Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Orang Dewasa

Dosen Pengampu :
Ns. Nita Sukamti., M. Kep

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. Dwi Marlena Puspadewi (194201426135)
2. Melati Aliefia Aryani (194201416179)
3. Nadya Syifa Alfiyah (194201416182)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu memiliki usia dan karakter yang berbeda karena setiap orang
adalah unik. Dan disepanjang daur kehidupannya, individu akan mengalami fase
kehidupannya. Mulai dari fase perinatal, bayi, toddles, preschool, sekolah, remaja,
hingga fase dewasa muda menengah dan tua. Masing-masing dari semua fase itu
memiliki tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda pula. Laju
pertumbuhan bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda
pula karena perkembangan merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.
Adapun dari fase-fase yang terjadi terdapat tugas-tugas perkembangan yang
diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-
tugas ini harus dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan
perkembangan selanjutnya. Apabila seseorang individu gagal dalam memenuhi
tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi dan melaksanakan
tugas perkembangan pada fase selanjutnya.
Sebagai seorang perawat, kita dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang
manusia mulai dari masa perinatal hingga masa dewasa tua itu. Oleh karena
keunikan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda dan fase kehidupan yang juga
bertahap-tahap sehingga dalam menangani kasus yang samapun tindakan yang di
berikan akan sangat berbeda.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pertumbuhan dan
perkembangan orang dewasa.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tahap perkembangan dewasa muda.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tugas perkembangan dari masing-
masing fase dewasa itu.
4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan sehat jiwa pada klien
dewasa.

2
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk melakukan pengkajian pada asuhan keperawatan sehat jiwa
pada klien dewasa.
2. Untuk menentukan diagnosa pada asuhan keperawatan sehat jiwa
pada klien dewasa.
3. Untuk melakukan intervesi pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada
klien dewasa.
4. Untuk melakukan implementasi pada asuhan keperawatan sehat jiwa
pada klien dewasa.
5. Untuk melakukan evaluasi pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada
klien dewasa.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dewasa awal
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang
berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah
menjadi dewasa. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai
pada umur 20 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan
psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Dariyo (2003) mengatakan bahwa secara umum mereka yang tergolong
dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dewasa awal adalah individu
yang berada pada rentang usia antara 20 hingga 40 tahun dimana terjadi perubahan
fisik dan psikologis pada diri individu yang disertai berkurangnya kemampuan
reproduktif, merupakan masa dimana individu tidak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis, maupun psikologis pada orangtuanya, serta masa untuk
bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat, dan menjalin hubungan dengan lawan
jenis.

2.2 Tugas perkembangan masa dewasa awal


Hurlock (1980) membagi tugas perkembangan pada individu dewasa awal, antara
lain:
a. Mulai bekerja
b. Memilih pasangan
c. Mulai membina keluarga d. mengasuh anak
d. Mengelola rumah tangga
e. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
f. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

2.3 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan


2.3.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang dapat
diukur secara kuantitatif. Indicator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat
badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola pertumbuhan fisiologis

4
sama untuk semua orang. Akan tetapi, laju pertumbuhan bervariasi pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.

2.3.2 Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan
keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan
merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.

2.4 Perkembangan Orang Dewasa


2.4.1 Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan
sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi
aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat
sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan
dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi,
kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus
berkembang lebih meluas atau komprehensif dan mendalam.
Perkembangan ini tergantung pada pengetahuan dan informasi yang
dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu pengetahuan, dan informasi
yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan berpikir.
3. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui
pengalaman moral, orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran
moral menjadi perbuatan moral.
4. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan
karakteristik utama dari masa dewasa

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa
adalah sebagai berikut :
A. Faktor genetik

5
1. Faktor keturunan - masa konsepsi.
2. Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan.
3. Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa
keunikan psikologis seperti temperamen.
B. Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai
konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya.
1) Keluarga
Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa
aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai
masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan
perilaku.
2) Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan
struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan
memerlukan gaya perilaku yang berbeda. Fungsi kelompok teman
sebayaadalah sebagai tempat belajar kesuksesan dan kegagalan,
memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan,
mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai
manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga serta untuk
mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan
harapan.
3) Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan
individu berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah
dipelajari.
4) Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap
lingkungan dan respon orang lain pada individu. Kesehatan

6
prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan dari fetal (janin). Ketidakmampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan karena kesehatan
terganggu akan mengakibatkan tumbuh kembang juga terganggu.
5) Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial
ekonomi juga mempengaruhi perkembangan seseorang.

2.5 Dewasa Muda (20-40 tahun)


2.5.1 Tahap Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat
memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan hal
uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi berbagai tugas dalam
hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan dan
bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
1) Perkembangna Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an.
Semua sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan,
pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada efesiensi puncak.
Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat badan dan massa otot
dapat berubah akikab diet dan olah raga.
2) Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta
perubahan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus
membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan, memulai
rumah tangga, dan untuk membesarkan anak. Tanggungjawab sosial
meliputi membentuk hubungan pertemanan yang baru dan menjalani
beberapa kegiatan di masyarakat. Beberapa perkembangan psikososial
pada dewasa muda, yaitu:
a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan untuk
mencapai hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori
Freud).

7
b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran
Havighurst: Memilih pasangan, belajar untuk hidup bersama
pasangan, membentuk sebuah keluarga, membesarkan anak,
mengatur rumah tangga, memulai suatu pekerjaan, memikul
tanggung jawab sebagai warga negara, menemukan kelompok
social yang cocok.
3) Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang
lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi
formal(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama
massa dewasa, egosentrismenya terus berkurang. Mereka mampu
memahami dan menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh logika
dan emosi.
4) Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari
pengharapan dan aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas
terkait prinsip moral. Saat mempersepsikan konflik dengan norma
dan hukum masyarakat, mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip
pribadi mereka.
5) Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa
yang berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat
filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut.

2.6. Fase-fase interaksi dalam asuhan keperawatan sehat jiwa klien Dewasa
1) Pra-interaksi
Dimulai sebelum kontak pertama dengan pasien. Perawat
mengeksplorasikan perasaan, fantasi dan ketakutannya, sehingga kesadaran dan
kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggung
jawabkan. Tugas tambahan pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang
klien dan menentukan kontak pertama.

2) Perkenalan atau orientasi

8
Dalam memulai hubungan, tugas utama adalah membina rasa percaya,
penerimaan, dan pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak
dengan pasien. Elemen - elemen kontrak perlu diuraikan dengan jelas pada klien
sehingga kerjasama perawat-pasien dapat optimal. Diharapkan pasien berperan
serta secara penuh dalam kontrak, namun pada kondisi tertentu, misalnya pasien
dengan gangguan realita maka kontrak dilakukan sepihak dan perawat perlu
mengulang kontak jika kontak realitas pasien meningkat.

3) Fase kerja
Pada fase kerja, perawat dan pasien mengeksplorasi stressor yang tepat
dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi,
pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu pasien mengatasi
kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri, dan
mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif. Perubahan prilaku yang
maladaptif menjadi adaptif merukapan fokus fase ini.

4) Terminasi
Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dalam hubungan
terapeutik. Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina
dan berada dalam tingkat yang optimal (Dalami, Ermawati, dkk, 2009).
Kriteria penetapan kesiapan pasien untuk terminasi yaitu:
 Klien mengalami kelegaan dari masalah yang ada.
 Fungsi klien sudah meningkat.
 Harga diri klien meningkat dan rasa identitas diri yang kuat.
 Klien menggunakan respon koping yang lebih adaptif.
 Klien telah mencapai hasil asuhan yang telah direncanakan.
 Kendala sudah ditemukan dalam hubungan perawat-klien yang tidak
dapat diselesaikan (Stuart, Gail, 2016).

2.7. Asuhan Keperawatan Sehat jiwa pada klien remaja


KASUS :

9
Di sebuah klinik X, Seorang klien Tn. F umur 24 tahun yang baru saja menikah 1
tahun yang lalu, istrinya sedang mengandung dan usia kandungan istrinya sekarang
sudah 7 bulan, klien mengeluh tentang bagaimana dia akan menjadi seorang ayah
(kepala keluraga), dia merasa belum siap menjadi seorang ayah, klien juga merasa
cemas dan bingung akan penghasilannya dari pekerjaanya sebagai karyawan di
sebuah perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

10
1
0
PENGKAJIAN DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
Data Subjektif: 1.Kesiapan meningkatkan 1. Untuk Diagnosa Pertama 1. Untuk Diagnosa Pertama 1. Untuk Diagnosa Pertama
1.Klien mengatakan menjadi orangtua Peningkatan Efikasi Diri a. Mengksplorasi persepsi a. Klien mampu mengatasi
merasa belum siap berhubungan dengan (5395) individu mengenai menerima peran nya
menjadi seorang ayah mengekspresikan keinginan a. Eksplorasi persepsi keuntungan sebagai seorang ayah
2.Klien mengatakan untuk meningkatkan peran individu mengenai melaksanakan perilaku- ( kepala keluarga)
penghasilannya dari menjadi orangtua keuntungan melaksanakan perilaku yang diinginkan
pekerjaanya belum ditandai dengan klien perilaku- perilaku yang b. Mengidentifikasi persepsi 2. Untuk Diagnosa Kedua
mencukupi kebutuhan mengatakan merasa belum diinginkan individu mengenai resiko a. Klien mampu mengatasi
keluarganya siap menjadi seorang b. Identifikasi persepsi tidak melaksanakan kecemasannya.
Data Objektif: ayah dan klien individu mengenai resiko perilaku-perilaku yang
1. Klien tampak bingung tampak bingung tidak melaksanakan diinginkan
akan perannya sebagai bagaimana cara perilaku- perilaku yang c. Memberikan penguatan
orangtua menjadi seorang ayah diinginkan kepercayaan diri dalam
c. Berikan penguatan membuat perubahan
kepercayaan diri dalam perilaku dan mengambil
tindakan
d. Memberikan contoh atau
tunjukan perilaku yang

10
membuat perubahan diinginkan
2. Klien tampak Ragu, 2. Ansietas perilaku dan mengambil e. Memberikan penguatan
khawatir dan gelisah berhubungan dengan tindakan positif dan dukungan
bagaimana cara perubahan besar (mis: d. Berikan contoh atau emosi selama proses
mencukupi kebutuhan status ekonomi dan tunjukan perilaku yang pembelajaran dan saat
keluarganya lingkungan) di tandai diinginkan mengimplementasikan
dengan klien mengatakan e. Berikan penguatan positif perilaku
penghasilannya dari dan dukungan emosi f. Mendukung interaksi
pekerjaanya belum selama proses dengan individu lain
mencukupi kebutuhan pembelajaran dan saat yang telah berhasil
keluarga dank lien tampak mengimplementasikan mengubah perilaku
ragu, khawatir dan gelisah perilaku (misalnya, dukungan
bagaimana cara mencukupi f. Dukung interaksi kelompok atau
kebutuhan keluarganya. dengan individu lain berpartisipasi pada
yang telah berhasil pendidikan kelompok).
mengubah perilaku
(misalnya, dukungan
kelompok atau
berpartisipasi pada

11
pendidikan kelompok). a. Mendukung pasien
untuk
2. Untuk Diagnosa Kedua mengidentifikasikan
Peningkatan Koping (5230) deskripsi yang realistik
a. Dukung pasien untuk terhadap adanya
mengidentifikasikan perubahan dalam peran
deskripsi yang realistik b. Memberikan suasana
terhadap adanya penerimaan
perubahan dalam peran c. Mencari jalan untuk
b. Berikan suasana memahami perspektif
penerimaan pasien terhadap situasi
c. Cari jalan untuk penuh stres
memahami perspektif pasien d. Membantu pasien untuk
terhadap situasi penuh stres mengidentifikasi
d. Bantu pasien untuk strategi-strategi positif
mengidentifikasi untuk mengatasi
strategi-strategi positif keterbatasan dan
mengelola kebutuhan
gaya hidup maupun

12
untuk mengatasi perubahan peran
keterbatasan dan mengelola e. Mendukung pasien untuk
kebutuhan gaya hidup mengidentifikasi
maupun perubahan peran kekuatan dan
e. Dukung pasien untuk kemampuan diri
mengidentifikasi f. Menginstruksikan
kekuatan dan kemampua diri Pasien untuk
f. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik
menggunakan teknik relaksasi sesuai dengan
relaksasi sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan g. Mengevaluasi
g. Evaluasi kemampuan kemampua pasien dalam
pasien dalam membuat membuat keputusan.
keputusan.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dewasa awal adalah individu yang berada pada rentang usia antara 20 hingga
40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu yang
disertai berkurangnya kemampuan reproduktif, merupakan masa dimana individu
tidak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun psikologis pada
orangtuanya, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat, dan
menjalin hubungan dengan lawan jenis.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Santrock, J.W. (2002) Life spon Development(perkembangan masa hidup, jilid 2,


penerjemah chusatri dan Damanik). Jakarta:Erlangga
 Agnes Dariyo, (2003), proses perkembangan Dewasa muda, Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana.
 Hurlock, Elizabeth B. (1980). Development Psycology A life-spon
approach New york : Mc Grow-Hill
 Hurlock, (1999). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan, Edisi Kimia
 https://pdfcoffee.com/qdownload/askep-sehat-jiwa-pada-dewasa-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai