Disusun oleh :
RADEN WIRAHADI DARMAWANGSA
NPM 019.02.0989
A. KonsepGagalGinjal Kronis
1. PengertianGagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat destruksi struktur ginjalyang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah (Muttaqin dan
Sari, 2011).
jaringan yang berfungsi telah rusak dan GFR (Glomerulus Filtration Rate)
besarnya hanya 25% dari normal. Kadar BUN mulai meningkat tergantung
dari kadar protein dalam diet. Kadar kreatinin serum juga mulai meningkat
pemekatan urin.
c. Stadium III
Stadium ini merupakan stadium akhir dimana 90 % dari massa nefron
telah hacur atau hanya tinggal 200.000 nefron saja yang masih utuh. GFR
serum dan BUN akan meningkat.Klien akan mulai merasakan gejala yang
dan pasien menjadi oligurik dengan haluaran urin kurang dari 500 cc/hari.
Pathway
4. Manifestasi KlinisGagalGinjal Kronis
Menurut perjalanan klinis gagal ginjal kronik:
a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR
dapat menurun hingga25%dari normal
b.Insufisiensiginjal,selamakeadaaninipasienmengalamipoliuria
dannokturia,GFR10%hingga25% darinormal,kadarcreatinin serum
danBUN sedikitmeningkat diatas normal.
c. Penyakitginjalstadiumakhir(ESRD)atausindromuremik(lemah,
latergi,anoreksia,mual,muntah,nokturia,kelebihanvolume cairan
(volume overload),neuropatiperifer,pruritus,uremic frost, perikarditis,
kejang-kejangsampai koma), yang ditandai dengan
GFRkurang dari5-10ml/menit, kadar serumkreatinin danBUN
meningkattajam,danterjadiperubahanbiokimia dangejalayang komplek.
Gejala komplikasinyaantara lain,hipertensi,anemia,
osteodistrofirenal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan
keseimbanganelektrolit(sodium,kalium,khlorida)(Nurarif dan Kusuma,
2015).
5. PenatalaksanaanGagal Ginjal Kronis
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang
tidakbersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori
PeritonialDialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di
venadengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis
dilakukanmelalui daerah femoralis namun untuk mempermudah
makadilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi
ke jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- Transplantasi ginjal
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari
komplikasi yang terjadi.
b. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu a/
obstruksi)
Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu
penderita diharapkan tidak puasa.
c. IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises dan
ureter
Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada
keadaan tertentu, misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam
Urat.
d. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, antomi sistem pelviokalises, ureter
proksimal, kandung kemih serta prostat.
e. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari
gangguan (vaskuler, parenkim, ekskresi ), serta sisa fungsi ginjal.
f. Pemeriksaan radiologi jantung untuk mencari kardiomegali, efusi
perikardial.
g. Pemeriksaan Radiologi tulang untuk mencari osteodistrofi (terutama
untuk falanks jari), kalsifikasi metastasik.
h. Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari uremik lung; yang terkhir
ini dianggap sebagai bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi yang
reversibel.
j. EKG untuk melihat kemungkinan :hipertropi ventrikel kiri, tanda-
tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia).
k. Biopsi ginjal
l. Pemeriksaan Laboratorium yang umumnya dianggap menunjang,
kemungkinan adanya suatu Gagal Ginjal Kronik :
- Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya
anemia, dan hipoalbuminemia.
- Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang
rendah.
- Ureum dan kreatinin : Meninggi, biasanya perbandingan antara
ureum dan kreatinin lebih kurang 20 : 1. Ingat perbandingan
bisa meninggi oleh karena perdarahan saluran cerna, demam,
luka bakar luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran
kemih.
Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari Kreatinin,
pada diet rendah protein, dan Tes Klirens Kreatinin yang
menurun.
- Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.
- Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama
dengan menurunnya diuresis.
- Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena
berkurangnya sintesis 1,24 (OH)2 vit D3 pada GGK.
- Fosfatase lindi meninggi akibat gangguan metabolisme tulang,
terutama Isoenzim fosfatase lindi tulang.
- Hipoalbuminemis dan Hipokolesterolemia; umumnya
disebabkan gangguan metabolisme dan diet rendah protein.
- Peninggian Gula Darah , akibat gangguan metabolisme
karbohidrat pada gagal ginjal, (resistensi terhadap pengaruh
insulin pada jaringan ferifer)
- Hipertrigliserida, akibat gangguan metabolisme lemak,
disebabkan, peninggian hiormon inslin, hormon somatotropik
dan menurunnya lipoprotein lipase.
- Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukan
pH yang menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun,
PCO2 yang menurun, semuanya disebabkan retensi asam-asam
organik pada gagal ginjal.
7. Komplikasi
Komplikasi dari gagal ginjal kronis menurutSmeltzer (2009)yaitu :
- Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme danmasukan diit berlebih.
- Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk
sampah uremik dandialisis yang tidak adekuat.
- Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
reninangiotensin-aldosteron.
- Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
darah merah.
- Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum rendah,metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar
aluminium.
- Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal & Sepsis, Neuropati
perifer, Hiperuremia
B. Asuhan Keperawatan
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
Doenges (2001), serta Carpenito (2006)sebagai berikut :
1. Demografi
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti
proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi pada
siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu
kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / rdiri yang terlalu lama dan
lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak
senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis,
hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius
bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
3. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalamkurun waktu
6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah,asupan nutrisi dan air naik atau
turun.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya
adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan
tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaranpasien dari
compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadimeningkat dan
reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karenakekurangannutrisi, atau terjadi
peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotorantelinga,
hidung kotor dan terdapat kotoran hidung,mulut bau ureum,bibir kering dan pecah-
pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu
napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru
(rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada
jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan
Capillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia,
dan terjadi perikarditis.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan
fungsi ginjal
berhubungan dengan anorekasia, mual, muntah, kehilangan selera, bau, stomatitis dan
berhubungan dengan kerusakan keperawatan selama 3x24 kreatinin dan BUN serum dialisat segera
fungsi ginjal jam, volume cairan tubuh 2. Rujuk 2. Ahli diet adalah spesialis nutrisi dan
dapat berrkurang dengan pasien ke ahli diet untuk penyuluhan diet dan dapat menjelaskan alasan modifikasi
kriteria hasil :
bantu dalam merencanakan kebutuhan diet dan dapat membantu pasien
1. Nilai elektrolit serum dalam
makanan dengan modifikasi dalam protein, merencanakan makanan untuk
rentang normal
2. Bunyi nafas bersih kalium, fosfor, natrium dan kalori. memenuhi kebutuhan nutrisi dalam
3. Tak ada edema
3. Jangan batas diet.
4. Tekanan darah sistolik (TD)
memberikan obat-obatan sampai setelah 3. Kebanyakan obat-obatan dikeluarkan
diantara 90-140 mmHg
5. Peningkatan berat badan dialisat, bila tekanan darah tetap di bawah melalui dialisat
saat ini dua pon dari berat
90/60 mmHg, jangan berikan obat anti
badan tidak edema.
hipertensi.
2 Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau berat badan setiap hari, kreatinin dan 1. Untuk mengidentifikasi indikasi
dengan anemia dan nyeri sendi keperawatan selama 3x24 BUN serum, jumlah makanan yang perkembangan atau penyimpangan dari
sekunder terhadap gagal ginjal. jam, intoleransi aktivitas dikonsumsi dalam setiap makanan, hasil hasil yang diharapkan
pasien dapat teratasi laporan JDL, terutama hemoglobin dan 2. Ini dapat menandakan kemajuan
dengan kriteria hasil :
hematokrit, kadar besi dan feritin serum, nilai kerusakan ginjal dan perlunya penilaian
1. Berkurangnya keluhan lelah
2. Peningkatan keterlibatan protein serum, masukan dan haluaran, hasil tembahan dalam terapi
pada aktivitas social kalsium serum dan kadar fosfat. 3. Istirahat memungkinkan tubuh untuk
3. Laporan perasaan lebih 2. Konsul dokter bila keluhan kelelahan menyimpan energi yang digunakan
4. Frekuensi pernafasan dan 3. Mungkin periode istirahat sepanjang hari 4. Stomatitis dapat terjadi karena toksin
frekuensi jantung kembali 4. Bila pasien mengeluh mulut kering, izinkan uremik berlebihan pada mukosa oral
normal setelah penghentian pasien untuk berkumur dengan air sedikitnya dan penurunan masukan cairan. Selain
aktivitas, berkurangnya tiap jam atau berikan batu es atau permen itu anoreksia, ditambah dengan mulut
selama waktu makan (bebas bau, makanan 5. Meskipun anoreksia akibat dari
6. Berikan agen ikatan fosfat yang kelelahan, toksin uremik berlebihan dan
tulang.
pengetahuan tentang kondisi, keperawatan selama 3x24 individu yang mendapat terapi terhadap gagal ginjal kronik dapat
keluarga.
4b. Risiko tinggi kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk mempertahankan kuku 1. Kuku pendek kurang mungkin untuk
kulit berhubungan dengan pruritus keperawatan selama 3x24 terpotong pendek, mempertahankan suhu merobek. Keringat, panas dan kulit
kering meningkatkan pruritus. Toksin
sekunder terhadap gagal ginjal. jam, risiko kerusakan ruangan pada keadaan nyaman untuk
urenik menyebabkan pruritus. Sabun
integritas kulit dapat diatasi mencegah keringat, mengikuti pembatasan ringan kurang mungkin untuk
dengan kriteria hasil : menyebabkan kulit kering dan
diet yang diprogramkan, mandi dengan sabun
1. Tidak ada tanda garukan mengiritasi kulit.
tanpa deodorant dan hipoalergik.
pada kulit, keluhan pruritus 2. Kadar fosfor serum terlalu tinggi.
2. Berikan agen ikatan fosfat atur untuk dialisa Karna kalsium dan fosfor berbanding
lebih sedikit.
sesuai program. terbalik secara proporsional, kalsium
serum turun dan pasien menjadi
tremor. Dialisa membuang toksin dan
membantu menormalkan biokimia.
5c. Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan Setelah dilakukan tindakan 1. Tinjau kembali raasional untuk memodifikasi 1. Kepatuhan ditingkatkan bila pasien
berhubungan dengan kurang keperawatan selama 3x24 diet yang diprogramkan pada rencana mengalami efek-efek tindakan yang
pulang :
pengetahuan, sistem pendukung jam, ketidak patuhan dapat 1). Tinjau kembali rasional untuk diprogramkan untuk kondisi mereka
menghindari kelebihan yang meningkatkan
kurang adekuat. berkurang dengan kriteria 2. Instruksi verbal dapat mudah dilupakan
kadar ureum.
hasil : 3. Untuk memastikan keamanan
2). Pembatasan natrium untuk mengurangi
1. Merupakan pemahaman
retensi cairan. pemberian pengobatan
tentang instruksi pulang, 3). Pembatasan kalium
4. Tim pendukung yang tersedia dan
mendemonstrasikan 4). Bila oliguria, pembatasan cairan untuk
konsisten diperlukan sepanjang hidup
mengurangi edema.
kemampuan untuk merawat
5). Kalori tinggi untuk menjamin pengguna pasien
klien. protein dan sintesis protein jaringan dan supai
energi.
2. Yakinkan bahwa pasien dan orang terdekat
mempunyai hal tertulis mengenai :
1). Perjanjian untuk instruksi perawatan
lanjut untuk perawatan diri di rumah.
2). Petunjuk dan nomor telepon pusat dialisa
yang memberikan terapi pemeliharaan.
3. Berikan instruksi tertulis tentang semua
rencana pengobatan untuk digunakan di
rumah, termasuk nama, dosis, jadwal, tujuan
dan efek samping yang dapat dilaporkan.
4. Yakinkan pasien mempunyai nomor telepn
orang sumber seperti perawat dialisa atau
koordinator transplantasi, dokter, ahli diet
ginjal, pekerja sosial ginjal yayasan ginjal
Indonesia.
6 Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Konsul ahli diet untuk bantu 1. Persepsi diet yang tepat penting dalam
kebutuhan tubuh yang berhubungan keperawatan selama 3x24 pengkajian nutrisi, mengidentifikasi penatalaksanaan gagal ginjal kronik
dengan anorekasia, mual, muntah, jam, kebutuhan nutrisi tujuan nutrisi, meresepkan modifikasi yang mencegah toksisitas uremik,
pasiendapat teratasi dengan diet dan memberikan nutrisi pada klien.
kehilangan selera, bau, stomatitis dan ketidakseimbangan cairan elektrolit dan
kriteria hasil : 2. Pertegas instruksi diet dan berikan
diet tak enak. katabolisme.
materi tertulis untuk nstruksi verbal.
3. Diskusikan tentang pemilihan diet dari 2. Empati dan penguatan terhadap
penggunaan otot
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8volume 2.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2), Alih.
Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk. Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan SistemPerkemihan.
Jakarta : Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta; MediAction.
Smeltzer, S.2009.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta : EGC.