | 77
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

Tabel 2. Distribusi Kategori hubungan antara variabel bebas meliputi


Berdasarkan Hubungan (hubungan interpersonal,
Interpersonal, Pengembangan Diri pengembangan diri, beban kerja),
dan Beban Kerja Dengan Kinerja dengan kinerja perawat di ruang rawat
Perawat inap rumah sakit royal prima medan
No Karakteristik
Persentase dengan menggunakan uji Chi Square
Jumlah % pada tingkat kemaknaan α = 0.05,
Hubungan
1. sebagai berikut :
Interpersonal
Baik 35 87,5
Tidak Baik 5 12,5 Tabel 3. Hubungan Interpersonal
Total 40 100,0 dengan Kinerja Perawat
Pengembangan
2. Hubungan Kinerja Perawat
Diri Total P Value
Interpersonal
Baik 35 87,5 Baik Tidak Baik
Tidak Baik 5 12,5
Total 40 100,0 n % n % N %
3 Beban Kerja Baik 9 25,7 26 74,3 35 100,0
0,783
Berat 28 70,0 Tidak Baik 1 20,0 4 80,0 5 100,0
Ringan 12 30,0
Total 40 100,0
4. Kinerja Perawat Hubungan interpersonal dengan
Baik 10 25,0 kinerja perawat diperoleh dari 35
Tidak Baik 30 75,0 responden mayoritas yang menjawab
Total 40 100,0
Kinerja Perawat Tidak Baik tetapi
menilai Hubungan Interpersonal Baik
Berdasarkan Hubungan
sebanyak 26 orang (74.3%), dan
Interpersonal mayoritas perawat
minoritas yang menjawab Kinerja
menjawab baik yaitu sebanyak 35 orang
Perawat Baik dan menilai Hubungan
(87.5%) dan minoritas responden
Interpersonal Baik sebanyak 9 orang
menjawab adalah tidak baik sebanyak 5
(25.7%), dan dari 5 responden mayoritas
orang (12.5%).
perawat yang menilai Kinerja Perawat
Berdasarkan Pengembangan Diri
Tidak Baik dan Hubungan Interpersonal
mayoritas perawat menjawab baik yaitu
Tidak Baik sebanyak 4 orang (80.0%),
sebanyak 35 orang (87.5%) dan
dan minoritas yang menjawab Kinerja
minoritas responden menjawab adalah
Perawat Baik tetapi Hubungan
tidak baik sebanyak 5 orang (12.5%).
Interpersonal Tidak Baik sebanyak 1
Berdasarkan Beban Kerja
orang (20.0%).
mayoritas perawat menjawab berat yaitu
Hasil analisis bivariat dengan
sebanyak 28 orang (70.0%) dan
menggunakan uji chi-square diperoleh
minoritas responden menjawab berat
nilai p value = 0.783 artinya Ho diterima,
sebanyak 12 orang (30.0%).
ini menunjukkan bahwa tidak ada
Ditinjau dari Kinerja Perawat,
hubungan yang signifikan antara
mayoritas menyatakan tidak baik yaitu
hubungan interpersonal dengan kinerja
sebanyak 30 orang (75.0%), sedangkan
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
minoritas yaitu sebanyak 10 orang
Sakit Royal Prima Medan Tahun 2019.
(25.0%) menyatakan baik.
Hasil penelitian Kapalawi, dkk
(2015) dengan uji Regresi linier
Analisis Bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh
Analisis bivariat ini digunakan
Prestasi, Pengakuan, Tanggung Jawab,
untuk melihat apakah ada tidaknya

Page | 78
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

Pengembangan, Gaji, Kondisi kerja, mempengaruhi kinerja yang mereka


Hubungan antar pribadi, Supervisi lakukan di Rumah Sakit tersebut.
dengan Kinerja Perawat, dari sepuluh
variabel motivasi yang paling besar Tabel 4. Hubungan Pengembangan
memberikan pengaruhnya dengan Diri dengan Kinerja Perawat
kinerja perawat yaitu pekerjaan. Tetapi
Pengemba- Kinerja Perawat P
tidak sejalan dengan penelitian yang ngan Diri
Total
Value
dilakukan oleh Pasinringi, dkk (2014) Baik Tidak Baik
yaitu tidak terdapat hubungan yang n % N % N %
signifikan antara hubungan antar Baik 9 25,7 26 74,3 35 100,0
0,783
manusia, kondisi kerja dengan kepuasan Tidak Baik 1 20,0 4 80,0 5 100,0
kerja perawat di ruang rawat inap RSUD
Kabupaten Majene (p=.0,007; p= 0,039;
p= 0,000; α= 0,05). (7)(8) Hubungan pengembangan diri
Menurut teori (Yosep, 2007) dengan pemanfaatan pelayanan
Hubungan Interpersonal dapat antenatal care diperoleh Dari 35
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang responden mayoritas yang menjawab
dapat menimbulkan kinerja perawat Kinerja Perawat Tidak Baik tetapi
kurang maksimal yang terdiri dari menilai Pengembangan Diri Baik
pengaruh perasaan, kedekatan dan daya sebanyak 26 orang (74.3%), dan
tarik, faktor interaksi yaitu persamaan minoritas yang menjawab Kinerja
perbedaan. Hampir disetiap hubungan Perawat Baik dan menilai
interpersonal antara pribadi maupun Pengembangan Diri Baik sebanyak 9
tidak, yang menjadikan hubungan efektif orang (25.7%), dan dari 5 responden
sehingga kinerja yang dihasilkan akan mayoritas perawat yang menilai Kinerja
maksimal karena adanya interaksi antara Perawat Tidak Baik dan Pengembangan
perawat yang baik.(9) Diri Tidak Baik sebanyak 4 orang
Menurut asumsi peneliti bahwa (80.0%), dan minoritas yang menjawab
pernyataan tentang Hubungan Kinerja Perawat Baik tetapi
Interpersonal, perawat menjawab Pengembangan Diri Tidak Baik
kuesioner dan menyatakan baik sebesar sebanyak 1 orang (20.0%)
(87,5%) karena banyak perawat yang Hasil analisis bivariat dengan
menjawab kuesioner hubungan dan menggunakan uji chi-square diperoleh
kerjasama antar perawat atau atasan nilai p value = 0.783 artinya Ho diterima,
berjalan lancar dan baik, dan beberapa ini menunjukkan bahwa tidak ada
perawat menjawab kuesioner hubungan yang signifikan antara
menyatakan tidak baik sebesar (12,5%), Pengembangan Diri dengan kinerja
karena masih ada perawat yang kurang perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
menjalin hubungan kerja sama dan Sakit Royal Prima Medan Tahun 2019.
hubungan yang kurang harmonis antar Hasil penelitian Ayu Amelia
sesama perawat. Fitri (2014), yang menunjukkan ada
Berdasarkan hasil wawancara hubungan yang signifikan antara
diketahui bahwa banyak responden yang pengembangan diri dengan kinerja
memiliki tingkat Hubungan perawat Di Puskesmas IV Koto Agam
Interpersonal yang baik antara atasan Kabupaten Agam yaitu p=0,001 dan
dan bawahan atau antara perawat satu OR=16,25, dan tidak sejalan dengan
dengan yang lainnya dan tidak penelitian yang dilakukan oleh Sendow,
dkk (2015) yang menunjukan bahwa ada

Page | 79
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

hubungan yang signifikan antara menyatakan Pengembangan Diri yang


perencanaan karir terhadap kinerja dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Royal
pegawai secara simultan tetapi variabel Prima sudah sangan baik dan berjalan
pengembangan diri tidak memiliki lancer seperti diadakannya pelatihan,
pengaruh yang signifikan terhadap seminar, diklat, promosi kenaikan
kinerja perawat p=0,812 > 0,05.(3) (10) pangkat.
Menurut teori (Suyanto, 2009),
mengatakan peningkatan pelayanan Tabel 5. Hubungan Beban Kerja
keperawatan (pengembangan diri) dapat dengan Kinerja Perawat
diupayakan dengan meningkatkan
Beban Kinerja Perawat
kinerja perawat yaitu dengan Kerja
Total P Value
peningkatan pengetahuan melalui Baik Tidak Baik
pendidikan keperawatan berkelanjutan N % n % N %
dan peningkatan keterampilan Berat 10 35,7 18 64,3 28 100,0
0,017
keperawatan sangat mutlak diperlukan, Ringan 0 0,0 12 100,0 12 100,0
Supervisi merupakan segala bantuan
dari pimpinan/penanggung jawab
kepada perawat yang ditujukan untuk Dari 28 responden mayoritas
perkembangan para perawat dan staf yang menjawab Kinerja Perawat Tidak
lainnya dalam mencapai tujuan asuhan Baik dan menilai Beban Kerja Berat
keperawatan. Selain itu, perawat sebanyak 18 orang (64.3%), dan
pelaksana akan mendapat dorongan minoritas yang menjawab Kinerja
positif sehingga mau belajar dan Perawat Baik dan menilai Beban Kerja
meningkatkan kemampuan Berat sebanyak 10 orang (35.7%), dan
profesionalnya. Dengan kemauan dari 12 responden mayoritas perawat
belajar, secara tidak langsung akan yang menilai Kinerja Perawat Tidak
meningkatkan kinerja perawat. (11) Baik dan Beban Kerja Ringan sebanyak
Menurut asumsi peneliti bahwa 12 orang (10.0%), dan minoritas yang
pernyataan tentang Pengembangan Diri, menjawab Kinerja Perawat Baik Beban
perawat menjawab kuesioner dan Kerja Ringan sebanyak 0 orang (0.0%)
menyatakan baik sebesar (87,5%) karena Hasil analisis bivariat dengan
banyak perawat yang menjawab baik menggunakan uji chi-square diperoleh
pada kuesioner yang menyatakan nilai p value = 0.017 artinya Ho ditolak,
apakah ada usaha rumah sakit dalam ini menunjukkan bahwa ada hubungan
pengembangan dan pelatihan, dan yang signifikan antara Beban Kerja
perawat memiliki kesempatan mengikuti dengan kinerja perawat di Ruang Rawat
pendidikan dan pelatihan seperti diklat, Inap Rumah Sakit Royal Prima Medan
dan beberapa perawat yang menjawab Tahun 2019.
kuesioner menyatakan tidak baik sebesar Hasil penelitian yang di
(12,5%), karena tidak semua perawat dilakukan di ruang Hasil penelitian yang
setuju dengan pernyataan kuesioner di dilakukan Yulianto (2012), di ruang
bahwa rumah sakit memiliki usaha Mawar Rumah Sakit Umum Daerah
dalam pengembangan dan pelatihan, dan Jombang dengan koefisiensi korelasi
beberapa perawat tidak menempati sebesar 0,548 dengan tingkat signifikan
posisi yang sesuai dengan 0,019 (p< 0,05) ini menunjukkan beban
kemampuannya. kerja responden dengan kategori beban
Berdasarkan hasil wawancara kerja ringan yaitu sebanyak 16
diketahui bahwa banyak responden yang responden (89,9%) dan kinerja perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan

Page | 80
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

dengan kategori amat baik 3 responden berkunjung, perawat dituntut agar siap
(16,7) dan kategori baik sebanyak 11 siaga dalam hal menangani pasien, tetapi
responden (61,1%) ini menunjukkan shift yang diberikan hanya 2 kali dalam
bahwa ada hubungan yang signifikan sehari, jumlah perawat yang kurang
antara beban kerja dengan kinerja maksimal tidak sebanding dengan
perawat. Tetapi tidak sejalan dengan jumlah pasien yang berkunjung di rumah
penelitian yang dilakukan di Rumah sakit tersebut, dan kurangnya waktu
Sakit Tk II Kesdam Iskandar Muda istirahat yang diberikan kepada perawat
Banda Aceh Tahun 2014 penelitian sehingga mempengaruhi tingkat kinerja
didapatkan bahwa tidak ada hubungan dalam hal melakukan pekerjaan mereka.
yang bermakna antara beban kerja
perawat dengan kinerja perawat KESIMPULAN
dengan p.value 0.277 > 0.05. (12)(3) 1. Tidak ada hubungan yang signifikan
Menurut teori (Ilyas, 2004), antara Hubungan Interpersonal
mengatakan beban kerja berkaitan Dengan Kinerja Perawat di Ruang
dengan kualitas perawat seperti kinerja Rawat Inap Rumah Sakit Royal
yang dihasilkan. Beban kerja yang tinggi Prima Medan Tahun 2019.
dapat menyebabkan terjadinya keletihan 2. Tidak ada hubungan yang signifikan
dan kelelahan bagi perawat.keletihan antara Pengembangan Diri Dengan
dan kelelahan perawat dapat terjadi jika Kinerja Perawat di Ruang Rawat
perawat bekerja lebih dari 80% waktu Inap Rumah Sakit Royal Prima
kerja. Bila beban kerja perawat Medan Tahun 2019.
dikatakan tinggi atau tidak sesuai, maka 3. Ada hubungan yang signifikan
dapat mempengaruhi kinerja perawat itu antara Beban Kerja Dengan Kinerja
sendiri.(2) Perawat di Ruang Rawat Inap
Menurut asumsi peneliti bahwa Rumah Sakit Royal Prima Medan
pernyataan tentang Beban Kerja, Tahun 2019.
perawat menjawab kuesioner dan
menyatakan beban kerja berat sebesar DAFTAR PUSTAKA
(70,0%) karena banyak perawat yang 1. Hartika H, Tinggi S, Stik I,
menjawab ya pada kuesioner yang Pendidikan Y, Ypt T. MOTIVASI
menyatakan apakah pekerjaan terlalu KERJA TENAGA KESEHATAN
berat, dan terlalu banyak menghabiskan DI PUSKESMAS WALENRANG
energi, dan beberapa perawat yang KABUPATEN LUWU Motivation
menjawab kuesioner menyatakan beban of Health Workers in Walenrang
kerja ringan sebesar (30,0%), karena Community Health Center Luwu
tidak semua perawat setuju dengan Regency. 2014;65–70.
pernyataan kuesioner bahwa beban kerja 2. Ramadini I, Jasmita E. Hubungan
yang diberikan terlalu banyak dan terlalu Motivasi Dengan Kinerja Perawat
menghabiskan energi, dan perawat tidak Pelaksana. Ners. 2015;11(1):86–
setuju tentang pernyataan yang 101.
menyatakan mereka terbebani 3. Dalmont JP, Gazengel B, Gilbert J,
melakukan tindakan non medis seperti Kergomard J. Some aspects of
mengurus administrasi pasien. tuning and clean intonation in
Berdasarkan hasil wawancara woodwinds. Appl Acoust.
diketahui bahwa banyak responden yang 1995;46(1):19–60.
memiliki tingkat beban kerja berat 4. Setiyaningsih Y, Sukesi N, Kusuma
karena banyaknya pasien yang BAM. Hubungan Motivasi dengan

Page | 81
Al-Tamimi Kesmas / Vol. 8, No. 2, Tahun 2019

Kinerja Perawat di Ruang Rawat 12. Dalam P, Asuhan M. Jurnal


Inap RSUD Ungaran. Respository Keperawatan & Kebidanan - Stikes
Progr Stud S1 Ilmu Keperawatan Dian Husada Mojokerto. :69–73.
STIKES Telogorejo Semarang
[Internet]. 2012;1–8. Available
from:
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id
/index.php/ilmukeperawatan/article/
view/150/175
5. Profil Rumah Sakit; Rumah Sakit
Royal Prima Medan 2018.
6. Notoatmodjo. Metodologi penelitian
kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
7. Makta L, Noor HNB, Sc M,
Kapalawi I, Mars MSPH.
PENGARUH MOTIVASI KERJA
DENGAN KINERJA PERAWAT
PELAKSANA DI UNIT RAWAT
INAP RS . STELLA MARIS
MAKASSAR. 2013;
8. Kepuasan A, Kab R, Majene R,
Majene RK, Majene RK.
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA
DENGAN KEPUASAN
PERAWAT PADA UNIT RAWAT
INAP RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN MAJENE
Work Motivation Relationship with
Nurse Satisfaction in Inpatient Units
of Majene General Hospital
Meilinda Sari , Noor Bahry Noor ,
Syahrir A. 2015;
9. Publikasi N, Suparwati R, Studi P,
Keperawatan I. STRES PERAWAT
DI RUANG RAWAT INAP. 2015;
10. Karir PP, Dan P, Manajemen J,
Ekonomi F. PADA MUSEUM
NEGERI PROVINSI SULAWESI
UTARA THE INFLUENCE OF
CAREER PLANNING ,
TRAINING AND CAREER.
2015;15(05):635–45.
11. Perawat AK, Kinerja D. BAB II
TINJAUAN TEORI A. Kinerja
Perawat 1. Definisi Kinerja. 2011;9–
28.

Page | 82

Anda mungkin juga menyukai