Anda di halaman 1dari 3

Nama : Stevanya Britney

NIM : K021191003
Nama Dosen : Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thata, M.Sc.,SpGk
Tema : Pentingnya Perencanaan Pangan Dan Gizi Terhadap Program Intervensi Gizi di Indonesia
Judul : Pentingnya Diet diabetes mellitus untuk memperpanjang harapan hidup penderitanya

Saat ini banyak masyarakat awam yang mengabaikan kesehatannya. Mengapa demikian? Karena mereka
memiliki gaya hidup yang tidak sehat seperti, kebiasaan merokok, malas olahraga dan kebanyakan mengerjakan
tugas atau pekerjaan duduk sehingga tidak memiliki waktu untuk olahraga singkat. Pola mengkonsumsi makanan
dari banyak masyarakat juga menjadi salah satu banyaknya masyarakat mengalami penyakit tidak menular, hal ini
di karena masrakat tidak mengkonsumsi makanan yang bergizi dan makan berlebih daripada kebutuhan gizi sesuat
BB/TB mereka. Salah satu penyakit yang dapat diderita seseorang karna kebiasadan pola hidup seperti itu adalah
diabetes mellitus. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa
dalam darah melebihi ambang batas normal atau pada kadar gula darah sewaktu >200mg/dl dan gula darah puasa
>126mg/dl. Diabetes mellitus terjadi saat seseorang terlalu banyak menkonsumsi glokosa sehingga menyebabkan
insulin tidak cukup untuk memecahkan glukosa menjadi energi. Penumpukan glokusa dalam darah dapat
menyebabkan hiperglikemia. Saat seseorang terkena diabetes mellitus maka kadar glukosanya tinggi. Diabetes
Melitus dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung bahkan diabetes
mellitus juga dapat menyebabkan kematian karena terjadinya komplikasi pada penderita. Saat seseorang terkena
penyakit diabetes mellitus, jarang mengetahui bahwa mereka sudah terkena diabetes mellitus. Gejala dari diabetes
mellitus sangat bervariasi pada saat terkena. Diabetes mellitus (DM) umumnya dapat timbul secara perlahan-lahan
sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil
ataupun berat badan yang menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai
kemudian orang tersebut pergi kedokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya. Oleh karena itu, diabetes mellitus
juga menjadi salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian pada seseorang.
WHO menjelaskan bahwa penyakit diabetes mellitus berada pada rangking keenam penyebab kematian di
dunia, sedangkan Kemenkes menjelaskan bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit terbesar keempat
di Indonesia. Diabetes mellitus saat ini menjadi penyebab kematian pada seseorang hal ini kebanyakan terjadi pada
usia 40 keatas. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Kritianita (2018) dalam Nasution (2021) dimana
mayoritas kematian diabetes pada usia 45-54 tahun terjadi pada penduduk kota dibandingkan pada penduduk yang
tinggal di pedesaan. Selain itu, diabetes menyebabkan kematian sekitar 1,3 juta dan yang meninggal sebelum usia
70 tahun sebanyak 4 persen (Nasution, 2021). Di Indonesia Prevalensi DM sekitar 4.8% dan lebih dari setengah
kasus DM (58.8%). Diperkirakan sebanyak 21,3 juta masyarakat di Indonesia menyandang diabetes pada tahun
2030. Prevalensi Berat badan berlebih atau overweight (13,5% Riskesdas 2013) dan obesitas (15,4%, Riskesdas
2013) yang merupakan salah satu faktor resiko terbesar diabetes meningkat terus dibandingkan Riskesdas 2007 dan
2010. Di Indonesia, diabetes juga masih menjadi persoalan kesehatan yang cukup serius bahkan terus mengalami
peningkatan jumlah penderita di setiap tahunnya seiring bertambahnya jumlah penduduk, pertambahan usia,
meningkatnya gaya hidup tidak sehat, pola makan tidak sehat, diet yang tidak sehat dan obesitas (Nasution, 2021).
Tetapi, faktanya diabetes mellitus dapat dicegah atau kejadiannya dapat di tunda jika diabetes dapat dikontrol dan
orang dengan diabetes dapat berumur panjang dan hidup sehat.
Perencanaan pangan dan gizi terhadap intervensi diabetes melitus sangat penting untuk mencegah karena
untuk mencegah dan mengendalikan resiko diabetes mellitus dapat dimulai dengan pengetahuan mengenai
konsumsi makanan sehat yang mendukung kepatuhan diet diabetes mellitus. Diabetes mellitus dipengaruhi oleh
status gizi, saat seseorang obesitas akan menyebabkan resistensi insulin yang berdampak buruk terhadap jaringan
sehingga menimbulkan komplikasi kronis (Nalole, dkk., 2021). Perencanaan ini dapat dilakukan dengan program
diet pada diabetes mellitus sebagai penanggulangan untuk membuat penderita berumur panjang dan hidup sehat.
Dimana diet diabetes mellitus merupakan diet yang mengatur cara dan sumber makanan yang dikonsumsi oleh
penderita tersebut. Adapun cara pengaturannya seperti jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat
badan, tinggi badan dan aktivitas. Selain itu penderita juga harus membatasi konsumsi karbohidrat kompleks
seperti nasi, roti dan penggunaan karbohidrat sederhana atau yang mudah diserap seperti gula pasir. Tetapi, tidak
hanya cara pengaturan diet saja yang bermanfaat untuk mencegah komplikasi pada penderita diabetes mellitus
tetapi seseorang yang menjalankan pola diet ini harus sadar dan niat saat menjalankannya, serta keyakinan bahwa
dengan melakukan diet DM akan membantu mengontrol kondisi tetap stabil, dan merasa memiliki kemampuan
untuk mengikuti program diet diabetes mellitus.
Melakukan diet yang merupakan pengaturan pola makan yang tepat ditentukan dari 3J yaitu jadwal makan,
jumlah makan, dan jenis makan. Diet tepat jumlah, jadwal dan jenis yang dimaksud adalah jumlah kalori yang
diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan jadwal diet harus sesuai dengan
dengan intervalnya yang dibagi menjadi 6 waktu makan, yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan,
jenis makanan yang manis harus dihindari karena dapat meningkatkan jumlah kadar gula darah. Melalui cara
demikian diharapkan insiden diabetes melitus dapat ditekan serendah mungkin. Saat seseorang tidak patuh akan
memberikan dampak buruk seperti komplikasi akibat penyakit diabetes mellitus yang dideritanya. Oleh karena itu,
pengetahuan masyarakat tentang diet ini harus lebih lagi ditingkatkan karena masih sedikit masyarakat yang
mengetahui tentang diet ini.
Diet diabetes mellitus sangat penting sebagai perencanaan pangan dan gizi terhadap penderita DM. Hal ini
dikarenakan saat seorang penderita DM tidak menjalankan diet tersebut ataupun tidak patuh dalam melakukannya
maka lama kelamaan akan menyebabkan komplikasi dan lebih parahnya meninggal. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Fauzia, dkk., (2017) dimana jika makanan yang dikonsumsi tidak dikontrol, komplikasi-komplikasi
diabetes melitius yang timbul misalnya pada mata, jantung, saraf dan dapat terjadi komplikasi yang akut seperti
hipoglikemi dan ketoasidosis Diabetikum (KAD) dimana jika tidak segera ditangani komplikasi tersebut dapat
membahayakan klien. Selain itu, diabetes mellitus juga sangat penting dalam perencanaan pangan dan gizi di
Indonesia karena seperti yang diketahui bahwa diabetes mellitus menjadi penyakit mematikan nomor 3 di
Indonesia, dengan diterapkannya diet mellitus ini oleh penderita diabetes maka akan menurun juga angka
prevalensi kematian akibat diabetes mellitus di Indonesia, sehingga perencanaan pangan dan gizi serta intervensi
gizi untuk penyakit diabetes mellitus ini sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat. Untuk masyarakat
lainnya yang belum terkena diabetes dapat menjaga pola makannya dengan mengurangi karbohidrat tetapi tetap
mengkonsumsinya sesuai dengan kebutuhan gizi sesuai umur dan BB/TB. Selain itu, penting juga untuk menjaga
agar IMT tetap normal untuk menghindari obesitas karena obesitas juga menjadi salah satu penyebab terjadinya
diabetes mellitus pada seseorang.
Sumber:
Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, B.. 2017. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Penderita
Diabetes Mellitus Surabaya. Jurnal Keperawatan Surabaya, 1–7.
Hestiana, D. W., 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Dalam Pengelolaan Diet Pada Pasien
Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kota Semarang. Jurnal of Health Education, [online], 2(2), hal.
138-145
Nalole, D., dkk., 2021. Gambaran Pengetahuan, Status Gizi, Konsumsi Zat Gizi dan Kepatuhan Diet pada Pasien
Diabetes Mellitus. Gorontalo Journal of Nutrition Dietetic, [online], 1(2), hal. 74-81.
Nasution, F., Andilala., Siregar, A. A., 2021. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmu Kesehatan,
[online], 9(2), hal. 94-102.

Anda mungkin juga menyukai