Disusun Oleh:
Dwi Marlena Puspadewi 194201426135
Fina Riyanti 204201446140
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllAh SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul
“TUMBUH KEMBANG REMAJA DAN LANSIA”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok Konsep Dasar Keperawatan 1.
Penulis harapkan makalah yang disusun ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya yang membaca makalah ini, sehinggga dapat menambah
wawasan. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari bahwa dari materi yang
terkandung dalam makalah ini masih banyak kekurangan .Oleh karena itu demi
kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
ini di dukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang mengatakan bahwa secara
psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada
dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak
sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aset intelektual.
Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja memungkinkan tidak hanya
mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga
merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan,
remaja sudah tidak termasuk golongan anak-anak tetapi belum dapat untuk masuk
ke golongan orang dewasa, remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh
karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri”.
1. Perkembangan Biologis
Perkembangan biologis ialah perubahan fisik yang terjadi, pada remaja terlihat saat
masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta mulai berfungsinya
alat-alat reproduksi yang ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi bahas pada
laki-laki.
2. Perkembangan Kognitif
Dalam perkembangan kognitif remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial, hal ini
menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya.
3. Perkembangan Sosial
7
Fase praremaja ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan teman
sejenis, mrncoba bekerja sama, memecahkan masalah kehidupan sehingga
pada fase ini remaja tidak merasa kesepian.
Pada masa ini remaja mulai Nampak ketertariakan pada lawan jenis,
sehingga remaja mencari sesuatu pola untuk memuaskan dorongan
genitalnya.
Pada fase ini remaja sudah mulai berfikir mengenai hak, kewajiban, kepuasan,
tanggung jawab kehidupan sebagai masyarakat dan warga negara.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu,
8
a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya, anak yang orang
tua nya bertubuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi dari pada
anak yang orang tua nya bertubuh pendek.
b. Kematangan
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak,
9
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran
sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu
ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia
(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi.
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang
yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada
usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun tidak perlu
berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia
lanjut. Jadi walaupun usia sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik,
psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil,
mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia,
perasaan kehilangan, dan tidak berguna. lansia dengan problem tersebut menjadi
rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan),
psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan
mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya
perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan
berpenghasilan) menjadi kemunduran.
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau
macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit
pada lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat
akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau
menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat.
Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal
tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang
10
adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan
mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka
diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan
agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan
yang diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut,
kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi
pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar
dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Permasalahan pada lansia yaitu salah satunya adalah:
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang
dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I,
yaitu:
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit
infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurangnya
fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus
(komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang.
Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan
mempermudah tubuh mengalami infeksi. Selain itu lansia juga resiko terkena
hipertensi karena Semakin tua, tekanan darah akan bertambah tinggi. Prevalensi
hipertensi pada orang-orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%.
Ada satu pendapat yang mengatakan “KESEHATAN TIDAK BERARTI
SEGALA- GALANYA, TETAPI TANPA KESEHATAN SEGALANYA
TIDAK BERARTI”, yang maksudnya orang yang sehat belum tentu hidupnya
makmur, segala keinginannya terpenuhi, bisa saja hidupnya sederhana atau biasa
saja. Akan tetapi kesehatan itu milik kita yang paling berharga, karena bila sakit
kita tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati dengan baik apa yang
dimiliki. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga, merawat, memelihara dan
menyayangi kesehatan.
Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang,
11
kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi
bagi para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada
lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari
kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus
disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk menu bagi lansia adalah sebagai
berikut (Depkes, 1991): Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.
12
kembang pada tahap sebelumnya.
Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan
kegiatan sehari- hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang
serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap
melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan
sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hobi bercocok tanam dan lain-
lain.
Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri,
keluarga dan orang-orang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana
melakukan perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama
individu tersebut memiliki semangat untuk hidup serta melakukan kegiatan-
kegiatan, maka ia akan tetap produktif dan berbahagia meskipun usianya telah
lanjut.
13
3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Jika ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai prinsip dan tugas tumbuh kembang
pada usia remaja dan lansia presenium, masa senium, yaoung old, old dan very old di
sarankan untuk membaca di perpustakaan atau bertanya kepada dosen mata kuliah
tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Ali Mohammad dan Prof. dr. Asrori Mohammad 2004 Psikologi Remaja Jakarta
Bumi Aksara Hal 9,10,11,21
Https://Dianmutiarach.wordpress.com/2012/12/12/makalah-pertumbuhan-dan-
perkembangan-remaja/ 19September2016
Prof. dr. Soetjiningsih 2004 Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya Jakarta Sagung
Seto
http://www.google.com/prinsip-tumbuh-kembang-lansia
http://www.gogle.com/tugas-perkembangann-lansia
16
17