I. Konsep Medis
A. DEFINISI
sekitar lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2017).
berulang. Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu
serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap
karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin,
R.M. 2017).
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
B. ETIOLOGI
1. Neumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala lain :
1. Demam
2. Tidak enak badan
3. Sakit kepala
4. Muntah
3. Persarafan bau
6. Mudah lelah
7. Nyeri abdomen
8. Pucat
9. Letargi
D. PATOFISIOLOGI
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid
infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada
korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus
merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu
tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu
radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga
ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang
akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan
Obs. mekanik
Bersihan jln nafas tdk efektif
Gangguan rasa
Resiko kerusakan nyaman (nyeri)
menelan
Tonsilektomi
Resiko
Kurang pemahaman perdarahan anoreksia
Kurang pengetahuan
Resiko perub. Nutrisi kurang
dari kebutuhan
Bersihan jln nafas tidak efektif
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes Laboratorium
ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai
2) Pemeriksaan penunjang
3) Terapi
G. KOMPLIKASI
1) Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
3) Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam
sel-sel mastoid.
4) Laringitis
5) Sinusitis
6) Rhinitis
H. PENATALAKSANAAN
bentuk suntikan.
waktu 2 tahun.
waktu 3 tahun.
simptomatik.
tenggorok 3x negatif.
Pemberian antipiretik.
a. Diet
perdarahan).
2) Menawarkan makanan
yang tertelan.
A. Pengkajian
1. Identitas klien : Meliputi nama, umur( kebanyakan terjadi pada usia tua),
jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku, tanggal dan jam
2. Keluhan utama : BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cairan
encer.
3. Riwayat penyakit sekarang : BAB warna kuning kehijauan,
makanan,ISPA,ISK,OMA.
kurang bersih.
b. Mata : cekung
asidosis metabolic.
meningkat >37⁰
1. Aktivitas/ istirahat
2. Sirkulasi
dan nyeri)
(dehidrasi).
3. Integritas ego
4. Eliminasi
Gejala: tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau
darah/lendir.
5. Makanan/cairan
6. Hygiene
7. Nyeri/kenyamanan
dengan defekasi).
8. Keamanan
9. Interaksi sosial
C. INTERVENSI
jam diharapkan tidak ada masalah dalam makan dengan skala 4 sehingga
Kriteria hasil :
1. Reflek makan
Intervensi :
menyiapkan menelan.
x 24 jam diharapkan tidak ada masalah dalam nyeri dengan skala 4 sehingga
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
NOC : Termoregulasi
24 jam diharapkan tidak ada masalah dalam suhu tubuh dengan skala 4
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
1. Ansietas berkurang
prognosis.