Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DALAM INTERAKSI

Ditulis Sebagai Tugas Kelompok Pada Mata Kulliah Psikologi Perkembangan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:


1. SINTIA APRILIA
2. SRI UTAMI

DOSEN PENGAMPU:

AMUL HUSNI FADLAN, S. Psi, MA


MIDN. 2121108801

FAKULTAS ILMU TARBIYAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah – Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
dengan judul Perkembangan dewasa awal tengah dalam interaksi sosial. Semoga
makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun
pedoman bagi pembacanya. Sekaligus sebagai salah satu syarat dalam
mensukseskan perkulliahan Psikologi Perkembangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan
hati mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Mata Kulliah Psikologi
Perkembangan bapak Amul Husni Fadlan, S. Psi, MA yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi perbaikan laporan selanjutanya. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Simpang Empat, 25 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Masa Dewasa Awal, Tengah dan Akhir..................................3
B. Interaksi Sosial Dewasa Awal, Tengah dan Akhir....................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR KEPUSTAKAAN...............................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah yang makhluk istimewa yang diciptakan Tuhan
karena memiliki akal budi. Melalui akal budi manusia dapat hidup sesuai
dengan apa yang ada tempat di mana dia hidup. Perkembangan yang dialami
oleh manusia menjadikan dia lebih matang dalam menjalani kehidupan ini.
Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia
dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan
untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai
makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan
bawaan yang dapat diembangkan secara nyata.
Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip
tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan
bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam
bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang
diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya
diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah
tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah
dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan
manusia.
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa
disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya
sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut
menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya.
Sebagai akhir dari masa dewasa ini manusia akan menginjak masa tua
atau masa lansia, dimana masa tua itu adalah periode penutup dalam rentang
hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh’’
dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu
yang penuh dangan manfaat.

1
Ciri-ciri usia lanjut, usia lanjut dini yang berkisar antara usia enam
puluh sampai tujuh puluh tahun, dan usia lanjut yang mulai pada usia tujuh
puluh tahun sampai akhir kehidupan seseorang.
B. Batasan Masalah
1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan masa dewasa awal, tengah dan
akhir?
2. Bagaimanakah interaksi sosial masa dewasa awal, tengah dan akhir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa dewasa awal, tengah dan akhir
2. Untuk mengetahui interaksi sosial masa dewasa awal, tengah dan akhir
3.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Dewasa Awal, Tengah dan Akhir
Masa dewasa adalah masa pencarian kemantapan dan masa
reproduktif, yaitu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi, periode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang
baru. Secara etimologis, istilah dewasa berkaitan erat dengan istilah “adult”
yang berasal dari kata kerja bahasa latin, seperti halnya istilah “adolesene-
adolescere” yang berarti “tumbuh menjadi kedewasaan”.1
Dalam konteks lain, “adult” berasal dari kata kerja adultus dapat
diartikan “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau
telah menjadi dewasa”. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang
telah menyelesaikan pertumbuhan sebelumnya dan siap menerima kedudukan
dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Pertumbuhan sebelumnya
yang dimaksudkan adalah pertumbuhan sebelum menuju ke masa dewasa.
Pembagian masa dewasa. Masa dewasa, yaitu periode yang paling
panjang dalam masa kehidupan, umumnya dibagi atas tiga periode yaitu:
1. Masa dewasa dini: dimulai dari umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40
tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
2. Masa dewasa madya/pertengahan, atau “setengah umur” : dimulai dari
umur 40 tahun sampai umur 60 tahun, yakni saat menurunnya
kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang.
3. Masa dewasa lanjut usia/senescence atau usia lanjut: dimulai pada umur
60 tahun sampai kematian. Kemampuan fisik maupun psikilogis cepat
menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal
berpakaian dan berdandan, memungkinkan pria dan wanita
berpenampilan, bertindak, dan berperasaan seperti kala mereka masih
lebih muda.
1
Rosleney Mariani, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015),
hlm.182

3
Levinson berpendapat bahwa siklus kehidupan manusia terdiri dari
empat urutan, yang masing-masing berlangsung selama sekitar dua puluh
lima tahun. Dia juga mengidentifikasi beberapa periode perkembangan
manusia, seperti berikut ini.2
1. Masa anak-anak dan remaja, sejak lahir sampai dengan usia dua puluh
lima tahun. Transisi awal masa kanak-kanak pada usia tiga tahun.
a. Masa dewasa awal, yaitu umur 17-45 tahun
b. Transisi awal, umur 17-22 tahun
c. Memasuki dunia dewasa, umur 22-28 tahun
d. Umur 30 tahun, transisi antara 28-33 tahun
e. Menetap, umur 30-40 tahun
2. Masa dewasa tengah, umur 40-65 tahun
a. Transisi setengah baya, umur 40-45 tahun
b. Memasuki usia dewasa tengah, umur 45-50 tahun
c. Umur 50 tahun, transisi umur 50-55 tahun
d. Puncak dari dewasa tengah, umur 55-60 tahun
e. Masa dewasa akhir, usia 60 tahun
f. Akhir dewasa, transisi umur 60-65 tahun
Menurut Levinson, masing-masing masa/era berbeda dan
mempersatukan karakter hidup yang lengkap pada masing-masingnya. Ada
transisi diantara masing-masing era, sehingga memerlukan dasar perubahan
karakter hidup seseorang, yang mungkin memakan waktu antara tiga dan
enam tahun. Era yang luas adalah periode perkembangan, dimana setiap
periode ditandai oleh serangkaian tugas dan upaya untuk mengembangkan
atau memodifikasi satu struktur kehidupan.
Ahli lain, yaitu Erik Erikson, pada fase dewasa, membagi tahapannya
ke dalam pengalaman orang dewasa muda dan dewasa, dewasa tengah, dan
dewasa tua.
1. Fase dewasa muda dan dewasa: umur 18-35 tahun.

2
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Hidup,
(Jakarta: Erlangga, 1980), hlm.246.

4
Pada fase dewasa muda, menurut Erikson, hasil perkembangan
ego pada fase ini adalah keintiman dan solidaritas vs isolasi. Kekuatan
dasarnya adalah afiliasi dan cinta. Pada tahap awal menjadi seorang
dewasa manusia mencari satu atau lebih sahabat dan cinta. Saat ini dia
mencoba mencari hubungan saling memuaskan, terutama melalui
perkawinan, hubungan dengan teman-teman, dan memulai sebuah
keluarga.
Pada fase dewasa, meski harus diakui, saat ini banyak pasangan
yang tidak memulai berkeluarga sampai mereka berusia tiga puluhan. Jika
negoisasi tahap ini berhasil, manusia dapat mengalami keintiman pada
tingkat yang dalam. Jika kita tidak berhasil, akan sangat mungkin muncul
rasa isolasi dan jarak dari orang lain. Ketika manusia tidak merasa mudah
untuk menciptakan hubungan yang memuaskan, dunia pergaulannya
dapat mulai menyusut, seperti bertindak mempertahankan diri. Pada
kondisi ini seseorang bisa merasa superior dari orang lain. Hubungan
yang signifikan adalah dengan mitra perkawinan dan teman-teman.
2. Fase dewasa tengah: umur 35-55 tahun (mungkin bahkan usia 65 tahun).
Menurut Erikson, hasil perkembangan ego pada fase ini adalah
generativitas vs penyerapan-diri atau stagnasi. Kekuatan dasarnya adalah
produksi dan perawatan. Pekerjaan adalah yang paling penting dalam fase
ini. Erikson mengamati bahwa usia pertengahan adalah ketika manusia
cenderung mampu melakukan karya kreatif yang bermakna dan
membicarakan seputar kehidupan keluarga. Fase ini biasanya manusia
berharap banyak untuk bertanggungjawab atas perannya. Tugas penting di
sini adalah melestarikan budaya dan mewariskan nilai-nilai budaya
melalui keluarga, serta bekerja untuk membangun lingkungan yang stabil.
Fase ini pun ditandai dengan meningkatnya kepedulian kepada orang lain
dan menghasilkan sesuatu yang memberikan kontribusi untuk perbaikan
masyarakat, yang oleh Erikson disebut generativitas atau generativity.3

3
Monks, Knoers & Haditiono, Psikologi Perembangan pengantar dalam Berbagai
Bagaiannya, (Yogyakara: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 135

5
Jadi, ketika manusia berada pada fase ini adakalanya muncul rasa
takut tidak bisa aktif dan memberikan sumbangsih yang berarti kepada
masyarakat. Sebagian anak-anak pun sudah meninggalkan rumah.
Hubungan dengan anak pun sudah berubah, baik cara maupun tujuannya.
Manusia pun mungkin menghadapi perubahan besar dalam kehidupan
yang krisis, berikut perjuangan untuk menemukan arti dan tujuan baru.
Jika manusia tidak berhasil melewati tahap ini, dia bisa menjadi egois.
Hubungan yang signifikan berada di tempat kerja, masyarakat, dan
keluarga.
3. Dewasa akhir: umur 55 tau 65 tahun hingga kematian.
Menurut Erikson, hasil perkembangan ego pada fase ini adalah
integritas vs despair atau putus asa. Dasar kekuatannya adalah
kebijaksanaan. Erikson berpendapat bahwa banyak aspek dari kehidupan
dimana orang mempersiapkan kehidupan pada tahap dewasa tengah dan
tahap dewasa akhir dia sudah merasa nyaman. Mungkin hal ini
dikarenakan sebagai orang dewasa manusia sering bisa melihat kembali
kehidupannya dengan kebahagiaan dan materi. Juga, dipenuhi dengan
perasaan yang mendalam bahwa kehidupan ini memiliki makna dan dia
telah membuat kontribusi bagi kehidupan. Perasaan macam ini oleh
Erikson disebut integritas. Pada fase ini pun orang merasakan besarnya
hikmat dunia dan kemudian mereorientasi kepedulian yang mulai
“terpisah” dengan kepentingan kehidupan duniawi, menerima kematian
sebagai penyelesaian kehidupan.4
Di sisi lain, sebagian orang dewasa dapat mencapai tahap puncak,
namun sebagian lagi putus asa pada pengalaman mereka dan merasakan
kegagalan. Mereka mungkin takut mati karena mereka berjuang untuk
menemukan tujuan untuk hidupnya, bertanya-tanya “Apakah perjalanan
hidup telah dilakukan secara layak?” Atau, mereka mungkin merasa
bahwa dirinya memiliki semua jawaban (yang tidak berbeda seperti
halnya remaja) dan diakhiri dengan dogmatisma yang kuat yang hanya

4
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 247

6
melihat mereka telah benar. Hubungan yang signifikan adalah dengan
semua manusia.
Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku, dan
keterampilan idealnya harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase
usia perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan individu bersumber
pada faktor-faktor kematangan fisik, tuntunan kultural kemasyarakatan,
cita-cita, dan norma agama.
B. Interaksi Sosial Dewasa Awal, Tengah dan Akhir
1. Perkembangan Dewasa Awal
a. Memilih pasangan
b. Belajr hidup dengan pasangan
c. Memulai hidup dengan pasangan
d. Memelihara anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Memulai bekerja
g. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
h. Menemukan suatu kelompok yang serasi.
Ciri-ciri masa dewasa awal. Masa ini merupakan periode
penyesuaiandari terhadap pola-pola kehidupa baru dan harapan sosial
baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti
peran suami/istri, orangtua, dan pencari nafkah, dan mengembangkan
sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai baru sesuai dengan tugas-tugas
baru ini. Periode ini sangat sulit sebab sebagian besar anak mempunyai
orangtua, guru, teman atau orang-prang lain yang bersedia menolong
mereka mengadakan penyesuaina diri. Sebagian orang dewasa, mereka
diharapkan mengadakan penye-suaian diri secara mandiri. Apabila
mereka menemukan kesulitan yang sukar diatasi, mereka ragu untuk
meminta pertolongan dan nasehat orang lain karena enggan apabila
dianggap” belum dewasa”.5

5
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2003), hlm.105

7
Masa anak-anak dan masa remaja merupakan perioade
“pertumbuhan”, dan masa dewasa merupakan masa “pengeturan” (settle
down). Orang mudamasa kini mulai hidup rumah tangga bergantung pada
dua faktor. Pertama, cepat tidaknya mereka mampu menemukan pola
hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada masa depan.
Faktor kedua menentukan kemantapan pilihan seseoerang bekerja
bertanggungjawab yang harus dipukilnya sebelum ia mulai berkarya.
Berbagai ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan yang di dapati seseorang
pada usia iniadalah akibat keputusan berumah tangga atau bekerja yang
bergesa-gesa sebelum menemukan suatu pola hidup yang memberikan
kemungkinan untuk kepuasan sepanjang hidup.
2. Perkembangan dewasa Tengah
Ciri-ciri yang menonjol dalam perkembangan masa dewasa tengah
yaitu:
a. Perkembangan Masa usia reproduktif
Orangtua (Parenthood) merupakan salah satu peranan yang
paling penting dalam hidup orang dewasa. Namun akan menjadi
pilihan bagi orang dewasa tentang kapan mereka menjalani peran
sebagai oarangtua, apakah akan menjadi masa awal dewasa dini, atau
akhir dewasa dini, atau bahkan seluruh masa dewasa dini sebagai
masa reproduksi.
b. Perkembangan Masa bermasalah
Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri terhadap
masalah-masalah pada masa dewasa begitu sulit. Tiga diantaranya
khususnya bursifat umum sekali. Pertama, sedikit selaki orang muda
yang mempunyai persiapan untuk menghadapi beberapa jenis masalah
yang perlu diatasi sebagai orang dewasa. Kedua, mencoba menguasai
dua atau lebih keterampilan serempak biasannya menyebabkan
keduanya kurang berhasil. Ketiga, orang-orang mudah tidak

8
memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah
mereka, tidak seperti sewaktu mereka dianggap belum dewasa.6
c. Perkembangan Masa ketegangan emosional
Apabila emosi yang menggelora yang merupakan ciri tahun-
tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia tigapuluh tahun
maka hal ini merupakan tanda bahwa penyesuain diri dari pada
kehidupan dari orang-orang dewasa belum terlaksana secara
memuaskan. Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia
tiga puluhan, hal itu umumnya nampak dalam bentuk keresahan.
d. Perkembangan Masa keterasingan sosial
Untuk pertama kali akan mengalami keterpencilan sosial atau
apa yang disebut Erikson sebagai “Krisis keterasingan”. Apakah
kesepian yang berasaldari keterasingan hanya sebentar atau tetap,
akan tergantung pada cepat lanbatnya orang muda itu berhasil
membina hubungan sosial baru.
e. Perkembangan Masa komitmen
Orang-orang muda mengalami perubahan tanggungjawab
dariseorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua
menjadi dewasa yang mandiri maka mereka menentukan pola hidup
baru, memikul tanggungjawab baru dan membuat komitmen baru.
Pola-pola ini akan menjadi landasan yang akan membentuk pola
hidup, tanggungjawab, dan komitmen dikemudian hari.
f. Perkembangan Masa ketergantungan
Banyak orang muda yang masih agak tergantung atau bahkan
sangat tergantung pada orang-orang lain selama jangka waktu yang
berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga
pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau penuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman atau pembiayaan
pendidikan mereka.
g. Perkembangan Masa perubahan nilai

6
Jeffrey S. Nevid, Psikologi Abnormal, (Jakarta: Penerbir Erlangga, 2003), hlm. 61

9
Beberapa alasan yang menyebabkan perubahan nilai pada
masa dewasa dini, di antaranya, adalah: pertama, orang muda dewasa
ingin diterima oleh aonggota-anggota kelompok orang dewasa,
mereka harus menerina nilai-nilai kelompok ini. Kedua, kebanyakan
kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal
keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga halnya dalam hal
penampilan. Ketiga, orang-orang muda yang menjadi bapak – ibu
tidakhanya cenderung mangubah nilai-nilai mereka lebih cepat
daripada mereka yang tidakkawin atau ridak punya anak. Biasanya
nilai-nilaiorang yang muda itu bergeser dari egosentris ke sosial.7
h. Perkembangan Masa penyesuian diri dengan cara hidup baru
Pola penyasuaian diriyang paling umum adalah penyesuain
diri dari pola peran seks atas dasar persamaan derajat (egalitarian)
yang menggantikan pembedaan pola peran seks tradisional, serta pola-
pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga
berorangtua tunggal, dan berbagai pola baru ditempat pekerjaan
khususnya pada unit-unit kerja yang bersar dan impersonal di bidang
bisnis dan industri.
i. Perkembangan Masa kreatif
Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah dewasa akan
tergantung padaminat dan kemampuan individual, kesempatan untuk
mewujudkan dan keinginan kegiatan-kegiatan yang memberikan
kepuasan sebesar-besarnya.
Pada umumnya pria dan perempuan mempunyai peranan yang
berbeda. Laki-laki mencari nafkah, agresif, dan dominan, sedangkan
perempuan mengurus rumah tangga, pasif, dan lebih submisif.
Perilakunya pun berbeda, pria lebih kasar, perempuan lebih halus.
Perbedaan itu ternyata tidak semata-mata disebabkan oleh faktor
biologis, tetepi lebihbanyak lagi ditentukan oleh faktor-faktor

7
Rafknowledge, Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2004), hlm.60

10
kebudayaan. Margarent mead melakukan penelitian di tiga suku, yaitu
Arapesh, Mundugumor, dan Tchambuli:
1) Suku Arapesh: fungsi lelaki dan perempuan sama, dengan ciri
perilaku yang kewanitaan (“kewanitaan” dalam ukuran
masyarakat kita), lemah lembut, pasif, resesif, dan tidakmengenal
perang.
2) Suku Mundogumir: fungsi lelaki dan perempuan juga sama,
dengan ciri perilaku yang kejantanan, kasar, agresif, dan
seterusnya, yang masyarakat kita umumnya merupakan perilaku
lelaki.
3) Suku Tchambuli: fungsi laki-laki dan perempuan berbeda, tetapi
merupakan kebalikan dari budaya kita. Perempuan lebih agresif
dan merekalah yang mengatur pekerjaan sehari-hari. Para lelaki
lebih pasif, emosional, tugasnya menjaga anak-anak dirumah dan
selalu tergantung pada istrinya. Bahkan kalau istrinya melahirkan,
suaminya pun merasa sakit.8
Di lingkungan psikologi sendiri pembagian peran lelaki-
perempuan sudah menjadi isu yang kontroversial sejak lama. Salah
satunya adalah Sandra Bem (1974) yang membuktikan bahwa
walaupun di tinjau dari tubuhnya ada dua macam manusia, yaitu laki-
laki dan perempuan, secara psikologis ada empat jenis kelamin
(gender), yaitu:
1) Maskulin (yang biasa terdapat pada laki-laki: tegas, rasional, cepat
membuat keputusan, dll).
2) Feminin (yang biasa terdapat pada perempuan: lemah lembut,
emosional, lebih suka mengikuti keputusan, dll).
3) Androgin (pria atau perempuan yang mempunyai sifat maskulin
maupun feminin yang sama kuat), dan

8
Gerald C. Davison, Dkk, Psikologi Abnormal, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006),
hlm.775

11
i. Tak tergolongkan (dalam tes gender menunjukkan skor maskulin
dan feminin yang sama-sama rendah).
3. Perkembangan dewasa Akhir
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang,
yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh’’ dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh
dangan manfaat. Ciri-ciri usia lanjut, usia lanjut dini yang berkisar antara
usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan usia lanjut yang mulai
pada usia tujuh puluh tahun sampai akhir kehidupan seseorang.
Ada Beberapa masalah umum yang unik bagi orang usia lanjut
antara lain:
a. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada
orang lain.
b. Status ekonominya sangat terancam, sehingga harus melakukan
berbagai perubahan besar dalampola hidupnya.
c. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status
ekonomi dan kondisi fisik.
d. Mencari teman baru sebagai pengganti pasangan (suami/istri) yang
telah meninggal, atau pergi jauh.
e. Mengembangkan kegiatanbaru untuk mengisi waktu luang yang
semakin bertambah.
f. Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang
dewasa.
g. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat.
h. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang
usia lanjut, dan memiliki kemampuan untuk mengganti kegiatan lama
yang berat dengan yang lebih cocok.

12
i. Menjadi “korban” atau dimanfaatkan oleh para penjual obat, buaya
darat, dan kriminalitas karna mereka tidak sanggup lagi untuk
mempertahankan diri.9
Mengingat sukarnya menetapkan batas-batas usia yang berlaku
umum (Universal) untuk mempertahankan tahap-tahap perkembangan
manusia, maka dalam psikologi perkembangan sekarang ini lebih banyak
digunakan pedoman-pedoman tertentu untuk menetapkan tingkat
perkembangan psikologi manusia, antara lain seperti yang di kemukakan
dalam ensiklopedia umum internet wikipedia yaitu sebagai berikut:
a. Bayi (Infancy): masa sebelum bisa berjalan. Biasanya di bawah satu
tahun.
b. Toddler: sekitar umur 18 bulan. Perbendaharaan katanya berkembang
pesat. Ia bisa mempelajari 7/9 kata baru setiap hari.
c. Anak-anak (Chilhood): yaitu tahap antara masa bayidan masa remaja.
d. Praremaja (Preadolescence): yaitu tahap perkembangan manusia
dalam rangka masa anak-anak, khususnya setahun sebelum masa
remaja.
e. Remaja (Adolescence): masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Ciri
khas seorang remaja ketika masuk remaja adalah pubertas (tumbuhnya
tanda-tanda seksual sekunder).
f. Dewasa (Adulthood): bisa mengandung banyak arti. Tergantung dari
sudut pandangnya, bahkan bisa saling bertentangan.
Ketika kita memikirkan perubahan kognitif dimasa dewasa, kita
perlu mempertimbangkan bahwa kognisi merupakan suatu konsep yang
bersifat multidimensional (Margrett & Deshpande-kamat, 2009). Karena
pengaruh kuat dari biologi, keturunan, dan kesehatan, kemunduran
mekanika kognitif cenderung berlangsung sejalan dengan bertambahnya
usia. Beberapa peneliti berkesimpulan bahwa kemunduran mekanika
kognitif dapat dimulai di awal usia paruh baya (Finch, 2009).

9
Singgih D, Gunarsah, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,
2010), hlm. 27

13
Faktor apa saja yang paling mungkin berkontribusi terhadap
penurunan fluid mechanics dimasa dewasa akhir? Kemungkinan besar
adalah penurunan kecepatan, pemrosesan, kapasitas working memory,
dan menekan informasi yang tidak relevan (Lovden & Lindenberg, 2007).
Menurunnya kecepatan pemrosesan informasi yang dialami orang lanjut
usia cenderung berkaitan dengan penurunan fungsi otak dan sistem saraf
pusat (Finch, 2009).
Para peneliti menemukan bahwa orang-orang lanjut usia
menampilkan performa sama baiknya dengan orang-orang paruhg baya
maupun dewasa muda dalam pengukuran ini, tapi untuk tugas
kewaspadaan yang kompleks perform orang dewasa lanjut usia biasanya
menurun (Bucur & Madden, 2007).
a. Pendidikan, Pekerjaan, dan Kesehatan
Pengalaman-pengalaman di dunia pendidikan berkolerasi
positif dengan skor pada tes-tes intelegensi dan tugas-tugas
pengolahan informasi, seperti memori (Aiken morgan, Sims, &
Whitfield, 2010). Orang-orang lanjut usia mungkin berusaha
mencapai pendidikan yang lebih tinggi dengan sejumlah alasan
(Manheimer, 2007).
Generasi saat ini telah memiliki pengalaman-pengalaman
pekerjaan yang menekankan pada orientasi kognitif (Elias & Wagster,
2007). Dalam studi, pekerjaan yang kompleks berkaitan dengan fungsi
intelektual yang lebih tinggi pada orang-orang lanjut usia (Schooler,
Mulatu & Oates, 1999).
Generasi kini juga lebih sehat pada masa lanjut usia dengan
semakin baiknya perawatan untuk berbagi penyakit yang terus
mengalami perkembangan. Beberapa penyakit ini memiliki dampak
negatif terhadap kemampuan intelektual (Dahle, Jacobs, & Raz,
2009). Meskipun sejumlah penyakit seperti hipertensi dan diabetes
berkaitan dengan tyurunnya fungsi kognitif, penyakit-penyakit

14
tersebut tidak secara langsung mempengaruhi kemunduran mental
(Schaie, 1994).10
b. Gunakan atau Kehilangan
Perubahan-perubahan dalam pola aktivitas kognitif
mengakibatkan adanya keterampilan-keterampilan yang tidak terpakai
dan mengalami atropi (Hughes, 2010). “Gunakanlah atau anda akan
kehilangan” juga merupakan komponen signifikan dari model
keterlibatan optimasi kognitif yang menekankan tentang bagaimana
keterlibatan intelektual dan sosial bisa memperlambat penurunan
terkait usia untuk perkembangan intelektual (La Rue, 2010).
c. Pelatihan Keterampilan Kognitif
Terdapat dua kesimpulan penting yang diperoleh dari
penelitian, pertama pelatihan dapat meningkatkan keterampilan
kognitif dari sejumlah orang-orang lanjut usia, dan kedua di masa
dewasa akhir, mereka tetap kehilangan plastisitasnya, khususnya
untuk orang-orang yang sudah tua sekali, yang telah mencapai usia 85
tahun keatas (Baltes, Lindenberg, & Staudinger, 2006).
Para peneliti menemukan bahwa meningkatnya kebugaran
fisik dari orang-orang lanjut usia dapat meningkatkan fungsi kognitif
mereka (Erickson & Kawan-kawan, 2009). Singkatnya, vitalitas
kognitif dari orang-orang lanjut usia dapat meningkat melalui
pelatihan kognitif dan kebugaran (Kramer & Morrow, 2009).
d. Neurosains Kognitif Dan Proses Menjadi Tua
Bidang neurosains kognitif telah muncul sebagai disiplin ilmu
utama yang mempelajari kaitan antara otak dan fungsi kognitif
(Meeks & Jeste, 2009). Perubahan-perubahan yang berlangsung di
otak dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan perubahan-perubahan
fungsi kognitif dapat mempengaruhi otak (Smith, 2007).

10
Hartono Boy Soedarmaji, Psikologi Konseling, (Surabaya: Press UNIPA, 2006).
Hal.58

15
e. Perkembangan Bahasa
Sebagian besar penelitian mengenai perkembangan bahasa
berfokus pada masa bayi dan masa anak-anak. Pada umumnya orang
beranggapan bahwa sebagian individu yang berada di masa dewasa
mempertahankan keterampilan-keterampilan bahasanya (Thornton &
Light, 2006). Perbendaharaan kata individu sering kali terus
bertambah hingga usia dewasa, paling tidak hingga masa dewasa akhir
(Willis & Schaie, 2005).
Secara umum, apabila sehat, orang-orang lanjut usia hanya
mengalami sedikit kemunduran dalam keterampilan bahasanya
(Clark-Cotton dkk, 2007). Kesulitan memahami pembicaraan bisa jadi
akibat dari kehilangan pendengarannya (Gordon-salant dkk, 2006).
Satu aspek dari cara berbicara dimana perbedaan usia
ditemukan mencakup menceritakan kembali sebuah kisah atau
memberikan intruksi untuk menyelesaikan sebuah tugas. Ketika
terlibat dalam cara berbicara jenis ini, orang dewasa lanjut usia
cenderung menghilangkan elemen kunci, menciptakan percakapan
yang kurang lancar dan lebih sulit untuk disimak (Clark-cotton dkk,
2007).
g.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Makhluk hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar
adalah fase manusia dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap
yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan
(20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal karena
disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan
karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan
yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan
keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara
pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam
perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.
2. Masa usia tua/usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup
seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai
meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik
dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah
proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa sebagai insan yang dho’if tidak akan
lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Di samping itu barangkali makalah yang
kami sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka pemakalah sangat
mengharapkan ide-ide yang cemerlang dari rekan mahasiswa.

17
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2003).

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Hidup, (Jakarta: Erlangga, 1980).

Gerald C. Davison, Dkk, Psikologi Abnormal, (Jakarta: PT Grafindo Persada,


2006).

Hartono Boy Soedarmaji, Psikologi Konseling, (Surabaya: Press UNIPA, 2006).

Jeffrey S. Nevid, Psikologi Abnormal, (Jakarta: Penerbir Erlangga, 20030.

Monks, Knoers & Haditiono, Psikologi Perembangan pengantar dalam Berbagai


Bagaiannya, (Yogyakara: Gadjah Mada University Press, 2006).

Rafknowledge, Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, (Jakarta: PT Elex Media


Komputindo, 2004).

Rosleney Mariani, Psikologi Perkembangan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015).

Singgih D, Gunarsah, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: PT. BPK Gunung


Mulia, 2010).

Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011).

18

Anda mungkin juga menyukai