TINJAUN PUSTAKA
glukosa yang disebabkan oleh resistensi insulin atau gangguan sekresi insulin
(Manoppo, 2019)
Etiologi dari terjadinya diabetes mellitus itu ada 2, yang pertama yaitu
terjadinya resistensi insulin. Dimana sel-sel sasaran dari insulin tersebut gagal
merespon insulin secara baik dan normal. Ketika sel beta pankreas tidak adekuat
darah seketika akan meningkat dan akan terjadi hiperglikemi kronik. Etiologi yang
ke 2 yaitu disfungsi sel beta pankreas. Sel beta pankreas tidak lagi memproduksi
insulin yang baik dan pasti tidak adekuat untuk mengkompensasi peningkatan
kebutuhan atau karena penggunaan yang tidak efektif dari insulin atau keduanya.
Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah atau hiperglikemi
(2016) yaitu:
a. Diabetes tipe I
b. Diabetes tipe II
glukosa darah lebih tinggi pada pasien diabetes mellitus tipe II ini akan
fungsi sel-b mereka normal. Dengan demikian, sekresi insulin rusak pada
kekeadaan normal.
kehamilan yang tidak jelas juga diabetes tipe I atau tipe II.
adalah diabetes mellitus dengan status gizi yang lebih buruk, penyakit
paru-paru inflamasi yang lebih parah, dan kematian yang lebih besar.
secara genetik fungsi dan resistensi insulin terkait dengan infeksi dan
onset penyakit dan bersifat akut. Jika dibiarkan tidak diobati, penyandang
1) Polidipsia
merasacepat haus.
2) Poliuria
3) Polifagia
Dalam tubuh, glukosa yang masuk dalam sel akan diubah menjadi
malam hari
pria
Menurut Hands Tandra (2017) factor resiko yang terjadi pada diabetes
mellitus yaitu:
a. Keturunan
Apabila ayah, ibu, kakak, atau adik terkena diabetes, kemungkinan hal itu
dari kakek, nenek, atau saudara ibu dan ayah. Sekitar 50% diabetes
mellitus ini orang tua juga menderita, dan sepertiganya lagi saudara yang
mengidap DM. DM tipe II jika saudara atau identical twins mengidap DM,
prevalensi 90% adik dari satu orang tua itu juga akan mengidap diabetes
mellitus.
Beberapa ras tertentu seperti suku Indian di Amerika, Hispanik, dan orang
c. Obesitas
lemak, jaringan tubuh, dan otot akan makn resisten terhadap kerja insulin.
Lemak ini akan memblokir kerja insulin, sehingga gula tidak dapat dibawa
d. Metabolic syndrome
HDL <40 mg/dl, lingkar pinggang >102 cm pada pria >88 pada wanita. Hal
e. Hipertensi
f. Usia
Usia yang rentan terkena diabetes mellitus tipe 2 adalah >45 tahun. Usia
sewaktu dengan nilai rendah <180 mg/dL, dan nilai tinggi >180 mg/dL
(Husyn, 2017).
kegagalan toleransi darah dengan nilai plasma darah >126-200 mg/dL. Dan
2016).
1. Farmakologi
2. Non Farmakologi
mengalami kerusakan, termasuk yang ada di retina, ginjal glomeruslus, dan saraf
yang meliputi penyakit arteri koroner perifer dan untuk mikrovaskuler ini
mempengaruhi berbagai jaringan dan organ tubuh, termasuk organ ginjal, retina
dan saraf. Hiperglikemi kronis yang tidak diobati, berkepanjangan, dan tidak
sakit. Perawatan mandiri dibentuk dengan efektif, maka hal tersebut akan
yang dapat mengontrol kadar gula darah, meliputi pengaturan pola makan
(diet), latihan fisik (olahraga), perawatan kaki, penggunaan obat diabetes,
insulin dan kadar gula darah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
memelihara kualitas hidup yang baik dan menjaga kadar gula darah
gizi pasien dengan cara menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). Hal ini
normal, atau kurang gizi. IMT normal orang dewasa adalah antara 18,5-
25.
digunakan secukupnya.
minimal 3 kali dalam seminggu dan dua hari lainnya melakukan olahraga
Olahraga yang baik dilakukan pada pagi hari sebelum jam 06.00
selama kurang lebih setengah jam. Suasana pada pagi hari akan
karena udara yang masih bersih juga suasana yang belum ramai. 9
ini dianjurkan bagi pasien dengan penyakit DM yang tidak stabil, memiliki
4. Terapi farmakologi
latihan fisik, dan Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ketika tidak dapat
OHO saat ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu obat yang memperbaiki
kerja insulin dan obat yang meningkatkan kerja insulin. Golongan obat
5. Perawatan kaki
ulkus kaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perawatan kaki adalah
memotong kuku kaki secara rutin, memilih alas kaki yang nyaman, serta
1. Usia
yang lebih baik dan teratur dari pada penderita diabetes melitus usia
2. Jenis Kelamin
3. Tingkat Pendidikan
melitus, yang berarti belum tentu penderita dengan pendidikan tinggi akan
4. Tingkat Pendapatan
6. Motivasi
diabetes melitus, sehingga gula darah dapat terkontrol secara optimal dan
7. Dukungan Sosial
8. Aspek Emosional
yang dijalan, serta khawatir terhadap perubahan kadar gula darah. Aspek
kuesioner ini meliputi manajemen gula darah, kontrol diet, aktivitas fisik,
termasuk dalam self care tersebut adalah pengaturan pola makan (diet),
yaitu 0-7 hari terkait aktivitas self care klien DM. Hasil skor pengukuran
skor kumulatif self care DM dibagi dengan jumlah item pertanyaan. Skor
oleh beberapa peneliti dari seluruh dunia dan dapat digunakan untuk
melakukan penelitian tentang self care DM. Kuesioner ini terdiri atas 15
Lilik, 2017)
a. Pendidikan yang efektif untuk memperbaiki hasil klinis dan kualitas dalam
jangka pendek
a. Pengobatan
cara penyimpanan
b. Monitoring
Menjelaskan tentang konsep monitoring salah satunya yaitu pengertian,
c. Nutrisi
Mengatur pola hidup sehat dengn cara mengatur diet, kontrol berat
d. Olahraga
sedang buruk
1. Survival/basic level
pendek
2. Intermediate level
penyesuaian hidup
3. Advanced level
menjadi empat sesi, pada seriap sesi dilaksanaankan selama kurang lebih 60
menit dengan materi yang berbeda di setiap sesinya. Sebelum dilakukan ditahap
pertama, didahului dengan adanya pertemuan awal dan pada akhirnya kegiatan
1) Riwayat kesehatan
4) Penyelesain masalah
1) Pengontrolan stres
2) Perawatan kaki
gula darah
2) Review program
gula darah