Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

PERKEMBANGAN ORANG DEWASA

Dosen: Ibu Dr. Dra. Istiyani, M.M

Disusun Oleh
BENNY HAMONANGAN (21700014)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI (S-1)


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA


2023
KATA PENGANTAR

Segala puja bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena dengan
rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan II.

Selanjutnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Mata
Kuliah Perkembangan II yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada saya
dalam pengerjaan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian yang dapat saya ungkapkan sebagai kata pengantar dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberkahi makalah ini.

Jakarta, 20 Mei 2023

Benny Hamonangan
NPM 21700014
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ iv
1.1 Latar Belakang ........................................................................ iv
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... iv
1.3 Tujuan ...................................................................................... iv

BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................. v
2.1 Karakteristik perkembangan Masa Dewasa ............................ v
2.1.1 Perkembangan Fisik ..................................................... v
2.1.2 Perkembangan Intelektual ............................................ vi
2.1.3 Perkembangan Moral .................................................... vii
2.1.4 Perkembangan Bahasa ................................................. viii
2.1.5 Perkembangan Motorik ................................................. viii
2.1.6 Perkembangan Emosi ................................................... viii
2.1.7 Perkembangan Karier .................................................... ix
2.2 Perbedaan individual Masa Dewasa Akhir ............................... ix
2.2.1 Minat ............................................................................. ix
2.2.2 Kepribadian ................................................................... xiii
2.2.3 Kecakapan ..................................................................... xiv
2.3 Kebutuhan – kebutuhan Masa Dewasa .................................... xv
2.3.1 Kebutuhan Biologis ........................................................ xv
2.3.2 Kebutuhan Sosial .......................................................... xvi

BAB III
PENUTUP .......................................................................................... xix
3.1 Kesimpulan .............................................................................. xix

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ xxii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa dewasa merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak
perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangan
kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Usia di atas 20
tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi lagi menjadi
kelompok dewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) dan dewasa (40 tahun sampai 65
tahun ke atas).
Tiap rentang usia memiliki karakteristik sendiri, tetapi karakteristik tersebut tidak
sedinamis dan beragam seperti karakteristik perkembangan pada rentang-rentang usia
sebelumnya. Hampir seluruh aspek kepribadian mencapai puncak kematangannya pada
akhir masa adolesen, atau awal masa dewasa muda. Pada usia dewasa, terutama
dewasa muda perkembangan masih berlngsung, pada usia dewasa ada aspek-aspek
lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan
terjadinya kemunduran-kemunduran.
Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun.
Aspek-aspek psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang,
walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa
perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa muda (sekitar usia 40
tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun,
dan penurunannya cukup drastis pada akhir usia dewasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa karakteristik perkembangan masa dewasa ?
2. Bagaimana perbedaan individual masa dewasa ?
3. Apa saja kebutuhan-kebutuhan masa dewasa ?

1.3 Tujuan
Dengan mempelajari perkembangan masa dewasa, diharapkan dapat menambah
pengetahuan kita tentang :
1. Apa karakteristik perkembangan masa dewasa.
2. Bagaimana perbedaan individual masa dewasa.
3. Apa saja kebutuhan-kebutuhan masa dewasa.
iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Perkembangan Masa Dewasa.

2.1.1 Perkembangan Fisik.


Perkembangan fisik yang telah lengkap,pada masa dewasa muda tinggi
badan naik sekitar 2-3 cm, kecuali dengan latihan yang luar biasa. berat badan juga
terus bertambah secara tak beraturan sesuai dengan kebiasaan hidup.
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa
muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua.
Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil
balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar
dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja,
tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lainnya. Penampilan fisiknya
benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa
lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara
bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala
tindakannya sudah dapat dikenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila
terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum
(misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata). Masa ini ditandai pula
dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan
suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
Pada masa dewasa awal inilah seluruh organ tubuh manusia akan
mencapai puncak pertumbuhan yang mana setelah itu akan mengalami penurunan
secara perlahan dan terus-menerus. Penurunan tersebut akan terjadi secara drastis
pada usia empat puluhan, tak terkecuali pada panca indera. Perubahan fungsional
dan generatif pada mata berakibat mengecilnya bundaran kecil pada anak mata,
mengurangnya ketajaman mata dan akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak
dan tumor. Pada usia ini kebanyakan orang menderita presbiopi atau kesulitan
melihat sesuatu dari jarak jauh, yaitu kehilangan berangsur-angsur daya akomodasi
lensa mata sebagai akibat dari menurunnya elastisitas lensa mata. Antara umur 40-
50 tahunan daya akomodasi lensa mata biasanya tidak mampu untuk melihat
dengan jarak dekat sehingga yang bersangkutan terpaksa harus mamakai kaca
v
mata.

Selain itu kekuatan dan energi pada masa dewasa ini akan matang.
Misalnya, Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali menyita bertanggung jawab. Masa remaja secara
umum dianggap dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah kepada
kematangan seksual, atau fertilitas kemampuan untuk bereproduksi. Masa remaja
dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua
puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam
semua ranah perkembangan (Papalia, 2008).
Dengan menggunakan definisi sosiologis, orang dapat menyatakan diri
mereka orang dewasa ketika mereka mandiri atau telah memilih karier, menikah
atau membentuk hubungan yang signifikan, atau memulai sebuah keluarga. Ada
pula definisi psikologis, kematangan kognitif sering kali dianggap bertepatan dengan
kemampuan berpikir abstrak. Kematangan emosional dapat bergantung kepada
pencapaian seperti menemukan jati diri, independen dari orang tua,
mengembangkan system nilai, dan membentuk hubungan. Sebagian orang tidak
pernah meninggalkan masa remaja, tidak peduli berapa pun usia mereka (Papalia,
2008).
Masa remaja secara umum berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun,
dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja
pertengahan, 18-21 tahun: masa remaja akhir. Masa remaja awal (sekitar usia 11
atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari masa kanak-kanak, menawarkan
peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam
kompetensi kognitif dan social. Sebagian anak muda kesulitan menangani begitu
banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu di antara anak muda mayoritas,
yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan menjadikannya produktif, dan
minoritas yang akan berhadapan dengan masalah besar (Offer 1987:Offer &
Schonert-Reichl. 1992).

2.1.2 Perkembangan Intelektual.


Masa perkembangan dewasa muda (young adulthood) ditandai dengan
keinginan mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk
vi
meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka
berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.
Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu
ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat
dan martabat hidup di mata orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu,
seorang individu akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia
pekerjaan. Dengan demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara
sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatifnya sehingga ia akan
memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman
tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.

2.1.3 Perkembangan Moral.


Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan
dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang
cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya
telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah
Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari
mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia
pekerjaan guna meraih karier tertinggi.
Dalam kaitannya dengan kecerdasan emosional, Sesungguhnya otak juga
sangat mempengaruhi dalam emosi orang dewasa, yang mana ada komponen-
komponen otak yang berperan dalam pembentukan emosi seseorang, yaitu
antara lain:
1. Korteks
A. Memberi makna apa yang kita serap.
B. Mengatur fungsi penglihatan, memori jangka panjang.
C. Bagian ini membuat kita memiliki perasaan akan perasaan kita sendiri,
memahami, menganalisis mengapa punya perasaan tertentu.
2. Hippocampus
A. Tempat proses pembelajaran, disimpannya emosi.
B. Pemicu bagi reaksi emosi Amigdala.
3. Amigdala
vii
A. Pusat pengendali emosi.
B. Pemicu reaksi.

2.1.4 Perkembangan Bahasa.


Perkembangan bahasa orang dewasa tidak lagi sepanjang atau sebanyak
perkembangan bahasa anak-anak yang mengalami 7 tahap perkembangan.
Mungkin disini orang dewasa lebih berperan sebagai orang yang mensukseskan
perkembangan bahasa pada anak.
Perkembangan yang terjadi mungkin saja hanya terletak pembendaharaan
kata-kata intelektual yang lebih banyak dari pada anak-anak. Penggunaan bahasa
yang baik dan benar disesuaikan dengan pengontrolan emosi orang dewasa
itu sendiri.

2.1.5 Perkembangan Motorik.


Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuataannya antara
usia 20 tahun sampai 30 tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20
tahun sampai 25 tahun, setelah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi
fisik yang kuat dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang
baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-keterampilannya secara
lebih baik disamping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang
baik cenderung akan dapat menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut
kemapuan fisik.
Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru orang
dewasa yang berusia 20 tahun menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan hasil meraka yang mempelajarinya dalam mendekati usia setengah baya.
Dengan bekal kemmpuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapat
melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas
perkembangannya. Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik
akan dengan cepat menguasai ketrampilan-keterampilan dalam berolahraga dan
berkarya hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik
dilingkungan masyarakat maupun dilingkungan pekerjaan.

2.1.6 Perkembangan Emosi.


viii
Perkembangan emosi pada orang dewasa dapat diklasifikasikan menjadi 3
golongan, yaitu perkembangan emosi pada kelompok dewasa dini, kelompok
dewasa madya, dan juga kelompok dewasa lanjut. Perkembangan emosi pada
kelompok dewasa dini sekitar (18-40 tahun) terutama pada orang-orang yang baru
memasuki fase ini (18-25 tahunan) dimana mereka baru saja beranjak dari masa
remaja meraka, tentu saja perkembang emosi mereka pun masih terbawa dari fase
remaja mereka yang dikenal memiliki emosi yang tidak stabil. Pada beberapa orang,
ada yang mampu menyesuaikan diri dengan cepat, sehingga pada fase awal
dewasa dini mereka telah mampu menguasai stabilits emosi mereka. Namun ada
pula beberapa dari mereka yang tidak mampu menyesuaikan emosi mereka,
sehingga pada pertengahan masa dewasa dini sekitar (30 tahunan) masih ada
beberapa diantara mereka yang memiliki ketidak stabilan emosi, terutama dalam
menjalani masalah- masalah hidup yang mereka sulit untuk dipecahkan.
Terdapat keterkaitan antara perkembangan emosi pada saat mereka kanak
– kanak, remaja dengan perkembangan emosi mereka pada saat telah dewasa.
Orang tua yang tidak membiasakan sejak dini anaknya untuk berusaha
menyelesaikan masalahnya sendiri dan terlalu memanjakannya. Tentu saja akan
membawa dampak terhadap perkembangan emosi orang – orang ini pada saat
dewasa.

2.1.7 Perkembangan Karier.


Orang bekerja bukan hanya untuk mendapatkan nafkah, tetapi juga untuk
mengembangkan karier. Dalam pengembangan karier, pemilihan dan perencanaan
karier menjadi hal yang sangat penting, sebab hal ini menentukan karier seseorang
selanjutnya, bahkan menentukan kehidupannya. Sejalan dengan berlangsungnya
proses perubahan persepsi tentang hak dan derajat wanita, dewasa ini
pengembangan karier bukan hanya milik kaum pria, tetapi juga kaum wanita.
Dewasa ini telah lebih banyak jumlah wanita yang berkarier dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. Banyak kaum wanita yang menunda pernikahan,
menunda punya anak, bahkan tidak menikah demi pengembangan karier.

2.2 Perbedaan Individual Masa Dewasa Akhir.

2.2.1 Minat.
A. Minat Pribadi.
ix
Penampilan. Ketika orang tumbuh dewasa, pria dan wanita telah
belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu pula
memnfaatkannya. Dia sudah tahu bahwa penampilan yang menarik adalah
potensi kuat dalam pergaulan. Minat untuk meningkatkan penampilan mulai
berkurang menjelang umur tigapuluhan, ketika ketegangan dalam pekerjaan
dan rumah tangga terasa kuat. Namun minat akan penampilan muncul lagi
jika mulai ada tanda-tanda ketuaan.
Pakaian dan perhiasan. Orang mengetahui bahwa penampilan itu
penting bagi keberhasilannya di semua bidang kehidupan, sehingga sering
menghabiskan uang dan waktu untuk pakaian dan perhiasan dalam
penyesuaian pribadi maupun sosial. Minat ini tidak menjadi berkurang
seiring bertambahnya usia.selain meningkatkan penampilan, pakaian pada
masa dewasa dini merupakan indikasi status sosial, symbol individualitas,
prestasi sosio-ekonomi, dan meningkatkan daya tarik.
Simbol kedewasaan, Orang dewasa muda biasanya berusaha
menunjukkan kepada orang lain bahwa dia bukan remaja lagi tapi sudah
sepenuhnya dewasa dengan hak-hak, keistimewaan, serta tanggungjawab
yang menyertainya. Jika orang-orang muda itu telah memantapkan dirinya
sebagai orang dewasa melalui pekerjaan, perkawinan atau telah menjadi
orang tua, kebutuhan akan lambang kedewasaan akan berkurang dan
pudar.
Simbol status, Simbol status adalah tanda-tanda tertentu yang
membedakan seseorang dengan orang lain. Bentuknya bisa berupa mobil,
rumah dalam lingkungan bergengsi, keanggotakan klub, dan harga benda
mewah lainnya. Rumah merupakan yang paling penting karena menentukan
prestisenya di mata orang lain.
Uang, Mereka tertarik pada uang karena dapat memnuhi kebutuhan
saat ini, daripada untuk hari depan. Ada anggapan jika ia memiliki atau
mengerjakan hal-hal yang ada dari kelompoknya, kepemilikan itu akan
mempercepat penerimaan dalam kalangan itu serta memantapkan
kedudukannya. Berbagai masalah yang ditimbulkan uang berasal dari
kurangnya pengetahuan bagaimana memanfaatkan uang secara bijaksana
atau terbawa kebiasaan sewaktu masih remaja.
Agama, Peacock menamankan periode usia dua puluhan sebagai
‘periode dalam kehidupan yang paling tidak religius.’ Mereka jarang ke
x
tempah ibadah dan berdoa. Tapi jika sudah berkeluarga, minat ini kembali
muncul karena dia memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing
anaknya. Factor yang mempengaruhi minat keagamaan pada mada dewasa
dini adalah jenis kelamin, kelas sosial. Lokasi tempat tinggal, latar belakang
keluarga, minat religius teman-teman, pasangan dan iman yang berbeda,
kecemasan akan kematian, dan pola kepribadian.
B. Minat Rekreasi.
Istilah rekreasi diartikan sebagai kegiatan memberikan kesegaran atau
mengembalikan kekuatan dan kesegaran rohani sesudah lelah bekerja atau
sesudah mengalami keresahan batin. Banyak faktor yang mempengaruhi
pola rekreasi orang dewasa dini, antara lain :
Kesehatan, Orang-orang muda yang sehat dapat mengikuti bentuk
rekreasi yang lebih luas serta fisik lebih melelahkan daripada mereka yang
fisiknya lemah. Namun orang-orang yang sehat pun mengurangi bentuk-
bentuk rekreasi yang melelahkan apabila mereka sudah setengah baya dan
lebih banyak menghabiskan waktu dengan hiburan dan bentuk rekreasi
yang tidak begitu menguras tenaga.
Waktu, Orang dewasa tetap kekurangan waktu rekreasi disbanding
saat masih remaja karena tanggung jawab rumah tangga dan keluarga,
kewajiban terhadap organisasi atau perkumpulan mereka, atau keharusan
untuk mencari pekerjaan tambahan supaya dapat memperoleh lambang
status dianggap penting. Jadi mereka milih rekreasi yang paling
memuaskan, praktis dari segi waktu dan uang.
Status perkawinan, Bagi keluarga-keluarga besar kebanyakan rekreasi
keluarga dilaksanakan di dalam rumah, yaitu dengan menonton televisi,
atau permainan-permainan lain yang melibatkan anggota-anggota keluarga.
Status sosioal – ekonomi, Golongan menengah punya lebih banyak
waktu dan dapat mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi, sebagian darinya
berhubungan dengan pekerjaan, misalnya membaca. Golongan menengah
umumnya mengambil tempat di rumah sedangkan orang muda golongan
bawah umumnya ikut serta dengan bentuk-bentuk hiburan komersial di luar
rumah.
Jenis kelamin, Misalnya sebagian besar rekreasi wanita yang sudah
berkeluarga terbatas pada bentuk – bentuk rekreasi di rumah.

xi
Penerimaan social, Orang yang lebih popular akan lebih banyak meiliki
kesempatan rekreasi sosial. Orang muda yang masih menyelesaikan
sekolahnya, lebih banyak memiliki kesempatan rekreasi daripada yang
sudah tidak sekolah lagi.
Sebuah analisis menunjukkan bahwa kegiatan itu berorientasikan
keluarga atau lingkungan tetangga dan sangat berbeda dengan remaja.
Perubahan ini disebabkan karena anak-anaknya yang masih kecil
mengharuskan bentuk rekreasi yang berpusat pada anak. Bahkan bila
anaknya sudah remaja, rekreasi orang tua masih juga beorientasi keluarga.
Bentuk – bentuk rekreasi pada usia dewasa dini misalnya sekedar
berbincang-bincang, berdansa, atau olah raga dan permainan.

C. Minat Sosial.
Semua orang dewasa pasti memiliki tujuan,dan posisi dalam
kehidupan,entah itu dalam lingkungan secara luas maupun lingkungan
sekolah atau perguruan tinggi ataupun lingkungan keluarganya. posisi dan
tujuan tersebut memicu orang dewasa untuk berperan di dalamnya. orang
dewasa yang normal memiki minta untuk lebih berarti lebih berdaya guna
bagi lingkungan masyarakat. Atas dasar itulah semua orang dewasa
memiliki minat yang mengarah pada kontek sosial. beberapa faktor yang
mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa adalah:
1) Monilitas sosial.
2) Status social Ekonomi.
3) Lamanya tinggal dalam suatu kelompok.
4) Kelas sosial.
5) Lingkungan.
6) Jenis kelamin.
7) Umur kematangan sosial.
8) Urutan kelahiran.
9) Keanggotaan dari tempat beribadah.
Dalam masa dewasa dini, orang sering merasa kesepian. Havighurst
telah menjelaskan bahwa rasa kesepian pada masa dewasa dini terjadi
karena periode itu merupakan periode yang kurang teroganisir dalam
kehidupan seseorang, yang menandai transisi, dari lingkungan yang terbagi
menurut umur ke lingkungan yang terbagi menurut status sosial. Dari sekian
xii
banyak pergeseran minat, terdapat perubahan yang paling sulit dan banyak
ditemui. Hal tersebut antara lain :
Perubahan dalam peran serta social, Beberapa faktor yang
mempengaruhi pertisipasi sosial pada masa dewasa dini yaitu : mobilitas
sosial, status sosial-ekonomi, lamanya tinggal dalam suatu kelompok
masyarakat, kelas sosial, kedaan lingkungan, jenis kelamin, umur
kematangan seksual, urutan kelahiran, dan kenggotaan kelompok
ibadah agama.
Perubahan dalam persahabatan, Keinginan untuk popular dan banyak
teman memudar perlahan. Mereka selektif dalam memilih teman. Meski
temannya tidak banyak, tapi hubungannya lebih akrab.
Perubahan dalam kelompok social, Keakraban dengan teman masa
remaja biasanya berlanjut ke masa dewasa. Pada usia pertengahan
tigapuluhan atau empatpuluhan, tema semakin banyak, tapi kurang
berminat berganti teman. Ini menimbulakn hubungan yang erat dalam
kelompok sosial. Salah satu masalah yang berhubungan dengan mobilitas
kerja adalah sulitnya untuk mendapat teman baru yang akrab jika keluarga
harus pindah ke lingkungan yang baru.
Perubahan nilai popularitas, Popularitas kurang penting bagi orang
yang mendekati usia madya. Beberapa teman yang cocok lebih bernilai dari
pada kelompok besar yang kurang serasi atau akrab.
Perubahan dalam status kepemimpinan, Orang dewasa meraih status
kepemimpinan dengan berbagai cara. Kualitas yang penting bagi pemimpin
dewasa antara lain : status sosial ekonomi yang tinggi, tingkat pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mayoritas dalam kelompok, konsep
pribadi yang realistis, tujuan yang realistis, kemampuan menyatakan
perbedaan pendapat dengan bijaksana, kemampuan menerima
keberhasilan atau kegagalan secara simpatik, kemampuan dan kesedihan
menerima wewenang, kemampuan dan kesedian berkomunikasi dengan
orang lain, dan kesediaan bekerja untuk kelompok.

2.2.2 Kepribadian.
Keperibadian orang dewasa disini mengacu pada kualitas total perilaku
orang dewasa yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan secara unik ( sifat khas yang membedakan individu dewasa yang satu
xiii
dengan yang lain), keunikannya itu didukung oleh struktur organisasi ciri – ciri jiwa
raganya yang terbentuk secara dinamis. Ciri – ciri jiwa raga(kondisi fisik,
penampilan, proporsi hormone, darah dan cairan tubuh lainnya, kognitif, afektif, dan
konatif) tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain sehingga
mewujudkan suatu system yang kesemuanya itu akan mewarnai dan menentukan
kualitas tindakan atau perilaku orang dewasa yang bersangkutan.
Ciri – ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksinya
dengan lingkungannya, antara lain sebagai berikut:
1) Karakter, yang mengacu pada konsekuen tidakanya dalam melakukan aturan
etika perilaku, atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat,
konsisten tidaknya tindakan dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa
atau berbeda-beda.
2) Temperamen, yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungannya.
3) Sikap, yang mengacu pada positif dan negatifnya atau ambivalensinya
sambutannya terhadap objek-objek (orang, benda, peristiwa, norma atau nilai
etis, estetis, dan sebagainya).
4) Stabilitas emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung, marah,
menangis, atau putus asa.
5) Tanggung jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan atau
melarikan diri dari resiko atas tindakan dan perbuatannya.
6) Sosialibilitas, yang mengacu pada keterbukaan atau ketertutupan dirinya serta
kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain.

2.2.3 Kecakapan.
Kecakapan orang dewasa yang satu dengan yang lain berbeda. Orang
dewasa yang tampak dapat bertindak secara cepat ( waktunya singkat ), tepat
(hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan) dan dengan mudah (tanpa
menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti), lazim dikenal dengan cakap,
dalam istilah spikologis orang tersebut disebut sebagai orang yang berprilaku
inteligen.
Individu orang dewasa memiliki kecakapan tertentu bukan karena
kelahirannya semata-mata, melainkan juga karena perkembangan dan
pengalamannya. Memang individu dianugerahi potensi dasar atau kapasitas untuk
berprilaku inteligen. Kecakapan sering juga disebut abilitas, yang dibedakan dalam
xiv
2 kategori sebagai berikut:
A. Kecakapan nyata, atau actual yang mengacu kepada aspek kecakapan yang
segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekrang juga. Kecakapan nyata ini
merupakan hasil usaha atau belajar dengan cara, bahan dan dalam hal
tertentu yang telah dijalaninya.
B. Kecakapan potensial yang mengacu kepada aspek kecakapan yang masih
terkandung dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara secara
herediter (pembawaan kelahirannya), yang dapat berupa abilitas dasar umum
(intelegensi) dan abilitas dasar khusus(bakat).
Adapun intelegansi dan bakat orang dewasa itu hanya dapat dideteksi
dengan mengidentifikasi indikator-indikatornya yang dimanifestasikan dalam
kualifikasi prilaku orang dewasa tersebut.

2.3 Kebutuhan – kebutuhan Masa Dewasa.


Apa dorongan orang dewasa melakukan suatu aktivitas? Pertanyaan ini cukup
mendasar untuk dikaji melalui teori tentang kebutuhan. Pertanyaan itu kemudian
memunculkan jawaban dengan adanya teori biologis (biogenic theories ) dan teori
sosiologis (sosiogenetic theories ). Teori biologis adalah teori yang menyangkut proses
biologis, lebih menekankan pada mekanisme pembawaan biologis, seperti insting dan
kebutuhan-kebutuhan biologis. Sedangkan teori sosiologis adalah suatu teori yang lebih
menekankan pada pengaruh kebudayaan atau kehidupan masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa orang dewasa melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya
faktor-faktor biologis serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.

2.3.1 Biologis.
Manusia sebagai makhluk hidup dari semenjak bayi hingga dewasa
mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi salah satunya adalah kebutuhan
biologis yang terdiri dari oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi,cairan,
istirahat dan tidur, melakukan aktivitas, pakaian, tempat berlindung, bereproduksi,
dan mempunyai suhu tubuh.

Namun pada manusia dewasa dalam kebutuhan biologis yakni bereproduksi


atau kebutuhan seks adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh
semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu
proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi
xv
dua jenis:seksual dan aseksual. Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat
melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama.
Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi
aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme
bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu,
biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah
contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks
melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana,
biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.

2.3.2 Sosial.
Kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan rasa memiliki dan rasa kasih sayang.
Termasuk kebutuhan berteman dan bersahabat, kehidupan keluarga, hubungan
yang akrab dengan orang lain, memperoleh tempat yang baik dalam kelompok yang
dipilih, dan untuk disayangi dan menyayangi terhadap orang lain. Kebutuhan akan
rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs) ketika masa
dewasa awal seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi,
maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal
ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman,
kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas
tertentu seperti jabatan dan pekerjaan untuk memenuhi kehidupan masa dewasa
untuk keluarga, anak dan istri.
Bentuk kebutuhan ini menurut Guilford terdiri dari :
1) Pujian dan hinaan.
Pujian merangsang manusia untuk mengejar prestasi dan kedudukan yang
terpuji sedangkan hinaan menyadari manusia dari kekeliruan dan pelanggaran
terhadap etika sosial.
2) Kekuasaan dan mengalah.
Kebutuhan kekuasaan dan mengalah ini tercermin dari adanya perjuangan
manusia yang tidak ada hentinya dalam kehidupan.
3) Pergaulan.
Kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk bergaul sebagai
Homo Socius (Makhluk Bermasyarakat) dan Zonpoliticon (Makhluk yang
Beroganisasi).
xvi
4) Imitasi dan simpati.
Kebutuhan manusia dalam pergaulannya yang tercermin dalam bentuk meniru
dan mengadakan respon emosional. Tindakan tersebut menurutnya adalah
sebagai akibat adanya kebutuhan akan imitasi dan simpati.
5) Perhatian.
Kebutuhan akan perhatian merupakan satu-satunya kebutuhan sasial yang
terdapat pada setiap individu.
Murray dan Edwards mengungkapkan 15 aspek kebutuhan orang dewasa, yaitu
sebagai berikut:
1) Kebutuhan berprestasi (achievement).
Mengacu pada dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin, dan lain
sebagainya.
2) Kebutuhan rasa hormat (deference).
Mengacu pada dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, dan lain
sebagainya.
3) Kebutuhan keteraturan (order).
Mengacu pada dorongan untuk melakukan pekerjaan secara rapi serta teratur
dan lain sebagainya.
4) Kebutuhan memperlihatkan diri (exhibition).
Mengacu pada dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi pusat
perhatian orang dan lain sebagainya.
5) Kebutuhan otonomi (autonomy)
Mengacu pada dorongan untuk menyatakan kebebasan diri dalam berbuat
atau mengatakan apapun dan lain sebagainya.
6) Kebutuhan afiliasi (affiliation)
Mengacu pada dorongan untuk setia kawan, dan lain sebagainya.
7) Kebutuhan intrasepsi (intraception)
Mengacu pada dorongan untuk menganalisis motif dan perasaan diri dan lain
sebagainya.
8) Kebutuhan berlindung (succorance)
Mengacu pada dorongan untuk memperoleh bantuan orang lain apabila
mendapat kesulitan dan lain sebagainya.
9) Kebutuhan dominan (dominance)
Mengacu pada dorongan untuk membantah pendapat orang lain dan lain
sebagainya.
xvii
10) Kebutuhan merendah (abasement)
Mengacu pada dorongan untuk mengakui berdosa apabila berbuat keliru dan
lain sebagainya.
11) Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)
Mengacu pada dorongan untuk menolong kawan yang kesulitan dan lain
sebagainya.
12) Kebutuhan perubahan (change)
Mengacu pada dorongan untuk menggarap hal-hal yang baru dan lain
sebagainya.
13) Kebutuhan ketekunan (endurance)
Mengacu pada dorongan untuk bertahan pada suatu pekerjaan hingga selesai
dan lain sebagainya.
14) Kebutuhan heteroseksualitas (heterosexuality)
Mengacu pada dorongan untuk bepergian dengan kelompok yang berlawanan
jenis kelamin dan lain sebagainya.
15) Kebutuhan agresi (aggression)
Mengacu pada dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda dan lain
sebagainya.
Di antara kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang dewasa untuk
hidup berkeluarga adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan
psikologis. Tetapi dari segi psikologi, kebutuhan utama dan terkuat untuk
berkeluarga bagi orang dewasa adalah kebutuhan akan cinta, rasa aman,
pengakuan, dan persahabatan.

xvii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan rasa memiliki dan rasa kasih sayang.
Termasuk kebutuhan berteman dan bersahabat, kehidupan keluarga, hubungan yang
akrab dengan orang lain, memperoleh tempat yang baik dalam kelompok yang dipilih, dan
untuk disayangi dan menyayangi terhadap orang lain. Kebutuhan akan rasa kasih sayang
dan rasa memiliki (love and Belonging needs) ketika masa dewasa awal seseorang
merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul
kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha
seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan
untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti jabatan dan pekerjaan untuk
memenuhi kehidupan masa dewasa untuk keluarga, anak dan istri.
Bentuk kebutuhan ini menurut Guilford terdiri dari :
1) Pujian dan hinaan.
Pujian merangsang manusia untuk mengejar prestasi dan kedudukan yang terpuji
sedangkan hinaan menyadari manusia dari kekeliruan dan pelanggaran terhadap
etika sosial.
2) Kekuasaan dan mengalah.
Kebutuhan kekuasaan dan mengalah ini tercermin dari adanya perjuangan manusia
yang tidak ada hentinya dalam kehidupan.
3) Pergaulan .
Kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk bergaul sebagai homo
socius (Makhluk bermasyarakat) dan Zonpoliticon (Makhluk yang berorganisasi).
4) Imitasi dan simpati.

xix
Kebutuhan manusia dalam pergaulannya yang tercermin dalam bentuk meniru dan
mengadakan respon emosional. Tindakan tersebut menurutnya adalah sebagai
akibat adanya kebutuhan akan imitasi dan simpati.
5) Perhatian .
Kebutuhan akan perhatian merupakan satu-satunya kebutuhan sasial yang terdapat
pada setiap individu.

Murray dan Edwards mengungkapkan 15 aspek kebutuhan orang dewasa, yaitu sebagai
berikut:

1) Kebutuhan berprestasi (achievement)


Mengacu pada doronganuntuk mencapai hasil sebaik mungkin, dan lain sebagainya.
2) Kebutuhan rasa hormat (deference)
Mengacu pada dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, dan lain
sebagainya.
3) Kebutuhan keteraturan (order)
Mengacu pada dorongan untuk melakukan pekerjaan secara rapi serta teratur dan
lain sebagainya.
4) Kebutuhan memperlihatkan diri (exhibition)
Mengacu pada dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian
orang dan lain sebagainya.
5) Kebutuhan otonomi (autonomy)
Mengacu pada dorongan untuk menyatakan kebebasan diri dalam berbuat atau
mengatakan apapun dan lain sebagainya.
6) Kebutuhan afiliasi (affiliation)
Mengacu pada dorongan untuk setia kawan, dan lain sebagainya.
7) Kebutuhan intrasepsi (intraception)
Mengacu pada dorongan untuk menganalisis motif dan perasaan diri dan lain
sebagainya.
8) Kebutuhan berlindung (succorance)
Mengacu pada dorongan untuk memperoleh bantuan orang lain apabila mendapat
kesulitan dan lain sebagainya.
9) Kebutuhan dominan (dominance)

xx
Mengacu pada dorongan untuk membantah pendapat orang lain dan lain
sebagainya.
10) Kebutuhan merendah (abasement)
Mengacu pada dorongan untuk mengakui berdosa apabila berbuat keliru dan lain
sebagainya.
11) Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)
Mengacu pada dorongan untuk menolong kawan yang kesulitan dan lain
sebagainya.
12) Kebutuhan perubahan (change)
Mengacu pada dorongan untuk menggarap hal-hal yang baru dan lain sebagainya.
13) Kebutuhan ketekunan (endurance)
Mengacu pada dorongan untuk bertahan pada suatu pekerjaan hingga selesai dan
lain sebagainya.
14) Kebutuhan heteroseksualitas (heterosexuality)
Mengacu pada dorongan untuk bepergian dengan kelompok yang berlawanan jenis
kelamin dan lain sebagainya.
15) Kebutuhan agresi (aggression)
Mengacu pada dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda dan lain
sebagainya.
Di antara kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang dewasa untuk
hidup berkeluarga adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, dan kebutuhan
psikologis. Tetapi dari segi psikologi, kebutuhan utama dan terkuat untuk berkeluarga
bagi orang dewasa adalah kebutuhan akan cinta, rasa aman, pengakuan, dan
persahabatan.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

1. http://08113ruthlingga.blogspot.com/2010/02/pengertian-tujuandanpertimbagan.html
2. http://www.g-excess.com/600/kebutuhan-belajar-orang-dewasa/
3. Sumantri, Mulyani (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.
4. Sofa (2008). Perkembangan Orang Dewasa. Tersedia di:
http://massofa.wordpress.com/ 2008/02/03/
5. Jayanti, Ririn (2010). Oranag dewasa. Tersedia di:
http://smartfy.blogspot.com/2010/05/orang-dewasa.html
6. Rita Eka Izzaty, dkk.2008.perkembangan peserta didik.yogyakarta:UNY Press
7. Yusuf Syamsul L.N,Nani M. Sugandhi.2011.perkembangan peserta didik.jakarta:
Rajawali Pers.
8. Prof.Dr. Sudarman Danim.2010.perkembangan peserta didik.Bandung:Alfabeta, cv.

xxii

Anda mungkin juga menyukai