PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis
dari tahun ke tahun. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola
hidup, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang (Smeltzer &
dengan prevalensi 8,4 juta jiwa. Urutan diatasnya adalah India (31,7 juta
jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika Serikat (17,7 juta jiwa) (Darmono,
juta dan di dunia 239,9 juta penderita. Diperkirakan pada tahun 2030
1
pada makanan siap saji dan sarat karbohidrat (Depkes RI, 2006).
tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 0,16%,
dengan DM tipe II, mengalami peningkatan dari 0,83% pada tahun 2006,
menjadi 0,96% pada tahun 2007, dan 1,25% pada tahun 2008 (Dinkes
Provinsi Jawa Tengah, 2008). Hasil dari data laporan puskesmas Kota
Semarang pada tahun 2009 didapatkan jumlah kasus diabetes mellitus adalah
sebanyak 63.867 kasus, terdiri atas 25.191 tergantung insulin dan 38.676
kasus diabetes mellitus non insulin (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2009).
penderita Diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2008, terdapat 5,6 juta
penderita Diabetes untuk usia diatas 20 tahun, akan meningkat menjadi 8,2
juta pada tahun 2020, bila tidak dilakukan upaya perubahan pola hidup sehat
merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor
2
keturunan. Namun, setiap orang dapat mengidap Diabetes Mellitus baik tua
maupun muda. Tingginya kadar glukosa darah secara terus menerus atau
penelitian Murray (2000) tiap 19 menit ada satu orang di dunia yang terkena
stroke, ada satu orang yang buta dan ada satu orang di dunia diamputasi akibat
merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak
yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang
mellitus. Sebanyak 57% pasien tidak patuh menjalankan diet yang dianjurkan.
Pasien yang patuh akan mempunyai kontrol glikemik yang lebih baik, dengan
kontrol glikemik yang baik dan terus menerus akan dapat mencegah
nefropati dan neuropati. Sebaliknya bagi pasien yang tidak patuh akan
3
terkontrol, hal ini akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak
dapat dicegah (Bilous, 2002). Penelitian Juleka (2005) pada penderita diabetes
mellitus rawat inap di RSU Gunung Jati Cirebon menemukan bahwa pengidap
melalui pola makan sehat. Suyono (2002) menyebutkan bahwa dalam rangka
23,9%. Hal ini menjadi salah satu faktor risiko memperberat terjadinya
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan Juni 2011 didapatkan jumlah
sebanyak 550 pasien. Adapun rata-rata kunjungan pasien diabetes melitus tiap
bulan sebanyak 45-48 pasien setiap bulan. Berdasarkan catatan makan pada
4
sesuai dengan aturan. Sebanyak 56% pasien pasien mengatakan selama ini
makanan yang dikonsumsi sesuai dengan menu keluarga sehari-hari dan tidak
teratur berdasarkan program diet diabetes mellitus, sehingga kadar darah tidak
stabil. Sebanyak 42% pasien tidak teratur (tidak disiplin) baik jadwal, jumlah
dibolehkan dalam diet dengan alasan, malas dan bosan dengan menu yang
sesuai aturan.
1.3 TUJUAN
Mellitus
Mellitus
Mellitus
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI
a. Kelenjar pancreas
b. Bagian-bagian pankreas
1) Kepala pankreas
2) Badan pankreas
6
3) Ekor pankreas
menyentuh limpa.
c. Saluran Pankreas
d. Pulau-pulau langerhan
terbesar dari seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari berat
1-2 juta. Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama,
yaitu:
7
2) Sel-sel B (betha), jumlahnya sekitar 60-80 %, membuat
insulin.
samatostatin.
kapiler. pada penderita DM, sel beta sering ada tetapi berbeda dengan
sel beta yang normal dimana sel beta tidak menunjukan reaksi
8
2. FISIOLOGI
9
menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan darahnya ke
lemak ).
sebagai berikut :
10
a) Efek pada hepar
11
Hasil dari sistem endokrin ini langsung dialirkan kedalam
A. DEFINISI
(Depkes, 2008).
12
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat
B. FAKTOR RESIKO
Mellitus :
2) Umur
3) Jenis kelamin
1) Kegemukan
13
2) Tekanan darah tinggi
14
yang cukup namun respon tubuh terhadap hormon insulin
3. DM tipe lain
15
D. PATOFISIOLOGI
Pulau-pulau ini berisi sel alpha yang menghasilkan hormon glukagon dan
sel beta yang menghasilkan hormon insulin. Kedua hormon ini bekerja
Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai
anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel.
Dengan bantuan GLUT 4 yang ada pada membran sel maka insulin dapat
tidak ada atau berjumlah sedikit, maka glukosa tidak akan masuk ke dalam
sel dan akan terus berada di aliran darah yang akan mengakibatkan
16
pilar pengelolaan diabetes mellitus yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan
(Vitahealth, 2006).
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala diabetes mellitus :
a. Keluhan khas :
17
F. KOMPLIKASI
1. Hiperglikemia (Hyperglycemia)
diabetes.
2. Hipoglikemia (Hypoglycemia)
menyebabkan hipoglikemia.
3. Ketoacidosis
18
sebagai energi karena kekurangan insulin. Saat sel-sel tubuh
dehidrasi.
19
pesan-pesan rangsangan impuls saraf, salah kirim atau
yang tinggi.
3. Masalah jantung
20
berkurang dan tekanan darah meningkat, sehingga kematian
5. Infeksi
21
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
d. HbA1c
e. Profil lidip
f. Fungsi ginjal
2. EKG
3. Foto thoraks
4. Funduskopi
22
H. PENATALAKSANAAN
1. Edukasi
meliputi:EDUKASIPERENCANAAN MAKLATIHAN
banyak, dan kapan makan. Dietisien atau ahli diet dapat membantu
adalah sumber zat tenaga dan zat gizi utama yang menyebabkan kadar
23
gula darah naik. Namun penyandang diabetes tidak usah takut
karbohidrat sederhana seperti gula, kue, tarcis, dodol, sirup, dan madu.
tubuh, rendah lemak serta berpengaruh baik untuk kadar gula darah.
Pada umumnya gula darah setelah makan akan naik lebih lambat bila
terdiri dari protein hewani & protein nabati. Sumber protein hewani
utama adalah ikan atau ayam tanpa kulit oleh karena rendah
otak, merah telur, dan jerohan perlu dibatasi. Sumber protein nabati
24
tinggi sehingga dapat membantu menurunkan kolesterol darah.
3. Latihan jasmani
latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral & bentuk
25
suntikan insulin. Saat ini terdapat 5 macam obat tablet yang beredar di
digunakan adalah:
glinid.
b. Golongan Biguanid
lambung.
c. Golongan Glitazone
26
Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan glukosa di
dan mencret.
5. Insulin
dan hati yang berat, dan adanya kontra indikasi/alergi terhadap obat
diabetes oral.
27
6. Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton
mandiri glukosa darah harus dianjurkan dalam kondisi yang juga dapat
28
I. PENCEGAHAN
sebagai berikut :
1. Pencegahan Primer
Cara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah agar DM tidak terjadi
pada orang atau populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan
kepada masyarakat
29
2. Pencegahan Sekunder
semula.
komplikasi.
organ.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua jenis diabetes yaitu diabetes tipe l dan diatetes tipe ll .
harus di datangkan dari luar. Diabates tipe II atau disebut juga DM yang tidak
tergantung pada insulin yang disebabkan karena insulin yang tidak dapat bekerja
dengan baik.
B. Saran
pola makan dan diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik.
Selain menjaga pola makan dan diet penderita DM juga bisa menggunakan
31
DAFTAR PUSTAKA
Christmastuti Nur, 2016. Sarana Deteksi Penyakit Diabetes Dengan Sampel Saliva (Studi
Kasus Di Bandung Indah Plaza) http://digilib.itb.ac.id (Online) Diakses
01Agustus 2016.
Shadine, 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan Jantung.
Jakarta : Keenbooks.
Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rengganis, Iris dkk. 2007. Bunga Rampai Masalah Kesehatan Dari Dalam Kandungan
Sampai Lanjut Usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
32