a.Penyakit dariginjal
1) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulusnefritis.
2) Dyslipidemia.
3) SLE.
4) Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis
5)Preeklamsi.
6) Obat-obatan.
7) Kehilangan bnyak cairan yang mendadak (lukabakar).
3. Patofisiologi danPathway
Gagal ginjal merupakan sebuah fenomena kehilangan secara bertahap
fungsi dari nefron. Kerusakan nefron merangsang kompensasi nefron yang
masih utuh untuk mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit.
Mekanisme adaptasi pertama adalah dengan cara hipertrofi dari nefron yang
masih utuh untuk meningkatkan kecepatan filtrasi, beban solut dan
reabsorpsitubulus.
Apabila 75 % massa nefron sudah hancur maka kecepatan filtrasi dan
beban solute untuk tiap nefron sangat tinggi sehingga keseimbangan
glomerolus dan tubulus tidak dapat dipertahankan. Terjadi
ketidakseimbangan antara filtrasi dan reabsorpsi disertai dengan hilangnya
kemampuan pemekatan urin. Perjalanan gagal ginjal kronik dibagi menjadi
3 stadium, yaitu:
a. StadiumI
Stadium pertama merupakan sebuah proses penurunan cadangan ginjal.
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal dan pasien
asimptomatik.
b. StadiumII
Tahap ini merupakan insufisiensi ginjal dimana lebih dari 75%
besarnya hanya 25% dari normal. Kadar BUN mulai meningkat tergantung
dari kadar protein dalam diet. Kadar kreatinin serum juga mulai meningkat
pemekatan urin.
c. StadiumIII
Stadium ini merupakan stadium akhir dimana 90 % dari massa
nefrontelah hacur atau hanya tinggal 200.000 nefron saja yang masih utuh.
GFR
(Glomerulus Filtration Rate) hanya 10 % dari keadaan normal. Kreatinin
serum dan BUN akan meningkat. Klien akan mulai merasakan gejala yang
cairan dan elektrolit dalam tubuh. Urin menjadi isoosmotik dengan plasma
dan pasien menjadi oligurik dengan haluaran urin kurang dari 500cc/hari.
Pathway
4. Manifestasi Klinis Gagal GinjalKronis
Menurut perjalanan klinis gagal ginjal kronik :
a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR
dapat menurun hingga 25% darinormal
b. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami poliuria dan
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin serum dan
BUN sedikit meningkat diatas normal.
c. Penyakit ginjal stadium akhir ( ESRD) atau sindrom uremik (lemah,
latergi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan
(volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis,
kejang-kejang sampai koma), yang ditandaidengan
GFR kurang dari 5-10 ml/ menit, kadar serum kreatinin dan BUN
meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang
komplek.
Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi
renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit
(sodium, kalium, khlorida) (Nurarif dan Kusuma,2015).
6. PemeriksaanPenunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari
komplikasi yang terjadi.
b. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu a/
obstruksi)
Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu
penderita diharapkan tidak puasa.
c. IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises
danureter
Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada
keadaan tertentu, misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam
Urat.
d. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim
ginjal,kepadatan parenkim ginjal, antomi sistem pelviokalises,ureter
proksimal, kandung kemih serta prostat.
e. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari
gangguan (vaskuler, parenkim, ekskresi ), serta sisa fungsiginjal.
f. Pemeriksaan radiologi jantung untuk mencari kardiomegali,efusi
perikardial.
g. Pemeriksaan Radiologi tulang untuk mencari osteodistrofi (terutama
untuk falanks jari), kalsifikasimetastasik.
h. Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari uremik lung; yang terkhir
ini dianggap sebagaibendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksiyang
reversibel.
j. EKG untuk melihat kemungkinan :hipertropi ventrikel kiri, tanda-
tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit(hiperkalemia).
k. Biopsiginjal
l. Pemeriksaan Laboratorium yang umumnya dianggap menunjang,
kemungkinan adanya suatu Gagal Ginjal Kronik:
- Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya
anemia, danhipoalbuminemia.
- Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang
rendah.
- Ureum dan kreatinin : Meninggi, biasanya perbandingan antara
ureumdankreatininlebihkurang20:1.Ingatperbandingan
bisa meninggi oleh karena perdarahan saluran cerna, demam,
luka bakar luas, pengobatan steroid, dan obstruksi salurankemih.
Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari Kreatinin,
pada diet rendah protein, dan Tes Klirens Kreatinin yang
menurun.
- Hiponatremi : umumnya karena kelebihancairan.
- Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama
dengan menurunnyadiuresis.
- Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena
berkurangnya sintesis 1,24 (OH)2 vit D3 pada GGK.
- Fosfatase lindi meninggi akibat gangguan metabolisme tulang,
terutama Isoenzim fosfatase linditulang.
- Hipoalbuminemis dan Hipokolesterolemia; umumnya
disebabkan gangguan metabolisme dan diet rendahprotein.
- Peninggian Gula Darah , akibat gangguan metabolisme
karbohidrat pada gagal ginjal, (resistensi terhadap pengaruh
insulin pada jaringanferifer)
- Hipertrigliserida,akibat gangguan metabolisme lemak,
disebabkan, peninggian hiormon inslin, hormon somatotropik
dan menurunnya lipoproteinlipase.
- Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasimenunjukan
pH yang menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun,
PCO2 yang menurun, semuanya disebabkan retensi asam-asam
organik pada gagal ginjal.
7. Komplikasi
Komplikasi dari gagal ginjal kronis menurut Smeltzer (2009) yaitu :
- Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diitberlebih.
- Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk
sampah uremik dan dialisis yang tidakadekuat.
- Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
reninangiotensin-aldosteron.
- Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
darahmerah.
- Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar
aluminium.
- Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal & Sepsis,Neuropati
perifer, Hiperuremia
B. AsuhanKeperawatan
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
Doenges (2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut:
1. Demografi
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti
proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada
siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu
kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / rdiri yang terlalu lama dan
lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak
senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidaksehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis,
hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktusurinarius
bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
3. Pola nutrisi danmetabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun
waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik
atauturun.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya
adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dantekanan
darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dansuhu.
5. Pengkajianfisik
a. Penampilan / keadaanumum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari
compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan
reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atau
terjadi peningkatan berat badan karena kelebihancairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga,
hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir keringdan
pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dantenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu
napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru
(rongkhibasah),terdapatpembesaranjantung,terdapatsuaratambahanpada
jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan
Capillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia,
dan terjadi perikarditis.
C. DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan nyeri sendi sekunder terhadap
gagal ginjal.
terhadap gagalginjal.
e. Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan,
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anorekasia,
berhubungan dengan kerusakan tindakan keperawatan 2. Rujuk pasien ke ahli diet untuk penyuluhan dialisatsegera
fungsi ginjal selama 3x24 jam, volume diet dan bantu dalam merencanakan 2. Ahli diet adalah spesialis nutrisi dan dapat
cairan tubuhdapat
kebutuhan makanan dengan modifikasi menjelaskan alasan modifikasi diet dan dapat
berrkurangdengankriteria
dalam protein, kalium, fosfor, natrium dan membantu pasien merencanakan makanan
hasil:
kalori. untuk memenuhi kebutuhan nutrisidalam
1. Nilai elektrolit serum
dalam rentangnormal 3. Jangan memberikan obat-obatan sampai batas diet.
mmHg
5. Peningkatan berat badan
saatiniduapondariberat
badan tidak edema.
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Pantau berat badan setiap hari, kreatinin 1. Untuk mengidentifikasi indikasi
berhubungandengan anemia dan tindakan keperawatan dan BUN serum, jumlah makanan yang perkembangan atau penyimpangan dari hasil
akhirnya demineralisasitulang.
daritulang.
3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Bila mungkin atur untuk kunjungan dari 1. Individu yang berhasil dalam koping
dengankurang pengetahuan tentang tindakan keperawatan individu yang mendapatterapi terhadap gagal ginjal kronikdapat
selama 3x24 jam, ansietas 2. Berikan informasi tentang: berpengaruh positif untuk membantu pasien
kondisi, pemeriksaan diagnostik,
dapat berkurang dengan
rencana tindakan danprognosis. (1) Sifat gagalginjal yang baru didiagnosis memperhatikan
kriteria hasil:
(2) Pemeriksaan diagnostik termasuk harapan dan mulai menilai perubahan gaya
1. Mengungkapkan
tujuan, deskripsi singkat, persiapan hidup yang akanditerima.
pemahaman tentang
yang diperlukan sebelumtes. 2. Pasien sering tidak memahami bahwa dialisa
kondisi
(3) Tujuan terapi yangdiprogramkan. akan diperlukan selamanya bila gagal ginjal
2. Pemeriksaan diagnosik
3. Sediakan waktu untuk pasien dan orang tak dapat pulih. Memberi pasien informasi
dan rencana tindakan;
terdekat untuk membicarakan tentang mendorong partisipasi dalam mengambil
sedikit melaporkan
masalah dan perasaan tentang perubahan keputusan dan membantu mengembangkan
perasaan gugup dan takut.
gaya hidup yang akan diperlukan untuk kepatuhan dan kemandirianmaksimum.
5 Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Tinjau kembali raasional untuk 1. Kepatuhan ditingkatkan bila pasien
memodifikasi diet yangdiprogramkan
terhadapketidakpatuhan tindakan keperawatan mengalami efek-efek tindakan yang
pada rencana pulang :
berhubungan dengan kurang
selama 3x24 jam,ketidak diprogramkan untuk kondisimereka
1). Tinjau kembali rasional untuk
patuhan dapat berkurang menghindari kelebihan yang meningkatkan 2. Instruksi verbal dapat mudahdilupakan
pengetahuan, sistem
dengan kriteria hasil : kadarureum.
pendukung kurang adekuat. 3. Untuk memastikan keamananpemberian
1. Merupakan pemahaman 2). Pembatasan natrium untuk mengurangi
retensicairan. pengobatan
tentang instruksi pulang,
mendemonstrasikan 3). Pembatasankalium 4. Tim pendukung yang tersedia dan konsisten
4). Bila oliguria, pembatasan cairan untuk
kemampuan untuk diperlukan sepanjang hidup pasien
mengurangiedema.
merawatklien.
5). Kalori tinggi untukmenjamin
pengguna protein dan sintesis protein
jaringan dan supai energi.
2. Yakinkan bahwa pasien dan orang terdekat
mempunyai hal tertulis mengenai:
1). Perjanjian untuk instruksi perawatan
lanjut untuk perawatan diri dirumah.
2). Petunjuk dan nomor telepon pusat
dialisa yang memberikan terapi
pemeliharaan.
3. Berikan instruksi tertulis tentang semua
rencana pengobatan untuk digunakan di
rumah,termasuknama,dosis,jadwal,
tujuan dan efek samping yang dapat
dilaporkan.
4. Yakinkan pasien mempunyai nomor telepn
orang sumber seperti perawat dialisa atau
koordinator transplantasi, dokter, ahli diet
ginjal,pekerjasosialginjalyayasanginjal
Indonesia.
ketidakseimbangan cairan elektrolit pembatasan diet. mengurangi mikroorganisme dan relaks danmenyenangkan
dan katabolisme. 3. Klien dan keluarga akan membantu mencegah stomatitis 7. Protein adekuat diperlukan untuk mencegah
menjadi tidak
2. Empati dan penguatan terhadap 5. Pembatasan ini akan mencegahperasaan katabolisme protein dan penggunaanotot
berselera bila diet terlalu
instruksi diet dapat meningkatkan begah dan mengurangi anoreksia. 8. Kolaborasi memberikan kesempatanbagi
dibatasi dan tidak enak.
secara berhasil ke dalam gaya hidup klien melakukan kontrol, yang cenderung
sehari-hari klien.
meningkatkan kepulihan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2), Alih.
Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan SistemPerkemihan.
Jakarta : Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management . USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis SDKI, SIKI, SLKI
Smeltzer, S. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta : EGC.