Oleh
Indah Nurjanah (17312244038)
P IPA I 2017
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat
fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari
waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai
penyakit akibat dari pola hidup modern dimana orang lebih suka makan makanan siap
saji, kurangnya aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan
kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan kaki.
Jumlah penderita diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap
tahunnya.Menurut data yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO)
angka kejadian diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985
menjadi 194 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan angka ini terus
meningkat mencapai 333 juta. Penderita diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya cukup
fantastis, pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO memperkirakan
pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia akan terkena penyakit diabetes mellitus
(Depkes RI, 2000).
Berdasarkan laporan Rumah Sakit dan Puskesmas, prevelensi diabetes melitus
tergantung insulin di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 0,16% mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 0,09%. Sedangkan prevelensi kasus
diabetes melitus tidak tergantung insulin mengalami peningkatan dari 0,83% pada 2006,
menjadi 0,96% pada 2007, dan 1,25% pada 2008 (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2008).
Menurut Dasimah (2009), kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan timur, mengatakan jumlah penderita penyakit diabetes mellitus
pada tahun 2009 di wilayahnya tergolong tinggi yakni mencapai 4 ribu orang dari sekitar
12 juta orang Indonesia yang mengidap diabetes, mellitus dikatakan bahwa pada tahun
2009 Dinas Kesehatan mencatat 229 diabetesi (penderita diabetes) berkunjung ke sarana
pelayanan kesehatan yang ada di Kutai kartanegara dan sebanyak 31 orang penderita pada
tahun 2011 pernah melakukan pemeriksaan ke RSUD Parikesit Tenggarong Kutai
Kartenegara.
Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata–rata pasien pada terapi
jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di
negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat
diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi terutama pada penyakit yang tidak
menular seperti penyakit diabetes mellitus dan penyakit lainnya. Ketidakpatuhan pasien
pada terapi penyakit diabetes mellitus dapat memberikan efek negatif yang sangat besar
karena prosentase kasus penyakit tidak menular tersebut diseluruh dunia mencapai 54%
dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat
menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020. Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi
yang ditentukan oleh lima dimensi yang saling terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi,
faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja jenis penyakit diabetes millitus?
1.2.2. Bagaimana kebutuhan zat gizi pada penderita penyakit Diabetes millitus?
1.2.3. Jenis diet apa saja pada penyakit diabetes millitus
1.3.Tujuan
1.3.1. Mengetahui apa saja jenis penyakit diabetes millitus
1.3.2. Megetahui kebutuhan zat gizi pada penderita dibetes millitus
1.3.3. Mengetahui jenis diet pada penyakit dibetes millitus
1.4.Manfaat
1.4.1. Dapat mengetahui jenis penyakit diabetes millitus
1.4.2. Dapat megetahui kebutuhan zat gizi pada penderita dibetes millitus
1.4.3. Dapat Mengetahui jenis diet pada penyakit dibetes millitus
BAB II
DISKUSI
3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa penyakit diabetes mellitus adalah adalah
suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai dengan
konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin,
kelainan kerja insulin atau kedua-duanya. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang tau saja,
namun juga bisa terjadi pada anak-anak dengan pola hidup yang kurang sehat. Oleh karena
itu perlu diperhatikan diet makanan bagi penderita diabetes mellitus, yakni dengan pola
makan dan hidup yang sehat.
3.2. Saran
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup.
2. Jaga pola makan. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
Daftar Pustaka
Depkes RI, 2005; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005 Tentang
Kesehatan; Jakarta.
Price, S.A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses Penyakit,
Edisi 6, Vol. 2, diterjemahkan oleh Pendit, B. U., Hartanto, H., Wulansari, p.,
Mahanani, D. A.,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), EGC,
Jakarta.