PENDAHULUAN
juta kasus dan dapat terus meningkat menjadi peringkat ke lima pada tahun 2030
dengan 20 juta kasus (Shaw et al,2009). Masalah utama pada pasien Diabetes
Melitus yaitu adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah yang disebut
syaraf pembuluh darah dan juga dapat mengenai berbagai organ. Pengendalian
metabolisme yang baik menjaga agar kadar gula darah berada dalam rentang
Melitus adalah kurangnya kepatuhan terhadap diet DM, karena pola makan atau
pada penduduk umur > 15 tahun terus meningkat dari tahun 2013 terjadi
peningkatan 6,9 % menjadi 8,5% pada tahun 2018, prevalensi Diabetes Melitus di
perkotaan sebesar 6,9% dan daerah pedesaan 7,8% dengan rincian laki – laki 6,1%
1
2
Melitus berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk umur > 15 tahun juga
November 2019 di Klinik DKT 2Sidoarjo didapatkan data jumlah pasien Diabetes
Melitus tiga bulan terakhir data september 2019 sejumlah 53 ; Oktober 2019
sejumlah 58 dan bulan November 2019 sebanyak 65 pasien. Rata – rata pasien.
mengetahui tentang diet DM terkait makanan yang di perbolehkan dan yang tidak
boleh, pasien mengatakan patuh terhadap diet DM namun kadang kala pasien
mengikuti yang disediakan keluarga. Satu pasien lagi mengatakan yang penting
setiap hari minum obat Diabet dengan teratur, untuk diet yang penting makan
mengatur glukosa atau gula darah dengan baik. Setiap kali makan karbohidrat
tubuh akan memecahnya menjadi bentuk gula sederhana / glukosa. Glukosa akan
diangkut darah ke sel tubuh menggunakan energi, proses ini dilakukan oleh
hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas, jadi inisulin ini berfungsi mengatur
kadar gula di dalam darah. Sayangnya pada pasien diabetes tidak dapat membuat
insulin / tidak dapat merespon insulin dengan baik sehingga glukosa dapat
menumpuk di dalam darah dan jika dilakukan pemeriksaan gula darah akan
meningkat. Penyebab dari Diabetes Melitus mempunyi banyak faktor antara lain :
3
faktor genetik / keturunan, faktor lingkungan (usia, obesitas, retensi insulin, jarang
melakukan aktifitas fisik, urbanisasi) faktor diet atau pola makan salah, dari
food model, karena dengan contoh makanan langsung dapat mempermudah dalam
konsumsi pasien juga harus patuh menjalankan terapi diet untuk menstabilkan
kadar glukosa darah menjadi normal dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat
kesehatan dengan food model tentang diet DM terhadap kepatuhan diet DM pada
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktisi
2. Bagi masyarakat
yang tinggi.
5
Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi dan data dasar untuk
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini akan memuat uraian yang sistematik tentang konsep-konsep
teori dasar yang relevan, fakta, yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat
2.1.1.1. Definisi
al.,2009).
protein dan lemak yang abnormal akibat kegagalan sekresi insulin, kerja
6
7
3 Glukosa plasma 2 jam setelah makan (2 jam pp) ≥ 200 mg/dl (11,1
gram glukosa
2018 :
Tes finger-prick blood sugar screening atau gula darah stick dilakukan
untuk memeriksa glukosa darah puasa (70-110 mg/dl), 2 jam sesudah makan,
Dilakukan untuk menilai kadar glukosa darah setelah puasa minimal 8 jam
dan glukosa darah 2 jam sesudah makan dengan tetap mengkonumsi obat dan
suntik insulin seperti biasa, sebagaimana diinstruksikan oleh dokter pada control
hasil minum obat yang diberikan dan diet pada pagi itu (Tandra,2008).
Tes yang dilakukan saat tes glukosa darah kapiler atau vena tidak bisa
memastikan individu mengidap diabetes atau tidak dengan cara setelah 10 jam
puasa dilakukan cek glukosa darah, lalu individu mengkonsumsi 75 gram glukosa
dan 2 jam kemudian diperiksa lagi glukosa darahnya dengan hasil normal< 140
mg/dl (Tandra,2008).
DM (Tandra,2008).
Glukosa darah yang tinggi akan diikat pada molekul hemoglobin (Hb)
dalam darah, dan akan bertahan dalam darah sesuai dengan usia hemoglobin,
9
yaitu 2-3 bulan. Makin tinggi glukosa darah, makin banyak molekul hemoglobin
yang berkaitan dengan gula. Tes ini dilakukan 2-3 bulan seklali dan digunakan
yang tinggi pada anak – anak dari orang tua yang menderita Diabetes, dan
et.al.,2009). Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh
adalah :
a) Usia
menurun. Dari hasil jurnal penelitian Dyah ,2013 bahwa hasil uji odds
pada 20 kasus pola makan yang buruk mengalami diabetes melitus dan
1. Diabetes Tipe 1
2. Diabetes Tipe 2
korelasi genetik yang kuat pda DM tipe ini dan proses terjadinya
3. Diabetes Gestasional
onset atau deteksi pertama kali pada saat hamil. Definisi ini berlaku
kehamilan berakhir.
Diabetes
1. Diabetes Tipe 1
(autoimunologik), idiopatik.
12
2. Diabetes Tipe 2
Defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit
komunitas”
untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial budaya setempat.
khususnya yang sedang hamil atau yang mempunyai balita , anak sekolah,
Models
gizi. Biasanya food models memiliki bentuk dan ukuran kira-kira dari
15
Food model sebagai media penyuluhan tentu saja memiliki kelebihan dan
4. Food model lebih tahan lama, hal ini dikarenakan kita tidak perlu
Keterbatasan :
1. Harganya mahal.
3. Jika bahan baku food model terbuat dari lilin, maka model tersebut
yang:
statis.
kesehatan.
kebiasaan merokok
1. Metode Didaktif
Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way
2. Metode Sokratik.
Metode ini dilakukan dengan dua arah atau two way methods seperti
Klasifikasi Metode :
2. Wawancara (interview)
2. Metode Kelompok
Kelompok Besar
menggunakan metode:
1. Ceramah
(Heri 2009).
2. Seminar
2010)
Kelompok Kecil
1. Diskusi Kelompok
(Heri,2009).
tugas tertentu.
5. Bermain Peran
sebelumnya.
2.1.3.1. Definisi
instruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
(Hardinsyah,2017) adalah :
Secara umum :
Secara khusus :
berat badan yang memadai, yang diartikan memadai adalah berat badan
gizi yang di butuhkan, jenis bahan makanan dan atau makanan yang
1. Tepat Jadwal
intervalnya yang dibagi menjadi enam waktu makan yaitu tiga kali
makanan porsi besar dan tiga kali makanan porsi kecil. Penderita
terbagi menjadi 6 bagian makan (3 kali makan porsi besar dan 3 kali
Untuk pasien yang puasa jadwal makan dibagi menjadi beberapa waktu
yaitu
2. Tepat jumlah
seperti ini adalah agar jumlah kalori terus merata sepanjang hari,
keadaan khusus, protein 10-20% dari kebutuhan energi total, lemak 20-
25% dari kebutuhan energi total, karbohidrat sisa dari kebutuhan energi
total yaitu 45- 65% dan serat 25g/hari. Kebutuhan jumlah makanan
pertanyaan
pelan, memberikan rasa kenyang lebih lama dan tidak cepat untuk
sehingga tidak mudah menaikan kadar gula darah dan lebih bisa
kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan kacang polong. Selin
ditemukan pada ikan, daging ayam pada paha dan sayap tanpa kulit,
resistensi insulin dan kelebihan berat badan. Oleh karena itu, hindari
tidak jenuh tunggal adalah lemak yang banyak terdapat pada minyak
telur, lemak ikan salem dan tuna (Dewi & Ayu, 2013).
terong, kembang kol, kol, lobak dan labu air. Sedangkan sayur
daun pepaya, labu siam, katuk, pare, nangka muda, jagung muda,
akan dicerna oleh tubuh dengan cepat dan meningkatkan kadar gula
dengan indeks glikemik tinggi, maka glukosa darah akan lebih cepat
sebagai lemak dan mencegah agar simpanan lemak yang ada dalam
28
Dalam penelitian ini pada prinsip tepat jumlah makanan akan di berikan 4
pertanyaan.
a. Usia
Usia / umur adalah rentang kehidupan yang di ukur dalam tahun, usia
RI (2009): Masa balita 0-5 tahun ; masa kanak- kanak 5-11 tahun ; masa
remaja awal 12-16 tahun ,masa remaja akhir 17-25 tahun; masa dewasa awal
26-35 tahun , masa dewasa akhur 36-45 tahun , masa Lansia Awal : 46-55
tahun ,masa lansia akhir : 56-65 tahun . masa manula : > 65 tahun
b. Jenis kelamin
kepatuhan diet penderita DM. Menurut Mursamimi (1994) laki – laki lebih
diet, Namun ada beberapa penelitian lain yang menyatakan bahwa jenis
c. Pendidikan
d. Informasi
pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang n
kesehatan .
e. Pendapatan
(Soetjiningsih, 2000)
peneliti mengenai prinsip 3 J yaitu tepat jumlah, tepat jenis makanan, dan
tepat jadwal akan dicari berapa persen yang diperoleh. Mengacu pada
Dari hasil persentase tersebut di dapatkan kesimpulan bahwa pada respoden yang
Berdasarkan uraian latar belakang dan konsep teori diatas, maka penelitian
ini dapat disimpulkan dalam bentuk skema terhadap teori yang dipelajari yang
menjadi masalah riset yang akan dilaksanakan. Konsep teori tersaji dalam bentuk
Kepatuhan
Faktor yang
diet DM mempengaruhi:
diet DM
1. Usia
2. Pendidikan
3. Jenis kelamin
1. Tepat Jadwai 4. Cara mendapatkan
2. Tepat jumlah informasi
3. Tepat jenis 5. Pendapatan
makanan
Berdasarkan uraian latar belakang dan konsep teori diatas, maka penelitian
ini dapat diringkas dalam bentuk kerangka konsepdalam bentuk skema sebagai
berikut :
Faktor – faktor :
Food models
diet DM 1. Faktor keturunan
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Pola makan
atau Diet yang salah
Kepatuhan
diet DM
Keterangan
: diteliti
: Tidak diteliti
adalah ibu-ibu rumah tangga, khususnya yang sedang hamil atau yang
yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dan relevan yang menunjukan
1. Mujib Hannan , Abdul Muhith , Sugesti Aliftitah , Nur Laily Rochim. 2018.
posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
adalah uji “Wilcoxon Signed Rank Test” dan uji “Mann-Whitney” dengan
(Diet).
2. Anissa Loviana Pramukti. 2017. Efektifitas Peraga Food Model Dan Flip
efektifitas antara alat peraga food model dan flip chart dalam pendidikan
terdiri dari 12 item pertanyaan, media peraga food model, dan flip chart.
hipotesis diperoleh nilai t hitung sebesar 2,314 lebih besar dari t tabel (>
2,000) dengan ρ value sebesar 0,024 (ρ < 0,05), yang berarti ada perbedaan
efektifitas alat peraga food model dan flip chart. Hasil penelitian selisih nilai
flip chart = 2,13 (2,83 > 2,13), mean food model lebih besar daripada flip
pendidikan kesehatan.
37
ukuran sampel, etik penelitian, hasil dari setiap artikel, serta keterbatasan
4. Kusnanto, Iqlima Dwi Kurnia, Dwi Indah Prasetia. 2015. Penerapan “Health
kepatuhan diet dan kadar gula darah. Instrumen yang digunakan adalah
menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank dan uji mann whitney
2.6. Hipotesis
2015) Berdasarkan hal yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan suatu
H0 : Tidak ada Pengaruh promosi kesehatan dengan food model tentang diet DM
BAB 3
METODE PENELITIAN
(Nursalam 2016) pada bab ini akan disajikan 1) Desain penelitian 2) Populasi,
4)Pengumpulan Data
untuk mengetahui Pengaruh promosi kesehatan dengan food model tentang diet
3.2.1. Populasi`
individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas dan ciri-ciri yang telah
ditetapkan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pasien yang berobat
3.2.2. Sampel
(2010) apabila populasi kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah
semuanya, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka
sampel yaitu total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Maka, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pasien DM yang berkunjung pada bulan Februari 2020 di
Dalam pengambilan sampel ada dua kriteria yang di tetapkan oleh peneliti
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
3.2.3. Sampling
representatif atau dapat mewakili populasi yang ada dan dalam pengambilan
digunakan oleh peneliti adalah insidental sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
definisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu
penelitian, konsepyang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara
Ada dua jenis variabel, yaitu variabel independent dan variabel dependent:
lain, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah promosi kesehatan dengan
food model.
bebas, dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kepatuhan diet Diabetes
Melitus.
Tabel 3.1
Definisi operasional
kerja tersebut
3.5.Kerangka Kerja
mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yang dimulai sejak awal
Pengolahan Data : setelah data terkumpul dilakukan analisa data dengan cara
editing, coding, scoring, tabulating kemudian dipresentase
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Pengaruh promosi kesehatan dengan food model
tentang diet DM t erhadap kepatuhan diet DM pada pasien DM di
Klinik DKT 2 Sidoarjo
45
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
1. Sumber Data
a. Data Primer
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari pasien Diabetes Melitus
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder yaitu data yang didapatkan dari laporan
3.6.1. Instrumen
DKT 2 Sidoarjo.
kesehatan rutin untuk dilaksanakan tiap bulannya dan animo pasien DM baik dan
46
stabil. Waktu dimulai sejak pengajuan judul sampai dengan akhir pembuatan
a. Editing (Pemeriksaan)
Beberapa hal yang perlu diperiksa secara cermat dalam editing ini yaitu :
2) Keterbacaan tulisan
b. Coding (Pengkodean)
Data yang dilakukan coding adalah jenis kelamin (L/P), kepatuhan diet
(patuh = 1, tidak patuh = 0), usia (> 50 tahun = 1, < 50 tahuh= 2). Pendidikan (SD
UMR = 2)
47
test.
1. Informed consent
bersedia untuk direkam dan jika partisipan tidak bersedia maka peneliti harus
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
3.9. Keterbatasan
data.