Anda di halaman 1dari 10

414

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA


PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT UMUM ARIFIN NU’MANG
RAPPANG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Misbahuddin*)
Dosen STIE Amkop Makassar
E-mail : misbahudin42@yahoo.com

Abstrak
Kinerja pegawai khususnya perawat merupakan hal strategi dan terpenting bagi
pengembangan rumah sakit. Maksud dan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui factor –
factor yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Umum Arifin
Nu’mang Rappang Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan. Model desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan
jumlah sampel pegawai (perawat) sebanyak 40 orang, penentuan besar sampel dengan
menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Pengolahan data menggunakan komputer IBM dengan program SPSS versi 21,0
yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-
Square dengan tingkat signifikasi α=0,05. Hasil penelitan menunjukkan kinerja pegawai
terkategori cukup yaitu 57,5%. Pada analisis bivariat faktor yang berhubungan dengan
kinerja perawat adalah kepemimpinan, disiplin kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
rumah sakit Arifin Nu’mang yaitu disiplin kerja..

Kata Kunci : Kinerja Pegawai,Dispilin kerja dan Kepemimpinan

Abstract
The performance of employees, especially nurses, is a strategic and most important thing
for hospital development.Purpose and Objectives of this study to determine the factors that
influence the performance of employees at Arifin Nu'mang General Hospital Rappang,
Sidrap Regency, South Sulawesi Province. The research design model used was descriptive
analytic with cross sectional approach, with a total sample of employees (nurses) of 40
people, determination of sample size using simple random sampling.Data collection using a
questionnaire. Data processing using IBM computers with SPSS program version 21.0 is
presented in narrative and table form. The statistical test used was Chi-Square with
significance level α = 0.05.The results of the study showed that the performance of the
categorized employees was sufficient at 57.5%. In the bivariate analysis factors related to
nurse performance are leadership, work discipline. Based on the results of this study
indicate that the most influential factor on employee performance at Arifin Nu'mang
hospital is work discipline.

Keywords: Employee Performance, Work Discipline and Leadership.

PENDAHULUAN sebagaimana hal lainnya dengan orang-


Di era menyongsong revolusi orang yang bekerja di lingkup rumah
industry 5.0 peranan manusia dan lingkungan sakit, dalam hal ini kinerja seorang pegawai
sosial, diamana sumber daya manusia (perawat khususnya) sangat menentukan
sebagai salah satu motor penggerak keberhasilan suatu rumah sakit dalam
utama dalam kehidupan dan industry menjalankan fungsi dan fungsi yang
semakin memiliki peran strategis dan dipikulnya.
utama oleh karena manusia memiliki life Kehidupan dalam suasana dan
skill. Dimana Sumber daya manusia Keberadaan rumah sakit yang memiliki
415

manajemen dan pelayanan yang baik yang syarat akan kualitas dan kepuasan
mulai menjadi pembicaraan dinamika di pasien dan keluarga.
dalam masyarakat, oleh karena pelayanan yang Kinerja kurang juga dapat
diberikan tidak memuaskan dari para disebabkan karena adanya unsur dari
penyelenggara pelayanan kesehatan, luar diri tenaga perawat (pegawai) yang
seperti adanya keluhan masyarakat mempengaruhi psikologis sehingga
terhadap pelayanan, tempat dan tarif menurunkan semangat dan motivasj
yang tinggi. Dari ketiga hal tersebut, kerja.
aspek pelayananlah yang paling banyak Untuk itu, maka peneliti tertarik
disoroti oleh masyarakat sebagai sesuatu untuk meneliti “Faktor-faktor yang
hal yang mendasar dan berhubungan erat Berpengaruh terhadap kinerja pegawai
bagi para konsumen. (perawat) pada Rumah Sakit Umum
Penggunaan Tempat Tidur (TT) Arifin Nu’mang Rappang Kabupaten
dari 132 TT akan bertambah 149 TT Sidrap”.
selama 2014-2018. berdasarkan analisis
Penggunaan BOR tahun 2018 pada Rumusan Masalah
bulan Januari s/d September Berdasarkan penjelasan tersebut di
didapatkan: atas, maka peneliti merumuskan masalah
a. BOR untuk Kelas VIP : 47,77% “ faktor-faktor apa saja yang
b. BOR untuk Kelas I : 52,75% berpengaruh terhadap kinerja pegawai
c. BOR untuk Kelas II : 45,66% pada Rumah Sakit Umum Arifin
d. BOR untuk Kelas III : 72,33% Nu’mang Kabupaten Sidrap dengan
e. BOR untuk tanpa kelas (ICU dan menganalisa dengan mengetahui :
Kamar Bayi) : 47,77% 1. Seberapa besar pengaruh Motivasi
f. Total BOR : 64,24% dengan Kinerja Perawat di Rumah
g. BOR Tertinggi adalah kelas III yaitu Umum Arifin Nu’mang Rappang
72,33% dan BOR Bulan Januari s/d Kabupaten Sidrap.
September tahun 2014 naik yaitu 2. Seberapa besar pengaruh
64,24%. Kepemimpinan dengan Kinerja
Sejalan kondisi awal tentang Perawat di Rumah Sakit Umum
Kinerja Perawat (Pegawai) Dalam Arifin Nu’mang Rappang Kabupaten
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Sidrap.
Dan Faktor Yang Mempengaruhinya di 3. Faktor Apa yang paling berngaruh
Rumah Sakit Arifin Nu’mang Rappang, terhadap kinerja pegawai Rumah
diperoleh hasil kinerja pada kategori Sakit Umum Arifin Nu’mang
cukup ini dikategorikan dari kemampuan Kabupaten Sidrap.
yang dimiliki oleh tenaga perawat dalam
melaksanakan tindakan asuhan keperawatanpasien TINJAUAN PUSTAKA
yang ditinjau dari aspek pengetahuan perawat Tinjauan Umum Tentang Kinerja
atas pelaksanaan asuhan keperawatan, Pegawai
mengikuti pelatihan bidang keperawatan Kinerja merupakan “hasil atau
dan motivasi kerja. tingkat keberhasilan seseorang secara
Hasil penelitian tersebut juga keseluruhan selama periode tertentu di
menunjukkan bahwa masih terdapat dalam melaksanakan tugas dibandingkan
kinerja tenaga perawat/pegawai pada dengan berbagai kemungkinan, seperti
kategori kurang (35,2%). Angka ini standar hasil kerja, target atau kriteria
dapat dikatakan kecil namun dapat yang telah disepakati bersama. (Siagian,
menjadi penghambat terhadap penciptaan 2002).
pelayanan keperawatan di rumah sakit
416

Sedangkan menurut Yaslis informasi kepada klien sesuai dengan


(2014), kinerja adalah “penampilan hasil tingkat keahlian, pengetahuan dan
kerja pegawai baik secara kuantitas kompetensinya. Emosional support
maupun kualitas”. Sesuai pengertian perawat seperti melakukan sentuhan,
tersebut ada tiga aspek yang perlu memberikan senyuman perhatian, melakukan
dipahami yakni kejelasan tugas dan hasil kontak mata dan hadir dihadapan klien
yang diharapkan dari suatu pekerjaan dengan tenang, memberikan kesempatan
serta waktu yang diperlukan untuk kepada klien untuk bertanya serta selalu
menyelesaikan pekerjaan agar hasil yang melibatkan klien dalam pembicaraan.
diharapkan dapat terwujud. Kinerja berasal Kepercayaan yang dimiliki perawat
dari kata performance dan sering pula dalam hal ini adalah upaya
diartikan dengan prestasi kerja atau mempertahankan hubungan yang baik
unjuk kerja. antara perawat dan klien seperti
Upaya pengembangan sumber memberikan rahasia kepada klien,
daya manusia dalam organisasi, pada berdiskusi tentang rencana keperawatan
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan yang diberkan kepada klien dan selalu
produktivitas kerja pegawai. memperhatikan hak-hak klien.
Kinerja adalah penampilan hasil
karya personel baik kuantitas maupun Tinjauan Umum Tentang Motivasi
kuaitas dalam suatu organisasi. Kinerja Secara ilmiah setiap orang selalu
dapat merupakan penampilan individu diliputi kebutuhan dan sebagian besar
maupun kerja personel. Deskripsi dari kebutuhan itu tidak cukup kuat untuk
kinerja menyangkut tiga komponen mendorong seseorang berbuat sesuatu
penting yakni tujuan, ukuran dan pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan
penilaian. Perawat dalam melaksanakan menjadi suatu dorongan bila kebutuhan
tugasnya dapat dinilai dari kinerjanya. itu muncul hingga mencapai taraf
Yang dimaksud dengan kinerja perawat intensitas yang cukup.
dalam penelitian ini adalah penampilan Istilah yang digunakan untuk
hasil karya dari para perawat dalam menyebut motivasi atau motif antara lain
memberikan pelayanan keperawatan kebutuhan (need), keinginan (wish) dan
berupa asuhan keperawatan. Asuhan dorongan (drive). Demikian pula dengan
keperawatan dalam hal ini merupakan pengertian motivasi sendiri banyak
suatu proses kegiatan pada praktek ditafsirkan secara berbeda-beda oleh
keperawatan yang langsung kepada para ahli sesuai dengan tempat dan
klien, untuk memenuhi kebutuhan dasar keadaan dari masing-masing ahli
pasein yang berpedoman pada standar tersebut (Siagian, 2002) misalnya
dan etika keperawatan, dalam lingkup dan mendefinisikan motivasi yaitu sebagai
wewenang serta tanggung jawab daya pendorong yang mengakibatkan
keperawatan, yang meliputi tindakan, seorang anggota organisasi mau dan rela
perhaian perawat seperti menyambut untuk menyelenggarakan berbagai
klien secara profesional, tersenyum dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
memperkenalkan diri, memanggil klien dan menunaikan kewajiban-kewajibannya.
dengan nama yang disukai dan jika Teori tentang motivasi yang
perawat tidak mampu memenuhi klienm, diyakini dengan harapan agar dapat
maka perawat berusaha memanggil membangun komitmen yang tinggi
seseorang yang lebih memahami dalam suatu organisasi, karena
permintaan sehingga klien mendapatkan bagaimanapun juga tidak ada organisasi
informasi yang jelas dan lengkap. yang dapat berhasil dengan baik tanpa
Komunikasi perawat seperti memberikan
417

adanya komitmen yang tinggi dari para 2. Teori Perilaku


anggotanya. Teori perilaku kepemimpinan
memfokuskan pada perilaku yang
Tinjauan Umum tentang Kepemimpinan dipunyai oleh pemimpin dan yang
Menurut Robbin (1996), membedakan dirinya dari non pemimpin.
kepemimpinan adalah kemampuan untuk Menurut teori ini seorang pemimpin
mempengaruhi suatu kelompok ke arah dapat mempelajari perilaku pemimpin
tercapainya tujuan. supaya dapat menjadi pemimpin yang
Dalam kepemimpinan terdapat efektif. Dengan demikian teori
beberapa kegiatan kepemimpinan. perilaku kepemimpinan lebih sesuai
Pemimpin yang efektif adalah seorang dengan pandangan bahwa pemimpin
katalisator dalam memudahkan interaksi dapat dipelajari, bukan bawaan sejak
yang efektif diantara tenagakerja, bahan lahir.
dan waktu. Untuk dapat melaksanakan 3. Teori Situasi (Contingency)
tugas tersebut, maka seorang pemimpin Teori situasi mengasumsikan
harus memiliki pengetahuan yang luas bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan
dan kompleks tentang sistem manusia, yang paling baik, tetapi kepemimpinan
mempunyai kemampuan hubungan antar tergantung pada situasi, bentuk organisasi,
manusia terutama dalam mempengaruhi kekuasaan atau otoriter dari
orang lain dan memiliki sekelompok pemimpin, pekerjaan yang kompleks
nilai-nilai dalam mengenal orang lain dan tingkat kematangan bawahan.
dengan baik. Di samping itu, pemimpin 4. Teori Transformasi
harus mempertimbangkan kewaspadaan Teori transformasi mengasumsikan
diri, karakteristik kelompok, bahwa pemimpin mampu melakukan
karakteristik individu serta motivasi kepemimpinannya dalam situasi yang
yang ada dalam menggerakkan orang sangat cepat berubah atau situasi
lain dalam mencapai tujuan organisasi. yang penuh krisis.

Pendekatan/Teori Kepemimpinan METODE PENELITIAN


Dalam mengembangkan model Jenis penelitian ini adalah
kepemimpinan terdapat beberapa teori penelitian deskriptif analitik dengan
yang mendasari terbentuknya gaya menggunakan pendekatan cross sectional yang
kepemimpinan. Menurut Whitaker bertujuan untuk mengetahui dinamika
(1996), ada empat macam pendekatan hubungan antara tingkat motivasi,
kepemimpinan yaitu: kepemimpinan, dan disiplin kerja
1. Teori Bakat terhadap kinerja perawat.
Teori bakat terdiri dari bakat Jumlah sampel yang akan diteliti
intelegensi dan kepribadian. Kemampuan ini dari 170 populasi perawat di Rumah
merupakan bawaan sejak lahir yang Sakit Arifin Nu’mang Rappang
mempunyai pengaruh besar dalam Kabupaten Sidrap adalah 40 orang.
kepemimpinan. Beberapa hal yang Instrumen yang digunakan dalam
menonjol pada teori bakat adalah penelitian ini adalah bentuk kuesioner.
kepandaian berbicara, kemampuan Setelah data terkumpul kemudian
/keberanian dalam memutuskan sesuatu, ditabulasi dalam tabel sesuai dengan
penyesuaian diri, percaya diri, kreatif, variabel yang hendak diukur. Alat
kemampuan interpersonal dan prestasi yang Analisis yang digunakan dalam
dapat menjadi bekal dalam membentuk penelitian ini yaitu analisis linaer
kepemimpinan sehingga seseorang berganda dan Path Analysys. Analisa
pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya. data dilakukan melalui tahap editing,
418

koding, tabulasi dan uji statistik. Uji Analisis objek dalam penelitian
statistik yang digunakan adalah univariat yaitu motivasi, kepemimpinan, disiplin
dan bivariat dengan serta menggunakan kerja terhadap kinerja perawat,
komputer SPSS 21.00 PS (Misbahuddin, berdasarkan uji validitas yang telah
2013). dilakukan semua variabel dinyatakan
a. Analisis Univariat valid
Dilakukan terhadap terhadap Hasil reliabilitas dinyatakan dalam
variabel penelitian untuk melihat bentuk koefisien, semakin mendekati 1,
tampilan distribusi frekuensi dan mengidentifikasikan semakin tinggi
persentase dari tiap-tiap variabel koefisien internal reliabilitasnya.
b. Analisis Bivariat 1. Koefisien reliabilitas (r) antara 0,80
Untuk melihat hubungan dari tiap sampai dengan 1,0 dikategorikan
variabel dengan menggunakan uji baik.
statistik Kai-Kuadrat dengan tingkat 2. Koefisien reliabilitas (r) antara 0,6-
kemaknaan α = 0,05 0,79 dinyatakan reliabilitas diterima,
3. Koefisien reliabilitas (r) kurang dari
HASIL PENELITIAN DAN 0,60 dikatakan reliabilitas kurang
PEMBAHASAN baik.
Analisis Univariat Pengujian realibilitas menggunakan
Program SPSS 16 for Windows

Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Realibilitas Butir-Butir Pertanyaan


Indikator Pernyataan Kinerja.

KORELASI SKOR ITEM N = 50 (1%)


Variabel Keterangan
TERHADAP SKOR TOTAL (RXY) Rtabel
X1(motivasi) 0,857 0,312 Reliabel
X2(kepemimpinan) 0,888 0,312 Reliabel
X3(disiplin kerja) 0,837 0,312 Reliabel
Pengkajian = 0,846
Perencanaan= 0,802
Y (kinerja perawat) Diagnosa = 0,656 0,312 Reliabel
Implementasi = 0,858
Evaluasi = 0,918
Sumber : Data Primer Olahan SPSS, 2018

Berdasarkan hasil perhitungan item variabel Motivasi (X1),


pada tabel diatas, menunjukkan bahwa Kepemimpinan (X2), Disiplin Kerja
semua item pertanyaan untuk variabel (X3) dan Kinerja (Y) mempunyai
Motivasi (X1), Kepemimpinan (X2), koefisien alpha lebih besar dari Rtabel
Disiplin Kerja (X3) dan Kinerja (Y) yaitu 0,312. Dengan demikian dapat
mempunyai nillai koefisien korelasi dinyatakan bahwa item pertanyaan untuk
yang lebih besar dari 0,60 dengan variabel Motivasi (X1), Kepemimpinan
rentang 0,656-0,918 sehingga dapat (X2), Disiplin Kerja (X3) dan Kinerja
diartikan bahwa semua item pada (Y) adalah Realibel.
variabel Motivasi (X1), Kepemimpinan
(X2), Disiplin Kerja (X3) dan Kinerja Analisis Bivariat
(Y) adalah Realibel. Analisis bivariat dilakukan untuk
Hasil perhitungan pada tabel di mengetahui hubungan variabel independen
atas juga menunjukkan bahwa item- dengan variabel dependen. Uji statistik
419

yang digunakan adalah uji Regresi terhadap variabel dependen dijabarkan


Lineardengan tingkat kemaknaan α = sebagai berikut :
0,05,Distribusi variabel independen

1. Distribusi motivasi terhadap kinerja

Tabel 2. Distribusi Hubungan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat


Di RS Arifin Nu’mang Rappang Tahun 2018

Kinerja
Total
Baik Kurang
Motivasi p OR
n % n % n %
Baik 19 82,6 13 76,5 32 80
Kurang 4 17,4 4 23,5 8 20 0,702 1,462
Jumlah 23 100% 17 100% 40 100%
Sumber : Data Primer,2018

Berdasarkan hasil uji Chi-Square motivasi dengan kinerja, yaitu dari 32


terdapat 2 sel yang memiliki nilai responden (80%) dengan motivasi baik
kemaknaan kurang dari 5. Dengan hasil terdapat 13 responden dengan kinerja
tersebut maka uji yang digunakan adalah kurang (76,5%) sedangkan 4 responden
uji alternatif yaitu Fisher’s exact test (23,5%) dengan motivasi kurang
dengan nilai p = 0,702. Nilai ini lebih memiliki kinerja kurang.
besar dari α = 0,05, yang menggambarkan Distribusi kepemimpinan terhadap kinerja
bahwa tidak ada hubungan antara

Tabel 3. Distribusi Hubungan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai


Perawat Di RS Arifin Nu’mang Rappang Tahun 2018

Kinerja
Total
Baik Kurang
Kepemimpinan p OR
n % n % n %
Baik 22 95,7 9 52,9 31 77,5
0,001 19,556
Kurang 1 4,3 8 47,1 9 22,5
Jumlah 23 100% 17 100% 40 100%
Sumber : Data Primer, Februari 2018

Analisa distribusi hubungan terdapat 9 responden dengan dengan


kepemimpinan terhadap kinerja dilakukan kepemimpinan baik memiliki kinerja
dengan menggunakan uji Chi-square. kurang (52,9%) sedangkan 8 responden
Dari hasil analisa diketahui adanya hubungan (47,1%) dengan kepemimpinan kurang
kepemimpinan terhadap kinerja perawat memiliki kinerja kurang.
hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 2. Distribusi disiplin kerja terhadap
0,001 yaitu dari 31 responden (77,5%) kinerja

Tabel 4. Distribusi Hubungan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


Perawat Di RS Arifin Nu’mang Rappang Tahun 2018

Kinerja
Total
Baik Kurang
Disiplin Kerja p OR
n % n % n %
Baik 20 87 8 47,1 28 70 0,006 7,500
420

Kurang 3 13 9 52,9 12 30
Jumlah 23 100% 17 100% 40 100%
Sumber : Data Primer, Februari, 2018

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada kategori baik (80%) yang memberi
terdapat hubungan disiplin kerja interpretasi bahwa tugas dan tanggung
terhadap kinerja perawat hal ini jawab keprofesian perawat dapat
ditunjukkan dengan nilai p = 0,006, dikatakan baik pula mengingat motivasi
yaitu dari 28 responden (70%) dengan merupakan upaya peningkatan semangat
disiplin kerja baik terdapat 8 responden kerja dari tenaga kerja termasuk perawat
dengan kinerja kurang (47,1%) di rumah sakit.
sedangkan 9 responden (52,9%) dengan Lingkungan kerja yang kurang
disiplin kerja kurang memiliki kinerja nyaman menyebabkan petugas kurang
kurang. termotivasi dalam menyelesaikan
tugasnya. Hal ini, dapat diketahui dari
PEMBAHASAN hasil observasi dimana, ruang kerja yang
Kinerja ada di rumah sakit kurang memadai
Hasil penelitian menunjukkan sehingga memungkinkan kurang
bahwa sebagian besar responden telah terjalinnya suatu hubungan yang baik
memiliki kinerja pada kategori baik antara petugas. Kurang terjalinnya suatu
(57,5%) yang memberikan gambaran hubungan yang baik antara petugas
tentang kemampuan perawat dalam menyebabkan kurangnya kerja sama dan
melaksanakan asuhan keperawatan motivasi petugas untuk melaksanakan
kepada pasien dan keluarganya. dan menyelesaikan pekerjaan dengan
Angka pencapaian ini masih baik.
sangat rendah dibandingkan dengan
standar yang ditetapkan oleh Depkes RI Kepemimpinan
yang memberi syarat angka pencapaian Hasil penelitian menunjukkan
minimal 75% dalam pemberian Asuhan bahwa perilaku kepemimpinan pada
Keperawatan (Depkes RI, 2014). kategori baik (77,5%) yang memberi
Kinerja pada kategori baik pada intepretasi tentang kemampuan
penelitian ini dikategorikan dari pemimpin dalam menjalankan tugas dan
kemampuan yang dimiliki oleh tenaga tanggung jawabnya. Dari hasil distribusi
perawat dalam melaksanakan tindakan hubungan kepemimpinan terhadap
asuhan keperawatan pasien berdasarkan kinerja diperoleh nilai p = 0,001 yang
proses keperawatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara
juga menunjukkan bahwa masih terdapat kepemimpinan dengan kinerja. Berdasarkan
responden dengan kinerja pada kategori Odds Ratio didapatkan hasil perilaku
kurang (42,5%). Angka ini bukan angka kepemimpinan yang baik akan
yang kecil yang kemudian dapat menjadi menghasilkan 19,556 kali kinerja yang
penghambat terhadap penciptaan baik, dan perilaku kepemimpinan yang
pelayanan keperawatan di rumah sakit kurang akan menghasilkan 19,556 kali
yang syarat akan kualitas dan kepuasan kinerja yang kurang pula.
pasien dan keluarganya. Kepemimpinan adalah bagaimana
perilaku seseorang pemimpin pada setiap
Motivasi aktivitasnya di dalam serangkaian usaha
Hasil penelitian menunjukkan membimbing dan mengarahkan anggota
kecenderungan perawat menyatakan ataukelompok orang supaya bersedia
motivasi kerja yang diperoleh berada dengan sukarela dan antusias dalam
421

melakukan pekerjaannya untuk mencapai tujuan sebelumnya. Berdasarkan defenisi ini


secara efesiendan efektif. dapat diketahui bahwa faktor
Teori situasi (contingency) mengasumsikan kepemimpinan murni berasal dari luar
bahwa tidak satupun gaya kepemimpinan yang individu. Sebagai faktor yang berasal
paling baik, tetapi sangat tergantung pada dariluar, kadang-kadang pihak yang
situasi, bentuk organisasi, pekerjaandan tingkat mempengaruhi tidak bisa mengendalikan
kematangan bawahan. Ditunjang oleh sesuai dengan keinginan pimpinan. Oleh
teori transformasi, bahwa pemimpin karena itu gaya kepemimpinan sangat
mampu melakukan kepemimpinannya mempengaruhi kinerja pengawai dapat
dalam situasi yang sangat cepat berubah disimpulkan bahwa semakin baik gaya
ataukrisis. kepemipinan seorang pimpinan maka
Bila dikaitkan dengan rumah sakit, semakin baik pula kinerja pegawainya.
dimana manusia sebagai obyek Hal ini menunjukkan bahwa dengan
pelayanan yang menangani masalah perilaku kepemimpinan yang baik akan
sehat-sakit dan beresiko terhadap nyawa meningkatkan kinerja perawat itu
manusia. Situasi tersebut sangat cepat sendiri.
berubah, kondisi pasien sering mengalami Sesuai dengan teori contingency
perubahan yang menuntut tindakan yang dan situational, dengan adanya
cepat dan tepat. Oleh karena itu kebersamaan dan komunikasi antar
sangat dibutuhkan pemimpin yang siap anggota dan pemimpin itu sendiri maka
menghadapi kondisi kritis sekalipun, akan dapat dicapai kinerja yang optimal.
sehingga pemimpin puskesmas betul- (Nursalam, 2007)
betul telah disiapkan baik fisik maupun
mental. Persiapan tersebut secara tidak Disiplin Kerja
langsung diproses dari pengalaman kerja Disiplin kerja merupakan faktor
yang bertahun-tahun dan bekal yang dapat mempengaruhi kinerja
pengetahuan melalui pelatihan. Dengan seseorang. Hal ini terbukti dari hasil
demikian kepala puskesmas sebagai penelitian yang dilakukan oleh peneliti
manajer tingkat bawah dan sebagai diperoleh nilai p = 0,006 yang
individu memiliki sifat dasar dan membuktikan bahwa terdapat hubungan
kepribadian sehingga memiliki kecendrungan disiplin kerja dengan kinerja perawat.
karakteristik tersendiri, namun dengan Dari hasil distribusi hubungan
bekal pengalaman mampu menerapkan disiplin kerja terhadap kinerja didapatkan
perilaku kepemimpinan yang efektif dan sebanyak 8 responden (47,1%) dengan
mampu memahami karakterisitik dari disiplin kerja baik, kinerja kurang
masing-masing individu. Dan berdasarkan disebabkan karena kinerja yang
Berdasarkan uji chi-square diperoleh dilakukan sepenuhnya hanya terfokus
p value =0,04 yang berarti <(0,05) pada implementasi keperawatan.
yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, Sedangkan 13 responden (13%)
dengan demikian pada penelitian ini terkategori disiplin kurang kinerja baik,
disimpulkan bahwa ada hubungan antara hal ini karena perawat tidak memenuhi
gaya kepimpinan dengan kinerja tenaga jam kerja yang telah ditetapkan namun
kesehatan. telah menyelesaikan pekerjaan yang
Sebagaimana diketahui bahwa dilakukan. Berdasarkan nilai Odds Ratio
faktor kepemimpinan sebenarnya ditujukan dapat disimpulkan bahwa perawat
untuk mengendalikan, memimpin, dengan disiplin kerja yang baik akan
mempengaruhi pikiran, perasaan atau menghasilkan 7,500 kali kinerja yang
tingkah laku orang lain untuk mencapa baik dan disiplin kerja yang kurang akan
itujuan yang telah ditentukan menghasilkan 7,500 kali kinerja kurang.
422

Disiplin kerja diperlukan untuk 2. Terdapat hubungan


menghasilkan kinerja yang bagus, Kepemimpinan dengan Kinerja
dengan disiplin pegawaiakan berusaha Perawat di Rumah Sakit Arifin
untuk melakukan pekerjaan semaksimal Nu’mang Rappang Kabupaten
mungkin dan kinerja yangdihasilkan Sidrap.
menjadilebih bagus. Dan motivasi juga 3. Terdapat hubungan Disiplin
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kerja dengan Kinerja Perawat di
Dengan motivasi pegawai akan mendorong Rumah Sakit Arifin Nu’mang
pegawai untuk melaksanakan pekerjaan Rappang Kabupaten Sidrap.
sebaik mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat motivasi seorang SARAN
pegawai maka semakin tinggi pula Setelah dilakukan penelitian dan
kinerja pegawai. Kedisiplinan adalah didapatkan kesimpulan maka penulis
salah satu faktor yang penting dalam memberikan beberapa saran sebagai
suatu organisasi. Dikatakan sebagai berikut:
faktor yang penting karena disiplin akan 1. Dalam meningkatkan kinerja tenaga
mempengaruhi kinerja pegawai dalam kesehatan perlu ditunjang dengan
organisasi. Semakin tinggi disiplin memperhatikan motivasi berupa
pegawai, semakin tinggi prestasi kerja reward baik material maupun
yang dapat dicapai. nonmaterial
Urian di atas tentunya menjadi suatu 2. Pemegang kebijakan rumah sakit agar
masalah jika kinerja pelayanan mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan kepada pasien oleh petugas kinerja perawat dengan meningkatkan
kesehatan belum dapat memanfaatkan perilaku kepemimpinan, disiplinkerja
waktu dengan baik. Kinerja pelayanan serta dapat memberi kesempatan
kesehatan yang masih kurang baik yang lebih luas kepada perawat untuk
dinilai dari disiplin waktu,yaitu rentang meningkatkan ilmu keperawatan dan
waktu datang sampai pulang petugas keahlian dalam bidang keperawatan
kesehatan yang masih kurang atau dapat dengan mengikuti pelatihan sehingga
dikatakan petugas kesehatan yang sudah kinerja perawat lebih optimal.
datang terlambat, pulang sebelum waktunya. 3. Kepada para peneliti dalam hal ini
Sementara disiplin waktu yang baik peneliti ilmu Keperawatan khususnya
dengan kategori baik ini dilihat dari Manajemen Keperawatan, bahwa
kesesuaian jam datang petugas kesehatan penelitian ini tidak terbatas pada
dengan jam pulang dengan rentang penelitian yang telah dilakukan oleh
waktu ≥6 jam. Dalam hal ini, untuk penulis, sebaiknya dilakukan penelitian
meningkatkan kinerja pelayanan mengenai pengaruh dari masing-
kesehatan yangbaik, diperlukan disiplin masing variabel yaitu variabel
waktu yang baik pula. motivasi, Kepemimpinan dan
disiplin kerja terhadap kinerja,
KESIMPULAN sehingga dapat diketahui besarnya
Dari hasil penelitian yang telah pengaruh dari masing-masing
dilaksanakan di Rumah Sakit Arifin variabel serta variabel mana yang
Nu’mang Rappang, dapat disimpulkan paling berpengaruh pada nantinya
bahwa: terhadap kinerja pegawai.
1. Tidak Ada Hubungan Motivasi
dengan Kinerja Perawat di Rumah DAFTAR PUSTAKA
Sakit Arifin Nu’mang Rappang Siagian. (2002). Manajemen Sumber Daya
Kabupaten Sidrap. Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
423

http://datinkessulsel.wordpress.co
Ilyas, Yaslis (2014). Perencanaan SDM m (online).
Rumah Sakit. Jakarta : Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia
Universitas Indonesia. Tahun 2013. http//www.depkes.go.id.
(online).
Robbinss Stephen P., 1996. Organizational Misbahuddin, 2013. Analisis Data
Behavior (Terjemahan) Jilid 2, Edisi Penelitian Dengan Statistik, PT
Ketujuh, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. bhumi Aksara, Jakarta.

Whitaker, B., “Instructional Leadership Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan


and Principal Visibility,” The Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Clearing house 70(3), 1997, hal. Profesional. Salemba Medika,
155-156. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Makassar. 2014. Robbins SP, dan Judge. 2011. Perilaku
Profil Kesehatan Kota Makassar Organisasi,Salemba Empat, Jakarta.
2013. Pemerintah Kota Makassar.

Anda mungkin juga menyukai