SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
Latar Belakang. Congestive heart failure (CHF) adalah keadaan fungsi jantung yang berubah,
dimana jantung tidak dapat memompa darah secukupnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dalam tubuh. Tujuan. Penyusunan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor –
faktor penyebab congestive heart failure pada pasien rawat inap di RS. Pendidikan Universitas
Sumatera Utara periode April 2016-April 2017. Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan desain cross sectional. Populasi yang diambil adalah semua pasien congestive heart
failure yang dirawat inap di RS. Universitas Sumatera Utara periode April 2016-April 2017.
Pengumpulan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan
sebagai sampel. Pengumpulan data menggunakan rekam medik. Data yang terkumpul akan
dianalisis secara komputerisasi. Hasil Penelitian. Proporsi etiologi congestive heart failure
berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki dengan etiologi CAD
yaitu sebanyak 9 orang (27,3%). Proporsi etiologi congestive heart failure berdasarkan
pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga dengan etiologi HHD yaitu sebanyak 6
orang (18,2%). Proporsi etiologi congestive heart failure berdasarkan tempat tinggal yang
terbanyak adalah bertempat tinggal di kota dengan etiologi CAD dan HHD yaitu sebanyak 9
orang (27,3%). Proporsi etiologi congestive heart failure berdasarkan umur yang terbanyak
adalah manula dengan etiologi CAD yaitu sebanyak 8 orang (24,2%). Prevalensi pasien
congestive heart failure berdasarkan etiologi terbanyak adalah CAD dan HHD yaitu masing-
masing sebanyak 13 orang (39,4%).
ii
Introduction. Congestive heart failure (CHF) is a changed condition of heart’s function, where
the heart cannot pumps enough blood to sustain necessary oxygen supply inside the body.
Purpose.This research aims to find out the overview of congestive heart failure causal factors in
hospitalized patients in Universitas Sumatera Utara General Hospital from April 2016-April
2017. Method. This is a descriptive research with cross sectional design. The population were
all of the congestive heart failure patients that hospitalized in Universitas Sumatera Utara
General Hospital from April 2016-April 2017. Samples were obtained using total sampling
technique, in which all of the population used as the samples. Data were collected using
medical records. Obtained data were analyzed with computer. Result. From this research, the
congestive heart failure etiological proportion based on gender are mostly CAD with male
gender, with the total of 9 people (27,3%). The congestive heart failure etiological proportion
based on occupation are mostly HHD with the occupation of housewives, with the total of 6
people (18,2%). The congestive heart failure etiological proportion based on residency are
mostly CAD and HHD that resides in the city, with the total of 9 people each (27,3%). The
congestive heart failure etiological proportion based on age are mostly CAD with the age ≥65
years old (elderly), with the total of 8 people (24,2%). The prevalence of congestive heart
failure patients based on etiology are mostly CAD and HHD with the total of 13 people each
(39,4%).
iii
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Faktor-faktor Penyebab
Congestive Heart Failure pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Sumatera Utara periode April 2016-April 2017”.
Penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam
mencapai gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan
memberikan pengalaman untuk meneliti dan menyusun karya ilmiah berupa
skripsi kepada penulis serta skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan peneliti lainnya. Keberhasilan ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bimbingan, perhatian, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Dengan segala kerendahan hati penulis juga ingin menyampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Cut Aryfa Andra, M.Ked(Cardio), Sp.JP selaku dokter pembimbing
pertama skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing
dengan sabar dan memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat.
4. dr. Cut Aria Arina, Sp.S selaku dokter pembimbing kedua skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing dengan sabar dan
memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan tepat.
5. dr. Elvita Rahmi Daulay, M.Ked.,Sp. Rad(K) selaku ketua penguji yang
telah memberikan nasihat dan saran yang sangat membangun sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat.
iv
Halaman
vi
vii
viii
ix
Lampiran Judul
A Biodata Penulis
B Lembar Orisinalitas
C Ethical Clearance
xi
Gagal jantung kongestif adalah keadaan fungsi jantung yang berubah, dimana
jantung tidak dapat memompa darah secukupnya untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh (Kharade et.al., 2014).
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan, pada
tahun 2008 terdapat 17 juta atau sekitar 48% dari total kematian disebabkan oleh
gagal jantung. Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi gagal jantung di Indonesia
tahun 2013 sebesar 0,13 % atau diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan
didiagnosis dokter/gejala sebesar 0,3 % atau diperkirakan sekitar 530.068 orang
(Sekarsari, 2016., Kemenkes RI 2014).
Prevalensi gagal jantung di Sumatera Utara berdasarkan diagnosis dokter
tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 11.622 orang, sedangkan
berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar 26.819
orang (Kemenkes RI, 2014).
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka
mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang
termasuk Indonesia. Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda
dibanding di Eropa dan Amerika (Perki, 2015).
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, gagal jantung/payah jantung (fungsi
jantung lemah) adalah ketidakmampuan jantung memompa darah yang cukup ke
seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak napas pada saat beraktifitas dan/atau
saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau tungkai bawah membengkak.
Gagal jantung merupakan penyebab paling banyak perawatan di rumah sakit
pada populasi Medicare di Amerika Serikat sedangkan, di Eropa dari data-data
Scottish memperlihatkan peningkatan dari perawatan gagal jantung, apakah
sebagai serangan pertama atau sebagai gejala utama atau sebagai gejala ikutan
dengan gagal jatung. Peningkatan ini sangat erat hubungannya dengan semakin
1
Universitas Sumatera Utara
2
bertambahnya usia seseorang. Dari survei registrasi rumah sakit didapatkan angka
perawatan di RS, perempuan 4,7% dan laki-laki 5,1% adalah berhubungan dengan
gagal jantung (Sudoyo, 2006).
Telah terjadi peningkatan jumlah pasien dirawat karena gagal jantung dengan
prevalensi yang meningkat karena bertambahnya usia (Riskesdas, 2013). Peneliti
tertarik untuk menjelaskan bagaimana gambaran faktor-faktor penyebab
congestive heart failure pada pasien rawat inap di RS. Pendidikan Universitas
Sumatera Utara periode April 2016-April 2017 oleh karena, penelitian di RS.
tersebut belum pernah dilakukan.
1. Bagi penulis
Sebagai pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas
wawasan penulis dalam melakukan gambaran faktor-faktor penyebab
congestive heart failure pada pasien rawat inap di RS. Pendidikan
Universitas Sumatera Utara periode April 2016-April 2017.
2. Bagi Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan informasi dalam peningkatan
pelayanan kesehatan tentang gambaran faktor-faktor penyebab congestive
heart failure pada pasien rawat inap di RS. Pendidikan Universitas
Sumatera Utara periode April 2016-April 2017.
3. Bidang penelitian dan pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
menambah referensi atau kepustakaan dalam penelitian khususnya tentang
gambaran faktor-faktor penyebab congestive heart failure pada pasien
rawat inap di RS. Pendidikan Universitas Sumatera Utara periode April
2016-April 2017.
2.1 JANTUNG
2.1.1 ANATOMI JANTUNG
4
Universitas Sumatera Utara
5
1. Siklus jantung
Siklus jantung terdiri dari sistol dan diastol yang bergantian. Kontraksi ini
terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sementara relaksasi
mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus
sistol dan diastol secara terpisah (Sherwood, 2011).
a. Sistol atrium
Kontraksi atrium melengkapi pengisian ventrikel. Pada saat istirahat, atrium
memberi konstribusi kurang dari 20% volume ventrikel, namun proporsi ini
meningkat sesuai laju denyut jantung, karena distol memendek dan terdapat
lebih sedikit waktu untuk pengisian ventrikel. Volume ventrikel setelah
pengisian dikenal sebagai volume akhir-diastolik, dan besarnya ~120-140 mL.
Tekanan ekuivalen adalah kurang dari 10 mmHg. Volume akhir-diastolik
merupakan penentu penting dalam kekuatan kontraksi. Depolarisasi atrium
menyebabkan gelombang P pada EKG (Aeronson, 2008).
b. Sistol ventrikel
Kontraksi ventrikel menyebabkan peningkatan tajam tekanan ventrikel, dan
katup atrioventrikular menutup begitu tekanan ini melampaui tekanan atrium.
Penutupan katup atrioventrikular menyebabkan bunyi jantung pertama (S1).
Depolarisasi ventrikel berkaitan dengan kompleks QRS pada EKG. Selama fase
awal kontraksi ventrikel, tekanan ventrikel lebih kecil daripada tekanan arteri
pulmonal dan aorta, sehingga katup aliran keluar tetap menutup. Ini merupakan
kontraksi isovolumetrik, karena volume ventrikel tidak berubah. Tekanan yang
meningkat menyebabkan katup atrioventrikular menonjol ke dalam atrium,
sehingga menyebabkan gelombang tekanan atrium kecil, yang diikuti oleh suatu
penurunan (Aeronson, 2008).
c. Ejeksi
Katup-katup aliran keluar terbuka saat tekanan dalam ventrikel melampaui
tekanan pada arteri masing-masing. Tekanan arteri pulmonal lebih kecil
daripada tekanan dalam aorta. Aliran ke dalam arteri pada awalnya sangat
cepat, namun saat kontraksi semakin menghilang, ejeksi menjadi berkurang.
Ejeksi cepat kadang-kadang dapat terdengar sebagai murmur. Kontraksi aktif
menghilang selama paruh kedua ejeksi, dan otot berepolarisasi. Ini berkaitan
dengan gelombang T pada EKG. Pada akhirnya aliran secara cepat berbalik,
sehingga menyebabkan penutupan katup aliran keluar dan suatu peningkatan
kecil tekanan aorta, takik dikrotik. Penutupan katup semilunaris berkaitan
dengan bunyi jantung kedua (S2). Jumlah darah yang diejeksikan ventrikel
dalam suatu denyut disebut isi sekuncup, ~70 mL. Oleh sebab itu, sekitar 50
mL darah tertinggal dalam ventrikel pada akhir sistol (volume akhir-sistolik).
Proporsi volume akhir diastolik yang diejeksikan adalah fraksi ejeksi. Selama
dua pertiga akhir sistol, tekanan atrium meningkat akibat pengisian vena
(Aeronson, 2008).
d. Diastol-relaksasi dan pengisian kembali
Setelah penutupan katup aliran keluar, ventrikel secara cepat berelaksasi.
Namun demikian, tekanan ventrikel tetap lebih besar daripada tekanan atrium
dan katup atrioventrikular tetap menutup. Ini disebut relaksasi isovolumetrik.
Saat tekanan ventrikel menurun di bawah tekanan atrium, maka katup
atrioventrikular membuka, dan tekanan atrium menurun saat ventrikel terisi
kembali. Bunyi jantung ketiga (S3) dapat terdengar pada orang muda, atau saat
tekanan akhir-diastolik tinggi. Saat ventrikel benar-benar berelaksasi,
pengisian kembali melambat. Ini berlanjut selama dua pertiga akhir diastol
akibat aliran vena. Saat istirahat, diastol dua kali lebih panjang dari sistol,
namun menurun secara proporsional selama latihan dan saat laju denyut
jantung meningkat (Aeronson, 2008).
e. Kontrol curah jantung dan Hukum Starling pada jantung
Curah jantung (cardiac output, CO) adalah volume darah yang dipompa
melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup × laju denyut jantung. Isi
sekuncup dipengaruhi oleh tekanan pengisian (preload), kekuatan yang
dihasilkan oleh otot jantung, dan tekanan yang harus dilawan oleh jantung saat
memompa (afterload). Baik laju denyut jantung maupun pembentukan
kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom (Aeronson, 2008).
f. Tekanan pengisian dan isi sekuncup
Volume darah dalam ventrikel saat awal sistol bergantung pada tekanan akhir-
diastolik dan kompliansi dinding ventrikel. Tekanan akhir-diastolik ventrikel
kanan terutama bergantung pada tekanan vena sentral. Jika tekanan akhir-
diastolik meningkat maka kekuatan untuk kontraksi dan isi sekuncup
selanjutnya juga meningkat. Hal ini dikenal sebagai hubungan Frank-starling.
Kekuatan kontraksi berhubungan dengan derajat regangan otot, dan hukum
Starling pada jantung dapat dikutip sebagai ‘Energi yang dilepaskan selama
kontraksi bergantung pada panjang serabut awal’. Dalam otot skelet,
hubungan antara panjang otot dan pembentukan gaya dapat dijelaskan sebagai
sliding filament theory dari fungsi otot; jika otot teregang, maka lebih banyak
jembatan silang yang dapat terbentuk miosin dan aktin, sehingga gaya
meningkat. Namun demikian, otot jantung memiliki hubungan yang jauh
lebih suram antara regangan dan gaya, karena sensitivits Ca 2+ meningkat
sehingga lebih banyak gaya yang dihasilkan untuk setiap peningkatan tertentu
[Ca2+] intraselular. Mekanisme ini melibatkan troponin C, dan memberikan
sensitivitas yang lebih besar terhadap regangan dengan derajat kecil daripada
mekanisme sliding filament (Aeronson, 2008).
g. Kepentingan Hukum Starling
Konsekuensi paling penting dari hukum Starling adalah bahwa isi sekuncup
dari ventrikel kanan dan kiri sesuai. Perbedaan kecil yang bersifat terjadi
sepanjang waktu. Namun demikian, bila curah ventrikel kanan lebih besar
daripada curah ventrikel kiri untuk setiap periode bermakna, maka volume dan
tekanan darah pulmonal akan meningkat dramatis, dan cairan akan didorong
ke dalam paru (edema pulmonal). Normalnya tidak terjadi karena setiap
peningkatan tekanan darah pulmonal akan meningkatkan tekanan pengisian,
dan juga akhirnya meningkatkan volume akhir-diastolik, dari ventrikel kiri. Isi
sekuncup ventrikel kiri kemudian meningkat berdasarkan hukum Starling,
sampai sesuai dengan curah jantung ventrikel kanan dan juga mencegah
peningkatan lebih lanjut tekanan vena pulmonal. Hukum Starling juga akan
berkontribusi terhadap peningkatan curah jantung selama latihan saat tekanan
vena sentral mungkin meningkat, dan terhadap penurunan awal curah jantung
yang terlihat saat berdiri, saat tekanan vena sentral menurun akibat
penimbunan darah di tungkai. Hukum Starling merupakan mekanisme
kompensasi penting dalam gagal jantung (Aeronson, 2008).
h. Afterload
Afterload adalah beban yang harus dilawan oleh kerja jantung, dan sudah jelas
bahwa peningkatan afterload akan menurunkan curah jika kekuatan jika
Congestive heart failure adalah gagal jantung dalam jangka panjang dapat
diikuti dengan gagal jantung kanan, demikian juga gagal jantung kanan dalam
jangka panjang dapat diikuti gagal jantung kiri (Lily, 1998).
2.2.2 KLASIFIKASI
Tabel 2.1 Klasifikasi Menurut New York Association (NYHA) (Price, 2014).
2.2.3 ETIOLOGI
Dalam masyarakat barat, tekanan darah meningkat sesuai dengan umur dan
distribusi tekanan darah. Pentingnya batasan hipertensi muncul dari angka
morbiditas yang berhubungan dengan riwayat hipertensi tidak terkontrol.
Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat
aktivitas fisik, emosi, dan stres, dan turun selama tidur. Sebelum dibuat
diagnosis hipertensi diperlukan pengukuran berulang paling tidak pada tiga
kesempatan yang berbeda selam 4-6 minggu (Gray, 2003).
2.2.4 PATOFISIOLOGI
Congestive heart failure diawali dengan gangguan otot jantung yang tidak bisa
berkontraksi secara normal, menyebabkan menurunannya kapasitas pompa
jantung. Namun, pada awal penyakit, pasien masih menunjukkan asimptomatis
ataupun simptomatis (Mann, 2010).
Beberapa mekanisme yang terlibat diantaranya: (1) Aktivasi Renin-
Angiotensin-Aldosteron System (RAAS) dan sistem Saraf Adrenergik dan (2)
peningkatan kontraksi miokardium. Sistem ini menjaga cardiac output, agar
ketika terjadi penurunan cardiac output maka akan terjadi perangsangan
baroreseptor di ventrikel kiri, sinus karotikus dan arkus aorta, setelah itu memberi
sinyal aferen ke sistem saraf sentral di cardioregulatory center yang akan
menyebabkan sekresi Antidiuretik Hormon (ADH) dari hipofisis poseterior. ADH
akan meningkatkan permeabilitas duktus kolektivus sehingga reabsorbi air
meningkat (Mann, 2008).
Kemudian sinyal aferen juga mengaktivasi sistem saraf simpatis yang
menginervasi jantung, ginjal, pembuluh darah perifer, dan otot skeletal. Stimulasi
simpatis pada ginjal menyebabkan sekresi renin. Peningkatan renin meningkatkan
kadar angiotensin II dan aldosteron. Aktivasi RAAS menyebabkan retensi cairan
dan garam. Mekanisme kompensasi neurohormonal ini berkontribusi dalam
perubahan fungsional dan struktural jantung (Mann, 2008).
2.2.7 DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Anamnesis harus mencakup penilaian gaya hidup seseorang serta pengaruh
penyakit jantung terhadap kegiatan sehari-hari bila lebih bertujuan pada
perawatan penderita. Riwayat pasien sebaiknya juga mencakup riwayat
mengenai keluarga dan insidensi penyakit kardiovaskular pada keluarga
tingkat pertama (orangtua dan anak). Biasanya dijumpai gejala dan tanda
penyakit jantung berikut ini pada saat anamnesis dengan penderita penyakit
jantung.
a. Angina (nyeri dada) akibat kekurangan okigen atau iskemia
miokardium. Angina dapat dijumpai sebagai nyeri yang dijalarkan,
atau nyeri yang seolah berasal dari mandibula, lengan atas, atau
pertengahan punggung.
b. Dispnea (kesulitan bernafas) akibat meningkatnya usaha bernafas yang
terjadi akibat kongesti pembuluh darah paru dan perubahan kemampuan
pengembangan paru; ortopnea (kesulitan bernafas pada posisi
berbaring); dipnea nokturnal paroksismal (dispnea yang terjadi sewaktu
tidur) terjadi akibat kegagalan ventrikel kiri dan pulih degan duduk di
sisi tempat tidur.
c. Palpitasi (merasakan denyut jantung sendiri) terjadi karena perubahan
kecepatan, keteraturan, atau kekuatan kontraksi jantung.
d. Edema perifer (pembengkakan akibat penimbunan cairan dalam ruang
interstisial) jelas terlihat di daerah yang menggantung akibat pengaruh
gravitasi dan didahului oleh bertambahnya berat badan.
e. Sinkop atau kehilangan kesadaran sesaat akibat aliran darah otak yang
tidak adekuat.
f. Kelelahan dan kelemahan, sering kali akibat curah jantung yang rendah
dan perfusi aliran darah perifer yang berkurang (Price, 2014).
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi saja terkadang sudah dapat memberikan banyak informasi
berharga mengenai keadaan fisik dan psikologis penderita. Segala
2.3 PENATALAKSANAAN
2.3.1 NON FARMAKOLOGI
2.3.2 FARMAKOLOGI
1. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan: peningkatan curah jantung,
penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresis dan
mengurangi edema.
2. Terapi deuretik
Diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
3. Inhibitor ACE
Diberikan untuk menekan aktivasi neurohormonal, pada gagal jantung yang
disebabkan disfungsii sistolik ventrikel kiri.
4. Beta blocker reseptor
Beta blocker reseptor digunakan bersama inhibitor ACE dan deuretik.
5. Terapi vasodilator
Obat-obatan vasoaktif yang digunakan untuk mengurangi impedansi tekanan
terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
6. Anti koagulan
Indikasi pemberian antikoagulan apabila terdapat fibrilasi atrial kronis
maupun riwayat emboli, trombosis dan transient ishemic attack, trombus
intrakardiak dan aneurisma ventrikel (McMurray, 2012).
Etiologi :
20
Universitas Sumatera Utara
21
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2013). Sampel
penelitian ini adalah pasien yang tercatat sebagai congestive heart failure di
RS. Pendidikan Universitas Sumatera Utara . Sampel penelitian ini diambil
dengan menggunakan metode total sampling, dimana sampel yang digunakan
adalah semua populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian.
1. Kriteria inklusi dari penelitian ini:
Seluruh pasien rawat inap dan didiagnosis congestive heart failure
Pasien yang berumur ≥26 tahun
2. Kriteria eksklusi dari penelitian ini:
Status rekam medik penderita congestive heart failure yang tidak lengkap
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh
dari bagian instalasi rekam medik di RS. Pendidikan Universitas Sumatera
Utara.
Analisis sampel
Etiologi :
5. Usia
Definisi : Lama hidup seseorang yang terhitung sejak lahir
Cara ukur : Observasi
Alat ukur : Rekam medik
Hasil ukur : 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, 56-65 tahun, ≥65
tahun
Skala ukur : Rasio
26
Universitas Sumatera Utara
27
Tabel 4.1 Proporsi Etiologi Congestive Heart Failure Berdasarkan Jenis Kelamin.
Tabel 4.3 Proporsi Etiologi Congestive Heart Failure Berdasarkan Tempat Tinggal.
No Karakteristik Pasien Frekuensi Persentase (%)
CAD
1 Desa 4 12,1%
2 Kota 9 27,3%
HHD
1 Desa 4 12,1%
2 Kota 9 27,3%
CAD + HHD
1 Desa 3 9,1%
2 Kota 4 12,1%
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa pasien congestive heart failure yang
disebabkan oleh CAD, HHD dan CAD + HHD lebih banyak pada pasien yang
bertempat tinggal di kota. Pada pasien CAD dan HHD yang bertempat tinggal di
kota masing-masing ada sebanyak 9 orang (27,3%) sedangkan yang bertempat
tinggal di desa masing-masing ada sebanyak 4 orang (12,1%). Pada pasien CAD
+ HHD yang bertempat tinggal di kota ada sebanyak 4 orang (12,1%) dan pada
pasien CAD + HHD yang bertempat tinggal di desa ada sebanyak 3 orang
(9,1%).
HHD
1 Dewasa Awal (26 – 35 tahun) 1 3,0%
2 Dewasa Akhir (36 – 45 tahun) 0 0%
3 Lansia Awal (46 – 55 tahun) 1 3,0%
4 Lansia Akhir (56 – 65 tahun) 6 18,2%
5 Manula (65 tahun ke atas) 5 15,2%
CAD + HHD
1 Dewasa Awal (26 – 35 tahun) 0 0%
2 Dewasa Akhir (36 – 45 tahun) 1 3,0%
3 Lansia Awal (46 – 55 tahun) 0 0%
4 Lansia Akhir (56 – 65 tahun) 4 12,1%
5 Manula (65 tahun ke atas) 2 6,1%
5.1 KESIMPULAN
32
Universitas Sumatera Utara
33
5.2 SARAN
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang
dapat diberikan, yaitu :
1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak RS.
Pendidikan Universitas Sumatera Utara, khususnya bagian kardiologi,
untuk mengambil langkah dalam mencegah dan menurunkan kejadian
congestive heart failure.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian
berikutnya terutama yang berkaitan dengan etiologi congestive heart
failure.
3. Sebaiknya peneliti selanjutnya untuk gambaran faktor-faktor penyebab
congestive heart failure menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak.
Cowie, M. R., Dar, Q.,2008. The epidemiology and Diagnosis of Heart Failure. In
: Fuster, V., et al., eds. Hurs’t the Heart. 12 thed. Volume 1. USA:
McGraw-Hill, 713.
Gray, H. H., Keith, D. D., John, M. M., Iain, A. S. 2003, ‘Hipertensi’, dalam:
Kardiologi, ed. 4, Erlangga, Jakarta, pp. 57.
Ghany L., Susilawati, D.M., Novriani H, 2016, ‘Faktor Risiko Dominan Penyakit
Jantung Koroner di Indonesia’, Buletin Penelitian Kesehatan, vol. 44, no 3.
Available at:
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/BPK/article/view/5436
(Accessed : 06 Desember 2017)
Kharade, S.M., Rajmane, M.A., Samudre, P.A., Patil, S.S. 2014, ‘Etiology and
Pathophysiology of Congestive Heart Failure’, Int J Phar
Phytopharmacol, vol. 3, no. 5. pp. 352-356. Available at:
https://www.eijppr.com/index.php/ejppr/article/view/203 (Accessed :
04 May 2017)
Kabo, Peter. 2014, ‘Beberapa Hal Mengenai Penyakit Jantung Koroner’, dalam:
Penyakit Jantung Koroner, Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta. pp.
41-42.
34
Universitas Sumatera Utara
35
Lily, I. R., Faisal, B., Santoso, K. K., Poppy, S. R. 1998, Buku Ajar Kardiologi,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Mann, D.L. 2008, ‘Heart Failure and Cor Pulmonale’, In: Fauci, A.S., et al., Ed.
Harrison’s Principles of Internal Medicine, Volume 2. 17th ed.
USA:McGraw-Hill.
Netter, H. F. 2006, ‘Toraks’, Atlas Anatomi Manusia, Sagung Seto, Jakarta. pp.
214.
Paulsen, F., J. Waschke. 2010, ‘Anatomi Jantung’, dalam Sobotta Atlas Anatomi
Manusia: Organ-organ Dalam, Jilid.2, ed. 23, EGC, Jakarta. pp. 10-
27.
Sekarsari, R., & Suryani, A.I. 2016, ‘Gambaran Aktivitas Sehari-Hari pada Pasien
Gagal Jantung Kelas II dan III di Poli Jantung RSU Kabupaten
Tangerang’, Jurnal Kesehatan FIKES Tangerang, vol. 2, no. 2.
Available at: http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/7
(Accessed : 04 May 2017)
Sherwood, Lauralee. 2011, ‘Fisiologi Jantung’ dalam Fisiologi Manusia: Dari Sel
ke Sistem Manusia, ed. 6, EGC, Jakarta. pp. 328.
Sudoyo, A. W., Bambang, S., Idrus, A., Marcellus, S. K. 2006, Buku Ajar
Penyakit Dalam, ed. 4, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Waty Merda, Hasan Harris. 2013, ‘Prevalensi Penyakit Jantung Hipertensi pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSUP H.Adam’, E-Journal FK
USU Vol. 1, no 1. Available at:
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/view/1345 (Accessed
: 06 Desember 2017)
Riwayat Pendidikan :
1. TK Sisalana (2001-2002)
2. SD Negeri 091270 (2002-2008)
3. SMP Swasta Sultan Agung (2008-2011)
4. SMA Plus Al-Azhar Medan (2011-2014)
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2014-SEKARANG)
Riwayat Pelatihan :
1. PMB FK USU 2014
2. MMB FK USU 2014
3. LKMM LOKAL FK USU 2014
4. Seminar dan Workshop oleh HMI Komisariat FK USU periode 2014-2015
5. Seminar dan Workshop of Basic Life Support dan Traumatology (BLS)
2015
6. Semnas Baksosnas PON PTBMMKI 2016
7. National Seminar of Emergency Care 2016
Riwayat kepanitiaan :
1. Anggota seksi Transport Pengabdian Masyarakat (PM) Akbar FK USU
2015
2. Anggota seksi Konsumsi MMB FK USU 2015
3. Koordinator seksi Konsumsi Lomba Cerdas Cermat (LCC) dan
pertolongan pertama antar SMA se-Kota Medan 2015
4. Bendahara Basic Surgical Skill (BSS) 2015
5. Anggota seksi Dana Pengabdian Masyarakat (PM) Akbar TBM FK USU
2016
6. Koordinator seksi Konsumsi Basic Life Support dan Traumatology (BLS)
2016
7. Anggota seksi Konsumsi pra TBM camp dan TBM camp XIV 2016
8. Pelatih Pemecahan Rekor Muri “Pelatihan Penanganan Trauma
Muskuloskeletal secara Serentak dengan Peserta Terbanyak
9. Koordinator seksi Ceremonial Semnas Baksosnas PON PTBMMKI Cup
2017
ETHICAL CLEARANCE
DATA INDUK
Etiologi
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percent
gValid CAD 13 39,4 39,4 39,4
HHD 13 39,4 39,4 78,8
CAD+HHD 7 21,2 21,2 100,0
Total 33 100,0 100,0