U
DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II DI
RUANGAN RAWAT INAP GEDUNG B
RSUD CILILIN
5. Manifestasi Klinis
Menurut (Smeltzer & Bare, 2014) ada beberapa manifestasi klinis di penderita
diabetes melitus, yaitu:
1) Poliuria, polidipsia, polifagia
2) Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secara mendadak, sensasi
kesemutan atau kebas ditangan atau kaki, kulit kering, lesi kulit atau luka
yang lambat sembuh atau infeksi berulang
3) Awitan diabetes tipe 1 dapat disertai dengan penurunan berat badan mendadak
atau mual, muntah, atau nyeri lambung
4) Diabetes tipe 2 disebabkan oleh intoleransi glukosa yang progresif dan
berlangsung perlahan (bertahun-tahun) dan mengakibatkan komplikasi jangka
panjang apabila diabetes tidak terdeteksi selama bertahun-tahun (misalnya,
penyakit mata, neuropati, perifer, penyakit vaskular perifer)
5) Komplikasi dapat muncul sebelum diagnosis yang sebenarnya ditegakkan.
Tanda dan gejala ketoasidosis diabetes (DKA) mencakup nyeri abdomen,
mual, muntah, hiperventilasi, dan napas berbau buah. DKA yang tidak
tertangani dapat menyebabkan perubahan tingkat kesadaran, koma, dan
kematian.
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Glukosa darah sewaktu
2) Kadar glukosa darah puasa
3) Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM
(mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena <100 100-200 >200
- Darah kapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena <100 110-120 >126
- Darah kapiler <90 90-110 >110
7. Penatalaksanaan
Menurut (Smeltzer & Bare, 2014) ada lima komponen dalam penatalaksanaan
diabetes, yaitu:
1) Nutrisi
2) Olahraga
3) Pemantauan
4) Terapi Farmakologis
5) Edukasi
Menurut (Kementrian Kesehatan RI, 2020) ada empat penatalaksanaan
Diabetes Melitus, yaitu:
1) Pengaturan Pola Makan
Pengaturan pola makan menyesuaikan dengan kebutuhan kalori yang
dibutuhkan oleh penyandang Diabetes Melitus. Pengaturan meliputi
kandungan, kuantitas dan waktu asupan makanan (3J-Jenis, Jumlah, Jadwal)
agar penyandang Diabetes Melitus memiliki berat badan yang ideal dan gula
darah dapat terkontrol dengan baik.
2) Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik dilakukan dengan durasi minimal 30 menit/hari atau 150
menit/minggu dengan intensitas sedang (50-70% maximum heart rate).
3) Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi mengikuti saran dari dokter. Penting bagi penderita
Diabetes Melitus untuk memantau kadar gula darah secara teratur. Melalui
pengkajian ini diharapkan pasien diabetes menjadi lebih sehat dan patuh
terhadap manajemen obat, sehingga penyakitnya dapat lebih terkontrol dan
terkendali.
4) Partisifasi Dalam Peran Keluarga
Partisifasi keluarga mendorong pasien diabetes untuk mematuhi pengobatan
dan diet, mempertahankan gaya hidup sehat atau mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat, yang merupakan juga kunci keberhasilan pengendalian
penyakit bagi pasien diabetes.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas
Identitas pasien meliputi Nama, Umur, Alamat, Pekerjaan, No. Reg, Tgl.
MRS, Tgl Pengkajian dan Dx Medis.
2) Keluhan Utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien
mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri, polidipsi, penglihatan
yang kabur, kelemahan dan sakit kepala.
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Dimulai dari akhir masa sehat yang ditulis secara kronologis sesuai urutan
waktu, dicatat perkembangan dan perjalanan penyakitnya, keluhan utama,
dan gejala yang muncul seperti polifagia, polidipsia, poliuria umumnya
dialami oleh penderita Diabetes Melitus, tetapi hal itu jarang diperhatikan
sehingga klien yang diopname di rumah sakit biasanya yang sudah
mengalami komplikasi TBC, Gangren, dan lain-lain, dan keluhan
utamanya biasanya keluhan yang lanjut dari Diabetes Melitus seperti tidak
ada nafsu makan, kuat minum dan kencing, badan lemas, luka tidak
sembuh-sembuh dan lain-lain.
b. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan
medis yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh penderita.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pada pengumpulan data tentang riwayat penyakit keluarga adalah
bagaimana riwayat kesehatan dan keperawatan yang dimiliki pada salah
satu anggota keluarga, pada klien dengan Diabetes Melitus ditanyakan
apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien,
penyakit kronis atau penyakit degeneratif lainnya, serta upaya apa yang
dilakukan jika mengalami sakit.
d. Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual, menurut Virginia Handerson
a) Pola pernafasan
Pada pola pernafasan diperhatikan adalah frekuensi pernafasan,
gerakan dinding dada, pernafasan cuping hidung, apakah klien merasa
sesak, pada klien dengan Diabetes Melitus biasanya tidak mengalami
gangguan pada sistem pernafasan.
b) Pola nutrisi
Pada pola nutrisi yang ditanyakan adalah diet khusus, supplement
yang dikonsumsi, instruksi diet sebelumnya, nafsu makan, jumlah
cairan dan makanan yang masuk perhari, ada tidaknya mual, muntah,
kesulitan menelan, penggunaan gigi palsu, riwayat penyembuhan kulit,
ada tidaknya masalah dalam status gizi dll, pada klien dengan Diabetes
Melitus mengalami gangguan atau perubahan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi. Klien mengalami peningkatan nafsu makan, klien
sering merasa lapar dan haus, sehingga klien menjadi banyak makan
dan banyak minum.
c) Eliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan defekasi
perhari, ada tidaknya konstipasi, diarhea, inkontinensia, kebiasaan
berkemih, ada/tidaknya disuria, nocturia, urgensi, hematuria, retensi,
inkontinentia, ada/tidaknya terpasang kateter, pada klien dengan
Diabetes Melitus mengalami gangguan dalam BAK karena efek
peningkatan asupan cairan melalui Diit yang juga berhubungan dengan
efek peningkatan kadar gula dalam darah, sehingga ginjal akan
menghasilkan urin dalam jumlah berlebih, yang menjadikan klien
menjadi sering BAK.
d) Gerak dan keseimbangan tubuh
Pada aktivitas dibatasi untuk bergerak dan harus tirah baring untuk
mengurangi nyeri, klien dengan Diabetes Melitus klien akan
mengalami gangguan gerak atau aktivitasnya dapat diakibatkan karena
kelemahan, atau akibat salah satu bagian ekstrimitasnya mengalami
gangguan, misalnya kelemahan otot, atau adanya luka Ulkus atau
gangren.
e) Istirahat tidur
Pengkajian pola istirahat tidur ini yang ditanyakan adalah jumlah jam
tidur pada malam hari, pagi, siang, merasa tenang setelah tidur,
masalah selama tidur, adanya terbangun dini, insomnia atau mimpi
buruk. Pada klien dengan Diabetes Melitus klien biasanya mengalami
kesulitan dalam istirahat dan tidurnya karena merasa lapar, haus, atau
ingin berkemih.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri kronis bd. Agen cedera fisik
2) Gangguan integritas kulit bd. Gangguan sirkulasi, gangguan status metabolik
dan gangguan sensasi
3) Resiko infeksi bd. Trauma pada jaringan
3. Intervensi Keperawatan