Document 3
Document 3
OLEH :
VIVI ELFIA LUTURMAS
NIM : A1C219038
(________________) (__________________)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
1. PENGERTIAN
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan global dengan prosentase
yang cukup tinggi, diagnosis yang buruk, dan juga mempunyai pengaruh dominan terhadap
angka kesakitan, kematian, dan sosial ekonomi masyarakat akibat penggunaan anggaran
perawatan yang besar. Global Burden of Disease (2010) menyatakan bahwa ada peningkatan
yang signifikan peringkat penyebab angka kematian akibat CKD pada tahun 1990-2010 yaitu
dari peringkat 27 meningkat menjadi peringkat 18. Secara global, pada tahun 2014 prosentase
penderita CKD stadium 5 sebesar 0,13% atau kurang lebih 10 juta jiwa (Hecking et al, 2014).
Meta analisis oleh Hill NR (2016) dari 100 penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prosentase
CKD stadium 5 sebesar 0,1% (Hill NR, 2016). Selain itu, berdasarkan penelitian Stanifer et al
(2016) mneyatakan bahwa 80% dari 500 juta orang yang menderita CKD diprediksi berasal dari
negara berpenghasilan rendah hingga sedang. Di Indonesia, pembiayaan pengobatan CKD
berada pada urutan ke 2 terbesar setelah penyakit jantung (Kemenkes RI, 2017)
2. ANATOMI FISIOLOGI
3. ETIOLOGI
Gagal Ginjal Kronis Menurut Muttaqin dan Sari (2011) kondisi klinis yang
memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan di luar ginjal
Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan
hypoalbuminemia
a. Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah.Ureum dan kreatinin :
Meninggi, biasanya perbandingan antara ureum dan kreatinin lebih kurang 20 : 1. Ingat
perbandingan bisa meninggi oleh karena perdarahan saluran cerna, demam, luka bakar
luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran kemih. Perbandingan ini berkurang : Ureum
lebih kecil dari Kreatinin, pada diet rendah protein, dan Tes Klirens Kreatinin yang
menurun
b. Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.
c. Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama dengan menurunnya
diuresis.
d. Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena berkurangnya sintesis 1,24 (OH)2 vit
D3 pada GGK.
e. Fosfatase lindi meninggi akibat gangguan metabolisme tulang, terutama Isoenzim fosfatase
lindi tulang
f. Hipoalbuminemis dan Hipokolesterolemia; umumnya disebabkan gangguan metabolisme
dan diet rendah protein
g. Peninggian Gula Darah , akibat gangguan metabolisme karbohidrat pada gagal ginjal,
(resistensi terhadap pengaruh insulin pada jaringan ferifer)
h. Hipertrigliserida, akibat gangguan metabolisme lemak, disebabkan, peninggian hiormon
inslin, hormon somatotropik dan menurunnya lipoprotein lipase
i. Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukan pH yang menurun, BE yang
menurun, HCO3 yang menurun, PCO2 yang menurun, semuanya disebabkan retensi asam-
asam organik pada gagal ginjal.
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan
dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD
( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis
namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri - Double lumen : langsung pada daerah
jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- Transplantasi ginjal
7. KOMPLIKASI
Komplikasi dari gagal ginjal kronis menurut Smeltzer (2009) yaitu :
- Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan diit
berlebih.
- Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan dialisis
yang tidak adekuat.
- Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem reninangiotensin-
aldosteron.
- Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah. - Penyakit
tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah, metabolisme
vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.
- Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal & Sepsis, Neuropati perifer, Hiperuremi
8. PATWEY
9. PROSES KEPERAWATAN
a. Pengkajian
fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada Doenges (2001), serta
Carpenito (2006) sebagai berikut :
1. Demografi Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti proses
pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada siapapun,
pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu kejadian CKD.
Karena kebiasaan kerja dengan duduk / rdiri yang terlalu lama dan lingkungan yang tidak
menyediakan cukup air minum / mengandung banyak senyawa/ zat logam dan pola makan
yang tidak sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis,
hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius
bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
3. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis,
hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius
bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
4. Pola eliminasi Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input.
Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan
tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
Penampilan / keadaan umum. Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri.
Kesadaran pasien dari compos mentis sampai coma
Tanda-tanda vital. Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi
meningkat dan reguler.
Antropometri. Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi,
atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
Kepala Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga,
hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan pecah-
pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
Leher dan tenggorok. Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
Dada Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu
napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru (rongkhi
basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada jantung.
g. Abdomen. Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
Genital. Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat
ulkus.
Ekstremitas. Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan
tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
Kulit. Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia,
c. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau 1. Perubahan ini
cairan berhubungan keperawatan selama 3x24 kreatinin dan menunjukkan
dengan kerusakan jam, volume cairan tubuh BUN serum kebutuhan dialisat
fungsi ginjal dapat berrkurang dengan 2. Rujuk pasien segera
kriteria hasil : 1. Nilai ke ahli diet
elektrolit serum dalam untuk 2. Ahli diet adalah
rentang normal penyuluhan diet spesialis nutrisi
2. Bunyi nafas bersih dan bantu dalam dan dapat
3. Tak ada edema merencanakan menjelaskan alasan
4. Tekanan darah sistolik kebutuhan modifikasi diet dan
(TD) diantara 90-140 makanan dapat membantu
mmHg dengan pasien
5. Peningkatan berat badan modifikasi merencanakan
saat ini dua pon dari berat dalam protein, makanan untuk
badan tidak edema. kalium, fosfor, memenuhi
natrium dan kebutuhan nutrisi
kalori. dalam batas diet.
3. Jangan 3. Kebanyakan
memberikan obat-obatan
obat-obatan dikeluarkan
sampai setelah melalui dialisa
dialisat, bila
tekanan darah
tetap di bawah
90/60 mmHg
berikan obat anti
hipertensi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2. Jakarta:
EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2), Alih.
Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC
. Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk. Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management . USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta; MediAction.
Smeltzer, S. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta : EGC