PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan penyakit yang menyerang bagian sumsum tulang yang
menyebabkan kerusakan sumsum tulang sehingga mengakibatkan terjadinya kegagalan
dalam proses pembentukan darah. Kasus leukemia khususnya di Indonesia banyak
ditemui pada laki-laki, sedangkan untuk prognosisnya leukemia akut lebih buruk
dibandingkan dengan leukemia kronis karena ditandai dengan suatu perjalanan penyakit
yang sangat cepat, mematikan dan memburuk.
Angka kejadian leukemia tidaklah terlalu tinggi. Namun, meskipun angka kejadian
leukemia tidaklah terlalu tinggi, penderita leukemia memerlukan penanganan yang cepat
dan tepat. Untuk itu peran perawat sangatlah diperlukan baik secara promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Melihat begitu kompleks permasalahan leukemia ini dan
pentingnya peran perawat dalam penanganan kasus ini, maka perlu dipelajari asuhan
keperawatan yang tepat dalam penatalaksanaan pasien dengan leukemia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
1. Jelaskan pengertian dari leukemia?
2. Jelaskan tentang klasifikasi leukemia?
3. Jelaskan tentang tanda dan gejala leukemia?
4. Jelaskan tentang penyebab leukemia?
5. Jelaskan tentang patofisiologi leukemia?
6. Jelaskan tentang pathway leukemia?
7. Jelaskan tentang pemeriksaaan diagnostic?
8. Jelaskan konsep asuhan keperawatan leukemia?
9. Bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada klien leukemia?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit leukemia
2. Untuk mengetahui klasifikasi leukemia
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit leukemia
4. Untuk mengetahui penyebab leukemia
5. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit leukemia
6. Untuk mengetahui pathway leukemia
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic leukimia
8. Memahami konsep asuhan keperawatan leukemia
9. Menerapkan asuhan keperawatan pada klien leukemia
BAB II
TEORI KONSEP
A. Pengetian
Leukemia, asal berasal dari bahasa yunani leukos-putih dan haima-darah.
Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan
getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan
lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk membentuk selsel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan
mati dan sel-sel baru akan menggantikannya. Tapi, terkadang proses yang teratur
ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru ini terbentuk meski tubuh tidak
membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini
disebut leukemia, di mana sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah putih
abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah
putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga
terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non
hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka penulis berpendapat bahwa
leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari
sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
B. Kalisifikasi leukemia
1.
Leukemia akut
Berdasarkan klasifikasi French American British (FAB), leukemia akut
terbagi menjadi 2 (dua), Acute Limphocytic Leukemia (ALL) dan Acute
Myelogenous Leukemia (AML). Sedangkan Leukemia Kronis juga dibagi
menjadi 2 yaitu Leukemia Mielogenus Kronis (CML) dan Leukemia
Limfositik Kronis (CLL).
a. Luekemia Limfositik Akut (ALL) dianggap sebagai proliferasi ganas
limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak
dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL
jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam
sumsum
tulang
dan
jaringan
perifer,
sehingga
mengganggu
3.
maupun
ukuran,
kadang-kadang
berlobul
Sitoplasma
Beberapa
sel
tampak
berbentuk
promegakariosit/megakariosit.
D. Etiologi
Penyebab leukemia sampai saat ini belum banyak diketahui dengan pasti, akan
tetapi terdapat factor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
1. Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada
penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma
Bloom, Fanconis Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van
Creveld,
sindroma
Kleinfelter,
D-Trisomy
sindrome,
sindroma
von
selamat dari ledakan bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga
pada pasien yang mendapat terapi radiasi misal : pembesaran thymic, para
pekerja yang terekspos radiasi dan para radiologis.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan
peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering
terpapar benzen. Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan dengan
resiko tinggi dari AML, antara lain : produk produk minyak, cat , ethylene
oxide, herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik.
5. Herediter
Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang memiliki
Sindrom Down lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak.
Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali lebih rentan dibanding yang normal.
E. Patofisiologi
Manifestasi klinis penderita leukemia akut disebabkan adanya penggantian sel
pada sumsum tulang oleh sel leukemik , menyebabkan gangguan produksi sel
darah merah . Depresi produksi platelet yang menyebabkan purpura dan
kecenderungan terjadinya perdarahan . Kegagalan mekanisme pertahanan selular
karena penggantian sel darah putih oleh sel lekemik, yang menyebabkan
tingginya kemungkinan untuk infeksi .
Sedangkan pada penderita Leukemia itu sebdiri disebabkan sebagai berikut:
a. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan,
imaturnya sel blast.Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan
platelet
terganggu
sehingga
akan
menimbulkan
anemia
dan
trombositipenia.
b. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan
system pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.
c. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan
infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan
metabolisme. Depresi sumsum tulang yang akan berdampak pada
penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan
jaringan.
d.
Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya
pembesaran hati, limfe,nodus limfe, dan nyeri persendian.
F. Pathway
Faktor etiologi
Faktor pencetus
Mutasi somtaik sel induk
Poliferasi neoplastik dan defferentiation arrest
Akumulasi sel muda dalam sumsum tulang
Hiperkatabolik
Katabolisme meningkat
Kaheksia
Gagal ginjal
gout
Inflitrasi ke organ
Tulang
Darah
Nyeri tulang
RES
sindrom hiperviskositas
G. Pemeriksaan penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PTT : memanjang
LDH : mungkin meningkat
Asam urat serum : mungkin meningkat
Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan
mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zink serum : menurun
12. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan.
H. Penatalaksanaan
1. Pelaksanaan kemoterapi
Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi. Jenis pengobatan
kanker ini menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia.
Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu jenis obat atau
kombinasi dari dua obat atau lebih.
Terdapat tiga fase pelaksanaan kemoterapi :
a. Fase induksiDimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase
ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan Lasparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit
berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel
muda kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusatPada fase ini diberikan terapi
methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk
mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan
hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c. KonsolidasiPada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk
mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang
beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan
pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap
pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan
dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.
2. Terapi Biologi
Orang dengan jenis penyakit leukemia tertentu menjalani terapi biologi untuk
meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan
melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus 5
Seoramg ibu berusia 45 tahun, mengeluh mengalami palpitasi, ia juga mengatakan bahwa ia
mengalami fatigue (mengarah pada anemia), disfagia (mengarah pada orofaringeal candidiasis
sekunder terhadap neutropenia, dan mudah bruising dan epitaksis ( mengarah pada
trombositopenia). Baru-baru ini ia dirawata dirumah sakit dengan pneumonia. Tanda-tanda vital
menunjukan adanya fever (suhu 38,7 o C), takikardi ringan (heart rate/HR 105).
Pemeriksaan fisik: wajah pucat, kulit dan tosil petekie hemoragi, gusi hipertrofi, orongfaring
terdapat plak putih, aksila limfadenopati, sternal tenderness, dan hepatosplenomegali.
Hasil laboraturium ditemukan pasien mengalami anemia (Hb 9) jumlah platelet rendah (40.000),
leukopenia (2.000), ciculatimg blast dengan auer rods (cari gambar sesuai dengan kondisi ini),
peningkatan asam urat dan LDH. Urin : hiperuricosuria, biopsi sumsum tulang tampak
peningkatan proporsi sel blast (>20%).
Istilah-istilah:
-
Palpitasi
Fatigue
Disfagia
Orofaringeal candidiasis
Neutropenia
Bruising
Epitaksis
Trombositopenia
Pneumonia
1. Pengkajian
A. Identitas
Biodata klien
Nama
: Ny. A
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
B. Keluhan utama : mengeluh palpitasi, mengalami fatigue, disfagia, dan mudah bruising
dan epistaksis.
- Riwayat kesehatan sekarang: leukimia myel
- Riwayat kesehatan dahulu: sebelumnya Ny. A tidak pernah mengalami penyakit
-
tersebut.
Riwayat kesehatan keluarga : dari keluarga Ny. A tidak ada megalami penyakit
tersebut.
C. Umum
- Kesadaran
- Tekanan darah
- Nadi
- Suhu
- Pernafasan
D. Fisik
-
Kepala
Wajah
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Dada
Abdomen
Skeletal
Integumen
: composmentis
:
: takikardi ringan (HR: 105)
: adanya fever (suhu 38,7 o C),
:
: simetris
: pucat
:
: epitaksis (mengarah pada trombositopenia)
: hipertropi gusi
: orofaring terdapat plak putih
: terdapat pneumonia
: hepatomegali, spenomefali, limfodenopati
:
: kulit dan tonsil ptekie, mudah memar
E. Data fokus
- Ds : klien mengeluh mengalami palpitasi, mengalami fatigue, disfagia, mudah
-
plak
putih,
aksila
limfadenopati,
sternal
tenderness,
dan
hepatosplenomegali.
F. Data penunjang
- Anemia
: Hb 9
- Platelet rendah : 40.000
- Leukopenia
: 2.000
- Circulating blast dengan auer rods.
- Peningkatan asam urat LDH:
- Urin
: hiperuricosuria
- Biopsi sumsum tulang tampak peningkatan proporsi sel blast (>20%)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelemahan berhubungan dengan anemia
Tujuan: setelah dilakukan tindakan terjadi penurunan tingkat keletihan
Kriteria hasil:
- Melaporkan penurunan tingkat keletihan
- Meningkatnya keikutsertaan dlam aktivitas secara bertahap
- Istirahat ketika mengalami keletihan.
- Melaporkan dapat tidur lebih baik.
- Melaporkan engeri yang adekuat untuk ikutserta dalam aktivitas.
- Mengonsumsi diet dengan masukan protein dan kalori yang dianjurkan.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kesulitan
menelan.
Tujuan : intake nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil:
- Mengonsumsi cairan dan makanan yang adekuat.
- Menunjukan penggunaan distraksi, relaksasi dan imajinasi ketika diindikasikan.
- Melaporkan tidak adanya penurunan berat badan.
c. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek toksik kemoterapi.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi gangguan integritas kulit.
Kriteria hasil:
- Mengidentifikasi perasaan negatif dan positif serta ancaman terhadap citra diri
- Melakukan langkah-langkahuntuk mengatasi laserasi kulit.
3. Intervensi
Dx
Intervensi
Rasional
fisik.
untuk menghemat
pemakaian energi
d. Berikan dorongan untuk mengurangi
beban
kerja
pekerjaan,
dengan
dorongan
untuk
teknik
kerja
akan
fisik.
f. Penurunan
mencetuskan
hemoglobin
klien
pada
akan
keletihan
a. Sesuaikan diet sebelum dan sesudah a. Setiap klien berespon secara berbeda
pemberian obat dengan kesukaan
dilingkungan.
c. Menurunkan
c. Gunakan distraksi relaksasi dan
imajinasi
kemoterapi.
sebelum
dan
sesudah
ansietas
yang
dapat
d. Berikan
antimetik,
sedatif,
dan
d. Kombinasi terapi obat berupaya untuk
mengurangi
mual
muntah
melalui
ulserasi
b. untuk
merangsang
sirkulasi
dan
Mandikandengan
air
kebersihan
tanpa
mengiritasi kulit.
hangatdansabunringan.
d. efek kemerahan atau kulit kering dan
d.
Kajikulit
yang
keringterhadapefeksampingterapikan
ker.
radiasi
pada
beberapa
kemoterapi.
e. membantu mencegah trauma kulit.
agen
e. Anjurkan
pasien
untuk
tidak f.
memilihpakaian
yang
4. Implementasi
Tanggal/waktu
Dx
Selasa, 07 Mei 1.
Tindakan
Memberikan
2013
08.00-08.30
dorongan
Respon
untuk Klien
istirahat
sebelum
dan
melakukan aktifitas
sesuai
sesudah
malam hari.
Mengatur kembali jadwal setiap hari
untuk
menjalani
dan
2.
mengatur
aktivitas
3.
11.00-12.30
tidak
menyenangkan dilingkungan.
Mengunakan distraksi relaksasi dan
imajinasi
yang
klien
sebelum
dan
kemoterapi.
Memberikanperawatankulit
sesudah
yang
muntah
cemat,
di
terutama
dalammulutdandaerah perianal.
Mengubah posisi dengan sering
Mandikandengan
Memberikan
dorongan
melakukan
air
1.
dapat
hangatdansabunringan.
Klien
untuk
klien
klien
Klien bersedia mengurangi
jam kerja.
2.
3.
14.30-15.00
5.
yang
keringterhadapefeksampingterapikan
ker.
Klien
kooperatif
dalam
memberikan penjelasan.
dengan baik.
Memberikan tindakan pereda nyeri
bila diperlukan
Megkajikulit
muntah
Klien
kooperatif
dalam
memberikan penjelasan
teradiasi
5. Evaluasi
Tanggal
07 Mei 2013
Dx
1
Catatan Perkembangan
S : klien mengatakan jarang lelah.
O : pola istirahat/tidur diikuti dengan
baik.
A : masalah intoleransi aktivitas sedikit
teratasi.
P : lanjutkan intervensi berikutnya
2
S:
O:
A:
P : lanjutkan intervensi berikutnya.
3
S: klien mengatakan tidak megalami
laserasi kulit
O:
A: masalah resiko integritas kulit sedikit
teratasi
Paraf
S:
O:
A:
P:
S:
O:
A:
P: