PENDAHULUAN
kenaikan kadar gula dalam darah, diabetes melitus dapat terjadi karena
2017).
422 juta orang menderita diabetes melitus yaitu sekitar 8,5% penduduk
kejadian diabetes melitus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana
proporsi kejadian diabetes melitus tipe II adalah 95% dari populasi dunia
1
2
juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030.
pada penderita diabetes melitus di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014
menjadi 14,1 juta pada tahun 2035 (Decrolin, 2019). Sebanyak 1785
tercatat 1.66% atau 2.889 sebagai penderita diabetes mellitus. Pada tahun
mellitus. Hasil tersebut melebihi batas target yang ditentukan oleh pihak
kontrol kadar gula darah dari 10 orang (10%) didapatkan 7 orang (70%) yang
tidak rutin melakukan kontrol gula darah, hanya 3 orang (30%) yang rutin
jumlah kalori, hanya 2 orang (20%) yang tidak melakukan pengaturan pola
hanya 5 orang (50%) yang rutin melakukan olahraga seperti jogging dan
jalan kaki, hanya 5 orang (50%) yang tidak rutin melakukan olahraga. Pada
(40%) yang rutin mengkonsumsi obat diabetes, hanya 6 orang (60%) yang
kaki dari 10 orang (100%) didapatkan 2 orang (20%) yang sering melakukan
perawatan kaki.
mandiri penderita diabetes melitus seperti kontrol gula darah secara rutin,
diabetes melitus yang belum teratur dan patuh dalam melakukan perilaku
monitoring kadar gula darah secara rutin, menjaga pola makan, olahraga,
pengobatan, dan perawatan kaki. Kontrol kadar gula darah dilakukan oleh
hiperglikemia, dan ketosis berat. Kontrol gula darah yang dilakukan secara
meliputi kontrol gula darah, pola makan, olahraga, minum obat diabetes
melitus, dan perawatan kaki. Monitoring kadar gula darah dilakukan oleh
4
olahraga jalan kaki, jogging, lari dan bersepeda selama 20-30 menit
diabetes yang dapat menjadi tempat bagi penderita dengan diabetes melitus
diabetes dari kurang baik menjadi baik. Responden yang sudah memiliki
pengetahuan lebih patuh menjalankan perawatan diri secara rutin dan tepat,
luka diabetes. Pada peneliti kedua oleh oleh Rahmawati, Teuku Tahlil, dan
mempertahankan tingkat kadar gula yang stabil. Pada peneliti keempat oleh
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data baru yang
Therapy Probolinggo
TINJAUN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
tersebut gagal merespon insulin secara baik dan normal. Ketika sel beta
insulin, maka kadar gula dalam darah seketika akan meningkat dan akan
pankreas. Sel beta pankreas tidak lagi memproduksi insulin yang baik dan
(Decrolin, 2019).
1. Keturunan
Apabila ayah, ibu, kakak, atau adik terkena diabetes, kemungkinan hal
itu dari kakek, nenek, atau saudara ibu dan ayah. Sekitar 50% diabetes
mellitus ini orang tua juga menderita, dan sepertiganya lagi saudara
8
9
mengidap DM, prevalensi 90% adik dari satu orang tua itu juga akan
orang Amerika di Afrika memiliki resiko tinggi untuk menderita DM tipe II.
3. Obesitas
lemak, jaringan tubuh, dan otot akan makn resisten terhadap kerja
insulin. Lemak ini akan memblokir kerja insulin, sehingga gula tidak
4. Metabolic syndrome
HDL <40 mg/dl, lingkar pinggang >102 cm pada pria >88 pada wanita.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya diabetes karena gaya hidup yang
5. Hipertensi
dan air.
10
6. Usia
Usia yang rentan terkena diabetes mellitus tipe 2 adalah >45 tahun.
2.1.4 Klasifikasi
(2016) yaitu:
1. Diabetes tipe I
2. Diabetes tipe II
glukosa darah lebih tinggi pada pasien diabetes mellitus tipe II ini akan
kehamilan yang tidak jelas juga diabetes tipe I atau tipe II.
11
adalah diabetes mellitus dengan status gizi yang lebih buruk, penyakit
paru-paru inflamasi yang lebih parah, dan kematian yang lebih besar.
secara genetik fungsi dan resistensi insulin terkait dengan infeksi dan
2.1.5 Patofisiologi
insulin sesuai kebutuhan atau karena penggunaan yang tidak efektif dari
insulin atau keduanya. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula
1. Resistensi insulin
insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu
secara autoimun seperti diabetes melitus tipe II. Defisiensi fungsi insulin
pada penderita diabetes melitus tipe II hanya bersifat relatif dan tidak
12
adalah gejala yang terdiagnosis segera setelat onset penyakit dan bersifat
akut. Jika dibiarkan tidak diobati, penyandang diabetes melitus akan terjadi
2017)
1. Polidipsia
Mekanisme filtrasi pada ginjal terjadi secara difusi, yaitu filtrasi zat
glukosa dalam pembuluh darah sehingga proses filtrasi zat dari tekanan
merasacepat haus.
2. Poliuria
nilai ambang ginjal sehingga gula tersebut akan keluar bersama urine.
Tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urine karena urine
yang keluar bersama gula tersebut bersifat pekat dengan tujuan urine
tidak terlalu pekat. Akibatnya volume urine yang keluar banyak dan
3. Polifagia
Dalam tubuh, glukosa yang masuk dalam sel akan diubah menjadi
glukosa yang adekuat. Oleh sebab itu pada penderita diabetes melitus
sering kali cepat lapar dan merasa lemas. Secara umum, gejala
b. Gatal-gatal dan bisul yang biasa terjadi diarea lipatan seperti lipatan
menurun
kadar gula darah, pemeriksaan kadar gula darah yang dianjurkan adalah
(PERKENI, 2015).
evaluasi.
kebiasaan sehari-hari
anak) dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit
glukosa
2.1.8 Penatalaksanaan
pengaturan pola makan dan latihan jasmanin (gaya hidup sehat). Terapi
γ), suatu reseptor inti termasuk di sel otot, lemak, dan hati. Golongan ini
hati pada gangguan faal hati, dan bila diberikan perlu pemantauan faal
hati secara berkala. Obat yang masuk dalam golongan ini adalah
insulin dan menekan sekresi glukagon yang bergantung pada kadar gula
jenis baru yang menghambat reabsorpsi gula darah di tubuli distal ginjal
2.1.9 Komplikasi
a. Hipoglikemia
gula darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu. Gejala HHS
bertahap saat diabetes tidak dikelola dengan baik. Tingginya kadar gula
adalah:
19
baik. Saat terjadi gagal ginjal, penderita harus melakukan cuci darah
Masalah pada kulit dan luka pada kaki juga umum terjadi jika
demikian, masalah pada kulit dan kaki pun tak dapat terelakkan. Jika
e. Penyakit kardiovaskular
2.2.1 Definisi
2.2.2 Tujuan
2018).
2.2.3 Prinsip
2.2.4 Standar
1. Struktur
diabetes melitus
pembuatan kebijakan
2. Proses
diabetes melitus
3. Hasil
2.2.5 Komponen
2. Nutrisi
Mengatur pola hidup sehat dengan cara mengatur diet, kontrol berat
3. Olahraga
4. Terapi Farmakologi
5. Perawatan kaki
1. Survival/basic level
pendek
25
2. Intermediate level
3. Advanced level
2.2.7 Pelaksanaan
dibagi menjadi empat sesi, pada seriap sesi dilaksanaankan selama kurang
pada akhirnya kegiatan dilakukan secara follow up dari setiap sesinya, sesi
tersebut meliiputi :
a. Riwayat kesehatan
d. Penyelesain masalah
a. Pengobatan
b. Perawatan kaki
gula darah
b. Review program
gula darah
27
lain dari self-care yang dikemukan Orem yaitu suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
(Adimuntja, 2017).
kronis. Beberapa studi menunjukan bahwa menjaga kadar gula darah tetap
mengontrol kadar gula darah. Tindakan yang dapat mengontrol kadar gula
kadar gula darah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memelihara
kualitas hidup yang baik dan menjaga kadar gula darah dalam batas
kontrol kadar gula darah secara mandiri berfungsi sebagai deteksi dini
SMBG telah menjadi dasar dalam memberikan terapi insulin. Kontrol ini
2. Pola Makan
dalam batas-batas normal atau ± 10% dari berat badan ideal, mencegah
gizi penderita dengan cara menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). Hal ini
29
normal, atau kurang gizi. IMT normal orang dewasa adalah antara 18,5-
3. Olahraga
sebaiknya dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu dan dua hari lainnya
Olahraga yang baik dilakukan pada pagi hari sebelum jam 06.00
selama kurang lebih setengah jam. Suasana pada pagi hari akan
karena udara yang masih bersih juga suasana yang belum ramai. 9
30
teratur
(aerobik)
4. Pengobatan
dengan yang diperlukan oleh penderita. Kadar gula darah dalam rentang
dengan insulin. Insulin juga merupakan terapi obat jangka panjang untuk
kadar glukosa darah jika dengan diet, latihan fisik, dan Obat Hipoglikemia
Oral (OHO) ketika tidak dapat menjaga gula darah dalam rentang normal.
di mana terdapat insulin yang mengatur glukosa darah seperti pada hati,
31
5. Perawatan Kaki
lap, memeriksa dan memotong kuku kaki secara rutin, memilih alas kaki
1. Usia
mandiri yang lebih baik dan teratur dari pada penderita diabetes
2. Jenis kelamin
3. Tingkat pendidikan
melitus.
4. Tingkat pendapatan
dan konsisten.
6. Motivasi
7. Dukungan sosial
8. Aspek Emosional
senakin meningkat.
Faktor Risiko:
1. Keturunan
2. Ras/etnis
3. Obesitas
4. Metabolis
Sindrom
5. Hipertensi Komponen Diabetes Pengukuran
6. Usia Self Management kemampuan
Education (DSME) Perawatan Mandiri
1. Monitoring kadar Diabetes Melitus :
gula darah
Diabetes 2. Nutrisi 1. Kurang = ≤ 50%
Melitus 3. Olahraga 2. Cukup = 51-75%
4. Terapi Farmakologi 3. Baik = 76-100%
5. Perawatan kaki
Etiologi : (Tobbey dan
1. Resistensi (Putri Mei Sundari, 2018) Glasglow, 2000;
insulin Ary 2016)
2. Disfungsi
sel beta
pankreas
Keterangan :
Hubungan/ Pengaruh :
36
37
2 hal yaitu resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas. Hal itu bisa
3.2 Hipotesis
perlu diuji, patokan duga atau dalil sementara yang kebenerannya akan
2017).
METODE PENELITIAN
K1 O1 X1 OI
Keterangan:
38
39
Populasi:
Semua penderita diabetes melitus tipe II di Klinik Holistic Nursing Therapy
Probolinggo pada bulan Oktober-November 2020 sejumlah 35 responden
Teknik Sampling:
Accidental Sampling
Sampel:
Sebagian penderita diabetes melitus tipe II di Klinik Holistic Nursing Therapy
Probolingo pada bulan April-Mei 2021 sejumlah 32 responden
Desain Penelitian:
Pra Eksperimen (One-grup pra-post test design)
Pengumpulan Data:
Lembar Kuesioner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA)
Pengolahan Data:
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisa Data:
Wilcoxon Signed Rank Test
Penarikan Kesimpulan:
Jika p value ≤ 0,05 maka H1 diterima, H0 ditolak ≥ 0,05
4.3.1 Populasi
sejumlah 35 responden.
4.3.2 Sampel
n= N
1+N (d)2
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat Signifikan
Jadi,
n= N
1+N (d)2
n = 35
1+35 (0,05)2
= 35
1+35 (0,0025)
= 35
1+0,0875
= 35
41
1,0875
= 32,1 atau 32
subjek penelitian untuk subjek penelitian dari suatu populasi target yang
1. Kriteria Inklusi
Probolinggo
Probolinggo
2. Kriteria Eksklusi
rumah sakit
perawatan mandiri.
4.5.1 Lokasi
4.5.2 Waktu
melakukan penelitian.
2. Peneliti meminta izin dan mendapatkan izin dari kepala Klinik Holistic
kepada responden
disampaikan secara lisan dari pertanyaan yang sudah tertulis dan meminta
Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket/ kuesioner yang terdiri atas
dalam (Ary, 2016). Kuesioner ini terdiri atas 14 pertanyaan terkait perawatan
mandiri yang meliputi kontrol kadar gula darah, pola makan, olahraga,
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
1. Uji Validitas
2017).
oleh Tobbey & Glasgow (2000) dalam (Ary, 2016) merupakan instrumen
baku sehingga tidak diperlukan uji validitas, dengan nilai uji validitas r
2. Uji Rehabilitas
48
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali
kode pada penelitian ini terbag menjadi 2 komponen yaitu data umum
a. Data Umum
1. Usia
3. Pendidikan Terakhir :
a) SD diberi kode 1
4. Pekerjaan
b. Data Khusus
3. Skoring
4. Tabulating
dengan rumus:
a. Kurang = ≤ 50%
b. Cukup = 51%-75%
c. Baik =76%-100%
yang dapat digunakan adalah uji wilcoxon signed rank test dengan syarat
skala data kategorik. Apabila syarat uji parametrik terpenuhi maka uji analisis
yang diteliti, yang diteliti masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang
2012).
2017)
negatif yang mungkin terjadi dan manfaat dari penelitian lebih besar
4.10.5 Bujukan
bingkisan (sembako) yang akan diberikan pada sesi kedua dan akan
diberikan snack dan air mineral disetiap sesi pertama dan sesi kedua.
nama responden pada lembar pengumpulan data yang akan diisi oleh
dan privacy responden, karena hasil penelitian ini akan disajikan hanya
kegiatan penelitian.
diteliti peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dengan judul “Pengaruh
55
56
perawatan mandiri.
2 komponen yaitu data umum dan data khusus. Data umum menampilkan
Situbondo.
responden (21,9%).
58
responden (3,1%).
(46,9%).
SBLM-SSD
SSD
Kurang Cukup Baik Total
SBLM Kurang 5 8 8 21
Cukup 4 2 3 9
Baik 0 2 0 2
Total 9 12 11 32
Sumber: Data Primer Lembar Kuesioner Penelitian April 2021
responden (34,4%).
63
SSD – SBLM
Z -3.046a
hasil uji statistic yang dilakukan peneliti dengan menggunakan uji analisis
Wilcoxon Signed Rank Test SPSS pada penderita Diabetes Melitus Tipe II
Sig.(2 tailed) adalah 0.002. Sehingga = 0,002 < α = 0,05. Dari hasil analisa
Probolinggo.
BAB 6
PEMBAHASAN
Probolinggo.
64
65
melitus meliputi kontrol gula darah, pola makan, olahraga, minum obat
olahraga jalan kaki, jogging, lari dan bersepeda selama 20-30 menit
mengatur pola diet, Selain itu pasien perempuan memiliki sikap berobat
66
lebih teratur minum obat. Asumsi Peneliti bahwa jenis kelamin laki - laki
jenis kelamin dikarenakan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti
kebiasaan merokok, minum alkohol, dll. Jumlah kalori pria lebih banyak.
Therapy Probolinggo.
meliputi kontrol kadar gula darah, pola makan, olahraga, pengobatan, dan
perawatan kaki.
6.3 Implikasi
1. Pelayanan Kesehatan
2. Pendidikan Kesehatan
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
< 0,05.
71
72
7.2 Saran
hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perawat pendidik
mandiri.
perkuliahan.
berinteraksi dengan orang sekitar dan bagi yang mempunyai resiko dapat
dibuatkan kelompok kecil khusus tingkat pendidikan rendah (SD) agar saat
Citri Mokolomban, dkk 2018. Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Disertai Hipertensi Dengan Menggunakan Metode MMAS-8
Decroli, Eva. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2. Padang: Bagian Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
75
76
Linda Riana Putri dan Yuni Dwi Hastuti, 2016 Gambaran Self Care Penderita
Diabetes Melitus (DM) Di Wilayah kerja Puskesmas srondol Semarang
http://ejournal-s1.undip.ac.id/
Lutfi Wahyuni dan Binarti Dwi, 2017 Pengaruh Diabetes Self Management
Education (DSME) Terhadap Pengetahuan Pengendalian Gula Darah
Pada Pasien Diabetes Mellitus http://ijnms.net/index.php/ijnms
Nuur Shinta, 2018. Faktor-faktor risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Laki-laki Di
kelurahan Demangan Kota Madiun.
Putri Mei Sundari, 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Self Management
Diabetes Mellitus Dngan Tingkat Stres Menjalani Diet Penderita Diabeets
Mellitus http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/780
77
Restyana. 2015. Hubungan Durasi Penyakit Dan Kadar Gula Darah Dengan
Keluhan Subyektif Penderita Diabetes Melitus. Riau: Medika Journal
https://doi.org/10.33482/medika.v7i1.119
Riskerdas. 2018. Hasil Utama Riskerdas 2018 Provinsi Jawa Timur. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Susanto A. Pengaruh Senam Kaki Diabet Terhadap Ankle Brachial Index Pada
Penderita Diabetes Melitus Di Rs Muhammadiyah Rodliyah Achid Moga
Kabupaten Pemalang: Muhammadiyah University of Semarang; 2017.
Tandra, Hans 2017. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Vini Paskalini., dkk 2017 Hubungan Dukungan Sosial dan Motivasi dengan
Perawatan Mandiri pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik
Penyakit ddalam RSUD Mokopido Toli-Toli
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/14856