Anda di halaman 1dari 37

Diabetes Melitus & Ulkus Diabetikum

Kelompok 3 :
 Anggita Yuliana Putri ( 204201416062 )
 Dwi Marlena Puspadewi ( 194201426135 )
 Ekawati Emila Monawaroh ( 194201426134 )
 Rusliana Ravita Dewi ( 204201416145 )
 Tryas Ardhi ( 194201426131 )
 Yanti Mandasari ( 204201416090 )
Diabetes Melitus

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan


heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia. Pada diabetes mellitus
kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun atau pankreas dapat menghentikan sama sekali
produksi insulin (Brunner and Suddarth, 2010).
Etiologi Diabetes Mellitus Menurut (Suddarth, 2014) terbagi menjadi :

1. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas.Kombinasi faktor genetic, imunologi dan mungkin
pula lingkungan( infeksi virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
Faktor-faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi, mewarisi suatu predisposisi atau
kecenderungan genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I
Faktor-faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respons autoimun. Respons ini merupakan respons abnormal
dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
Faktor-faktor Lingkungan
Penyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel
beta. Sebagai contoh hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
…….
2. Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain
itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes tipe II. Faktir-faktor ini adalah :
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh tubuh sehingga insulin
yang tersedia menjadi kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik.
Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun.
Gestasional diabetes mellitus dengan kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan
insulin resistensi ( ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia ).
Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
Pasien dengan diabetes tipe I sering memperlihatkan awitan gejala a.
polidipsia b. polyuria
c. polifagia
d.turunnya berat badan, lemah e. somnolen yang
terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien dapat menjadi sakit berat
dan timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal kalau tidak mendapatkan pertolongan segera.
Pasien dengan diabetes tipe II mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun dan
diagnosisnya hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah dilaboratorium dan melakukan tes
toleransi glukosa. Pada hiperglikemia yang lebih berat, pasien tersebut mungkin menderita
polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen.Biasanya mereka tidak mengalami ketoasidosis karena
pasien ini tidak defisiensi insulin secara absolute namun hanya relatife (Price & Wilson, 2015).
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS (Rendy & TH, 2012)

 Energy yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan
makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak dan protein
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme
sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%-40% diubah menjadi lemak.
Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini
menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
hiperglikemia
Penyakit diabetes melitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin
Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180
mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi
sejumlah glukosa dalam darah.
.......
Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urin yang disebut poliuria.
Poliuria mengakibatkan dehidrasi intraseluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga
pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut
polidipsia
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel
sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi
menipis.
maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.
terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang
menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis.
Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik
KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
Menurut (Suddarth, 2014) komplikasi diabetes melitus dibedakan menjadi 2, antara lain:
1. Komplikasi Akut
• Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dalam glukosa
darah.
•Ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang penting dan berhubungan dengan gangguan
keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek. Ketiga komplikasi tersebut adalah:
Hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, dan sindrom HHNK (juga disebut koma hiperglikemik
hiperosmolar nonketotik).
•Komplikasi Akut meliputi : hiperglikemia, diabetik ketoacidosis (DKA), kondisi
hiperosmolar hiperglikemik(HH) dan hipoglikemia.
.......
2. Kompikasi Kronis
• Komplikasi jangka panjang diabetes dapat menyerang semua system organ dalam tubuh.

•Komplikasi Kronis meliputi: Perubahan pada sistem kardiovaskular (PJK, hipertensi, stroke,
penyakit pembuluh darah perifer, diabetik retinopati, diabetik nefropati, visceral neuropati dan
komplikasi pada kaki).
Penatalaksanaan Diabetes Melitus
tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa
darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vascular dan neuropatik
(Suddarth, 2014) , Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes:

1. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes.
Penatalaksaanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan
memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin, mineral), mencapai dan
mempertahankan berat badan yang sesuai, memenuhi kebutuhan energi, mencegah fluktuasi
kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati
normal melalui cara-cara yang aman dan praktis, menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini
meningkat (Suddarth, 2014)
…….
2. Latihan
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengembalian glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi
darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga. Latihan dengan cara
melawan tahanan (resistance training) dapat meningkatkan lean body mass dan
dengan demikian menambah laju metabolisme istirahat (resting metabolic rate).
(Suddarth, 2014).
3. Pemantuan
Dengan melakukan pemantuan kadar glukaso darah secara mandiri, penderita
diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk mengendalikan kadar glukosa
darah secara optimal. (Suddarth, 2014).
…….
4. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan pada
penderita diabetes melitus melalui berbagai macam-macam cara atau media
misalnya leaflet, poster, televise, kaset, video, diskusi kelompok, dan sebagainya
(Suddarth, 2014)
Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus
Kriteria diagnostic WHO dalam (Padila, 2012) untuk diabetes mellitus sedikitnya
2 kali pemeriksaan :
◦ Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
◦ Glukosa plasma puasa > 140 mg/dL (7,8 mmol/L)
◦ Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial) > 200 mg/dL
◦ Asetan plasma : hasil (+) mencolok
◦ Asam lemak bebas : peningkatan lipid dan kolestrol
◦ Osmolaritas serum (> 300 osm/l)
◦ Urinalisis : proteinuria, ketonuria, glukosuria
Ulkus Diabetikum
oLuka diabetik adalah luka yang terjadi pada pasien diabetik yang melibatkan
gangguan pada saraf perifer dan autonimik (Suryadi.2004 dalam Wijaya &
Putri, 2013).
oLuka diabetik adalah luka yang terjadi karena adanya kelainan pada saraf,
kelainan pembuluh darah dan kemudian adanya infeksi. Bila infeksi tidak
diatasi dengan baik, hal ini akan berlanjut menjadi pembusukan bahkan dapat
diamputasi.
oUlkus Diabetikum dikenal dengan istilah gangrene atau jaringan mati
( nekrosis ) yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar
arteri pada bagian tubuh sehinggga suplai darah berhenti.
Wagner (1983) kerusakan integritas ( gangren ) menjadi 5 tingkatan , yaitu :

 Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih


utuh dengan kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti “ claw ,callus”
 Derajat 1 : ulkus superfisial terbatas pada kulit
 Derajat 2 : ulkus dalam menembus tendon
dan tulang
 Derajat 3 : abses dalam, dengan atau tanpa
osteomeilitis
 Derajat 4 : gangren jari kaki atau bagian distal
kaki dengan atau tanpa selulitis
 Derajat 5 : gangren seluruh kaki atau sebagian
tungkai
ETIOLOGI ULKUS DIABETIKUM
Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya kerusakan integritas jaringan (Suddarth, 2014)
1. Fakor Endogen : genetik metabolik, angiopati diabetik, neuropati diabetik.
2. Faktor Eksogen : trauma, infeksi, obat.

Faktor yang berperan dalam timbulnya ulkus diabetikum angiopati, neuropati, dan infeksi. Adanya
neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan
mengalami taruma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik
juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi pada kaki sehingga merubah titik tumpu yang
menyebabkan ulserasi pada kaki klien. Apabila subatan darah terjadi pada pembuluh darah yang
lebih besar maka penderita akan mersa sakit pada tungkai sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika
sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh ( Levin, 2001 )
PATOFISIOLOGI ULKUS DIABETIKUM
Ulkus diabetikum terdiri dari kavitas sentral biasanya lebih besar dibanding
pintu masuknya dikelilingi kalus keras dan tebal.
Selanjutnya terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya rupture sampai pada
permukaan kulit menimbulkan ulkus.
Adanya iskemia dan penyembuhan luka yang abnormal menghalangi resolusi
mikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini.
Akhirnya sebagai konsekuensi sistim imun yang abnormal bakteri sulit
dibersihkan dan infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya.
.......
penyandang DM memiliki kelainan neuropati dan kelainan pembuluh darah
Penyakit neuropati dan vaskuler adalah faktor utama yang mengkontribusi terjadinya luka.
Masalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetik terkait dengan adanya pengaruh pada saraf
yang terdapat di kakiyang biasanya disebut neuropati perifer
Pada pasien dengan diabetik seringkali mengalami gangguan pada sirkulasi. Ganguan sirkulasi
inlah yang menyebabkan kerusakan pada saraf.
Dengan adanya gangguan pada saraf perifer autonom pengaruhnya adalah terjadinya perubahan
tonus otot yang menyebabkan abnormalnya aliran darah dengan demikian kebutuhan nutrisi dan
oksigen maupun pemberian antibotic tidak mencukupi atau tidak dapat mencapai jaringan perifer.
Efek autonom neuropati ini akan menyebakan kulit menjadi kering ( antihidrotis ) yang
memudahkan kulit menjadi rusak yang akan mengkontribusi terjadinya gangren.
Manifestasi Klinik
Menurut (Suddarth, 2014) gangren diabetik akibat mikroagiopatik disebut juga
gangren panas karena walaupun nekrosis daerah akral itu tampak merah dan
terasa hangat oleh peradangan dan biasanya terabapulsasi arteri dibagian distal.
Biasanya terdapat ulkus diabetik pada telapak kaki. Proses mikro angiopatik
menyebabkan sumbatan pembuluh darah sedangkan secara akut emboli akan
memberikan gejala klinis 4P yaitu :
1. Pain (nyeri)
2. Paleness (kepucatan)
3. Parethesia (parestesia dan kesemutan)
4. Paralysis ( lumpuh)
…….
Menurut (Bunner & Suddarth, 2005). Bila terjadi sumbatan kronik akan timbul
gambaran klinis :
o Staduim I : asimtomatis atau gejala tidak khas (kesemutan)
o Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
o Stadium III : timbul nyeri saat istirahat
o Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus)
PENGKAJIAN
1. Nama : Ny. S
2. Usia: 61 th
3. Tanggal Lahir : 13-10-1959
4. Jenis kelamin: Perempuan
5. Alamat : Villa Mutiara Bogor
6. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Diagnosa Medik : Diabetes Melitus
10. No. Medical Record : 001.01.2021.3456
11. Tanggal masuk : 14-01-2021
ANAMNESA
1. Keluhan Utama
OS mengeluh luka pada ibu jari kaki kanannya yang tak kunjung
sembuh dan semakin besar lukanya. OS mengatakan takut jika
lukanya tidak kunjung sembuh maka harus di amputasi.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien
Kedaan umum baik, cara berpakaian dan penampilan sesuai, TB: 165 CM, BB: 50kg, gaya berjalan
normal
2. Tanda – tanda vital
TD: 130/90 mmHg, N: 97x/menit, R: 19x/menit, S: 36,6
3. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak sesak, irama nafas teratus, tidak menggunakan alat bantu nafas
4. Sistem kardiovaskuler
Tidak ada keluhan, kesadaran composmetis, tidak ada kelainan pada kuku, capilarryrefil. < 3 detik.
5. Sistem pencernaan
Tidak ada keluhan, sclera anikterus
..........
6. Sistem indera

-Mata: Fungsi penglihatan baik

-Hidung: Fungsi penciuman baik

-Telinga: Fungsi pendengaran baik

7. Sistem saraf

Status mental baik, GCS 15

8. Sistem muskuloskletal

Bentuk kepala normal, kaki normal, tangan normal

9. Sistem integument

Terdapat luka pada ibu jari kaki kanan klien, luka berukuran sekitar 20 cm, dengan kedalaman luka stage 4, tepi luka samar
tidak terlihat jelas, goa kurang dari 2 cm diarea manapun, tipe eksudat purulent dan jumlahnya banyak, warna sekitar kulit
luka berwara merah gelap, terdapat pitting edema kurang dari 4cm disekitar luka, tidak ada jaringan granulasi dan epitelisasi
kurang dari 25%.
........
10. Sistem endokrin: Normal

11.Sistem Perkemihan: Normal

12. Sistem reproduksi: Wanita sudah menopause

13. Sistem imun: Tidak memiliki alergi terhadap makanan atau obat - obatan

Tes Diagnostik
-Hemoglobin : 11,8 gr%1
-Leukosit : 13.890/mm3
-Trombosit : 423.000/mm3
-Hematokrit : 36%
-Albumin : 3,6 mg
-GDS : 360 g/dl
ANALISA DATA
1. Nyeri akut
DS : pasien mengatakan nyeri pada ibu jari kaki kanan, nyeri seperti tertusuk jarum.
DO : nyeri hanya dirasakan pada kaki kanan dan tidak menjalar ke bagian tubuh yang lain, skala
nyeri 6, pasien mengeluh nyeri dirasakan terus menerus, pasien tampak meringis dan sesekali
mengelus kaki kanan yang terasa nyeri.

2. Gangguan Integritas Kulit dan Jaringan


DS : pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan
DO : terdapat luka pada ibu jari kaki kanan, luka berukuran sekitar 20 cm, dengan kedalaman
luka stage 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada kaki
kanan adanya luka pada punggung ibu jari kaki kanan yang menyebabkan nyeri, nyeri bertambah saat
beraktifitas (pulang dari toilet), nyeri seperti ditusuk jarum dengan skala nyeri 6, pasien meringis kesakitan
ditunjukan dengan memegangi dan mengelus-elus daerah sekitar luka .

2. Gangguan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan ulkus DM ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada ibu jari kaki kanan klien, luka berukuran sekitar 20 cm, dengan kedalaman
luka stage 4,
IMPLEMENTASI
H A R I P E R TA M A , K A M I S 1 4 J A N U A R I 2 0 2 1
D I A G N O S A K E P E R AWATA N 1 : N Y E R I A K U T
T I N D A K A N K E P E R AWATA N YA N G T E L A H D I L A K U K A N :
- P U K U L 0 9 . 0 0 M E L A K U K A N P E N G K A J I A N PA D A PA S I E N
H A S I L N YA : PA S I E N M E N G ATA K A N N Y E R I PA D A K A K I K A N A N J I K A B E R J A L A N , N Y E R I
S E P E RT I T E RT U S U K J A R U M , N Y E R I H A N YA D I R A S A K A N PA D A K A K I K A N A N D A N T I D A K
M E N J A L A R K E B A G I A N T U B U H YA N G L A I N , S K A L A N Y E R I 6 , PA S I E N M E N G ATA K A N N Y E R I
D I R A S A K A N T E R U S M E N E R U S , PA S I E N TA M PA K M E R I N G I S D A N S E S E K A L I M E M E G A N G D A N
M E N G E L U S K A K I K I R I YA N G T E R A S A N Y E R I .
- P U K U L 1 0 . 3 0 M E N G A J A R K A N T E K N I K N O N FA R M A KO L O G I
- H A S I L N YA : PA S I E N M E N G ATA K A N M E R A S A K A N N Y E R I PA D A K A K I K I R I N YA S E D I K I T
BERKURANG.
- PUKUL 12. 00 : M E M O D I F I K A S I T I N D A K A N P E N G O N T R O L N Y E R I B E R D A S A R K A N R E S P O N PA S I E N
( M E N G A L I H K A N F O K U S PA S I E N D E N G A N B E R C E R I TA ) . H A S I L N YA : PA S I E N S A N G AT A N T U S I A S D A N
M E R E S P O N D E N G A N B A I K S A AT P E R AWAT M E N A N YA K A N T E N TA N G H O B I PA S I E N ( M A S A K ) .
........
HARI PERTAMA, KAMIS 14 JANUARI 2021
DIAGNOSA KEPERAWATAN 2 : GANGGUAN INTEGRITAS
KULIT DAN JARINGAN
TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN
PUKUL 10. 05 : MENGKAJI KEADAAN LUKA PADA KAKI KIRI
PASIEN. HASILNYA : PASIEN MENGELUH NYERI PADA
PADA IBU JARI KAKI KANAN KLIEN, LUKA BERUKURAN
SEKITAR 20 CM, DENGAN KEDALAMAN LUKA STAGE 4,
PUKUL 10. 25 : POSISIKAN UNTUK MENGHINDARI
MENEMPATKAN KETEGANGAN PADA LUKA.
.......
H A R I K E D U A , J U M AT 1 5 J A N U A R I 2 0 2 1
D I A G N O S A K E P E R AWATA N 1 : N Y E R I A K U T
T I N D A K A N YA N G T E L A H D I L A K U K A N
PUKUL 07. 30 : M E N G O B S E RVA S I K E A D A A N PA S I E N . H A S I L N YA : PA S I E N
M E N G ATA K A N M A S I H N Y E R I PA D A K A K I K A N A N N YA D A N TA M B A H N Y E R I S A AT
PA S I E N P U L A N G D A R I T O I L E T, N Y E R I S E P E RT I T E RT U S U K J A R U M , N Y E R I T I D A K
M E N J A L A R K E B A G I A N T U B U H YA N G L A I N , S K A L A N Y E R I 4 , PA S I E N M E N G ATA K A N
N Y E R I D I R A S A K A N T E R U S M E N E R U S , PA S I E N TA M PA K M E R I N G I S D A N M E N G E L U S
K A K I K I R I YA N G T E R A S A N Y E R I
P U K U L 0 9 . 0 0 : M E N G A J A R K A N T E K N I K N O N FA R M A K O L O G I ( K O M P R E S H A N G AT ) .
H A S I L N YA : PA S I E N M E N G ATA K A N N Y E R I PA D A K A K I K A N A N B E R K U R A N G .
PUKUL 10. 30 : MEMODIFIKASI TINDAKAN PENGONTROL NYERI BERDASARKAN
R E S P O N PA S I E N ( M E N G A L I H K A N F O K U S PA S I E N D E N G A N B E R C E R I TA ) . H A S I L N YA :
PA S I E N M E R E S P O N D E N G A N B A I K S A AT P E R AWAT M E N G A J A K N YA B E R C E R I TA PA S I E N .
PUKUL 13. 00 : PEMBERIAN TERAPI ANALGESIK IV(KETEROLAC).
........
HARI KEDUA, JUMAT 15 JANUARI 2021
DIAGNOSA KEPERAWATAN 2 : GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
DAN JARINGAN
TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN
PUKUL 09. 55 : MERAWAT LUKA ULKUS PASIEN.
HASILNYA : LUKA PASIEN TAMPAK BERSIH.
PUKUL 11. 00 : MENGAJARAKAN PASIEN DAN KELUARGA
TANDA-TANDA INFEKSI.
HASILNYA : KELUARGA DAN PASIEN MENGANGGUKAN KEPALA
SAAT DI ARAHKAN.
........
HARI KETIGA,SABTU 16 JANUARI 2021
D I A G N O S A K E P E R AWATA N 1 : N Y E R I A K U T
T I N D A K A N YA N G S U D A H D I L A K U K A N
PUKUL 07. 30 : M E N G O B S E RVA S I K E A D A A N PA S I E N .
H A S I L N YA : PA S I E N M E N G ATA K A N M A S I H N Y E R I PA D A K A K I K I R I N YA D A N TA M B A H
N Y E R I S A AT PA S I E N P U L A N G D A R I T O I L E T, N Y E R I T E R A S A T E RT U S U K J A R U M , N Y E R I
T I D A K M E N J A L A R K E B A G I A N T U B U H YA N G L A I N , S K A L A N Y E R I 3 , PA S I E N M E N G ATA K A N
N Y E R I D I R A S A K A N T E R U S M E N E R U S , PA S I E N TA M PA K M E R I N G I S D A N M E N G E L U S K A K I
K I R I YA N G T E R A S A N Y E R I .
P U K U L 0 9 . 0 0 : M E N G A J A R K A N T E K N I K N O N FA R M A K O L O G I ( K O M P R E S H A N G AT ) .
H A S I L N YA : PA S I E N M E N G ATA K A N N Y E R I PA D A K A K I K A N A N S E D I K I T B E R K U R A N G .
PUKUL 10. 30 : MEMODIFIKASI TINDAKAN PENGONTROL NYERI BERDASARKAN RESPON
PA S I E N ( M E N G A L I H K A N F O K U S PA S I E N D E N G A N B E R C E R I TA ) .
H A S I L N YA : PA S I E N M E R E S P O N D E N G A N B A I K S A AT P E R AWAT M E N G A J A K N YA
B E R C E R I TA PA S I E N .
PUKUL 13. 00 : PEMBERIAN TERAPI ANALGESIK IV (KETEROLAC).
.......
HARI KETIGA, SABTU 16 JANUARI 2021
DIAGNOSA KEPERAWATAN 2 : GANGGUAN INTEGRITAS KUL IT
DAN JARINGAN
TINDAKAN YANG TELAH DILAKU KAN :

PUKUL 09. 55 : M E N G O B S E RVA S I LUKA ULKUS PA S I E N . MENGGANTI


B A L U TA N D E N G A N C A L C I U M A L G I N AT E

H A S I L N YA : L U K A PA S I E N TA M PA K B E R S I H
SDKI, SLKI, SIKI
PA D A K A S U S I N I , I N T E RV E N S I K E P E R AWATA N PA D A D I A G N O S A N Y E R I A K U T
B E R H U B U N G A N D E N G A N A G E N S C E D E R A B I O L O G I S . I N T E RV E N S I YA N G D I T E TA P K A N
YA I T U : M A N A J E M E N N Y E R I
O B S E RVA S I :
- I D E N T I F I K A S I L O K A S I , K A R A K T E R I S T I K , D U R A S I , F R E K U E N S I , K U A L I TA S , I N T E N S I TA S
NYERI
-IDENTIFIKASI SKALA NYERI
-IDENTIFIKASI RESPONS NYERI NON VERBAL
TERAPEUTIK:
- B E R I K A N T E K N I K N O N FA R M A K O L O G I U N T U K M E N G U R A N G I R A S A N Y E R I
- K O N T R O L L I N G K U N G A N YA N G M E M P E R B E R AT R A S A N Y E R I
- FA S I L I TA S I I S T I R A H AT D A N T I D U R
EDUKASI
-JELASKAN PENYEBAB, PERIODE, DAN PEMICU NYERI
- J E L A S K A N S T R AT E G I M E R E D A K A N N Y E R I
- A J A R K A N T E K N I K N O N FA R M A K O L O G I S U N T U K M E N G U R A N G I R A S A N Y E R I K O L A B O R A S I
SDKI, SLKI, SIKI
PA D A D I A G N O S A K E P E R AWATA N G A N G G U A N I N T E G R I TA S K U L I T D A N
J A R I N G A N . I N T E RV E N S I YA N G D I T E TA P K A N YA I T U : P E R AWATA N I N T E G R I TA S
KULIT
O B S E RVA S I :
- I D E N T I F I K A S I P E N Y E B A B G A N G G U A N I N T E G R I TA S K U L I T
TERAPEUTIK:
-UBAH POSISI TIAP 2 JAM JIKA TIRAH BARING
- G U N A K A N P R O D U K B E R B A H A N P E T R O L I U M ATA U M I N YA K PA D A K U L I T K E R I N G
- H I N D A R I P R O D U K B E R B A H A N D A S A R A L K O H O L PA D A K U L I T
EDUKASI
-ANJURKAN MENGGUNAKAN PELEMBAB
- A N J U R K A N M I N U M A I R YA N G C U K U P
- A N J U R K A N M E N I N G K AT K A N A S U PA N N U T R I S I
SDKI, SLKI, SIKI
P E R AWATA N L U K A
O B S E RVA S I :
- M O N I TO R K A R A K T E R I S T I K L U K A
- M O N I TO R TA N D A - TA N D A I N F E K S I
TERAPEUTIK:
- L E PA S K A N B A L U TA N D A N P L E S T E R S E C A R A P E R L A H A N
- B E R S I H K A N D E N G A N C A I R A N N A C L ATA U P E M B E R S I H N O N TO K S I K
-BERSIHKAN JARINGAN NEKROTIK
EDUKASI
- J E L A S K A N TA N D A D A N G E J A L A I N F E K S I
-ANJURKAN MENGKONSUMSI MAKANAN TINGGI KALORI DAN PROTEIN

Anda mungkin juga menyukai