PENDAHULUAN
1
Diabetes Melitus dikenal sebagai silent killer karena penderitanya baru
menyadari setelah terjadinya komplikasi (Decroli, 2019). Komplikasi
pada penderita DM disebabkan oleh banyak faktor diantaranya
karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan, riwayat penyakit dan dapat dipengaruhi juga dengan
faktor penanganan yang meliputi diet, aktivitas fisik, terapi obat, dan
pemantauan glukosa darah (Wa Ode Sri Asnaniar, 2019). Saat ini
diperkirakan 537 juta orang dewasa berusia 20-79 tahun menderita
diabetes. Diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian atau tiap 5
detik. Ini mewakili 9,3% dari populasi dunia dalam kelompok usia ini.
Diperkirakan pada tahun 2030 dan 2045 jumlah ini akan meningkat
menjadi 578 juta (10,2%) dan 700 juta (10,9%) (IDF, 2021).
2
dan terus menerus memantau perkembangannya, karena faktor risiko
PTM secara keseluruhan di Indonesia masih tinggi, yaitu 33,5% tidak
melakukan aktivitas fisik, 95% tidak mengonsumsi buah dan sayuran,
dan 33,8% penduduk di atas usia 15 tahun adalah perokok berat
(Rikesdas, 2018).
3
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit Diabetes Melitus
dapat diminimalisir melalui upaya pengelolaan yang disebut self care
management. Self care management diabetes bertujuan untuk
mengontrol kadar glukosa darah secara optimal dan mencegah
komplikasi yang timbul. Teori keperawatan mengungkapkan suatu
teori terkait self-care yaitu sebagai aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang dalam memulai dan melakukan suatu tindakan berdasarkan
keinginannya dengan tujuan untuk mempertahankan hidup dan
kesehatan serta kesejahteraan. Aktivitas self-care yang dapat
dilakukan yakni diet, aktivitas/latihan fisik, kontrol glukosa darah,
minum obat secara teratur, perawatan kaki (Natalia Paskawati
Adimuntja, 2020).
Agar penderita diabetes melitus dapat bertahan hidup lebih lama dan
sehat maka perlu adanya dukungan kesehatan profesional dan self
care management yang baik. Menurut penelitian dari Handriana &
Hijriani, (2020) bahwa masalah komplikasi yang terjadi pada pasien
diabetes melitus dapat dikendalikan atau dicegah dengan self care
management. Self care management sangat penting dilakukan bagi
penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan kualitas
kesehatan dan kesejahteraannya. Penelitian Chaidir et al., (2017),
menunjukkan bahwa kualitas hidup penderita diabetes sangat
bergantung pada self care management yang dilakukan. Artinya
bahwa kualitas hidup akan semakin baik apabila dilakukan self care
management dengan baik pula dan begitupun sebaliknya.
4
kalori, serta makanan yang mengandung serat. Namun 5 orang (50%)
tidak teratur dalam mengatur pola makanan dan masih sering
mengkonsumsi makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita diabetes
melitus. Sebanyak 8 orang (80%) mengatakan tidak pernah melakukan
olahraga dalam 1 minggu. Penderita diabetes melitus mengatakan
bahwa alasan tidak melakukan olahraga adalah karena malas, terlalu
capek mengerjakan pekerjaan rumah, dan sibuk. Pada dasarnya
mereka sudah mendapat anjuran untuk berolahraga teratur. Sebanyak 3
orang (30%) tidak patuh dalam mengkonsumsi obat karena merasa
jenuh dan pernah 1 minggu tidak mengkonsumsi obat sama sekali.
Sebanyak 3 orang (30%) tidak teratur mengkonsumsi obat.
Sebanyak 4 orang (40%) patuh mengkonsumsi obat. Mayoritas
tersebut mengatakan bahwa minum obat sudah menjadi kebiasaan bagi
penderita diabetes melitus agar gula darahnya tidak naik. Sebanyak 10
orang (100%) mengatakan bahwa penderita DM tidak pernah
melakukan perawatan kaki selama menderita diabetes melitus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian “Bagaimanakah gambaran Perilaku self care pada
5
penderita diabetes melitus Type II di wilayah Puskesmas Sepaku III
Tahun 2023 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Gambaran Perilaku self care pada penderita diabetes
melitus Type II di wilayah Puskesmas Sepaku III Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Mengidentifikasi karakteristik penderita diabetes melitus di
Puskesmas Sepaku III Tahun 2023.
b. Mengidentifikasi pengaturan pola makan (diet) pada pasien
diabetes melitus Puskesmas Sepaku III Tahun 2023.
c. Mengidentifikasi aktivitas fisik (olahraga) pada pasien
diabetes melitus Puskesmas Sepaku III Tahun 2023..
d. Mengidentifikasi monitoring gula darah pada pasien diabetes
melitus Puskesmas Sepaku III Tahun 2023..
e. Mengidentifikasi minum obat diabetes pada pasien diabetes
melitus Puskesmas Sepaku III Tahun 2023..
f. Mengidentifikasi perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
Puskesmas Sepaku III Tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini, diharapkan dapat ditinjau dari dua
aspek yaitu dari segi teoritis dan praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk
menambahkan dan mengembangkan ilmu keperawatan khususnya
pada gambaran perilaku self care pada pasien diabetes melitus.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat untuk menambah wawasan serta informasi kesehatan
khususnya mengenai gambaran perilaku self care pada pasien
diabetes melitus.
b. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu dan teknologi terapan dibidang
keperawatan tentang gambaran perilaku self care pada pasien
diabetes melitus.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti
untuk menambah wawasan serta informasi kesehatan khususnya
mengenai gambaran perilaku self care pada pasien diabetes
melitus.
E. Penelitian Terkait
Penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan gambaran perilaku self
care pada penderita diabetes melitus Type II di wilayah Puskesmas
Sepaku III Tahun 2023.
7
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi
terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes yang
melakukan pemeriksaan di Puskesmas Rowosari tahun 2017. Besar
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 92 responden.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Proportional Random Sampling. Pengukuran diabetes self care
management menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self-
Care Activities (SDSCA) yang yang telah dimodifikasi oleh General
Service Administration (GSA) Regulatory Information Service
Center (RISC). Kuesioner ini terdiri dari 17 item pertanyaan yang
mencakup monitoring kadar glukosa darah, pengaturan diet, aktvitas
fisik (latihan jasmani), terapi farmakologi dan perawatan kaki.
8
melalui Diabetes Self Management Education and Support”.
Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan one
group pre- test post test design. Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Gribig. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simpel random sampling dengan
memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi. Responden penelitian
sebanyak 20 responden. Pelaksanaan penelitian membutuhkan waktu
6 minggu. Minggu pertama dilakukan pretest, selama minggu 2
sampai 4 responden diberikan intervensi DSME/S. Edukasi DSME/S
terdiri dari 5 sesi pendidikan dan masing-masing sesi dilakukan
selama 60 menit. Sesi edukasi yang dilakukan meliputi konsep dasar
Diabetes mellitus dan manajemen stress, sesi kedua tentang latihan
jasmani dan perawatan kaki Diabetes mellitus, sesi selanjutnya
manajemen diet/nutrisi Diabetes mellitus.
9
banyak adalah 4-7 tahun sebanyak 10 orang (50%). hasil posttest
perilaku perawatan diri menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan nilai pretest. Kategori perilaku perawatan diri buruk pada
saat pretest menunjukkan prosentase 80% dan mengalami
penurunan setelah mendapatkan intervensi. Sebagian besar
responden memiliki perilaku perawatan diri baik setelah diberikan
DSME/S. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
intervensi diabetes self management education/support (DSME/S)
terhadap perilaku perawatan diri (p = 0,001, α= 0,05).
1
0
keperawatan yang disajikan secara deskriptif.
4. (Ahmad, 2021)
1
1
Penelitian ini berjudul “GAMBARAN SELF CARE PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS MENURUT TEORI OREM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUNADUA KOTA
PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2021”. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
diabetes mellitus yang berdomisili di Wilayah Kerja Puskesmas
Batunadua yang berjumlah 234 orang. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling
yaitu tidak menyimpang dari kriteria yang sudah ditetapkan oleh
peneliti yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
1
2
Hasil penilaian kuesioner yang di dapat dari 70 responden adalah
responden dengan kemampuan perawatan diri baik sebanyak 25
responden (36%), responden dengan kemampuan perawatan diri
cukup sebanyak 38 responden (54%) dan responden dengan
kemampuan perawatan diri kurang sebanyak 7 responden (10%).
1
3
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI,( 2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI.
1
4
Wa Ode Sri Asnaniar, ( 2019 ). Hubungan Self Care Management Diabetes
dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe2
1
5