Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi atau struktur

dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke waktu karena usia atau

pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit akibat dari pola hidup modern dimana

orang lebih suka makan makanan siap saji, kurangnya aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan

teknologi seperti penggunaan kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan kaki (Nurhasan 2000).

Jumlah penderita diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap tahunnya.Menurut data yang

dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) angka kejadian diabetes mellitus di dunia

berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025

diperkirakan angka ini terus meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes mellitus di Indonesia

jumlahnya cukup fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO memperkirakan

pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan terkena penyakit diabetes mellitus (Depkes RI,

2000).

Berdasarkan laporan Rumah Sakit dan Puskesmas, prevelensi diabetes melitus tergantung insulin di

provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 0,16% mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun

2007 sebesar 0,09%. Sedangkan prevelensi kasus diabetes melitus tidak tergantung insulin mengalami
peningkatan dari 0,83% pada 2006, menjadi 0,96% pada 2007, dan 1,25% pada 2008 (Dinkes Provinsi

Jawa Tengah, 2008).

Menurut Dasimah (2009), kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan

timur, mengatakan jumlah penderita penyakit diabetes mellitus pada tahun 2009 di wilayahnya

tergolong tinggi yakni mencapai 4 ribu orang dari sekitar 12 juta orang Indonesia yang mengidap

diabetes, mellitus dikatakan bahwa pada tahun 2009 Dinas Kesehatan mencatat 229 diabetesi

(penderita diabetes) berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kutai kartanegara dan

sebanyak 31 orang penderita pada tahun 2011 pernah melakukan pemeriksaan ke RSUD Parikesit

Tenggarong Kutai Kartenegara.

Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata–rata pasien pada terapi jangka panjang

terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di negara berkembang jumlah

tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi

terutama pada penyakit yang tidak menular seperti penyakit diabetes mellitus dan penyakit lainnya.

Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit diabetes mellitus dapat memberikan efek negatif yang

sangat besar karena prosentase kasus penyakit tidak menular tersebut diseluruh dunia mencapai 54%

dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih

dari 65% pada tahun 2020. Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh lima

dimensi yang saling terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan

dan faktor sosial ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja syarat dan prinsip diet pada penyakit diabetes militus ?
2. Apa saja makanan yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM ?

3. Apa saja makanan yang dianjurkan pasien DM ?

4. Apa saja tingkatan diet DM l – Vlll ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja prinsip diet pada penyakit DM ?

2. Untuk mengetahui makanan apa saja yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM

3. Untuk mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan pasien DM

4. Untuk mengetahui apa saja tingkatan diet DM l – Vll


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian penyakit Diabetes Militus

Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan

hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terusmenerus dan bervariasi, terutama setelah

makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik

akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan

pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron

(Bilous, 2002).

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif. Bahaya

diabetes melitus sangat besar dan dapat memungkinkan menjadi gagal ginjal, buta, dan banyak

komplikasi lainnya yang dapat menyebabkan kematian. Kemajuan di bidang teknologi menyebabkan

perubahan pada gaya hidup seperti tersedianya berbagai produk yang memberi kemudahan sehingga

manusia jadi jarang bergerak, perubahan pola makan yang serba instan juga menyebabkan peningkatan

terjadinya diabetes melitus (Darmono, 2007).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson Price, 1995).


Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat

dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan insulin (Barbara Engram; 1999,

532).

Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan

neurologis (Barbara C. Long, 1996).

Diabetes melitus adalah gangguan kronis dimana tubuh tidak dapat membuat atau menggunakan insulin

dengan semestinya. Insulin adalah hormon yang disekresikan oleh pankreas yang mengontrol

pergerakan glukosa ke dalam sel-sel dan metbolisme glukosa”. Ketika terjadi disfungsi insulin, maka

akan terjadi kelebihan insulin dalam darah dan hal ini akan dilepaskan atau dikeluarkan melalui urine.

Diabetes dapat juga didefinisikan sebagai gangguan yang ditandai oleh berlebihnya gula dalam darah

(hyperglycemia) serta gangguan-gangguan metabolisme karbonhidrat, lemak dan protein, yang bertalian

dengan definisi absolut atau sekresi insulin (Menurut Taylor 1995: 525).

Jumlah penderita DM yang semakin meningkat semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Data Departemen Kesehatan RI menyebutkan

bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit menempati urutan pertama dari

seluruh penyakit endokrin adalah diabetes mellitus (Tandra, 2008).

Penatalaksanaan diabetes mellitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:

penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani, dan obat hipoglikemik. Terapi gizi merupakan

komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan

perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak

yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Maulana, 2009).
Kepatuhan penderita dalam mentaati diet diabetes melitus sangat berperan penting untuk menstabilkan

kadar glukosa pada penderita diabetes melitus, sedangkan kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal

yang penting untuk dapat mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita

dalam mengikuti jadwal diet yang kadangkala sulit untuk dilakukan oleh penderita. Kepatuhan dapat

sangat sulit dan membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan

cara mengatur untuk meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk menyesuaikan diri.

Kepatuhan terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan serta pemberiannya diikuti dengan

benar (Tambayong, 2002).

Diet adalah terapi utama pada diabetes melitus, maka setiap penderita semestinya mempunyai sikap

yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi, baik akut maupun kronis. Jika

penderita tidak mempunyai sikap yang positif terhadap diet diabetes mellitus, maka akan terjadi

komplikasi dan pada akhirnya akan menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas hidup dan

menghindari komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap penderita harus menjalankan gaya

hidup yang sehat yaitu menjalankan diet diabetes mellitus dan olahraga yang teratur. Sikap penderita

diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan penderita tentang

penyakit diabetes melitus sangatlah penting karena pengetahuan ini akan membawa penderita diabetes

melitus untuk menentukan sikap, berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat

mengurangi,kondisi penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes melitus baik, maka sikap

terhadap diet diabetes melitus semestinya dapat mendukung terhadap kepatuhan diet diabetes melitus

itu sendiri (Effendi, 1999).


2.2 Prinsip,Tujuan dan Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

2.2.1 Prinsip Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

1. Prinsip Tepat Jadwal Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

Tepat jadwal sangat penting bagi diet untuk penderita diabetes melitus karena memakan makanan yang

tepat jadwal sudah sangat membantu untuk menjaga kadar gula dalam darah. Tepat jadwal yang

dimaksud disini adalah anda harus mengikuti jadwal makanan yang sudah diprogram yaitu jadwal makan

harus diikuti interval 3 jam. Yaitu 3X makanan utama dan 3x snack. Itu berarti jika anda sudah sarapan,

anda tidak boleh makan makanan yang berat seperti nasi dan kue sampai jadwal makan siang. Anda

hanya diperkenankan memakan snack yang berupa beberapa potong kecil makanan rendah karbohidrat

dalam selang waktu 3 jam setelah sarapan dan 3 jam setelah snack anda boleh makan utama lagi, begitu

sampai anda memasuki makan malam. Pada malam hari tidak diperkenankan makan lagi setelah makan

malam. Untuk jumlah asupan karbohidrat yang diperbolehkan dalam setiap jadwal bervariasi

tergantuung berat dan tinggi badan anda. Untuk lebih tepatnya, coba konsultasi ahli diet untuk

mengukur jumlah makanan yang boleh anda makan.

2. Prinsip Tepat Jenis Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya anda hindari dalam melakukan diet untuk penderita

diabetes melitus. Bukan karena mereka tidak enak namun karena makanan tersebut bisa membuat

kadar gula anda naik drastis. Makanan-makanan yang harus dibatasi misalnya segala macam kue dan

roti yang mengandung banyak gula, minuman soda, alcohol, dan semua jenisnya yang mempergunakan

gula, selai, es krim, permen, susu manis, buah-buah yang berasa manis dan tentu saja gula. Sementara

itu makanan yang dianjurkan adalah banyak mengkonsumsi sayuran mentah, sayuran olahan, dan buah-
buahan yang tidak terlalu manis. Jika anda ragu akan boleh tidaknya suatu buah dimakan, maka anda

bisa menanyakannya kepada ahli gizi, dokter.

3. Prinsip Tepat Jenis Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

Bagi pendetita diabetes melitus, gula dalam darah mereka sudah sangat tinggi oleh sebab itu tubuh

tidak membutuhkan banyak tambahan gula. Oleh sebab itu, ketika penderita diabetes makan, maka

kalori yang masuk harus bisa dihabiskan oleh pasien tersebut. Oleh sebab itu, dalam diet untuk

penderita diabetes melitus, maka jumlah makanan yang boleh dimakan harus tepat jumlahnya. Hal ini

bisa dihitung dengan IMT atau index massa tubuh yang didapat dengan membagi berat badan dan tinggi

badan. Jika IMT anda tergolong kurus maka anda hanya boleh mengkonsumsi 40-60 kalori/hari X berat

badan. Jika anda normal, maka anda bisa mengkonsumsi 30 kalori x BB anda. Untuk orang gemuk 20

kalori x bb perhari. Untuk orang obesitas kalori yang diperbolehkan yaitu 10-15 kalori x BB perhari.

 Untuk membantu diet untuk penderita diabetes melitus sangat dianjurkan untuk rajin berolahraga

setiap hari. Olah raga memaksa tubuh untuk mempergunakan kalori yang ada didalam tubuh. Oleh

sebab itu, maka kadar gula dalam darah akan terjaga. Ada beberapa jenis olahraga yang cocok bagi

penderita diabetes melitus seperti lari, jalan pagi, bersepeda, berenang, dan banyak oleh raga lain yang

mengkonsumsi banyak energi dan menghasilkan keringat. Jika rajin melakukan diet untuk penderita

diabetes melitus serta rajin berolah raga maka kadar gula akan terjaga.

2.2.2 Tujuan Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan

olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara Mempertahankan kadar

glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin,

dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida
serum normal.Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan

normal.Mengindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti

hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka panjang serta masalah yang berhubungan dengan

latihan jasmani. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui zat gizi yang optimal.

1. Mencapai serta mempertahankan kadar gula dalam darah mendekati normal

2. Mencapai serta mempertahankan lipid mendekati normal

3. Mencapai berat badan normal

4. Mencegah komplikasi penyakit yang bersifat kronik

5. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup penderita

6. Diabetes melitus agar dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal.

2.2.3 Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan energi

ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB

normal. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makanan pagi (20%) siang (30%) dan sore (25%) serta

2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-masing 10-15 %).

2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total.

3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu antara 20-25 % dari kebutuhan energi total.

4. Kebutuhan karbonhidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70 %

5. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan pemanis selain

sukrosa.
6. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur

dan buah.

7. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk gram

dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.

8. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan vitamin dan mineral

dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.

2.3 Macam- macam diet Diabetes Militus

A. Macam – macam tipe diet Diabetes Melitus

1. Diet pada DM Tipe 1

Pasien penderita Diabetes Tipe 1 (IDDM) memerlukan terapi diet untuk mengendalikan kadar glukosa

darah.

 Tujuan Diet Diabetes Melitus Tipe 1

a. Mengendalikan kadar glukosa dan lemak darah

b. Mempertahankan asupan energi dan protein untuk tumbuh kembang di samping kebutuhan gizi

lainnya.

c. Menghasilkan status gizi dan kesehatan yang memadai

d. Mencegah komplikasi akut mapupun kronis yang dapat membawa kematian atau disabilitas.

2. Diet Diabetes Mellitus Tipe 2


Prinsip penanganan diet DM tipe 2 sama seperti DM tipe 1, namun pemberian insulin mutlak diberikan

kepada pasien yang menderita DM tipe 1.

 Tujuan diet Diabetes Mellitus Tipe 2

a. Mengendalikan kadar glukosa darah dan lemak darah agar komplikasi diabetes dapat dicegah atau

ditunda

b. Mendapatkan dan mempertahankan BB normal atau ideal

c. Menghasilakn status gizi yang adekuat

d. Menghasilkan kebugaran dan nyaman tubuh karena pengendalian gula darah dapat menghilangkan

keluhan mudah lelah, sering pusing atau sakit kepala, kram, kesemutan, gatal-gatal dan sebagainya.

2.4 Terapi Gizi Medis

Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan dan olah

raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dan beberapa tujuan khusus yaitu :

1. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan makanan

dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktufitas.

2. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

3. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai

orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk

meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit

katabolik.
4. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan

baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh

petugas kesehatah. Ini mungkin tidak sama dengan yang biasanya didefinisikan sebagai berat badan

idaman.

5. Menghindari dan menangan komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan insulin

seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan

jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati automik, hipertensi dan

penyakit jantung.

6. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

2.5 Langkah-Langkah Terapi Gizi Medis

1. Pengkajian

Pengkajian gizi pasien termasuk data klinis seperti hasil pemantauan sendiri kadar glukosa darah, kadar

lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida) dan hemoglobin glikat. Pengkajian gizi juga

digunakan untuk mengetahui apa yang mampu dilakukan oleh pasien dan kesediaan untuk

melakukannya.Aspek budaya, etnik, dan keuangan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan

kepatuhan pasien yang tinggi.Informasi yang dikumpulkan oleh tim diabetes perlu dicatat pada

dokumen medik sehingga perencanaan penanganan diabetes secara menyeluruh dapat dikembangkan

dan semua anggota tim dapat membantu pasien.Pengkajian dapat dilakukan melalui wawancara atau

dengan penggunaan kuesioner. Dietisien yang bekerja di ruang perawatan dapat menggunakan

kuesioner yang sederhana. Pengkajian hendaknya mampu mengidentifikasi masalah gizi dan

miskonsepsi yang ada.

2. Menentukan Tujuan yang akan Dicapai


Hasil dari pengkajian gizi diperlukan untuk menentukan tujuan yang akan dicapai. Pasien hendaknya

diminta untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan dalam penatalaksanaan diabetes secara

keseluruhan.Tujuan yang ditetapkan hendaknya membantu orang dengan diabetes membuat

perubahan yang positip dalam kebiasaan makan dan latihan jasmani yang akan menghasilkan antara lain

perbaikan kadar glukosa darah dan kadar lemak darah serta memperbaiki asupan gizi.

3. Intervensi Gizi

Informasi yang didapatkan dari pengkajian gizi dan tujuan yang akan dicapai menentukan dasar

intervensi gizi. Dietisien perlu mempertimbangkan berapa banyak informasi yang perlu diberikan,

kemampuan baca dan tulis pasien dan jenis alat peraga yang diperlukan (handout, video, audiotape, flip

chart, food models). Intervensi gizi ditujukan untuk memberikan informasi praktis pada pasien yang

dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.Intervensi gizi melibatkan 2 tahap pemberian informasi :

 Intervensi Gizi Dasar

Tahap ini memberikan gambaran tentang gizi, kebutuhan zat gizi, petunjuk penatalaksanaan gizi pada

diabetes, informasi survival skill yang dianggap perlu untuk pasien (membaca label, penatalaksanaan

pada saat sakit)

 Intervensi Gizi Lanjutan

Tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan makan yang lebih mendalam seperti

menu, penghitungan kalori, penghitungan lemak, daftar bahan penukar, dan lain-lain.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah bagian yang sangat penting pada proses terapi gizi medis. Dietisien dank lien

bersamasama menetapkan hasil intervensi. Pada tahap terapi ini, pemecahan masalah mungkin penting
untuk membantu pasien menetapkan tujuan baru untuk intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan

keadaan glukosa darah dan hemoglobin glikat (AIC). Lipid, tekanan darah dan fungsi ginjal peting untuk

mengevaluasi hasil yang berhubungan dengan gizi.Untuk individu, konsisiten dalam hal pola makan

penting oleh karena pola makan yang konsisten menghasilkan AIC yang lebih rendah daripada pola

makan yang serampangan. Tindak lanjut untuk anak-anak dianjurkan dilakukan setiap 3-6 bulan

sedangkan pada orang dewasa setiap 6 sampai 12 bulan.

A. Terapi Gizi pada DM Tipe 1

Perlu ditetapkan perencanaan makan yang berdasarkan asupan makan sehari-hari individu dan

digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan terapi insulin dengan pola makan dan latihan jasmani

yang biasanya dilakukan. Individu yang menggunakan terapi insulin dianjurkan makan pada waktu yang

konsisten dan sinkron dengan waktu kerja insulin yang digunakan. Selanjutnya individu perlu memantau

kadar glukosa darah sesuai dosis insulin dan jumlah makanan yang biasa dimakan.

B. Terapi Gizi PadaDM Tipe 2

Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya pada pengendalian glukosa, lipid,

dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet hipokalori (pada pasien yang gemuk) biasanya

memperbaiki kadar glikemik jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan control metabolik

jangka lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada umumnya tidak efektif untuk mencapai penurunan

berat jangka lama, dalam hal ini perlu ditekankan bahwa tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa

dan lipid. Namun demikian pada sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai dan

dipertahankan.Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai

pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga

asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah

terbukti dapat meningkatkan control diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan
berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan

peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah

dari asupan rata-rata sehari.

5. Diet Militus sesuai paket kandungan kalori

1. Diet Diabetes Militus I :1100 kalori

2. Diet Diabetes Militus I I :1300 kalori

3. Diet Diabetes Militus III :1500 kalori

4. Diet Diabetes Militus IV :1700 kalori

5. Diet Diabetes Militus V :1900 kalori

6. Diet Diabetes Militus VI :2100 kalori

7. Diet Diabetes Militus VII :2300 kalori

8. Diet Diabetes Militus VIII :2500 kalori

2.6 Kebutuhan Zat Gizi Pada Penderita Diabetes Melitus

1. Protein.

Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein total. Menurut

konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah

10–15% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan

energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi.
2. Total Lemak.

Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi dari lemak tidak

jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi dari lemak tidak jenuh tunggak dan

karbohidrat.Anjuran persentase energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan

berat badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat

mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal

pada anak dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan < 10%

energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20 – 25% energi.

Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II

yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan kandungan

kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama,

pendekatan yang mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas

adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10% masing energi

masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah.

3. Jenuh dan Kolesterol.

Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah untuk menurunkan resiko

penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10% asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan

asupan makanan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.

4. Karbohidrat dan Pemanis.

Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada jenisnya. Buah

dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun

berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada
jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat

untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 60 – 70% energi.

5. Sukrosa.

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak

memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan

yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak

hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan.

6. Pemanis.

A. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan kebanyakannya karbohidrat

jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis

pada diet diabetes. Namun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi)

yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai

bahan pemanis untuk orang dengan diabetes.

B. Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang menghasilkan respon glikemik

lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secra berlebihan

dapat mempunyai pengaruh laxatif.

C. Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada

semua penderita DM.


7. Serat.

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes.

Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia

anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut.

8. Natrium.

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000

mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium

perhari.

2.7 Nutrisi Pada Pasien DM Tipe 1 (IDDM) dan DM Tipe 2 (NIDDM)

A. DM tipe 1 (IDDM)

Diet pada DM tipe 1 dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, yang mencakup hal-hal

sebagai berikut:

 Makan 5 – 6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval sekitar 3 jam dan

terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali camilan. Saat makan harus disesuaikan dengan saat

penyuntikan insulin hingga kadar puncak insulin dengan plasma sama dengan kadar gula darah tertinggi

sesudah makan.

 Usahakan minum minuman yang bebas gula dan kaya serat, seperti agar-agar, rumput laut,

gelatin,kolang-kaling.

 Pilihlah camilan yang rendah lemak dan rendah indeks glikemknya tetapi dengan indeks kekenyangan

yang cukup tinggi seperti sayuran rebus serta buah segar yang berserat dan tidak begitu manis, pisang
rebus, roti bekatul, kacang hijau serta kacang kacangan lainnya, cracker dan makanan camilan tanpa

kalori seperti agar-agar, kolang-kaling, rumput laut dll.

 Biasakan memakan sereal tinggi serat seperti havermut sebagai sarapan (> 6 gram) setiap pagi: hindari

makan sereal yanaag banyak mengandung gula.

 Biasakan makan buah-buahan segar, khususnya buah yang biasa dimakan bersama kulitnya seperti

apel, peach, belimbing, jambu, tomat.

 Hindari kebiasan makan buah-buahan kaleng atau manisan yang direndam dalam sirup.

 Minum susu rendah lemak (<1%) seperti susu krim, susu kedelai sebagai pengganti susu fullc ream

untuk mengurangi asupaan lemak.

 Lakukan olahraga sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Olahraga tidak boleh dilakukan bila kadar

gula darah tidak terkontrol (>250 mg%) atau bila terdapat keton bodies dalam urine ( karena bahaya

ketoasidosis).

 Lakukan pemantauan kadar gula darah paling tidak satu kali perhari. Riset membuktikan bahwa

pengendalian gula darah dengan melakukan diet, olahraga yang teratur dan terafi insulin serta

pemantauan gula darah di rumah akan mengurangi perawatan di rumah sakit bagi penyandang DM tipe

1.

B. DM Tipe 2 (NIDDM)

Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau mengendalikan berat badan di samping

mengendalikan kadar gula dan kolesterol yang mencakup:

 Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval waktu sekitar 3 jam.
 Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang rendah dan indeks kekenyangan yang

tinggi, seperti kolang-kaling, cincau, agar agar, rumput laut, pisang rebus, kacang hijau serta

kacangkacangan lainnya, sayuran rendah kalori dan buah-buahan yang tidak manis (apel, belimbing,

jambu)serta alpukat.

 Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi hari dan gantikan dengan

minuman yang berserat dari kelompok sayuran yang rendah kalori seperti blender tomat, ketimun, dan

labu siam yang sudah direbus.

 Sertakan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu mengendalikan glukosa darah dalam

menu sayuran sedikitnya dua kali sehari. Buncis, bawang dan beberapa sayuran lunak lain (pare,terong,

gambas, labu siam) dianggap dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan

seratnya.

 Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau, jagung rebus, atau roti

bekatul (whole wheat bread) setiap hari.

 Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras tumbuk), kentang, roti

(sebaiknya roti bekatul/whole wheat bread) dan jagung. Jangan menggabungkan dua atau lebih

makanan pokok seperti nasi dengan lauk mi goring dan perkedel kentang ( karena ketiganya memiliki

indeks glisemik yang tinggi).

 Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan makanan sereal.

 Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran. Penyandang diabetes yang

gemar memasak dapat membuat kue-kue basah seperti wafel yang terdiri atas tepung gandum

utuh,havermout, putih telur, susu skim dan sedikit buah-buahan dengan aroma yang mengundang

selera misalnya pisang, stroberi, nanas.


 Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum memasaknya. Kurangi konsumsi daging merah

yang dapat diganti dengan daging putih seperti daging ayam atau ikan.

 Gunakan minyak goreng dalam jumloah terbatas (kurang lebih setengah sendok makan untuk se kali

makan). Biasakan memasak dengan cara menumis, merebus, memepes, memanggang serta menanak,

dan hindari kebiasaan menggoreng makanan dengan banyak minyak.

 Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.

 Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur dapat diganti dengan dua buah

putih telur, santan dapat diganti dengan susu skim, dan minyak diganti dengan saus apel. Untuk menu

yang memmerlukan kecap, gunakan kecap diet dalam jumlah terbatas.

 Nasihat diet lainnya dapt dimintakan dari ahli gizi/diet.

 Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.

2.8 Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus

Penderita diabetes melitus haruslah selalu mengontrol kadar gula darah/glukosa secara teratur,

menjaga pola makan, mengatur berat badan dan melakukan cek up secara rutin. Pola hidup seperti itu

sangat perlu untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes melitus.

2.8.1 Komplikasi Jangka Pendek

Penyakit diabetes melitus bisa diikuti dengan berbagai komplikasi. Dalam jangka pendek, diabetes dapat

menyebabkan:

1. Hiperglikemia (Hyperglycemia)
Hiperglikemia atau gula darah tinggi dalam waktu yang panjang dapat menyaebabkan kerusakan

jaringan dan orjan tubuh. Komplikasi ini dapat terjadi jika pasien tidak mengambil tindakan-tindakan

untuk mengurangi level glukosa dalam darah seperti injeksi insulin, atau karena disebabkan pola makan

dan hidup yang tidak berorientasi pada penanganan penyakit diabetes. Hiperglikemia adalah kondisi

yang serius dan membutuhkan tindakan medis secepatnya.

2. Hipoglikemia (Hypoglycemia)

Dalam beberapa kasus, penderita diabetes melakukan penanganan yang salah dan berlebihan sehingga

level glukosa dalam darah menjadi terlalu rendah. Melewatkan jam makan dan olahraga serta

mengkonsumsi obat diabetes (memperkecil kadar glukosa) atau melakukan injeksi insulin bisa

menyebabkan hipoglikemia.Selalu mengontrol level glukosa dalam darah dan konsultasikan dengan

dokter mengenani penanganan diabetes yang tepat, agar pasien tidak jatuh dalam kondisi hipoglikemia

ini.

3. Ketoacidosis

Ketoacidosis adalah komplikasi penyakit diabetes yang terjadi saat tubuh tidak mampu menggunakan

glukosa/gula darah sebagai energi karena kekurangan insulin. Saat sel-sel tubuh kekurangan energi,

mereka akan menggunakan cadangan lemak sebagai energi.Saat jaringan lemak terganggu, terbentuklah

zat keton (racun) dalam tubuh. Kondisi ini bisa mengakibatkan kesulitan bernapas, sakit perut parah,

dan juga dehidrasi.


2.8.2 Komplikasi Jangka Panjang

Semakin lama seseorang menderita penyakit diabetes, maka semakin tinggi pula resikonya mengalami

komplikasi akibat problem glukosa dalam darah ini. Penanganan yang baik bisa mencegah terjadinya

komplikasi-komplikasi ini, atau semakin baik pasien mengontrol level glukosa tetap normal maka

semakin kecil resikonya.

Komplikasi akibat diabetes umumnya berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah. Diabetes dalam

jangka panjang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengurangi volume aliran darah

ke

berbagai bagian tubuh seperti mata, ginjal, jaringan saraf, dan lain sebagainya. Akibatnya bagian-bagian

tubuh tersebut akan mengalami kerusakan fungsi yang serius, bahkan mengancam nyawa.

1. Kerusakan mata

Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa menyebabkan berbagai seperti

katarak, glaukoma, kerusakan retina, hingga kebutaan.

2. Masalah pada kulit dan kaki

Penderita diabetes sangat rentan terhadap masalah pada kaki. Rusaknya jaringan saraf dan pembuluh

darah akan membatasi aliran darah ke tempat tersebut. Luka gores kecil di kaki atau kulit dengan mudah

berubah menjadi luka infeksi yang sangat

parah. Tanpa perhatian yang serius, luka tersebut akan semakin menyebar dan merusak. Pada kondisi

terparah, bagian tersebut harus diamputasi agar infeksi tidak terus menyebar.

3. Masalah jantung
Seseorang dengan diabetes beresiko tinggi terkena masalah jantung. Peneliti mengatakan bahwa resiko

serangan jantung pada penderita diabetes sama dengan orang yang pernah terkena serangan jantung

sebelumnya.Beberapa masalah pada jantung dan penyempitan pembuluh darah yang berhubungan

dengan diabetes antara lain:

 Stroke

 Kerusakan pembuluh arteri

 Tekanan darah tinggi

 Kolesterol tinggi

4. Neuropathy

Gula yang berlebih pada tubuh dapat merusak saraf dan jaringan pembuluh di kaki dan

tangan,menyebabkan kesemutan, mati rasa, sakit atau sensasi seperti terbakar.Pada kondisi mati rasa

yang parah, penderita diabetes bahkan tidak dapat merasakan rasa sakit jika tergores,hingga akhirnya

sadar saat luka tersebut melebar dan terinfeksi.Selain beberapa komplikasi di atas, penyakit-penyakit

berikut juga memiliki potensi terjadi pada penderita diabetes dalam jangka panjang:

 Infeksi kulit

 Infeksi saluran kemih

 Gagal ginjal

 Disfungsi ereksi

Penderita diabetes harus secara rutin mengecek kadar gula darah, serta menjaga pola hidup dan diet

agar kadar gula tetap normal, dan mengurangi resiko komplikasi akibat penyakit diabetes.
2.9 Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

NO SUMBER MAKANAN DIANJURKAN TIDAK

DIANJURKAN

1 karbohidrat Beras, roti, mie,

kentang, singkong, ubi,

tepung terigu, tepung

singkong dan sagu cake, biscuit, crackers

dan juga kue-kue

manis.

2 protein hewani Ikan, ayam tanpa kulit,

susu skim, tempe, tahu sapi, telur, susu, dan

hasil olahannya Daging dan ikan yang

diawetkan, seperti: ikan asin, dendeng,

sarden dan corned beef.

3 protein nabati Semua jenis kacangkacangan

dan hasilnya

yang merupakan sumber

protein bernilai
biologik tinggi. Semua jenis kacangkacangan

dan hasilnya

yang merupakan sumber

protein bernilai

biologik rendah.

4 Sayuran caisim, kangkung, sawi,

wortel, dan terong

5 Buah-buahan Buah-buahan rendah

kalium, seperti: jambu,

kedondong, mangga,

markisa, melon,

semangka, nangka, pir,

salak, sawo. Buah-buahan yang tinggi

kalium, seperti :

anggur, arbei,

belimbing, duku, jambu

biji, jeruk, papaya,

dan pisang.
6 Lemak Semua jenis makanan

dengan sedikit lemak. Mengandung banyak

lemak, seperti: makanan

siap saji cake, dan

goreng-gorengan

7 Minuman Minuman dengan kadar

glukosa rendah. Berbagai minuman

bersoda dan beralkohol

8 Bumbu

Semua jenis bumbu

selain gula Semua jenis gula dan

Madu
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes Militus (DM) ini sangat

berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit

Diabetes Melitus. Seperti contohnya, Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang

tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson Price, 1995).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat

dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan insulin (Barbara Engram; 1999,

532).

3.2 Saran

Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat yang cukup

2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu

manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

Anda mungkin juga menyukai